Tak sengaja mengatakan iya!

Sejak sejam yang lalu, Zia sudah tiba di cafe yang dijanjikan. Katanya jam tujuh, sekarang sudah jam delapan Bella belum muncul juga.

"Aku pergi saja, sepertinya Tante Bella sedang ada urusan" diapun hendak untuk berdiri, namun tertahan dengan datangnya Bella bersama dua pria yang belum dia kenali.

"Maaf ya, Tante terlambat. Ada sedikit masalah tadi" sesal Bella.

Wanita cantik itu tersenyum lembut "Baru saja aku ingin pulang karena aku pikir Tante sedang ada urusan".

Bella menggeleng "Perkenalkan ini suami dan anak Tante".

"Ahh" wanita itu mengangguk paham, lalu berdiri sembari mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan "Perkenalkan nama saya Brixzia Agatha William, panggil saja Zia".

Jordan membalas jabatan tangan itu "Panggil saya om ya?".

Zia kembali mengangguk, selanjutnya ia menatap lelaki yang sedang menatapnya dengan tatapan sedikit datar. Dia tersenyum "Nam-...".

"Tidak perlu mengatakannya! Nama saya Aaron!" potongnya.

Zia tersenyum kaku, lalu kembali duduk.

"Aaron jangan seperti itu!" protes Bella.

"Saya tidak apa-apa kok Tante" balas Zia dengan senyuman cantiknya.

Bella tersenyum ke arahnya "Tidak sayang, anak Tante harus diingatkan kembali. Jangan bersikap seperti itu kepada calon istrinya".

Mendengar itu mampu membuat Zia melongo "Ca-calon istri? Tante?".

"Iya! Kamu akan menikah dengan Aaron" balas Bella.

"Tapi Tante, Zia belum menjawab apa-apa".

Aaron menghela nafas kasarnya, ia menatap wanita cantik itu dengan datar "Kau terima saja untuk menjadi istriku! Tidak perlu basa basi! Saya dan keluarga saya akan membantumu untuk bertemu dengan Om Nick dan Tante Alyssa".

Zia terkejut, om? Tante? Apa Aaron mengenal kedua orang tuanya? Atau apa? Dia menatap Aaron dengan bingung "Om dan Tante? Apa ka-...".

"Sudah jelas saya mengenal kedua orang tuamu! Sekarang jawab saya! Apa kau mau menjadi istri saya? Saya jamin, pernikahan akan saya gelar secara terbuka!" ucap Aaron langsung to the point.

Wanita cantik itu menelan salivanya paksa, dia menatap ketiganya bergantian dengan Jordan dan Bella yang mengangguk ke arahnya.

Aaron memutar bola matanya malas beriringan dengan nafas yang ia Hela secara kasar "Jawab saja iya atau tidak! Jangan terlalu drama kamu!".

"Aaron! Apa begitu caramu!?" tutur protes Jordan pada putranya.

"Apa sulitnya untuk menjawab iya dan tidak hm?".

[Kenapa lelaki ini begitu aneh? Tapi, bagaimana bisa dia mengenal papa mama?] batinnya bertanya.

"Ja-...".

"Iya!" ucap Zia tak sengaja, sontak ia melipat mulutnya kedalam karena sudah salah menjawab.

Bella pun kesenangan ketika mendengar jawaban wanita cantik itu "Iya? Kamu mau menikah dengan putra Tante? Ya Tuhan! Tante sangat senang mendengarnya!".

Aaron hanya memperlihatkan raut wajah tak ber ekspresi, sedangkan Zia sedang merutuki dirinya karena salah sebut [Bagaimana bisa aku salah sebut? Bagaimana ini?] batinnya.

***

Sejak tiba di kediamannya, Zia terus melamun di halaman kolam renang, disana dia berdiri dengan kedua tangan yang terlipat didepan dada "Apa yang harus aku lakukan? Tidak mungkin jika aku harus mengatakan tidak, aku sudah terlanjur menjawab iya! Bodoh sekali diriku ini, bisa-bisanya aku salah sebut!" gumamnya.

"Ini non capuccino pesanan nona" kata bibi sembari memberikan capuccino itu.

Zia menerimanya dengan senyuman cantik miliknya "Terimakasih bi!".

Bibi itu mengangguk "Ketika nona sudah menikah nanti, apakah nona tidak akan tinggal disini lagi?". Bibi itu sudah tahu akan pernikahannya nanti, bibi itu juga sudah dia anggap seperti ibunya sendiri karena sudah dari kecil bibi tersebut bekerja dengan keluarganya.

Zia kembali tersenyum "Mungkin saja iya bi, tapi Zia tidak tahu nanti kedepannya. Pokoknya jika Zia sudah tidak dirumah ini lagi, bibi harus menjaga rumah ini ya? Bibi tahu sendiri jika rumah ini adalah satu-satunya peninggalan papa mama, dirumah ini juga Zia memiliki kenangan terindah".

"Tentu non! Bibi selalu setia dengan keluarga ini! Kalau tidak dengan bantuan Tuan dan Nyonya mungkin bibi sudah menjadi gelandangan diluaran sana" balas bibi itu yang membuat Zia tersenyum begitu lembut. Orang tua Zia adalah orang baik-baik, karena kebaikan merekalah yang membuat mereka tak memiliki musuh.

"Kalau begitu bibi permisi non" pamitnya dengan Zia yang mengangguk mengizinkan.

Sepeninggalan bibi itu, Zia kembali termenung sembari terus meminum cappuccino panas miliknya. Entah apa yang dia pikirkan saat ini, yang jelas dia sendiri tak begitu menyangka jika mungkin sebentar lagi dia akan menyandang status sebagai istri dari Aaron Jay Alexander sekaligus menantu dikeluarga Alexander! Awalnya dia mengira bahwa Aaron lelaki itu akan meminta pernikahan agar supaya dilakukan secara tertutup! Ternyata dia salah, tanpa dia duga lelaki itu akan melakukannya secara terbuka! Dan dengan ini juga otomatis semua akan tahu jika dia yang akan menjadi istri dari lelaki yang terkenal dengan keangkuhan, kesombongan dan juga dikenal sebagai lelaki dengan seribu pintu es! Dia sendiri tak bisa menebak, apakah pernikahannya ini akan bahagia? Ataukah sebaliknya? Dia mungkin hanya bisa pasrah demi bisa bertemu dengan kedua orang tuanya.

To be continued...

Terpopuler

Comments

Elly Sari Narulita

Elly Sari Narulita

lanjuutttt

2023-11-30

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!