{Ada apa Gina?} ucap Zia di ponsel itu.
{Apa benar pemilik perusahaan yang sekarang sudah bertukar menjadi milik Tuan Aaron? Apa nyonya serius?} tanya Gina di sebelah sana. Pasalnya dengan tiba-tiba ia mendapatkan kabar bahwa bosnya telah berganti menjadi Aaron.
Walau Gina tidak melihatnya, akan tetapi Zia mengangguk {Benar dan saya serius}.
Terdengar helaan nafas berat diseberang sana {Kalau begitu saya akan ajukan untuk undur diri dari perusahaan Nyonya}.
Kening Zia mengerut {Kenapa tiba-tiba?}.
{Maaf Nyonya, tapi saya tidak bekerja dibawah kepemimpinan Tuan Aaron}.
Zia pun semakin bingung, tidak tahan dibawah kepemimpinan Aaron? {Kau ini bicara apa Gina? Apa maksudmu?}.
{Semenjak Kepemimpinan Nyonya diganti, perusahaan terasa seperti dineraka nyonya. Tuan Aaron sangat tegas dan disiplin, waktu kepemimpinan Nyonya dulu, kami semua tidak pernah merasa tertekan ataupun tidak tahan. Tapi, setelah kepemimpinan Tuan Aaron kali ini, kami benar-benar tidak tahan} jelas Gina diseberang.
Walau masih bingung, tapi Zia mengangguk paham {Baiklah jika itu kemauan kamu Gina. Saya akan transfer gajimu bersama pesangon. Saya harap kamu bisa menemukan pekerjaan diluar sana dan saya sangat senang bisa mengenalmu Gina}.
Diseberang sana Gina mengangguk {Saya juga mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada Nyonya atas semua yang Nyonya berikan dan lakukan untuk saya. Saya begitu beruntung bisa bekerja di perusahaan Nyonya dan saya juga beruntung bisa mengenal Nyonya}.
Setelah sambungan itu terputus, Zia termenung. Zia masih terpikir akan perkataan Gina tadi. Apa yang dimaksud Gina? Kenapa Gina tidak tahan bekerja dibawah kepemimpinan Aaron? Semua pertanyaan itu muncul dibenak Zia.
"Sebenarnya apa yang dilakukan Aaron sehingga Gina memilih untuk keluar dari perusahaan?" tanyanya pada diri sendiri.
Zia pun duduk di kursi meja makan sembari melamun [Aku benar-benar tidak mengerti! Sepertinya aku harus bertemu dengan Gina] batinnya.
"Nyonya?" panggil pelayan yang langsung membuat Zia terkejut sejadi-jadinya, ia mengelus dadanya sembari menatap pelayan itu yang kini sedang terkekeh bersalah.
"Maaf Nyonya, saya tidak ada maksud seperti itu" sesal pelayan itu.
Zia tersenyum "Tidak apa-apa, mungkin saya terlalu serius".
"Ada apa?" lanjutnya.
"Tuan Aaron mengatakan tidak akan pulang untuk makan siang. Katanya Nyonya pergi ke perusahaan untuk membawa makan siang milik Tuan" ucap pelayan itu dengan sopan.
Zia mengangguk paham "Baiklah, akan saya siapkan. Terimakasih atas infonya" Ia pun bangkit lalu pergi ke arah pantry untuk menyiapkan makan malam Aaron.
Setelah menghabiskan waktu beberapa menit, Zia pun selesai. Zia langsung pergi ke garasi mobil untuk mengendarai salah satu mobil yang ada disana, namun belum sempat Zia masuk, bodyguard sudah mencegahnya.
Pria bertubuh kekar itu menunduk hormat kepadanya "Mohon maaf Nyonya, tapi Tuan Aaron memerintahkan kami untuk mengantarkan Nyonya".
Zia hanya mengangguk dan ber-oh-ria saja. Lalu mereka pun pergi menuju perusahaan Aaron.
***
"Kenapa kalian mengikuti saya? Kalian tunggu saja dimobil" protes Zia, soalnya baru saja beberapa langkah dari mobil, para bodyguard sudah mengikutinya dari belakang. Kan kesal jadinya! Berasa seperti anak kecil yang harus dijaga bukan?.
"Maaf Nyonya, tapi Tuan Aaron yang memerintahkan kepada kami" ucap bodyguard itu sopan.
Zia memutar bola matanya malas dengan nafas yang dia Hela secara kasar [Apa dia pikir aku adalah anak kecil?!] batinnya kesal.
Dengan terpaksa Zia membiarkan bodyguard itu mengikutinya. Ketika ia berjalan melewati beberapa karyawan, ia pun mendengar beberapa bisikan dari para karyawan Aaron.
"Wahh! Akhirnya Nyonya Zia datang berkunjung!".
"Aku sangat berharap agar beliau datang kesini!".
"Nyonya Zia benar-benar cantik! Seperti bidadari! Memang sangat cocok jika bersanding dengan Tuan Aaron!".
Perkataan karyawannya membuat Zia terkekeh geli sembari menggeleng-gelengkan kepalanya pelan [Ada-ada saja mereka ini].
Sesampainya, Zia langsung masuk tanpa mengetuk pintu. Bodyguard itu yang langsung membukakan pintu itu untuk Zia.
Aaron yang sedang sibuk dengan komputernya hanya menatap Zia sebentar. Sedangkan Zia masih berdiri mematung menatap betapa mewahnya ruangan sang suami.
Aaron menatap Zia dengan sebelah kening yang terangkat "Kenapa berdiri saja disitu? Duduklah dan siapkan makanannya! Tidak perlu menunggu perintah!" titah Aaron datar.
Zia tersenyum kaku, lalu ia pun duduk di sofa itu. Ia duduk dan menyiapkan makanan yang sudah dia masak dengan penuh cinta. Bersamaan dengan itu, Aaron datang dan langsung duduk disampingnya.
Zia menatap Aaron, lalu tersenyum lembut "Makanlah! Aku sudah memasukkan makanan kesukaanmu".
Bukannya memakannya, Aaron malah menatap makanan itu dengan datar. Hal itu tentu membuat Zia kebingungan, apa ada yang salah dengan masakannya? Atau bagaimana? Tanyanya dalam hati.
"Kenapa? Apa ada yang salah dengan masakanku?".
"Tidak!".
Zia mengerut "Lalu?".
Aaron menatap Zia dengan datar "Suapi saya!".
Sontak mendengar itu membuat Zia terperanjat ditempatnya "Ka-kau serius?". Zia begitu terkejut! Ini adalah kali pertama Aaron meminta untuk disuapi! Dan jelas saja hal itu membuat Zia ingin berteriak saking senangnya.
"Apa saya terlihat bercanda?" tutur Aaron dengan sebelah kening yang terangkat.
"Maaf" Zia pun mengambil alat makan lalu menyendok makanan itu, Zia pun mulai menyuapi Aaron dengan begitu telaten!.
Aaron terus memakan setiap suapan yang diberikan oleh Zia, sedangkan Aaron terus menatap Zia dengan intens, namun entah apa yang ada dalam benak lelaki itu.
Zia yang ditatap seperti itu berusaha mati-matian untuk menahan rasa gugupnya. Saat ini Zia tak tahu jika mungkin pipinya mulai memerah akibat tatapan dari Aaron itu.
[Jangan sampai dia jatuh kepadaku!] ucap Aaron dalam hati.
[Entah kenapa aku bisa jatuh cinta dengan lelaki ini!] batin Zia.
Zia sempat berpikir, apakah dia benar sudah memilih untuk mencintai Aaron? Atau mungkin salah? Bagaimana jika semua ucapan Azura benar-benar terjadi? Sebenarnya Zia sudah memikirkan konsekuensi yang akan dia terima nanti dan Zia juga sudah memiliki rencana untuk kedepannya jika Aaron benar-benar menyia-nyiakan dirinya.
***
Disebuah mansion yang begitu mewah, terdapat sepasang suami istri yang sedang berbincang-bincang. Mansion mereka ini berada di pulau pribadi mereka, mereka sudah tinggal disana selama bertahun-tahun sembari menjalankan misi mereka.
Walau di pulau itu terbatas akan stok makanan, akan tetapi ada bibi yang selalu mengirimkan keduanya semua kebutuhan mereka. Bisa ditebak? Itu adalah bibi yang bekerja bersama Zia. Dan dua orang pasangan suami istri itu adalah? Jelas saja Nick dan Alyssa! Iya! Kedua orang tua Zia! Mereka masih hidup dan memilih untuk bersembunyi di pulau itu, dan sekarang. Mungkin mereka akan pulang setelah mereka selesai membalaskan dendam dibantu dengan Aaron beserta kedua orang tuanya. Sebenarnya Aaron, dan kedua orangtuanya mengetahui akan semua ini. Namun mereka sengaja menyembunyikan semua ini dari Zia.
Alyssa duduk sembari menatap bingkai foto yang berisi Zia waktu masih kanak-kanak, tatapannya begitu dalam dan merindukan "Anak mama sekarang sudah dua puluh empat tahun! Maafkan mama sayang! Kali ini mama akan pulang!" isaknya. Walaupun bibi itu memberikan mereka semua kebutuhan, akan tetapi bibi itu juga tak pernah mengirimkan foto tentang pertumbuhan putrinya yang semakin dewasa. Alyssa juga turut senang dan bahagia karena sekarang putrinya sudah menikah, apalagi putri semata wayangnya itu menikah dengan Aaron. Lelaki baik yang selama ini membantu mereka. Bingung bukan? Tapi itulah kenyataannya! Aaron dan kedua orangtuanya memang mengetahui akan keadaan Nick dan Juga Zia, akan tetapi mereka sengaja menyembunyikan ini dari Zia.
Nick mendekat, ia tersenyum haru "Pasti dia cantik seperti mama!".
Alyssa mengangguk membenarkan ucapan suaminya "Mama tidak sabar untuk bertemu dengannya, mama ingin memeluknya dan menghabiskan waktu bersamanya".
"Mama sabar saja, sebentar lagi kita akan kembali. Kita tunggu saja kabar dari Aaron".
Memang membingungkan! Sebelumnya Aaron memerintahkan kepada para anak buahnya untuk mencari keberadaan kedua orang tua Zia, namun ini? Ternyata dia tahu akan semuanya! Dan apa maksudnya melakukan itu? Apa maksudnya berpura-pura tidak tahu akan keberadaan Nick dan Alyssa? Dan kenapa dia menerima pernikahan itu? Semua itu dia lakukan atas perintah Nick dan Alyssa sendiri! Iya! Mereka berdua lah yang merencanakan semua ini. Mereka melakukannya agar supaya orang yang mencelakai mereka tidak dapat menyentuh Zia seujung kuku pun!
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments