You're the first and you get it!

Benar saja, besoknya Aaron dan Zia benar-benar pindah kerumah yang sudah disediakan oleh Aaron. Entah apa yang direncanakan oleh lelaki itu.

Bella mendekati Zia untuk memeluknya sebentar "Kamu yakin ingin pindah kerumah kalian?".

"Iya ma, aku harus ikut dengan suamiku kemanapun ia pergi " balas Zia lembut.

Bella menghela nafas beratnya, rasanya begitu berat membiarkan Zia pergi dari rumah ini. Yaa walaupun hanya pindah, tapi dia betul-betul tidak rela jika harus berjauhan dengan menantu kesayangannya itu.

Aaron yang melihat itu menjadi jengkel, sebenarnya Zia itu istrinya atau istri mamanya? "Dia itu istri Aaron, jadi mama tidak berhak untuk melarang!" ucapnya yang mampu membuat Bella tersenyum, Bella pikir Aaron pasti sudah menerima Zia sebagai istri. Namun, salah besar jika Bella berpikir begitu! Putranya ini memiliki sesuatu rencana yang gila!.

"Baiklah! Mama harap kalian segera memberikan kabar bahagianya!" ucap Bella dengan senang. .

***

Zia berjalan di samping Aaron mengikuti langkah kaki lelaki itu, ternyata rumah yang dimaksud adalah sebuah mansion mewah! Bahkan mansion itu jauh dari kata sempurna! Mansion itu benar-benar mewah! Baru saja didepan pagar pintu masuk sudah terlihat betapa mewahnya mansion itu! Dimana pagar itu, begitu menjulang tinggi dengan satu pos kecil untuk ditempati oleh satpam. Bahkan setelah mereka masuk, banyak sekali anak buah Aaron yang membukukan badan mereka untuk memberikan tanda hormat untuk keduanya.

Setelah ia masuk dalam mansion itu, ia sudah tak dapat menyembunyikan keterkejutannya ini. Zia memanglah orang berada, namun kekayaannya tidak sebanding dengan milik Aaron. Semua interior mansion terlihat clasik, tapi modern! Juga begitu banyak barang-barang mewah dan mahal yang terpampang jelas diberbagai ruangan besar itu.

Semua pelayan menunduk hormat ketika Aaron dan Zia memasuki mansion itu "Selamat datang Tuan dan Nyonya".

Aaron menghentikan langkahnya, Zia pun begitu. "Wanita yang berada disamping saya adalah istri saya! Kalian harus sopan! Mengerti?!" Zia hanya berdiri dalam diamnya, tak tahu harus berucap apa. Sebenarnya Zia betul-betul heran dengan kelakukan Aaron, dia berpikir apakah lelaki ini hanya akting atau semacamnya?.

Para maid itu mengangguk paham "Kami sangat mengerti Tuan".

Aaron beralih menatap kepada para bodyguard yang telah dia persiapkan untuk Zia, bodyguard itu memiliki postur tubuh atletis! Tinggi dan berotot! Namun hal itu tak sebanding dengan Aaron, bahkan Aaron lebih berotot dari para bodyguard itu.

"Dan untuk kalian! Tugas kalian adalah mengawal kemanapun istri saya pergi! Bahkan jika perlu, awasi dia sampai depan pintu ruangan di perusahaannya! Mengerti?!" ucap Aaron kasar.

Mereka serentak mengangguk "Sangat mengerti Tuan!".

Sedangkan Zia begitu terkejut ketika mendengar itu, apa yang dimaksud oleh Aaron? Apa dia sudah gila?. Zia menatap Aaron dengan heran "Apa yang ka-...".

"Jangan membantah!" ucap Aaron, lalu menatap Zia dengan datar "Ikuti apa yang saya katakan! Dan jangan pernah kau membantah setiap keputusan saya! Mengerti?!".

Zia tersentak kaget dibuatnya "Tap-...".

"Tidak ada tapi-tapian!" Aaron mendekatinya, kemudian ia meremas dagu Zia dengan begitu erat, sehingga membuat wanita itu memekik kesakitan.

"Akhh!...Aaron...le-lepaskan!".

Aaron menatap Zia dengan mata elangnya yang begitu menakutkan "Saya sudah katakan bukan? Jangan berani-berani kau membantah! Mengerti?!" lalu ia melepaskan tangannya dari dari Zia "Brengsek!" umpatnya.

Sedangkan Zia hanya bisa pasrah, sudah ia duga bahwa ini akan terjadi, semua yang diucapkan Aaron kalah itu adalah kebohongan! Benar yang dikatakan Azura kepadanya waktu itu bahwa secara tidak sengaja, Zia sendiri yang menggali lubang penderitaannya.

"Kenapa kalian masih berdiri disitu? Cepat lakukan pekerjaan kalian masing-masing!" titahnya kasar pada seluruh maid dan juga bodyguardnya. Setelahnya ia menarik tangan Zia dengan kasar, lalu membawanya masuk ke lift untuk menuju lantai atas kamar utama. Tak butuh waktu lama, kini keduanya sudah berada dikamar utama itu.

Zia menatap sekeliling kamar itu dengan takjub, walaupun ekspresinya sengaja ia sembunyikan.

"Kau dan saya akan tidur disini! Dan saya ingatkan sekali lagi.." ia menatap Zia dengan datar "Jangan berani kau membantah! Mengerti?!".

Dengan terpaksa, Zia mengangguk.

"Bagus!" ia berjalan, lalu duduk di atas king bed itu, tatapannya yang tajam tertuju kepada Zia "Mulai sekarang Tugasmu adalah melayani saya sebagai suamimu! Berikan hak yang sudah seharusnya kau berikan!" titah Aaron secara kasar.

Zia menelan salivanya paksa, jujur saja dia begitu takut! Apalagi dia belum pernah melakukan hal intim seperti itu. Perlu ditahu jika Zia ini masih bersegel! Dan tentunya Aaron juga sama sepertinya, walau lelaki itu adalah mafia yang sangat terkenal, namun ia sama sekali tidak pernah menyentuh tubuh wanita. Dan Zia adalah pertama yang akan ia sentuh! Dan mungkin akan seperti itu terus.

Sebelah kening Aaron terangkat "Kenapa kau dia saja?!".

Zia semakin takut melihat raut wajah Aaron, ia berjalan mundur sehingga menabrak pintu yang baru saja mereka lewati untuk masuk.

Aaron semakin bingung dengan Zia , keningnya mengerut [Apakah dia belum pernah melakukan itu?] batinnya bertanya.

"Ak-aku...aku...mo-...".

"Kenapa kau harus takut? Saya ini suamimu!" Aaron kembali bangkit, lalu berjalan mendekati wanita itu.

"Layani saya sekarang!" Aaron berucap semakin dekat dengan Zia, sehingga tiba dimana Zia sudah tidak dapat untuk mengikis jarak diantara mereka.

Perlahan namun pasti, Aaron mulai menggerakkan tangannya ke bagian dada Zia. Lalu ia mulai mengarahkan kepalanya keleher jenjang nan putih milik Zia, namun ia terhenti kala Zia berucap.

"Kumohon! Jangan! Aku sangat takut!" teriak Zia dengan mata tertutup.

Aaron semakin yakin, bahwa Zia ini pasti masih segel. Ia menarik kepalanya menatap Zia yang masih menutup matanya "Apa kau belum pernah melakukan itu?".

Tanpa ragu Zia mengangguk cepat, karena pada dasarnya memang seperti itu.

Aaron mengangguk paham "Baiklah" ia terdiam sebentar "Tapi kau harus tetap melayani saya! Apakah kau akan membantah? Dan apakah kau mengizinkan?".

Zia dengan ragu mengangguk, pikirnya untuk apa? Walaupun dia menolak, Aaron tetap akan memaksanya. Tapi, tidak apa-apa, setidaknya keperawanannya didapatkan oleh suaminya sendiri. Walaupun dia ragu akan itu, karena mereka melakukannya bukan dasar cinta, melainkan dasar hasrat sahaja.

Malam panas pun mereka lalui, sebenarnya Aaron benar-benar terkejut. Ternyata dia adalah lelaki pertama yang menyentuh Zia! Bahkan dialah yang mendapatkan apa yang sudah dijaga oleh Zia selama bertahun-tahun lamanya. Awalnya dia berpikir jika, Zia ini adalah wanita-wanita murahan seperti diluaran sana. Ternyata ia salah, Zia bahkan dengan rela memberikan keperawanannya kepada Aaron.

Aaron menatap wajah tidur Zia dengan intens "Ternyata seperti ini rasanya jika seorang lelaki yang belum pernah berhubungan, mendapatkan wanita yang masih perawan!" ia mengelus wajah Zia dengan lembut "Tapi, tidak akan kubiarkan kau dimiliki oleh lelaki lain! Walaupun aku tidak mencintaimu dan bahkan tidak Sudi untuk mencintaimu, akan tetapi aku tidak akan membiarkan kau dimiliki oleh lelaki lain" gumamnya penuh tekat!.

Lelaki gila bukan? Bagaimana bisa ia menginginkan, namun tidak ingin mencintai? Dan juga tak ingin jika istrinya dimiliki oleh orang lain? Apa dia hanya membutuhkan tubuh indah nan cantik milik istrinya itu?

To be continued...

Terpopuler

Comments

Ririn Nursisminingsih

Ririn Nursisminingsih

bucin abis kmu nanti aroon

2025-02-19

0

kalea rizuky

kalea rizuky

laron egois

2025-01-08

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!