Pagi ini, Zia melakukan pekerjaannya seperti biasanya. Setelah Zia selesai mempersiapkan pakaian untuk Aaron kenakan, ia pun langsung menuju dapur untuk memasakan sarapan. Menu sarapannya hanyalah sereal dan susu.
Ketika sedang mempersiapkannya, Aaron pun datang keluar dari lift. Lelaki itu langsung duduk dan menunggu sarapannya disediakan oleh istrinya.
Tanpa banyak kata Zia pun menyiapkan sarapan itu. Keduanya sarapan bersama tanpa ada pembicaraan. Setelah selesai, Zia memakaikan dasi sekaligus membantu Aaron memakai jasnya. Setelahnya Zia mengantarnya hingga ke depan mansion.
"Jika ingin keluar, maka harus ada pengawasan dari bodyguard yang sudah saya siapkan!" tutur Aaron datar.
Zia mengangguk tanpa menjawab. Aaron pun masuk kedalam mobil lalu berlalu dari sana. Zia kembali masuk memutuskan untuk membereskan bekas sarapan mereka tadi, namun Zia terlambat, bekas sarapan mereka sudah dibereskan oleh maid.
Zia pun pergi ke kamar, sesampainya ia langsung menuju balkon dan menelepon sahabatnya, Azura.
{Ada apa Zia? Apa kau membutuhkan bantuanku? Dan apa kau baik-baik saja? Kau menghubungiku untuk membawamu pergi? Kau dan Aaron akan bercerai?} tanya Zura bertuntun membuat Zia berdecak kesal.
{Ck! Bisakah kau jangan banyak bicara? Bagaimana aku bisa mengatakannya jika pertanyaanmu seperti itu?!} balas Zia dengan kesal.
Diseberang sana Zura terkekeh sembari menggaruk tengkuknya {Hehe, maafkan aku. Aku begitu khawatir denganmu}.
Zia menghela nafasnya dengan malas {Aku ingin meminta bantuanmu}.
{Oh my God! Zia! Apakah kamu akan bercerai dengan Aaron? Kau ingin memintaku untuk memba-...}.
{Ck! Zura! Kau benar-benar membuatku kesal! Apakah kau tak bisa mendengar penjelasanku terlebih dahulu?!} Ucap Zia semakin kesal.
{Oke-oke baiklah, katakan!}.
{Bukankah kekasihmu tinggal dikota ini?} tanya Zia.
Zura mengangguk walaupun Zia tidak melihatnya {Iya}.
{Dia juga seorang hacker handal bukan?}.
Zura pun berdecak kesal {Ck! Jika kau sudah tahu, kenapa masih menanyakannya? Langsung saja pada intinya!}.
{Bisakah kalian membantuku mencari tahu apa itu Pavel?}.
Diseberang sana, Zura terkejut sejadi-jadinya. Pavel? Bukankah Pavel adalah mafia? Dan yang lebih parah lagi adalah kekasihnya salah satu anggota diPavel itu! Kekasihnya adalah wakil ketua dari Pavel! Jadi apakah kekasihnya adalah Nicholas Hoult? Ya! Nicholas Hoult adalah kekasih Azura! Bulan depan keduanya akan melangsungkan pernikahan!.
{Kau bilang apa tadi? Pavel?} tanya Zura memastikan.
Zia pun mengangguk {Ada apa? Kenapa kau seperti terkejut?}.
Zura menggaruk tengkuknya dengan bingung {Bukankah kau sudah mengetahui akan Pavel?}.
{Jadi kau tahu akan apa itu Pavel?} tanya Zia dengan kening mengerut.
Terdengar helaan nafas panjang diseberang sana {Apa yang membuatmu mencari tahu akan Pavel?}.
{Entahlah, akan tetapi aku mendapatkan info bahwa Aaron berkaitan dengan Pavel}.
{Kau tahu? Pavel itu adalah mafia yang sangat terkenal dikota mu! Namun, ketua dari Pavel tak banyak yang tahu} Balas Zura.
{Benarkah? Bisakah kau mencari tahu akan siapa ketua mafia itu?}.
Zura pun mengangguk {Tentu! Aku akan menanyakan hal ini kepada kekasihku}.
{Baiklah, aku menunggu kabarmu ya!}.
Sambungan itupun terputus, Azura langsung memutuskan untuk menghubungi kekasihnya itu.
{Ada apa Honey?} jawab Nico diseberang sana.
{Honey, apakah aku bisa menanyakan sesuatu kepadamu?} Jawab Zura dengan nada manja.
Sungguh! Nada manja milik Zura membuat Nico seperti ingin melompat dari ketinggian saking manisnya {Kau ingin bertanya apa honey? Katakanlah}.
{Tapi kau harus berjanji untuk menjawabnya dengan jujur. Kalau tidak, maka aku akan membatalkan pernikahan kita nanti} Zura pun semakin memanjakan nadanya.
{Ohh Come on honey! Jangan mengancam ku! Katakan apa yang ingin kau tanyakan!}.
{Bisakah kau mengatakannya kepadaku siapa itu ketua Pavel?}.
Diseberang sana Nico terkejut, kenapa calon istrinya itu tiba-tiba menanyakan siapa ketua dari Pavel? {Honey, kenapa tiba-tiba kau bertanya seperti itu?}.
{Ck! Jawab saja! Atau-...}.
{Oke-oke baiklah! Ketua dari Pavel adalah Aaron Alexander} potongnya membuat Zura melongo dan membelalakkan matanya tak percaya.
{What?! Aaron?} pekik Zura semakin terkejut. Itu artinya adalah suami dari sahabatnya? Zia?.
Nico mengerut {Honey ada apa? Apa kau mengenalnya?}.
{Nico, kau tahu bukan jika aku memiliki sahabat?} Tanya Zura yang semakin membuat Nico kebingungan.
{Zia bukan?} jawab Nico.
Zura pun mengangguk {Ya! Dan kau tahu? Aaron Alexander adalah suami dari Zia! Sahabatku!}.
Nico pun semakin terkejut dibuatnya! Berarti Calon istrinya dan istri dari sahabatnya adalah Zia? Yang merupakan sahabat dari calon istrinya Zura! Wah! Sangat mengejutkan! {Honey, kau serius? Jadi istri Aaron adalah sahabatmu? Zia?}.
Zura kembali mengangguk {Aku harus mengatakan ini kepada Zia}.
{Jangan! Jangan honey! Kumohon!} cegah Nico.
Kening Zura mengerut {Kenapa? Aku harus mengatakannya karena Zia memintaku untuk mencari tahu kebenaran ini}.
Nico menggeleng {Honey, aku mohon jangan. Aaron berusaha mati-matian untuk menyembunyikan ini dari Zia}.
{Nico, jangan melarangku! Apa kau akan membela sahabatmu itu dari pada aku? Calon istrimu sendiri?}.
Nico kembali menggeleng {No honey! No! Bukan begitu maksudku!}.
{Lalu apa? Jangan membela sahabatmu yang jelas-jelas salah! Jika dia tidak Sudi untuk mencintai Zia, lantas untuk apa dia menyembunyikan semua ini?}.
{Hon-...}.
Belum sempat selesai, Zura sudah mematikan ponselnya. Dia tak habis pikir dengan kekasihnya itu, sudah jelas Aaron benar-benar salah! Masih saja dibela!.
Berpindah kesisi lain, Zia masih dibalkon kamarnya itu sembari berjalan mondar-mandir guna menunggu pesan dari Zura.
Tingg
Pesan dari ponselnya pun masuk, dengan segera Zia langsung membacanya.
(Zia, aku sudah menemukan siapa ketua dari Pavel itu. Dia adalah Aaron, suamimu!) pesan dari Azura mampu membuat Zia terdiam ditempatnya.
"Ja-jadi...jadi Aaron adalah?...Ketua dari Pavel? Mafia yang sangat terkenal itu?" gumamnya cemas.
Jika sudah bersangkutan dengan mafia, jelas saja Zia takut setengah mampus! Orang-orang saja mengartikan mafia sebagai pembunuh berdarah dingin dan sekarang? Dia harus menerimanya kenyataan pahit bahwa lelaki yang dia cintai adalah ketua mafia, apalagi Ketua dari Pavel! Mafia yang ternyata dikenal dengan kekejaman! Bahkan seluruh orang dikota itu sangat takut dengan Pavel ini.
(Zia, kau baik-baik saja bukan?).
(Jangan membuatku cemas Zia!).
(Zia?).
(Kau baik-baik kan?).
Pesan bertuntun pun masuk, sedangkan Zia hanya terdiam ditempatnya. Zia masih dalam keterkejutannya. Bersamaan dengan itu, pintu kamar terbuka sehingga membuat Zia terkejut sejadi-jadinya, ia menatap lelaki yang kini baru saja masuk dengan tatapan takut.
"Ada yang ingin saya bicarakan" ucap Aaron sembari berjalan mendekati Zia.
Zia semakin takut, ia terus berjalan mundur sehingga hampir membuatnya jatuh dari lantai tiga Mension itu. Untung saja Aaron dengan sigap menahan tubuhnya, kalau tidak! Sudah pasti dia terjun kebawah sana.
"Apa kau tidak apa-apa?" walau masih dengan wajah datarnya, tapi Zia masih melihat raut kekhawatiran diwajah itu.
Zia menelan salivanya dengan paksa, ia melepaskan pelukan Aaron dengan pelan "Kumohon ja-jangan menyentuh..ku".
Aaron mengerut "Kau kenapa?".
"Ti-tidak" balas Zia dengan gelengan lalu pergi dari sana.
Aaron pun menatap kepergian Zia dengan bingung "Ada apa dengannya?" jujur saja Aaron sangat bingung dengan perubahan istrinya, biasanya Zia akan menyambutnya dengan senyuman cantiknya. Namun kali ini berbeda, kali ini Zia menatapnya dengan raut ketakutan.
Tak berselang lama, ponselnya pun berdering. Lalu ia mengangkatnya ketika melihat siapa yang menghubunginya.
{Ada apa?} Jawabnya datar.
{Aaron! Kau tahu calon istriku kan?}.
Aaron mengangguk {Aku tahu, tapi aku tidak pernah melihatnya}.
{Calon istriku adalah sahabat istrimu! Dan kau tahu? Istrimu sudah mengetahui bahwa kau adalah ketu dari Pavel!}.
Aaron pun terkejut, apa Azura adalah calon istri Nico? {Maksudmu, Azura adalah calon istrimu?}.
Diseberang sana Nico mengangguk {Jangan sampai ucapanku pada tempo hari benar terjadi Aaron!} Ucap Nico memperingati. Dia tahu, mungkin saja dalam waktu dekat ini Aaron akan menerima penyesalannya! Lihat saja nanti!.
{Jadi Zia sudah mengetahui semuanya? Tapi dia tidak tahu tentang Om Nick dan Tante Alyssa bukan?}.
Nico kembali mengangguk {Ya, ka-...}.
Dengan segera Aaron mematikan sambungan itu. Saat ini jantungnya benar-benar berdetak dengan sangat cepat! Entah kenapa Ia merasa seperti takut bahwa jika nanti Zia akan meninggalkannya.
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Maya Lara Faderik
tinggalkan saja egois seperti nya harus diberikan pelajaran moga Zia tegas pada pendirian nya jangan konyol pada lelaki tidak perasaan hanya memanfaatkan tubuhnya saja ,..
2023-11-29
1