Menjelang hari pernikahannya bersama Aaron, kini Zia tengah disibukkan dengan berbagai prosedur yang telah disiapkan oleh lelaki pintu es itu. Bagaimana bisa ia mengatur semua yang akan Zia lakukan? Apa lelaki itu sudah gila? Belum jadi suami saja sudah mengatur, apa lagi sudah jadi suami?.
"Ck! Lelaki yang aneh! Bagaimana bisa aku tidak bisa keluar rumah?" Ucap Zia menggerutu dalam hati.
"Permisi nona, ada yang bisa saya bantu?" pelayan yang dipanggilnya pun datang. Sebenarnya tujuannya memanggil pelayan itu hanya bertujuan untuk bertanya saja, apa masalahnya jika menjelang hari pernikahan tidak diizinkan untuk keluar?.
Wanita itu mengangguk "Saya ingin bertanya bisa?" katanya tanpa menatap pelayan itu, walau dia berucap, tapi tatapannya sedang tertuju pada suatu majalah.
Pelayan itu mengangguk patuh "Tentu nona".
Sebelum berucap, terdengar sebuah helaan nafas panjang dari wanita cantik itu "Sebenarnya apa salahnya jika saya keluar sebelum hari pernikahan? Apa itu dilarang?" tatapannya tetap tertuju pada sebuah majalah yang berada dalam genggamannya.
"Memang benar nona, jika seseorang yang sebentar lagi akan menikah tidak diizinkan untuk keluar rumah. Pamali, mungkin saja akan terjadi hal buruk nantinya" jelas pelayan itu dengan hati-hati. Sebenarnya pelayanan ini adalah pekerja baru, itulah kenapa dia belum mengetahui watak sebenarnya dari sang majikan.
Zia melepas majalah itu, kemudian beralih menatap ke arah sang pelayan yang baru beberapa hari ini ia lihat "Oh ya? Kenapa bisa seperti itu?".
"Dulu saya memiliki tetangga yang sudah mengalami itu, ketika menjelang hari pernikahan dia dilarang untuk keluar rumah karena memang sudah banyak bukti jika keluar dalam keadaan menjelang hari pernikahan akan bertanda buruk, namun dia tidak percaya dan memilih untuk tetap keluar sendiri mengendarai mobil. Beberapa jam setelah dia pergi, kami mendengar kabar bahwa dia mengalami kecelakaan dan tewas ditempat" jelasnya lagi.
"Kenapa kau bisa mengetahui itu secara detail? Dikota ini tidak pernah terjadi kecelakaan seperti itu".
"Saya bukanlah berasal dari kota ini nona, saya hanya anak rantau dan saya mengetahui itu detail karena dikota saya memang masih percaya akan mitos itu".
Wanita itu sontak mengangguk sembari ber-oh-ria saja. Setelah beberapa lama terdiam, dia kembali menatap pelayan itu dengan seksama "Apa kamu pelayan baru disini? Bibi yang merekrut mu?".
Pelayan yang ditanya pun mengangguk hormat "Benar nona".
Zia kembali mengangguk paham "Baiklah, saya harap kinerja kamu baik. Kamu bisa pergi, terimakasih atas penjelasannya".
Pelayan itu kembali mengangguk, ia pun pamit. Sesampainya di dapur sang bibi langsung menghampirinya "Benarkan yang saya katakan? Nona Zia tidak seperti majikan-majikan diluaran sana, saja bekerja dengan beliau sudah bertahun-tahun, jadi saya tahu jelas bagaimana watak nona Zia".
"Iya bi, Nona Zia sangat baik. Walaupun terlihat tegas dan menakutkan, tapi nyatanya dia begitu baik".
Bibi itu mengangguk setuju, karena memang benar jika majikannya itu adalah orang baik-baik "Nona Zia memanglah baik, tapi jika membuat kesalahan yang memancing emosinya sudah dipastikan jika kemarahan nona Zia akan membuat pelayan-pelayan dirumah ini menunduk takut, termasuk saya sendiri yang sudah bertahun-tahun bekerja dengan nona Zia".
Berpindah ke Zia, setelah kepergian pelayan itu dia termenung "Lebih baik aku tidak perlu keluar, aku takut terjadi hal buruk nantinya" gumamnya yang akhirnya mendapatkan jawaban atas pemikirannya untuk keluar atau tidak.
***
Dalam ruangan Presdir, seorang pria tampan nan gagah duduk dengan begitu angkuh, tatapan mata elangnya yang menakutkan membuat para karyawan yang berada didepannya tertunduk takut.
"Saya sudah pernah mengatakan bahwa proyek ini jangan dianggap sebagai proyek kecil seperti proyek lainnya! Saya meminta kalian semua untuk menyelesaikannya secepat mungkin karena dalam beberapa hari dan Minggu kedepan saya tidak akan masuk!".
"Mohon maaf Tuan, kami akan memperbaikinya secepat mungkin".
Brukk!
Aaron melemparkan salah satu berkas tepat kewajah beberapa karyawan yang sedang tertunduk takut "Brengsek! Memperbaiki secepat mungkin?! Kurang ajar! Kalian pikir ini hanyalah sebuah puisi yang bisa kita perbaiki?! Pokoknya saya tidak mau tahu! Selesaikan semuanya hari ini juga! Lembur atau tidak saya tidak perduli! Mengerti?!" sarkasnya.
Karyawan itu mengangguk patuh, mereka sudah bisa menebak. Jika hari ini tidak selesai, maka bersiaplah untuk ditendang dengan kasar dari perusahaan itu. Apalagi pemilik perusahaan terkenal itu adalah ketua mafia yang terkenal dikota itu. Ya! Aaron Alexander adalah ketua mafia yang terkenal. Mereka adalah Pavel yang dikenal akan kekejamannya. Bahkan tidak ada yang berani untuk masuk campur dalam urusan Aaron Alexander ini, musuh pun tak ada. Mafia yang paling ditakuti dikota itu adalah orang yang terbilang kejam, jika sudah menyakiti orang terdekatnya seujung jari pun, maka bersiaplah untuk tewas dalam tangannya.
"Kamu mengerti Tuan".
"Pergilah!" titahnya.
Setelah kepergian para karyawannya, ia berjalan mendekat ke arah jendela kaca yang langsung terpampang jelas bagaimana keindahan kota itu, kedua tangannya berada dalam sakunya masing-masing.
"Aku harus bisa menyembunyikan status mafia ku kepada Zia. Jangan sampai dia mengetahui jika aku adalah ketua mafia dari Pavel, Jika dia mengetahui semuanya, aku yakin dia akan sangat membenciku karena pasti dia berpikir jika aku adalah orang jahat sebagaimana mafia yang selama ini orang-orang artikan" gumamnya.
Walau ia menghargai calon istrinya, akan tetapi ada kemungkinan besar sikap kasarnya akan ia layangkan pada wanita cantik itu, sikap dinginnya juga tidak akan bisa dilelehkan oleh wanita itu. Ia yakin sendiri bahwa, wanita cantik itu tak akan pernah bisa untuk mengubahnya.
Ting!
Ia membuka notifikasi pesan tersebut, disana ada beberapa berita atas pernikahannya sebentar lagi.
"Wahh! Bukankah Dia Nyonya Zia? Pemilik BW Company?".
"Tuan Aaron sangat beruntung bisa mendapatkan bidadari seperti Nyonya Zia!".
"Couple goals!".
"Apakah Nyonya Zia tahu bahwa Tuan Aaron adalah ketua mafia yang terkenal itu?".
Komentar terakhir itu membuat Aaron cukup tegang dibuatnya. Sedangkan disisi lain ternyata Zia juga sudah membaca pesan tersebut.
Wanita itu terus merenung, apa maksudnya ketua mafia? Apakah Aaron adalah mafia? Sebenarnya apa yang dimaksud bahwa dia sudah tahu bahwa Aaron adalah ketua mafia yang terkenal itu?.
Dalam benaknya terus bertanya, mafia? Apa itu artinya bahwa seorang mafia itu adalah pembunuh berdarah dingin?. Walau dia berpikir begitu, akan tetapi ia menepis jauh-jauh pemikirannya.
Sementara Aaron sudah mengirimkan sebuah pesan untuk para anak buahnya yang berisi {Temukan orang yang telah membuat kecelakaan kapal yang sempat dialami oleh Tuan dan Nyonya William, temukan orangnya secepat mungkin! Saya tidak mau tahu! Dan satu lagi, cari dimana keberadaan Tuan dan Nyonya William. Konfirmasi jika mereka benar-benar sudah meninggal ataupun benar-benar masih hidup!} titahnya dalam pesan itu.
Jika ternyata kedua orang tua Zia benar-benar sudah meninggal apa yang akan dia lakukan? Apakah dia akan tetap meninggalkan wanita itu? Apakah ia akan tetap menceraikan wanita itu nantinya? Jawabannya mungkin saja iya dan tidak, karena baginya sampai kapanpun ia tak akan pernah untuk mencintai wanita tersebut, Zia.
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Ririn Nursisminingsih
semoga kmu bucinn aroon sombong sekali kmu
2025-02-19
0