Pernikahan Aaron dan Zia berjalan lancar dan megah, semua kolega-kolega perusahaan keduanya turut hadir bersama dengan tamu-tamu yang lain. Walaupun pernikahan mereka ini digelar secara publik dan megah, namun sayangnya dalam pernikahan itu tak ada kata cinta.
Bella mendekati putra dan menantunya, ia memeluk Zia yang sekarang sudah berstatus sebagai menantunya "Mama senang akhirnya kamu sudah menjadi menantu mama" lalu ia menatap Aaron "Jaga dan lindungi menantu mama ya Aaron".
Zia hanya tersenyum simpul dan Aaron menatap kedua orang tuanya dengan berusaha ramah "Ya" jawabnya singkat.
Jordan mendekat, ia menyentuh bahu putranya lalu berkata " Jangan sakiti dia Aaron, jangan sampai kamu menyesal di belakang. Dia adalah wanita baik-baik, lindungi dia. Papa yakin anak papa bukanlah seperti pria brengsek diluar sana bukan?".
Walau terkejut dengan perkataan papanya, namun Aaron tidak membenarkan ucapan itu. Dia sendiri tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya, apakah ia akan bersikap kasar? Ketus? Atau yang lain?.
"Aaron?".
Aaron mengangguk tanpa menjawab. Bella pun menatap menantunya dengan senyuman lebar "Mama sangat bahagia Zia!".
Zia tersenyum "Saya juga turut bahagia tan-...".
"Kok saya dan Tante sih? Aku dan mama seharusnya! Jangan berbicara formal karena kamu sudah menjadi bagian dari keluarga ini!" cetus Bella tak suka. Bella memang tak suka jika menantunya berkata seperti itu, bahkan waktu belum menikah dengan Aaron, dengan tidak sabar Bella sangat ingin mendengar Zia memanggilnya mama dan sekarang pun terwujud.
Zia masih mempertahankan senyumannya "Iya, maksud say...emm..maksud aku iya ma".
Senyum dibibir Bella semakin melebar memperlihatkan deretan gigi putih miliknya "Mama senang mendengarnya".
"Nanti kering itu gigi" cetus Aaron. Sedari tadi ia merasa seperti tak di anggap disitu, ibu dan ayahnya lebih memfokuskan diri pada Zia. Sedangkan dia? Dibiarkan berdiam diri disitu seperti patung?.
"Kenapa? Kau ingin protes hm?" ucap Bella sinis.
Aaron pun memilih untuk diam, dia betul-betul tidak ingin beradu mulut dengan ibunya. Setelah beberapa saat, kedua pamit dan bergantian dengan salah seorang perempuan cantik yang jika dilihat bukanlah berasal dari kota itu, karena jika dilihat dari gaya berpakaian wanita itu sudah jelas terlihat jika wanita itu benar-benar bukan dari kota itu.
Wanita yang bernama Azura itu memeluk Zia sebentar "Selamat ya Zia! Aku turut senang atas pernikahanmu! Semoga bahagia sampai maut memisahkan ya!".
Zia tersenyum "Thankyouu Azura".
Azura tersenyum mengangguk, ia menatap Aaron dengan sopan "Selamat atas pernikahannya Tuan Aaron".
"Ya, terimakasih" singkat Aaron.
Azura tersenyum walaupun mengernyit keheranan, dia pikir apa ada masalah? Yang dia tahu sahabatnya itu menikah dengan kata cinta, tanpa dia tahu bahwa sahabatnya menikah bukanlah karena cinta, melainkan sebuah perjodohan dan sebuah janji untuk mempertemukan Zia dengan kedua orang tuanya itu. Memang jika dipikir-pikir sangat aneh ya menikah dengan alasan aneh seperti itu.
Azura mendekatkan wajahnya tepat disamping telinga Zia "Sepertinya setelah semua kesibukan mu dengan pernikahanmu, kita harus bertemu. Ada yang harus kau jelaskan kepadaku nanti".
Zia mengangguk "Aku akan mengabarkan bagaimana dan kapan".
"Aku menunggu kabarmu" balas Azura dengan anggukkan kepalanya.
***
Acara sudah selesai sudah saatnya untuk tidur dan istirahat. Jangan berharap malam pertama mereka akan terjadi karena nyatanya itu tak akan pernah terjadi.
"Kau tidur saja di situ, saya akan tidur di sofa" ucap Aaron datar, ia berjalan mendekati Sofa itu lalu duduk disana.
Zia meraih bantal kepala dan selimut lalu berjalan mendekati lelaki yang beberapa jam lalu sudah sah menjadi suaminya "Kau pakai ini saja, aku akan memakai selimut yang ada di lemari".
"Hmm" Tanpa banyak kata Aaron menerimanya dengan gumamannya.
Zia lalu pergi ke lemari untuk mencari selimut, setelah ditemukan ia langsung menuju ke tempat tidur lalu membaringkan tubuhnya disana bersama dengan helaan nafas panjangnya, ia tidur membelakangi Aaron yang sedang menatap punggungnya.
[Aku benar-benar merasa seperti bermimpi buruk! Sekarang aku sudah sah menjadi istri dari seorang Aaron Alexander! Aku berjanji akan berbakti kepadanya sebagai suamiku, apapun yang akan terjadi nanti, aku akan tetap bersamanya] batinnya.
Sedangkan Aaron terus-terusan menatap punggung wanita yang beberapa jam lalu telah sah menjadi istrinya. Pandangannya benar-benar datar! [Entah kesialan apa sampai-sampai saya bisa menikah sekarang!] batinnya.
Besoknya mereka sama-sama sarapan pagi di meja makan keluarga Francisco. Setelah acara semalam, Aaron langsung membawa Zia kekediaman Fransisco, Aaron tak mau menginap di hotel.
"Kalian akan bulan madu kemana sayang?" tanya Bella pada menantunya.
Zia membalas tatapan itu, lalu terdiam tak tahu harus menjawab apa. "Tidak ada honeymoon ma! Aaron sibuk! Perusahan sangat membutuhkanku".
Bella melongo tak percaya "Kau baru saja menikah sudah kerja lagi?".
Aaron menatap Bella dengan sebelah keningnya yang terangkat "Kenapa memangnya? Aaron sudah menuruti keinginan mama untuk menikahi wanita ini! Sekarang tidak lagi!".
Baru saja ingin berucap, Zia sudah lebih dulu memotongnya "Lagian aku juga harus kembali ke perusahaan ma" ucapnya.
Bella menggeleng heran "Kalian baru saja menikah! Seharusnya ambil cuti setidaknya satu Minggu atau beberapa Minggu!".
"Tidak bisa! Aaron tidak ingin membuang waktu!" tolak Aaron mentah-mentah.
Bella dan Jordan hanya bisa menghela nafas panjang, keduanya tahu betul watak putra semata wayangnya itu. Aaron memang seperti itu, itulah mereka sangat berharap lebih kepada Zia agar supaya Zia dapat mengubah sikap Aaron dan juga mereka sangat-sangat berharap agar supaya nanti Zia lah yang akan menjadi penyebab Aaron berhenti dari profesi mafiay. Keduanya benar-benar tak menginginkan Aaron yang merupakan adalah ketua mafia yang terkenal itu.
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments