Bab 19 - Pillow Talk

Malam hari tak berselang lama setelah acara membuat jagung bakar dan sosis panggang, semua orang yang sudah lelah dan mengantuk akhirnya masuk ke kamar masing-masing. Si kembar sudah berbaikan dan setelah dibacakan dongeng oleh Binar, keduanya pun tertidur pulas.

Sebelum masuk ke dalam kamar, Arjuna sempat memberi peringatan pada menantunya.

"Kakinya Binar kalau masih sakit jangan kamu ajak duel di ranjang malam ini. Kasihan putriku. Lebih bagus kita jadi suami sesekali pijatin kaki istri. Jadi suami harus peka terhadap keluarga kita baik anak-anak maupun istri. Nanti kalau sudah ditinggal pergi baru terasa kehilangannya. Semuanya gak melulu istri yang ngelayani kita. Sesekali kita perlu kasih reward ke istri kita yang sudah capek-capek ngurus rumah tangga apalagi selalu dilayani dengan baik urusan hajat hidup senjata tempur kita sebagai suami yang tiap malam minta jatah," ucap Arjuna telak pada Dion.

"Iya, Pa. Nanti saya coba lebih perhatian ke Binar. Terima kasih nasehatnya dari Papa," jawab Dion.

"Hem," ucap Arjuna singkat. Lalu keduanya masuk ke kamar masing-masing.

☘️☘️

Kini Dion sudah naik ke atas peraduan. Binar pun telah masuk ke dalam selimut. Sebab malam ini cuaca di Lembang cukup dingin.

Berada di dalam kamar yang sama dan dalam keadaan sadar seratus persen, membuat keduanya justru susah untuk memejamkan mata. Terlebih cuaca dingin seperti sekarang ini tentu tubuh secara normal butuh suatu kehangatan. Keduanya pun akhirnya tidur dalam posisi saling memunggungi.

Dion tahu jika Binar belum tidur karena ia sempat melihat gestur istrinya itu sedikit canggung di kamar yang sama dengan dirinya. Padahal sebelumnya, mereka pernah tidur satu kamar yang sama saat berkunjung ke rumah orang tua di Jakarta maupun saat Arjuna dan Bening mengunjungi kediamannya di Bandung.

Namun entah mengapa setelah malam pertama yang keduanya lalui kemarin, Dion dan Binar lebih canggung sekarang saat kondisi berdua saja.

"Bin,"

"Apa kamu sudah tidur?" tanya Dion lirih dengan posisi keduanya masih saling memunggungi.

"Belum, Kak. Ada apa?"

"Soal malam itu... ehm..." ucapan Dion menggantung. Sebab ia bingung ingin memulai pembicaraan seperti apa dengan Binar tentang malam pertama mereka yang terjadi di luar rencana.

"Kakak enggak perlu mencemaskan hal itu. Enggak apa-apa kok. Kan itu sudah menjadi hak kakak dan kewajiban aku sebagai istri. Maaf, jika baru memberikan hal itu pada kakak setelah kita tiga tahun menikah. Walaupun kakak dalam kondisi enggak sadar karena pengaruh obat," tutur Binar lirih.

Dion semakin tertohok dengan kalimat Binar. Ia pikir Binar akan marah atau kecewa padanya karena ia sudah mengambil kesuciannya secara paksa. Padahal dahulu ia sendiri yang membangun tembok kokoh setinggi langit agar Binar tak berharap disentuh olehnya. Namun justru ia yang melanggar ucapannya sendiri.

"Kamu tahu kalau aku kena obat malam itu?" tanya Dion.

"Sebagai seorang dokter, aku tahu Kak. Tapi..."

"Tapi kenapa, Bin?" tanya Dion yang penasaran karena Binar tak melanjutkan kalimatnya.

"Siapa yang tega menaruh zat afrodisiak itu untuk kakak? Apa kakak sudah menyelidiki pelakunya?" tanya Binar.

"Nanti aku akan mengurus hal itu," jawab Dion.

"Kakak lebih berhati-hati. Jangan sampai kakak terjebak kembali yang pada akhirnya nanti merugikan nama baik dan bisnis kakak," ucap Binar.

"Iya kakak tahu. Makasih Bin," ucap Dion.

"Hem," jawab Binar singkat.

"Kakimu apa masih sakit? Apa perlu aku bantu pijat?"

Deg...

Mendadak hati Binar heran melihat Dion yang bersikap aneh malam ini. Namun sebagai seorang istri di lubuk hati terdalam, Binar merasakan sejumput bahagia atas perhatian suaminya itu.

Terlebih kegiatan pillow talk seperti yang terjadi malam ini tidak pernah terjadi pada rumah tangga mereka selama tiga tahun ini. Padahal pillow talk adalah sebuah kegiatan penting dalam rumah tangga untuk saling mencurahkan isi hati serta kegiatan apa saja yang dilakukan pasangan seharian itu.

Terlebih saat ini keduanya tengah berada di atas ranjang. Tempat yang sangat in tim dan cocok untuk sebuah pillow talk.

Namun hatinya mendadak merasa nyeri kala mengingat malam pertamanya yang kelabu. Ia sangat ingin melupakan kesedihan malam pertamanya itu. Akan tetapi dirinya belum bisa menghilangkan kenangan pedih tersebut dari pikirannya.

"Enggak perlu Kak. Besok mungkin sudah baikan kok. Tadi siang sudah dipijat sama Mama," jawab Binar.

"Aku ngantuk, Kak. Sebaiknya kakak tidur juga biar besok lebih fresh," ucap Binar.

"Aku enggak bisa tidur Bin," ucap Dion.

Binar yang didera rasa gelisah akan kondisi suaminya yang mengatakan tidak bisa tidur, akhirnya ia pun membalikkan tubuhnya dan menghadap suaminya.

Sedangkan Dion yang merasakan ada pergerakan dari tubuh istrinya di atas ranjang, ikut membalikkan tubuhnya juga menghadap Binar. Kini keduanya tidur saling berhadap-hadapan. Keheningan masih tercipta di antara dua insan yang bergelar sepasang suami istri tersebut. Seketika...

Bersambung...

🍁🍁🍁

Bantu Like💋

Terpopuler

Comments

Rusmini Rusmini

Rusmini Rusmini

pillow talk emang perlu banget utk pasutri

2024-10-25

0

Novano Asih

Novano Asih

seketika....bayangin sendiri 😀😀

2024-10-22

0

Abie Mas

Abie Mas

lanjut lah belah duren

2024-07-24

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Kecelakaan Tragis dan Wasiat
2 Bab 2 - Duka Mendalam
3 Bab 3 - Terpaksa Menikah
4 Bab 4 - Sebatas Istri Bayangan
5 Bab 5 - Terlihat Pucat
6 Bab 6 - Tiga Laki-Laki
7 Bab 7 - Bertemu Sahabat
8 Bab 8 - Dion Tidak Fokus
9 Bab 9 - Semakin Kacau dan Galau
10 Bab 10 - Ada Apa Dengan Tubuhku?
11 Bab 11 - Dalam Pengaruh Obat
12 Bab 12 - Hanya Pelampiasan
13 Bab 13 - Kedatangan Tamu
14 Bab 14 - Adik Bayi ?
15 Bab 15 - Kikuk
16 Bab 16 - Skakmat !!
17 Bab 17 - Pelita Cinta Kami
18 Bab 18 - Rindu Ibu
19 Bab 19 - Pillow Talk
20 Bab 20 - Waktu dan Cinta
21 Bab 21 - Sesi Foto Bersama
22 Bab 22 - Pingsan
23 Sekedar Informasi
24 Bab 23 - Gelayut Mendung
25 Bab 24 - Sama-Sama Sakit
26 Bab 25 - Ibu atau Mami ?
27 Bab 26 - Mulut dan Hati Berkata Lain
28 Bab 27 - Sebuah Buku
29 Bab 28 - Kok Kosong ?
30 Bab 29 - Siapa Pendonornya ?
31 Bab 30 - Maafkan Aku, Ibu
32 Bab 31 - Serba Dilema
33 Bab 32 - Sakit Apa?
34 Bab 33 - Rencana Langit
35 Bab 34 - Pulang
36 Bab 35 - Cinta dan Harga Diri
37 Bab 36 - Papi Hahat !!
38 Bab 37 - Ajakan Tidur Bersama
39 Bab 38 - Berhenti Secara Mendadak
40 Bab 39 - Sebuah Pelukan
41 Bab 40 - Kedatangan Tamu
42 Bab 41 - Tak Sadarkan Diri
43 Bab 42 - Versi Lama Beralih Ke Versi Baru
44 Bab 43 - Drop
45 Bab 44 - Kok Tumben?
46 Bab 45 - Mami Maa-tii ?
47 Bab 46 - CCTV
48 Bab 47 - Sudah Bosan Hidup Rupanya !!
49 Bab 48 - Langit Ke Mana ?
50 Bab 49 - Penculikan
51 Bab 50 - Pelukan Hangat Bersama Oma
52 Bab 51 - Satu Fakta Terkuak
53 Bab 52 - Runtuh
54 Bab 53 - Menutup Segala Akses Informasi
55 Bab 54 - Cepat Berangkat !!
56 Bab 55 - Uring-Uringan
57 Bab 56 - Ke Rumah Sakit
58 Bab 57 - Dingin dan Ketus
59 Bab 58 - Aku Sayang Mami
60 Bab 59 - Gagal Ginjal
61 Bab 60 - Sebuah Penyesalan Mendalam
62 Bab 61 - Kemarahan Seorang Ibu
63 Bab 62 - Deep Talk
64 Bab 63 - Sebuah Pilihan Yang Sulit
65 Bab 64 - Keputusan Dion
66 Bab 65 - Pindah Kamar
67 Bab 66 - Mau Adik Tidak ?
68 Bab 67 - Malam Menjelang Operasi
69 Bab 68 - Operasi
70 Bab 69 - Jangan Nangis
71 Bab 70 - Aku Enggak Bisa Hidup Tanpamu
72 Bab 71 - Perkelahian Dua Pria
73 Bab 72 - Menjelang Wisuda
74 Bab 73 - Rencana Sang Komandan
75 Bab 74 - Dia Memang Binar
76 Bab 75 - Lima Tahun Yang Lalu
77 Bab 76 - Curahan Hati Binar
78 Bab 77 - Terjadi Kebocoran dan Manipulasi Data
79 Bab 78 - Kedok Medusa
80 Bab 79 - Terbongkar Kedok Medusa dan Antek-Anteknya
81 Bab 80 - Bangkrut
82 Bab 81 - Kado
83 Cadel
84 Bab 82 - Hubungan Dua Keluarga
85 Bab 83 - Persahabatan Kita Selesai
86 Bab 84 - Hancur!
87 Bab 85 - Liburan Si Kembar
88 Bab 86 - Masuk IGD
89 Bab 87 - Aku dan Kamu
90 Bab 88 - Berpelukan
91 Bab 89 - Sidang Ala Mertua
92 Bab 90 - Pingsan
93 Iklan Tidak Penting
94 Bab 91 - Jadi Satu
95 Bab 92 - Ungkapan Cinta
96 Bab 93 - Kejutan
97 Bab 94 - Pulang ke Tanah Air
98 Bab 95 - Breaking News
99 Bab 96 - Menyingkap Tabir
100 Bab 97 - Hukum Tabur Tuai
101 Bab 98 - Gelagat Aneh
102 Bab 99 - Keluarga Bahagia (BiOn)
103 PROMO KARYA BARU
104 PROMO KARYA BARU
105 Launching Novel Baru
106 Promo Novel Baru
107 PROMO KARYA BARU
108 PROMO KARYA BARU
109 PROMO KARYA BARU
110 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1 - Kecelakaan Tragis dan Wasiat
2
Bab 2 - Duka Mendalam
3
Bab 3 - Terpaksa Menikah
4
Bab 4 - Sebatas Istri Bayangan
5
Bab 5 - Terlihat Pucat
6
Bab 6 - Tiga Laki-Laki
7
Bab 7 - Bertemu Sahabat
8
Bab 8 - Dion Tidak Fokus
9
Bab 9 - Semakin Kacau dan Galau
10
Bab 10 - Ada Apa Dengan Tubuhku?
11
Bab 11 - Dalam Pengaruh Obat
12
Bab 12 - Hanya Pelampiasan
13
Bab 13 - Kedatangan Tamu
14
Bab 14 - Adik Bayi ?
15
Bab 15 - Kikuk
16
Bab 16 - Skakmat !!
17
Bab 17 - Pelita Cinta Kami
18
Bab 18 - Rindu Ibu
19
Bab 19 - Pillow Talk
20
Bab 20 - Waktu dan Cinta
21
Bab 21 - Sesi Foto Bersama
22
Bab 22 - Pingsan
23
Sekedar Informasi
24
Bab 23 - Gelayut Mendung
25
Bab 24 - Sama-Sama Sakit
26
Bab 25 - Ibu atau Mami ?
27
Bab 26 - Mulut dan Hati Berkata Lain
28
Bab 27 - Sebuah Buku
29
Bab 28 - Kok Kosong ?
30
Bab 29 - Siapa Pendonornya ?
31
Bab 30 - Maafkan Aku, Ibu
32
Bab 31 - Serba Dilema
33
Bab 32 - Sakit Apa?
34
Bab 33 - Rencana Langit
35
Bab 34 - Pulang
36
Bab 35 - Cinta dan Harga Diri
37
Bab 36 - Papi Hahat !!
38
Bab 37 - Ajakan Tidur Bersama
39
Bab 38 - Berhenti Secara Mendadak
40
Bab 39 - Sebuah Pelukan
41
Bab 40 - Kedatangan Tamu
42
Bab 41 - Tak Sadarkan Diri
43
Bab 42 - Versi Lama Beralih Ke Versi Baru
44
Bab 43 - Drop
45
Bab 44 - Kok Tumben?
46
Bab 45 - Mami Maa-tii ?
47
Bab 46 - CCTV
48
Bab 47 - Sudah Bosan Hidup Rupanya !!
49
Bab 48 - Langit Ke Mana ?
50
Bab 49 - Penculikan
51
Bab 50 - Pelukan Hangat Bersama Oma
52
Bab 51 - Satu Fakta Terkuak
53
Bab 52 - Runtuh
54
Bab 53 - Menutup Segala Akses Informasi
55
Bab 54 - Cepat Berangkat !!
56
Bab 55 - Uring-Uringan
57
Bab 56 - Ke Rumah Sakit
58
Bab 57 - Dingin dan Ketus
59
Bab 58 - Aku Sayang Mami
60
Bab 59 - Gagal Ginjal
61
Bab 60 - Sebuah Penyesalan Mendalam
62
Bab 61 - Kemarahan Seorang Ibu
63
Bab 62 - Deep Talk
64
Bab 63 - Sebuah Pilihan Yang Sulit
65
Bab 64 - Keputusan Dion
66
Bab 65 - Pindah Kamar
67
Bab 66 - Mau Adik Tidak ?
68
Bab 67 - Malam Menjelang Operasi
69
Bab 68 - Operasi
70
Bab 69 - Jangan Nangis
71
Bab 70 - Aku Enggak Bisa Hidup Tanpamu
72
Bab 71 - Perkelahian Dua Pria
73
Bab 72 - Menjelang Wisuda
74
Bab 73 - Rencana Sang Komandan
75
Bab 74 - Dia Memang Binar
76
Bab 75 - Lima Tahun Yang Lalu
77
Bab 76 - Curahan Hati Binar
78
Bab 77 - Terjadi Kebocoran dan Manipulasi Data
79
Bab 78 - Kedok Medusa
80
Bab 79 - Terbongkar Kedok Medusa dan Antek-Anteknya
81
Bab 80 - Bangkrut
82
Bab 81 - Kado
83
Cadel
84
Bab 82 - Hubungan Dua Keluarga
85
Bab 83 - Persahabatan Kita Selesai
86
Bab 84 - Hancur!
87
Bab 85 - Liburan Si Kembar
88
Bab 86 - Masuk IGD
89
Bab 87 - Aku dan Kamu
90
Bab 88 - Berpelukan
91
Bab 89 - Sidang Ala Mertua
92
Bab 90 - Pingsan
93
Iklan Tidak Penting
94
Bab 91 - Jadi Satu
95
Bab 92 - Ungkapan Cinta
96
Bab 93 - Kejutan
97
Bab 94 - Pulang ke Tanah Air
98
Bab 95 - Breaking News
99
Bab 96 - Menyingkap Tabir
100
Bab 97 - Hukum Tabur Tuai
101
Bab 98 - Gelagat Aneh
102
Bab 99 - Keluarga Bahagia (BiOn)
103
PROMO KARYA BARU
104
PROMO KARYA BARU
105
Launching Novel Baru
106
Promo Novel Baru
107
PROMO KARYA BARU
108
PROMO KARYA BARU
109
PROMO KARYA BARU
110
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!