Bab 18 - Rindu Ibu

Lembang.

"Yeiii... main ikan!" teriak Disya.

"Berisik !!" ketus Devina.

"Bialiinnn... wlekkk !" balas Disya.

"Awas kamu nanti malam kakak gak mau bobo sama kamu!" ucap Devina dengan wajah tampak dingin dan ketus pada sang adik.

"Aku bobo sama Mami. Ka Depi bobo sendili ama antuu. Haha..." sengit Disya tak mau kalah seraya tertawa terbahak-bahak mengejek sang kakak.

"Pergi sana sama Mami! Kamu sudah enggak sayang lagi sama mendiang ibu," ucap Devina ketus.

Mendadak kata ibu disebut oleh sang kakak, Disya yang dikenal periang, manja namun juga lebih cengeng daripada Devina, akhirnya matanya sudah berkaca-kaca. Ia teringat dengan ibu kandungnya yang ia tahu memang sudah meninggal dunia dari cerita semua orang terutama keluarganya.

"Huaaaaa... hiks... hiks... hiks..."

"Ibuuukk..."

"Dicaaa anenn ibu..." cicit Disya seraya menangis tersedu-sedu.

Sontak tangisan Disya membuat para orang dewasa yang tengah berada di dalam vila berhamburan keluar. Terlebih Binar yang sangat khawatir jika Disya menangis. Sebab putrinya yang satu ini jika menangis terus-menerus biasanya akan berujung demam.

Binar belum lancar berjalan sehingga masih meminta bantuan suaminya untuk menggandengnya keluar vila.

Mereka semua sekarang sudah berada di halaman vila dekat kolam ikan, tempat Devina dan Disya berdiri.

"Kenapa sayangnya Mami, hem?" tanya Binar penuh kelembutan seraya berjongkok di depan Disya dan jemari lentiknya sambil menghapus buliran air mata yang menetes di pipi putrinya ini.

"Atu anenn ibu. Hiks...hiks..." jawab Disya dengan sesenggukan.

Binar pun langsung memeluk putrinya itu dan menepuk punggung Disya dengan lembut penuh kasih sayang bak seorang ibu kandung.

"Nanti kalau Devina dan Disya sudah libur sekolah lagi, kita sekeluarga pergi ziarah ke makam ibu ya sayang," ucap Binar berusaha menenangkan Disya yang masih menangis.

"Mami janji?"

"Iya, Mami janji. Bener kan, Pi?" tanya Binar pada Dion agar Disya lebih percaya.

"Eh, i_ya sayang. Putri Papi yang cantik ini jangan nangis dong. Kita kan ke sini mau liburan. Mau seneng-seneng ke vila kakek buyut. Nanti kalau waktunya libur lagi, kita semua ke makam ibu kok. Papi janji," ucap Dion meyakinkan Disya.

Arjuna dan Bening pun turut menenangkan tangisan Disya. Dan beruntung kali ini akhirnya Disya tidak menangis terlalu lama dan sudah bisa tersenyum.

Devina yang melihat semua perhatian keluarganya tertuju pada sang kembarannya, akhirnya berlari masuk ke dalam vila dengan menghentak-hentakkan kaki.

Semua keluarga terkejut melihat Devina yang cemberut dan berlari ke dalam vila. Binar menyuruh Papa dan Mamanya menemani Disya terlebih dahulu. Ia dan Dion pun berjalan menuju ke dalam vila menyusul Devina yang ternyata masuk ke kamar.

"Ibu, Devi kangen. Semua sudah lupa sama ibu. Devi sayang ibu. Huhu..." cicit Devina lirih dan air matanya sudah membasahi pipinya.

Tanpa disadari Devina, Binar dan Dion sudah berada di dalam kamar si kembar di vila. Kebetulan vila mendiang Jenderal Polisi Prasetyo Pambudi yang ada di Lembang ini terdapat tiga buah kamar.

Nantinya Arjuna dan Bening tidur di kamar utama, si kembar tidur di kamar sebelah Opa dan Omanya. Sedangkan Binar dan Dion menempati kamar lain yang tersisa di sana.

Binar pun berjalan mendekati Devina yang tengah tidur-tiduran di atas ranjang dengan posisi memunggungi. Binar mendaratkan b0kongnya di atas ranjang. Jemari lentik Binar mengelus punggung Devina yang tengah bergetar. Menandakan sang empunya sedang menangis.

"Devina, putri ibu dan mami yang paling baik hati. Cintanya Mami dan Papi,"

Deg...

Seketika tangis Devina berhenti kala mendapat elusan dan untaian kalimat menenangkan penuh cinta dari Binar, ibu sambungnya. Dion hanya terdiam menatap interaksi Binar dengan putri sulungnya tersebut.

Devina pun membalikkan tubuhnya lalu beranjak duduk dan bersandar di headboard ranjang. Binar menghapus air mata yang menetes di pipi Devina.

"Papi dan Mami sudah enggak sayang sama ibu. Sudah lupa sama ibu!" ketus Devina seraya masih sesenggukan.

"Siapa yang bilang, sayang?"

Devina hanya bisa terdiam dan tak menjawabnya.

"Semua orang sayang sama ibu dan enggak akan melupakan ibu sampai kapan pun. Ibu akan selalu hidup di hati Mami, Papi, Opa, Oma, Devina dan juga Disya, selamanya. Setiap selesai salat, doa Mami dan Papi selalu tercurah untuk ibu agar di sana ibu bisa bahagia selalu. Mami tadi nenangin Disya, karena takut nanti Disya sakit. Mami minta maaf kalau mungkin kurang perhatian ke Devina yang tengah rindu dengan ibu. Karena Mami terlalu sibuk. Devi sebagai perwakilan mendiang ibu, mau kan maafin Mami?"

Binar memberikan jari kelingkingnya pada Devina untuk meminta maaf. Devina pun akhirnya luluh. Binar memeluk dan membisikkan kalimat maaf dan penuh kasih di telinga Devina.

Hati Dion mendadak terenyuh melihat pemandangan di hadapannya sekarang. Istrinya saat ini hanya lah sebatas ibu sambung kedua putrinya, namun kasih sayang Binar seperti seorang ibu kandung.

"Makasih, Bin. Kamu sudah membuat kedua putriku tak kekurangan kasih sayang dari sosok seorang ibu untuk mereka." Dion hanya bisa membatin penuh haru melihat ketulusan Binar dengan porsi yang berimbang baik kepada Devina maupun Disya yang selama ini sangat jarang ia perhatikan dengan baik dan seksama.

Bersambung...

🍁🍁🍁

Bantu Like 💋

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

makanya Dion, jgn suka jutek, nek berdua kembar sm spt istri mu dua2 nya
ribet untung udh kena apemnya Birna. 🤭

2024-09-24

1

Abie Mas

Abie Mas

sadarlah wahai dion

2024-07-24

1

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

maka nya perhatikan juga tu isteri mu Dion....

2024-07-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Kecelakaan Tragis dan Wasiat
2 Bab 2 - Duka Mendalam
3 Bab 3 - Terpaksa Menikah
4 Bab 4 - Sebatas Istri Bayangan
5 Bab 5 - Terlihat Pucat
6 Bab 6 - Tiga Laki-Laki
7 Bab 7 - Bertemu Sahabat
8 Bab 8 - Dion Tidak Fokus
9 Bab 9 - Semakin Kacau dan Galau
10 Bab 10 - Ada Apa Dengan Tubuhku?
11 Bab 11 - Dalam Pengaruh Obat
12 Bab 12 - Hanya Pelampiasan
13 Bab 13 - Kedatangan Tamu
14 Bab 14 - Adik Bayi ?
15 Bab 15 - Kikuk
16 Bab 16 - Skakmat !!
17 Bab 17 - Pelita Cinta Kami
18 Bab 18 - Rindu Ibu
19 Bab 19 - Pillow Talk
20 Bab 20 - Waktu dan Cinta
21 Bab 21 - Sesi Foto Bersama
22 Bab 22 - Pingsan
23 Sekedar Informasi
24 Bab 23 - Gelayut Mendung
25 Bab 24 - Sama-Sama Sakit
26 Bab 25 - Ibu atau Mami ?
27 Bab 26 - Mulut dan Hati Berkata Lain
28 Bab 27 - Sebuah Buku
29 Bab 28 - Kok Kosong ?
30 Bab 29 - Siapa Pendonornya ?
31 Bab 30 - Maafkan Aku, Ibu
32 Bab 31 - Serba Dilema
33 Bab 32 - Sakit Apa?
34 Bab 33 - Rencana Langit
35 Bab 34 - Pulang
36 Bab 35 - Cinta dan Harga Diri
37 Bab 36 - Papi Hahat !!
38 Bab 37 - Ajakan Tidur Bersama
39 Bab 38 - Berhenti Secara Mendadak
40 Bab 39 - Sebuah Pelukan
41 Bab 40 - Kedatangan Tamu
42 Bab 41 - Tak Sadarkan Diri
43 Bab 42 - Versi Lama Beralih Ke Versi Baru
44 Bab 43 - Drop
45 Bab 44 - Kok Tumben?
46 Bab 45 - Mami Maa-tii ?
47 Bab 46 - CCTV
48 Bab 47 - Sudah Bosan Hidup Rupanya !!
49 Bab 48 - Langit Ke Mana ?
50 Bab 49 - Penculikan
51 Bab 50 - Pelukan Hangat Bersama Oma
52 Bab 51 - Satu Fakta Terkuak
53 Bab 52 - Runtuh
54 Bab 53 - Menutup Segala Akses Informasi
55 Bab 54 - Cepat Berangkat !!
56 Bab 55 - Uring-Uringan
57 Bab 56 - Ke Rumah Sakit
58 Bab 57 - Dingin dan Ketus
59 Bab 58 - Aku Sayang Mami
60 Bab 59 - Gagal Ginjal
61 Bab 60 - Sebuah Penyesalan Mendalam
62 Bab 61 - Kemarahan Seorang Ibu
63 Bab 62 - Deep Talk
64 Bab 63 - Sebuah Pilihan Yang Sulit
65 Bab 64 - Keputusan Dion
66 Bab 65 - Pindah Kamar
67 Bab 66 - Mau Adik Tidak ?
68 Bab 67 - Malam Menjelang Operasi
69 Bab 68 - Operasi
70 Bab 69 - Jangan Nangis
71 Bab 70 - Aku Enggak Bisa Hidup Tanpamu
72 Bab 71 - Perkelahian Dua Pria
73 Bab 72 - Menjelang Wisuda
74 Bab 73 - Rencana Sang Komandan
75 Bab 74 - Dia Memang Binar
76 Bab 75 - Lima Tahun Yang Lalu
77 Bab 76 - Curahan Hati Binar
78 Bab 77 - Terjadi Kebocoran dan Manipulasi Data
79 Bab 78 - Kedok Medusa
80 Bab 79 - Terbongkar Kedok Medusa dan Antek-Anteknya
81 Bab 80 - Bangkrut
82 Bab 81 - Kado
83 Cadel
84 Bab 82 - Hubungan Dua Keluarga
85 Bab 83 - Persahabatan Kita Selesai
86 Bab 84 - Hancur!
87 Bab 85 - Liburan Si Kembar
88 Bab 86 - Masuk IGD
89 Bab 87 - Aku dan Kamu
90 Bab 88 - Berpelukan
91 Bab 89 - Sidang Ala Mertua
92 Bab 90 - Pingsan
93 Iklan Tidak Penting
94 Bab 91 - Jadi Satu
95 Bab 92 - Ungkapan Cinta
96 Bab 93 - Kejutan
97 Bab 94 - Pulang ke Tanah Air
98 Bab 95 - Breaking News
99 Bab 96 - Menyingkap Tabir
100 Bab 97 - Hukum Tabur Tuai
101 Bab 98 - Gelagat Aneh
102 Bab 99 - Keluarga Bahagia (BiOn)
103 PROMO KARYA BARU
104 PROMO KARYA BARU
105 Launching Novel Baru
106 Promo Novel Baru
107 PROMO KARYA BARU
108 PROMO KARYA BARU
109 PROMO KARYA BARU
110 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1 - Kecelakaan Tragis dan Wasiat
2
Bab 2 - Duka Mendalam
3
Bab 3 - Terpaksa Menikah
4
Bab 4 - Sebatas Istri Bayangan
5
Bab 5 - Terlihat Pucat
6
Bab 6 - Tiga Laki-Laki
7
Bab 7 - Bertemu Sahabat
8
Bab 8 - Dion Tidak Fokus
9
Bab 9 - Semakin Kacau dan Galau
10
Bab 10 - Ada Apa Dengan Tubuhku?
11
Bab 11 - Dalam Pengaruh Obat
12
Bab 12 - Hanya Pelampiasan
13
Bab 13 - Kedatangan Tamu
14
Bab 14 - Adik Bayi ?
15
Bab 15 - Kikuk
16
Bab 16 - Skakmat !!
17
Bab 17 - Pelita Cinta Kami
18
Bab 18 - Rindu Ibu
19
Bab 19 - Pillow Talk
20
Bab 20 - Waktu dan Cinta
21
Bab 21 - Sesi Foto Bersama
22
Bab 22 - Pingsan
23
Sekedar Informasi
24
Bab 23 - Gelayut Mendung
25
Bab 24 - Sama-Sama Sakit
26
Bab 25 - Ibu atau Mami ?
27
Bab 26 - Mulut dan Hati Berkata Lain
28
Bab 27 - Sebuah Buku
29
Bab 28 - Kok Kosong ?
30
Bab 29 - Siapa Pendonornya ?
31
Bab 30 - Maafkan Aku, Ibu
32
Bab 31 - Serba Dilema
33
Bab 32 - Sakit Apa?
34
Bab 33 - Rencana Langit
35
Bab 34 - Pulang
36
Bab 35 - Cinta dan Harga Diri
37
Bab 36 - Papi Hahat !!
38
Bab 37 - Ajakan Tidur Bersama
39
Bab 38 - Berhenti Secara Mendadak
40
Bab 39 - Sebuah Pelukan
41
Bab 40 - Kedatangan Tamu
42
Bab 41 - Tak Sadarkan Diri
43
Bab 42 - Versi Lama Beralih Ke Versi Baru
44
Bab 43 - Drop
45
Bab 44 - Kok Tumben?
46
Bab 45 - Mami Maa-tii ?
47
Bab 46 - CCTV
48
Bab 47 - Sudah Bosan Hidup Rupanya !!
49
Bab 48 - Langit Ke Mana ?
50
Bab 49 - Penculikan
51
Bab 50 - Pelukan Hangat Bersama Oma
52
Bab 51 - Satu Fakta Terkuak
53
Bab 52 - Runtuh
54
Bab 53 - Menutup Segala Akses Informasi
55
Bab 54 - Cepat Berangkat !!
56
Bab 55 - Uring-Uringan
57
Bab 56 - Ke Rumah Sakit
58
Bab 57 - Dingin dan Ketus
59
Bab 58 - Aku Sayang Mami
60
Bab 59 - Gagal Ginjal
61
Bab 60 - Sebuah Penyesalan Mendalam
62
Bab 61 - Kemarahan Seorang Ibu
63
Bab 62 - Deep Talk
64
Bab 63 - Sebuah Pilihan Yang Sulit
65
Bab 64 - Keputusan Dion
66
Bab 65 - Pindah Kamar
67
Bab 66 - Mau Adik Tidak ?
68
Bab 67 - Malam Menjelang Operasi
69
Bab 68 - Operasi
70
Bab 69 - Jangan Nangis
71
Bab 70 - Aku Enggak Bisa Hidup Tanpamu
72
Bab 71 - Perkelahian Dua Pria
73
Bab 72 - Menjelang Wisuda
74
Bab 73 - Rencana Sang Komandan
75
Bab 74 - Dia Memang Binar
76
Bab 75 - Lima Tahun Yang Lalu
77
Bab 76 - Curahan Hati Binar
78
Bab 77 - Terjadi Kebocoran dan Manipulasi Data
79
Bab 78 - Kedok Medusa
80
Bab 79 - Terbongkar Kedok Medusa dan Antek-Anteknya
81
Bab 80 - Bangkrut
82
Bab 81 - Kado
83
Cadel
84
Bab 82 - Hubungan Dua Keluarga
85
Bab 83 - Persahabatan Kita Selesai
86
Bab 84 - Hancur!
87
Bab 85 - Liburan Si Kembar
88
Bab 86 - Masuk IGD
89
Bab 87 - Aku dan Kamu
90
Bab 88 - Berpelukan
91
Bab 89 - Sidang Ala Mertua
92
Bab 90 - Pingsan
93
Iklan Tidak Penting
94
Bab 91 - Jadi Satu
95
Bab 92 - Ungkapan Cinta
96
Bab 93 - Kejutan
97
Bab 94 - Pulang ke Tanah Air
98
Bab 95 - Breaking News
99
Bab 96 - Menyingkap Tabir
100
Bab 97 - Hukum Tabur Tuai
101
Bab 98 - Gelagat Aneh
102
Bab 99 - Keluarga Bahagia (BiOn)
103
PROMO KARYA BARU
104
PROMO KARYA BARU
105
Launching Novel Baru
106
Promo Novel Baru
107
PROMO KARYA BARU
108
PROMO KARYA BARU
109
PROMO KARYA BARU
110
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!