Bab 7 - Bertemu Sahabat

Langit hari ini pagi-pagi sekali berangkat dari Jogjakarta ke Bandung. Dengan tujuan awal ada panggilan tugas dari Polrestabes Bandung untuk memeriksa dan mengidentifikasi jasad seseorang yang baru saja ditemukan dini hari tadi.

Sebenarnya panggilan itu untuk tugas temannya. Namun sang teman tak bisa pergi ke Bandung, alhasil Langit yang menggantikannya. Jasad tersebut saat ini berada di rumah sakit lain bukan rumah sakit tempat Binar bekerja.

Setibanya dari Bandara Husein Sastranegara, karena ia masih memiliki jeda waktu maka mampir lah ke RSUP. Hasan Sadikin Bandung untuk melihat Binarnya. Dikarenakan lama tak jumpa dan sudah jarang berkomunikasi, sehingga rindu semakin menyeruak di hatinya.

Tak menyangka dan tak diduga ia melihat interaksi Binar dengan laki-laki lain dan setelah ia mengirimkan foto ke salah satu rekanan rahasianya di kepolisian, dengan cepat ia mendapatkan informasi. Ia baru tahu nama lelaki yang bertemu Binar tadi di parkiran adalah Brigpol Hamid Akmal Sukoco. Yang ternyata sudah tiga bulan ini telah pindah tugas dari Polsek Gondomanan, Yogyakarta ke Polsek Buah Batu, Bandung.

Langkah kaki Langit terus melaju. Dirinya ingin bertemu Binar sejenak. Namun saat sudah berjalan di sebuah lorong rumah sakit, tiba-tiba ia berhenti dan bersembunyi. Dirinya melihat Binar keluar dari ruangan yang ia yakini bukan ruangan kerja Binar.

"Kamu harus banyak istirahat. Jangan lupa minum obat secara rutin dan jangan banyak pikiran atau stres. Segera hubungi keluargamu siapa tahu di antara mereka ada kecocokan untuk melakukan transplantasi. Lebih cepat lebih baik," tutur Dokter Meta.

Ya, Dokter Meta adalah dokter yang memantau sekaligus merawat kondisi Binar selama di Bandung. Dan pagi ini Binar divonis olehnya jika penyakitnya sudah naik level dan segera membutuhkan donor.

Obat-obatan dan injeksi hanya menahan sementara laju penyakit Binar bukan menyembuhkannya.

Binar mengakui akhir-akhir ini dirinya sedang banyak pikiran dan juga kelelahan yang sangat luar biasa. Segudang aktifitas di rumah sakit dan di rumahnya dengan pelik rumah tangganya yang seperti itu. Tentu hal itu tidak lah mudah baginya untuk menjaga kesehatan dirinya secara maksimal.

Dia selalu memperhatikan kebutuhan suami dan anak-anaknya secara penuh sehingga terlupa akan kondisi dirinya sendiri.

"Terima kasih banyak, Dok. Saya pamit kerja dulu," ucap Binar dengan lirih dan tertunduk lesu.

Binar pun melangkah pergi menuju ruangannya. Sedangkan Langit merasakan sesak di dadanya mendengar seluruh pembicaraan Binar dengan Dokter Meta. Kebetulan area tersebut tengah sepi sehingga hanya Langit yang mendengar.

"Ya Tuhan, selamatkan Binarku. Panjangkan umurnya. Seumur hidup tak apa jika kita ditakdirkan tak bisa bersama sebagai pasangan. Aku rela. Tapi aku tak ikhlas jika dia harus kau panggil pergi meninggalkan dunia ini untuk selamanya. Aku mohon ya Tuhan," Langit membatin dengan perasaan yang berkecamuk dan pilu.

☘️☘️

Tok...tok...tok...

Ruangan Binar tiba-tiba ada yang mengetuk.

"Siapa ya pagi-pagi begini ke sini?" batin Binar bertanya-tanya.

Sebab ia masih dokter muda di sana. Sehingga praktik pun masih sering menemani dokter senior baik periksa pasien atau ikut dalam ruang operasi.

Binar pun berjalan lalu ia membuka pintu ruangannya.

Ceklek...

Derit pintu terbuka dan menampilkan sosok sahabatnya Langit Gemintang Laksono sudah berdiri di depan ruangannya dengan menenteng sebuah paperbag.

"Tara...kejutan..." ucap Langit seraya tersenyum dengan memberikan sebuah paper bag yang berisi makanan kesukaan Binar.

"Langit !! Bikin kaget saja. Huft !!" keluh Binar seraya mengerucutkan bibirnya.

"Boleh masuk enggak nih?"

"Masuk saja tapi maaf aku enggak bisa lama-lama soalnya sebentar lagi ada persiapan operasi jadi aku harus menemani dokter senior di sana," jawab Binar dengan jujur dan apa adanya.

"Iya aku paham kok Bu Dokter yang semakin cantik dan sebentar lagi pasti namamu juga akan terkenal seperti para senior itu," ucap Langit berusaha memberi semangat pada Binar.

"Masih jauh banget, Lang. Sekolah spesialis saja masih belum. Doakan ya sebentar lagi syarat buat ambil spesialis bisa lulus jadi aku bisa kuliah lagi," ucap Binar.

"Amin..." jawab Langit penuh keyakinan.

"Pasti kamu lulus kok. Otakmu kan encer," ucap Langit.

"Haha... ada-ada saja kamu, Lang. By the way makasih ya makanannya," ucap Binar berusaha menghargai pemberian sahabatnya itu.

"Hem," jawab Langit singkat.

"Oh ya, tumben kamu ke Bandung. Ada apa?" tanya Binar penasaran.

"Ada panggilan tugas sebentar di Bandung. Mampir dulu ke sini baru setelah ini aku ke tempat lain buat bedah mayat," jawab Langit apa adanya.

"Korban kecelakaan apa pembunuhan?" tanya Binar.

"Korban mu*tilasi. Pastinya dibunuh," jawab Langit.

Deg...

Bersambung.

🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

Fahmi Ardiansyah

Fahmi Ardiansyah

siapa ya kira kira mayat yg di mutilasi itu.kenapa binar dikit kaget saat mendengarnya.

2024-11-15

0

Fahmi Ardiansyah

Fahmi Ardiansyah

amiiin

2024-11-15

0

Fahmi Ardiansyah

Fahmi Ardiansyah

langit pasti mendengar semua pembicaraan antara dokter n binar.

2024-11-15

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Kecelakaan Tragis dan Wasiat
2 Bab 2 - Duka Mendalam
3 Bab 3 - Terpaksa Menikah
4 Bab 4 - Sebatas Istri Bayangan
5 Bab 5 - Terlihat Pucat
6 Bab 6 - Tiga Laki-Laki
7 Bab 7 - Bertemu Sahabat
8 Bab 8 - Dion Tidak Fokus
9 Bab 9 - Semakin Kacau dan Galau
10 Bab 10 - Ada Apa Dengan Tubuhku?
11 Bab 11 - Dalam Pengaruh Obat
12 Bab 12 - Hanya Pelampiasan
13 Bab 13 - Kedatangan Tamu
14 Bab 14 - Adik Bayi ?
15 Bab 15 - Kikuk
16 Bab 16 - Skakmat !!
17 Bab 17 - Pelita Cinta Kami
18 Bab 18 - Rindu Ibu
19 Bab 19 - Pillow Talk
20 Bab 20 - Waktu dan Cinta
21 Bab 21 - Sesi Foto Bersama
22 Bab 22 - Pingsan
23 Sekedar Informasi
24 Bab 23 - Gelayut Mendung
25 Bab 24 - Sama-Sama Sakit
26 Bab 25 - Ibu atau Mami ?
27 Bab 26 - Mulut dan Hati Berkata Lain
28 Bab 27 - Sebuah Buku
29 Bab 28 - Kok Kosong ?
30 Bab 29 - Siapa Pendonornya ?
31 Bab 30 - Maafkan Aku, Ibu
32 Bab 31 - Serba Dilema
33 Bab 32 - Sakit Apa?
34 Bab 33 - Rencana Langit
35 Bab 34 - Pulang
36 Bab 35 - Cinta dan Harga Diri
37 Bab 36 - Papi Hahat !!
38 Bab 37 - Ajakan Tidur Bersama
39 Bab 38 - Berhenti Secara Mendadak
40 Bab 39 - Sebuah Pelukan
41 Bab 40 - Kedatangan Tamu
42 Bab 41 - Tak Sadarkan Diri
43 Bab 42 - Versi Lama Beralih Ke Versi Baru
44 Bab 43 - Drop
45 Bab 44 - Kok Tumben?
46 Bab 45 - Mami Maa-tii ?
47 Bab 46 - CCTV
48 Bab 47 - Sudah Bosan Hidup Rupanya !!
49 Bab 48 - Langit Ke Mana ?
50 Bab 49 - Penculikan
51 Bab 50 - Pelukan Hangat Bersama Oma
52 Bab 51 - Satu Fakta Terkuak
53 Bab 52 - Runtuh
54 Bab 53 - Menutup Segala Akses Informasi
55 Bab 54 - Cepat Berangkat !!
56 Bab 55 - Uring-Uringan
57 Bab 56 - Ke Rumah Sakit
58 Bab 57 - Dingin dan Ketus
59 Bab 58 - Aku Sayang Mami
60 Bab 59 - Gagal Ginjal
61 Bab 60 - Sebuah Penyesalan Mendalam
62 Bab 61 - Kemarahan Seorang Ibu
63 Bab 62 - Deep Talk
64 Bab 63 - Sebuah Pilihan Yang Sulit
65 Bab 64 - Keputusan Dion
66 Bab 65 - Pindah Kamar
67 Bab 66 - Mau Adik Tidak ?
68 Bab 67 - Malam Menjelang Operasi
69 Bab 68 - Operasi
70 Bab 69 - Jangan Nangis
71 Bab 70 - Aku Enggak Bisa Hidup Tanpamu
72 Bab 71 - Perkelahian Dua Pria
73 Bab 72 - Menjelang Wisuda
74 Bab 73 - Rencana Sang Komandan
75 Bab 74 - Dia Memang Binar
76 Bab 75 - Lima Tahun Yang Lalu
77 Bab 76 - Curahan Hati Binar
78 Bab 77 - Terjadi Kebocoran dan Manipulasi Data
79 Bab 78 - Kedok Medusa
80 Bab 79 - Terbongkar Kedok Medusa dan Antek-Anteknya
81 Bab 80 - Bangkrut
82 Bab 81 - Kado
83 Cadel
84 Bab 82 - Hubungan Dua Keluarga
85 Bab 83 - Persahabatan Kita Selesai
86 Bab 84 - Hancur!
87 Bab 85 - Liburan Si Kembar
88 Bab 86 - Masuk IGD
89 Bab 87 - Aku dan Kamu
90 Bab 88 - Berpelukan
91 Bab 89 - Sidang Ala Mertua
92 Bab 90 - Pingsan
93 Iklan Tidak Penting
94 Bab 91 - Jadi Satu
95 Bab 92 - Ungkapan Cinta
96 Bab 93 - Kejutan
97 Bab 94 - Pulang ke Tanah Air
98 Bab 95 - Breaking News
99 Bab 96 - Menyingkap Tabir
100 Bab 97 - Hukum Tabur Tuai
101 Bab 98 - Gelagat Aneh
102 Bab 99 - Keluarga Bahagia (BiOn)
103 PROMO KARYA BARU
104 PROMO KARYA BARU
105 Launching Novel Baru
106 Promo Novel Baru
107 PROMO KARYA BARU
108 PROMO KARYA BARU
109 PROMO KARYA BARU
110 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1 - Kecelakaan Tragis dan Wasiat
2
Bab 2 - Duka Mendalam
3
Bab 3 - Terpaksa Menikah
4
Bab 4 - Sebatas Istri Bayangan
5
Bab 5 - Terlihat Pucat
6
Bab 6 - Tiga Laki-Laki
7
Bab 7 - Bertemu Sahabat
8
Bab 8 - Dion Tidak Fokus
9
Bab 9 - Semakin Kacau dan Galau
10
Bab 10 - Ada Apa Dengan Tubuhku?
11
Bab 11 - Dalam Pengaruh Obat
12
Bab 12 - Hanya Pelampiasan
13
Bab 13 - Kedatangan Tamu
14
Bab 14 - Adik Bayi ?
15
Bab 15 - Kikuk
16
Bab 16 - Skakmat !!
17
Bab 17 - Pelita Cinta Kami
18
Bab 18 - Rindu Ibu
19
Bab 19 - Pillow Talk
20
Bab 20 - Waktu dan Cinta
21
Bab 21 - Sesi Foto Bersama
22
Bab 22 - Pingsan
23
Sekedar Informasi
24
Bab 23 - Gelayut Mendung
25
Bab 24 - Sama-Sama Sakit
26
Bab 25 - Ibu atau Mami ?
27
Bab 26 - Mulut dan Hati Berkata Lain
28
Bab 27 - Sebuah Buku
29
Bab 28 - Kok Kosong ?
30
Bab 29 - Siapa Pendonornya ?
31
Bab 30 - Maafkan Aku, Ibu
32
Bab 31 - Serba Dilema
33
Bab 32 - Sakit Apa?
34
Bab 33 - Rencana Langit
35
Bab 34 - Pulang
36
Bab 35 - Cinta dan Harga Diri
37
Bab 36 - Papi Hahat !!
38
Bab 37 - Ajakan Tidur Bersama
39
Bab 38 - Berhenti Secara Mendadak
40
Bab 39 - Sebuah Pelukan
41
Bab 40 - Kedatangan Tamu
42
Bab 41 - Tak Sadarkan Diri
43
Bab 42 - Versi Lama Beralih Ke Versi Baru
44
Bab 43 - Drop
45
Bab 44 - Kok Tumben?
46
Bab 45 - Mami Maa-tii ?
47
Bab 46 - CCTV
48
Bab 47 - Sudah Bosan Hidup Rupanya !!
49
Bab 48 - Langit Ke Mana ?
50
Bab 49 - Penculikan
51
Bab 50 - Pelukan Hangat Bersama Oma
52
Bab 51 - Satu Fakta Terkuak
53
Bab 52 - Runtuh
54
Bab 53 - Menutup Segala Akses Informasi
55
Bab 54 - Cepat Berangkat !!
56
Bab 55 - Uring-Uringan
57
Bab 56 - Ke Rumah Sakit
58
Bab 57 - Dingin dan Ketus
59
Bab 58 - Aku Sayang Mami
60
Bab 59 - Gagal Ginjal
61
Bab 60 - Sebuah Penyesalan Mendalam
62
Bab 61 - Kemarahan Seorang Ibu
63
Bab 62 - Deep Talk
64
Bab 63 - Sebuah Pilihan Yang Sulit
65
Bab 64 - Keputusan Dion
66
Bab 65 - Pindah Kamar
67
Bab 66 - Mau Adik Tidak ?
68
Bab 67 - Malam Menjelang Operasi
69
Bab 68 - Operasi
70
Bab 69 - Jangan Nangis
71
Bab 70 - Aku Enggak Bisa Hidup Tanpamu
72
Bab 71 - Perkelahian Dua Pria
73
Bab 72 - Menjelang Wisuda
74
Bab 73 - Rencana Sang Komandan
75
Bab 74 - Dia Memang Binar
76
Bab 75 - Lima Tahun Yang Lalu
77
Bab 76 - Curahan Hati Binar
78
Bab 77 - Terjadi Kebocoran dan Manipulasi Data
79
Bab 78 - Kedok Medusa
80
Bab 79 - Terbongkar Kedok Medusa dan Antek-Anteknya
81
Bab 80 - Bangkrut
82
Bab 81 - Kado
83
Cadel
84
Bab 82 - Hubungan Dua Keluarga
85
Bab 83 - Persahabatan Kita Selesai
86
Bab 84 - Hancur!
87
Bab 85 - Liburan Si Kembar
88
Bab 86 - Masuk IGD
89
Bab 87 - Aku dan Kamu
90
Bab 88 - Berpelukan
91
Bab 89 - Sidang Ala Mertua
92
Bab 90 - Pingsan
93
Iklan Tidak Penting
94
Bab 91 - Jadi Satu
95
Bab 92 - Ungkapan Cinta
96
Bab 93 - Kejutan
97
Bab 94 - Pulang ke Tanah Air
98
Bab 95 - Breaking News
99
Bab 96 - Menyingkap Tabir
100
Bab 97 - Hukum Tabur Tuai
101
Bab 98 - Gelagat Aneh
102
Bab 99 - Keluarga Bahagia (BiOn)
103
PROMO KARYA BARU
104
PROMO KARYA BARU
105
Launching Novel Baru
106
Promo Novel Baru
107
PROMO KARYA BARU
108
PROMO KARYA BARU
109
PROMO KARYA BARU
110
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!