Bab 11 - Dalam Pengaruh Obat

Selepas menyelesaikan hasratnya untuk buang air kecil, Prita bergegas menuju ke toilet pria guna melihat bosnya. Namun Dion juga sepertinya belum keluar karena di depan masih sepi dan lorong tersebut sedang tak ada orang lain. Alhasil Prita memberanikan diri masuk ke dalam toilet pria untuk mencari Dion.

"Pak... Pak Dion," panggil Prita seraya kepalanya celingak-celinguk dan membuka satu per satu bilik di toilet umum tersebut. Namun hingga ujung ternyata semua bilik kosong, tanpa penghuni.

"Kok kosong semua?"

"Apa Pak Dion sudah kembali ke privat room lagi ya?"

"Ya sudah aku balik saja ke sana saja," ucap Prita seraya berjalan keluar dari toilet pria dan menuju privat room.

Namun sialnya ternyata di dalam, Dion pun tak ada. Berkali-kali Prita mencoba menghubungi ponsel bosnya itu namun tidak aktif.

"Maaf, nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan. Silahkan hubungi sesaat lagi."

Begitulah bunyi mesin penjawab saat Prita mencoba mendial nomor kontak Dion.

"Pergi ke mana sih tuh duda dingin? Padahal sudah aku beri obat juga di minumannya malah gagal total. Huft !!" keluh Prita karena rencananya malam ini sepertinya gagal total.

Dirinya memang sengaja membayar pelayan hotel untuk memasukkan zat afrodisiak atau yang biasa dikenal dengan sebutan obat perang*sang ke dalam jus jeruk pesanan Dion. Namun ia harus menelan pil pahit sebab targetnya pergi entah ke mana.

Akhirnya dengan terpaksa Prita berpamitan pada Mr. Jonathan dengan alasan dirinya kurang enak badan. Ia pun membawa tas kerja milik Dion yang tertinggal.

Sedangkan ponsel dan dompet Dion semua dibawa sang empunya. Biasanya bosnya itu memang suka mengantongi ponsel dan dompetnya sendiri.

"Astaga ke mana sih tuh orang!! Di telepon enggak aktif. Mana berangkat gak bareng. Sekarang main tinggal saja. Padahal aku sudah nyewa kamar di sini. Mana kamar suite room yang harganya cukup menguras kantong pula. Benar-benar sial !!" gerutu Prita seraya menghentakkan kakinya dan berjalan menuju kamarnya.

Sebab ia baru saja mencoba datang ke pihak resepsionis yang ada di lobby hotel guna meminta bantuan untuk mengecek cctv. Namun pihak hotel tidak bersedia. Dikarenakan hotel tersebut sangat menjaga privasi para tamunya dan alasan yang dikemukakan Prita juga tidak jelas. Sehingga mereka juga tak berani membuka cctv yang diinginkan Prita.

Sedangkan orang yang tengah gencar dicari oleh Prita sedang mengebut di jalanan membelah kota Bandung untuk pulang ke rumah. Dirinya butuh berendam air dingin di kamar mandi untuk meredam hasratnya. Dan jika tetap tak bisa, ia berharap Binar sebagai dokter bisa membantunya menemukan jalan lain atas problem dirinya sekarang.

Ia tak mau melampiaskannya pada Binar. Selain karena ia merasa tidak mencintai Binar, ia juga sudah pernah mengatakan pada istrinya itu bahwa selama pernikahan mereka, dirinya tidak akan menyentuhnya. Kalimat pedas itu terlontar dari bibir Dion sewaktu malam pengantin mereka.

"Jangan berharap lebih pada pernikahan ini. Kamu tentu tahu aku menikahimu hanya karena dua alasan. Demi menjalankan amanah dari wanita yang aku cintai yakni Berliana, kakakmu. Dan juga karena Devina dan Disya. Hanya untuk itu, tak lebih."

"Urusan nafkah lahir aku bisa penuhi semuanya termasuk jika kamu ingin melanjutkan kuliahmu ke jenjang spesialis. Tapi jangan pernah meminta nafkah batin padaku. Karena aku tak akan pernah menyentuhmu sampai kapan pun. Kamu paham ?"

"Iya, Kak. Aku mengerti. Terima kasih," jawab Binar lirih kala itu.

☘️☘️

Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Suasana di dalam rumahnya tampak sepi. Tentu saja di jam begini si kembar sudah tertidur pulas. Dion berjalan sempoyongan seperti orang mabuk. Sebab kepalanya tengah pusing berat. Ia berusaha menahan hasrat sekuat tenaganya.

Dikarenakan dirinya tak jelas melihat pintu kamar akibat pengaruh obat tersebut, alhasil Dion justru bukan masuk ke dalam kamarnya sendiri melainkan masuk ke kamar Binar yang dalam kondisi tidak terkunci. Sepertinya Binar lupa menguncinya.

Ceklek...

Derit pintu kamar Binar dibuka oleh Dion. Kondisi kamar Binar yang redup karena hanya remang-remang dari cahaya lampu tidur saja yang menyala.

Mendadak pandangan mata Dion menggelap seketika saat disuguhi pemandangan kemolekan tubuh Binar yang dalam pandangannya adalah sosok Berliana. Sehingga rencana awal yang sudah ia susun pun menguap entah ke mana.

Binar tertidur pulas di atas ranjang mengenakan baju tidur tanpa lengan berwarna broken white dengan kain yang cukup menerawang. Terlebih Binar tidur dengan memeluk guling dan sedang tidak menggunakan selimut.

Alhasil kaki jenjangnya yang mulus terlihat sangat jelas hingga bagian paaha karena baju tidurnya dengan model terusan itu tersingkap ke atas. Bahkan terlihat jelas juga saat ini bahwa Binar sedang tidak memakai penutup melon kembar ranumnya.

Sebab menurut pakar kesehatan, ketika tidur khusus untuk para wanita disarankan tidak memakai br*a. Dan Binar juga menerapkan hal tersebut.

Hasrat Dion sudah tak dapat ditahan. Logikanya tertutup kabut gai*rah tak kasat mata dan kerinduan mendalam pada sosok mendiang Berliana. Dion pun segera melepaskan pakaiannya secara keseluruhan.

Setelah kondisinya sudah polos tanpa sehelai benang pun, Dion merangkak naik ke ranjang Binar. Lalu...

Grepp...

Seketika Dion memeluk tubuh Binar dari arah belakang yang ia sangka itu adalah Berliana. Bahkan ia memejamkan matanya. Dion menciumi dan mengendus-endus leher mulus nan wangi milik istrinya itu yang beraroma strawberry musk. Semakin meningkatkan hasratnya yang tengah menggebu-gebu di ujung.

Dan bukti gairahnya di bawah sana sudah berdiri tegak nan kokoh sejak tadi. Sangat ingin segera memasuki rumah terdalam milik istrinya.

"Ehmm... sayang," bisik Dion mesra dan tangannya sudah mulai merayap meraaba paaha Binar.

Deg...

Seketika Binar pun membuka matanya perlahan kala merasakan ada seseorang yang memeluknya. Terlebih ada yang mengganjal di bawah sana mirip seperti balok kayu yang keras sedang men*usuk-nuusuknya.

Binar pun langsung membalikkan tubuhnya dan matanya membeliak sempurna dengan sudut bibir berkedut. Melihat suaminya dalam kondisi tanpa sehelai benang pun. Kini sudah berada di atas ranjangnya.

"Kak Di_on," ucap Binar dengan nada terbata-bata.

Bersambung...

🍁🍁🍁

*aroma musk biasanya memberikan kesan wangi yang menyegarkan, hangat, dan juga sen*sual.

Terpopuler

Comments

Fahmi Ardiansyah

Fahmi Ardiansyah

iya bkl buka puasa ni Dion tpi sayang dlm pandangan Dion binar adalah Berliana.

2024-12-01

0

Fahmi Ardiansyah

Fahmi Ardiansyah

iya harus pakai wangi wangian klu bersama suami

2024-12-01

0

Fahmi Ardiansyah

Fahmi Ardiansyah

rasain lu Dion gak bkl lirik kamu.

2024-12-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Kecelakaan Tragis dan Wasiat
2 Bab 2 - Duka Mendalam
3 Bab 3 - Terpaksa Menikah
4 Bab 4 - Sebatas Istri Bayangan
5 Bab 5 - Terlihat Pucat
6 Bab 6 - Tiga Laki-Laki
7 Bab 7 - Bertemu Sahabat
8 Bab 8 - Dion Tidak Fokus
9 Bab 9 - Semakin Kacau dan Galau
10 Bab 10 - Ada Apa Dengan Tubuhku?
11 Bab 11 - Dalam Pengaruh Obat
12 Bab 12 - Hanya Pelampiasan
13 Bab 13 - Kedatangan Tamu
14 Bab 14 - Adik Bayi ?
15 Bab 15 - Kikuk
16 Bab 16 - Skakmat !!
17 Bab 17 - Pelita Cinta Kami
18 Bab 18 - Rindu Ibu
19 Bab 19 - Pillow Talk
20 Bab 20 - Waktu dan Cinta
21 Bab 21 - Sesi Foto Bersama
22 Bab 22 - Pingsan
23 Sekedar Informasi
24 Bab 23 - Gelayut Mendung
25 Bab 24 - Sama-Sama Sakit
26 Bab 25 - Ibu atau Mami ?
27 Bab 26 - Mulut dan Hati Berkata Lain
28 Bab 27 - Sebuah Buku
29 Bab 28 - Kok Kosong ?
30 Bab 29 - Siapa Pendonornya ?
31 Bab 30 - Maafkan Aku, Ibu
32 Bab 31 - Serba Dilema
33 Bab 32 - Sakit Apa?
34 Bab 33 - Rencana Langit
35 Bab 34 - Pulang
36 Bab 35 - Cinta dan Harga Diri
37 Bab 36 - Papi Hahat !!
38 Bab 37 - Ajakan Tidur Bersama
39 Bab 38 - Berhenti Secara Mendadak
40 Bab 39 - Sebuah Pelukan
41 Bab 40 - Kedatangan Tamu
42 Bab 41 - Tak Sadarkan Diri
43 Bab 42 - Versi Lama Beralih Ke Versi Baru
44 Bab 43 - Drop
45 Bab 44 - Kok Tumben?
46 Bab 45 - Mami Maa-tii ?
47 Bab 46 - CCTV
48 Bab 47 - Sudah Bosan Hidup Rupanya !!
49 Bab 48 - Langit Ke Mana ?
50 Bab 49 - Penculikan
51 Bab 50 - Pelukan Hangat Bersama Oma
52 Bab 51 - Satu Fakta Terkuak
53 Bab 52 - Runtuh
54 Bab 53 - Menutup Segala Akses Informasi
55 Bab 54 - Cepat Berangkat !!
56 Bab 55 - Uring-Uringan
57 Bab 56 - Ke Rumah Sakit
58 Bab 57 - Dingin dan Ketus
59 Bab 58 - Aku Sayang Mami
60 Bab 59 - Gagal Ginjal
61 Bab 60 - Sebuah Penyesalan Mendalam
62 Bab 61 - Kemarahan Seorang Ibu
63 Bab 62 - Deep Talk
64 Bab 63 - Sebuah Pilihan Yang Sulit
65 Bab 64 - Keputusan Dion
66 Bab 65 - Pindah Kamar
67 Bab 66 - Mau Adik Tidak ?
68 Bab 67 - Malam Menjelang Operasi
69 Bab 68 - Operasi
70 Bab 69 - Jangan Nangis
71 Bab 70 - Aku Enggak Bisa Hidup Tanpamu
72 Bab 71 - Perkelahian Dua Pria
73 Bab 72 - Menjelang Wisuda
74 Bab 73 - Rencana Sang Komandan
75 Bab 74 - Dia Memang Binar
76 Bab 75 - Lima Tahun Yang Lalu
77 Bab 76 - Curahan Hati Binar
78 Bab 77 - Terjadi Kebocoran dan Manipulasi Data
79 Bab 78 - Kedok Medusa
80 Bab 79 - Terbongkar Kedok Medusa dan Antek-Anteknya
81 Bab 80 - Bangkrut
82 Bab 81 - Kado
83 Cadel
84 Bab 82 - Hubungan Dua Keluarga
85 Bab 83 - Persahabatan Kita Selesai
86 Bab 84 - Hancur!
87 Bab 85 - Liburan Si Kembar
88 Bab 86 - Masuk IGD
89 Bab 87 - Aku dan Kamu
90 Bab 88 - Berpelukan
91 Bab 89 - Sidang Ala Mertua
92 Bab 90 - Pingsan
93 Iklan Tidak Penting
94 Bab 91 - Jadi Satu
95 Bab 92 - Ungkapan Cinta
96 Bab 93 - Kejutan
97 Bab 94 - Pulang ke Tanah Air
98 Bab 95 - Breaking News
99 Bab 96 - Menyingkap Tabir
100 Bab 97 - Hukum Tabur Tuai
101 Bab 98 - Gelagat Aneh
102 Bab 99 - Keluarga Bahagia (BiOn)
103 PROMO KARYA BARU
104 PROMO KARYA BARU
105 Launching Novel Baru
106 Promo Novel Baru
107 PROMO KARYA BARU
108 PROMO KARYA BARU
109 PROMO KARYA BARU
110 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1 - Kecelakaan Tragis dan Wasiat
2
Bab 2 - Duka Mendalam
3
Bab 3 - Terpaksa Menikah
4
Bab 4 - Sebatas Istri Bayangan
5
Bab 5 - Terlihat Pucat
6
Bab 6 - Tiga Laki-Laki
7
Bab 7 - Bertemu Sahabat
8
Bab 8 - Dion Tidak Fokus
9
Bab 9 - Semakin Kacau dan Galau
10
Bab 10 - Ada Apa Dengan Tubuhku?
11
Bab 11 - Dalam Pengaruh Obat
12
Bab 12 - Hanya Pelampiasan
13
Bab 13 - Kedatangan Tamu
14
Bab 14 - Adik Bayi ?
15
Bab 15 - Kikuk
16
Bab 16 - Skakmat !!
17
Bab 17 - Pelita Cinta Kami
18
Bab 18 - Rindu Ibu
19
Bab 19 - Pillow Talk
20
Bab 20 - Waktu dan Cinta
21
Bab 21 - Sesi Foto Bersama
22
Bab 22 - Pingsan
23
Sekedar Informasi
24
Bab 23 - Gelayut Mendung
25
Bab 24 - Sama-Sama Sakit
26
Bab 25 - Ibu atau Mami ?
27
Bab 26 - Mulut dan Hati Berkata Lain
28
Bab 27 - Sebuah Buku
29
Bab 28 - Kok Kosong ?
30
Bab 29 - Siapa Pendonornya ?
31
Bab 30 - Maafkan Aku, Ibu
32
Bab 31 - Serba Dilema
33
Bab 32 - Sakit Apa?
34
Bab 33 - Rencana Langit
35
Bab 34 - Pulang
36
Bab 35 - Cinta dan Harga Diri
37
Bab 36 - Papi Hahat !!
38
Bab 37 - Ajakan Tidur Bersama
39
Bab 38 - Berhenti Secara Mendadak
40
Bab 39 - Sebuah Pelukan
41
Bab 40 - Kedatangan Tamu
42
Bab 41 - Tak Sadarkan Diri
43
Bab 42 - Versi Lama Beralih Ke Versi Baru
44
Bab 43 - Drop
45
Bab 44 - Kok Tumben?
46
Bab 45 - Mami Maa-tii ?
47
Bab 46 - CCTV
48
Bab 47 - Sudah Bosan Hidup Rupanya !!
49
Bab 48 - Langit Ke Mana ?
50
Bab 49 - Penculikan
51
Bab 50 - Pelukan Hangat Bersama Oma
52
Bab 51 - Satu Fakta Terkuak
53
Bab 52 - Runtuh
54
Bab 53 - Menutup Segala Akses Informasi
55
Bab 54 - Cepat Berangkat !!
56
Bab 55 - Uring-Uringan
57
Bab 56 - Ke Rumah Sakit
58
Bab 57 - Dingin dan Ketus
59
Bab 58 - Aku Sayang Mami
60
Bab 59 - Gagal Ginjal
61
Bab 60 - Sebuah Penyesalan Mendalam
62
Bab 61 - Kemarahan Seorang Ibu
63
Bab 62 - Deep Talk
64
Bab 63 - Sebuah Pilihan Yang Sulit
65
Bab 64 - Keputusan Dion
66
Bab 65 - Pindah Kamar
67
Bab 66 - Mau Adik Tidak ?
68
Bab 67 - Malam Menjelang Operasi
69
Bab 68 - Operasi
70
Bab 69 - Jangan Nangis
71
Bab 70 - Aku Enggak Bisa Hidup Tanpamu
72
Bab 71 - Perkelahian Dua Pria
73
Bab 72 - Menjelang Wisuda
74
Bab 73 - Rencana Sang Komandan
75
Bab 74 - Dia Memang Binar
76
Bab 75 - Lima Tahun Yang Lalu
77
Bab 76 - Curahan Hati Binar
78
Bab 77 - Terjadi Kebocoran dan Manipulasi Data
79
Bab 78 - Kedok Medusa
80
Bab 79 - Terbongkar Kedok Medusa dan Antek-Anteknya
81
Bab 80 - Bangkrut
82
Bab 81 - Kado
83
Cadel
84
Bab 82 - Hubungan Dua Keluarga
85
Bab 83 - Persahabatan Kita Selesai
86
Bab 84 - Hancur!
87
Bab 85 - Liburan Si Kembar
88
Bab 86 - Masuk IGD
89
Bab 87 - Aku dan Kamu
90
Bab 88 - Berpelukan
91
Bab 89 - Sidang Ala Mertua
92
Bab 90 - Pingsan
93
Iklan Tidak Penting
94
Bab 91 - Jadi Satu
95
Bab 92 - Ungkapan Cinta
96
Bab 93 - Kejutan
97
Bab 94 - Pulang ke Tanah Air
98
Bab 95 - Breaking News
99
Bab 96 - Menyingkap Tabir
100
Bab 97 - Hukum Tabur Tuai
101
Bab 98 - Gelagat Aneh
102
Bab 99 - Keluarga Bahagia (BiOn)
103
PROMO KARYA BARU
104
PROMO KARYA BARU
105
Launching Novel Baru
106
Promo Novel Baru
107
PROMO KARYA BARU
108
PROMO KARYA BARU
109
PROMO KARYA BARU
110
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!