Bab 13 - Kedatangan Tamu

Fajar telah menyingsing dan saat ini jam sudah menunjukkan pukul enam pagi. Di tengah ranjang besar berukuran king size dua makhluk berlainan jenis yang masih dalam kondisi polos tanpa sehelai benang pun, saling merapatkan diri tanpa sadar.

Terlebih hawa kota Bandung pagi ini cukup dingin ditambah suhu pendingin kamar mereka masih menyala sehingga butuh kehangatan. Alhasil Dion memeluk tubuh Binar dari belakang.

Sepertinya keduanya benar-benar lelah karena pukul enam pagi kediaman mereka kedatangan tamu penting, namun sepasang suami istri tersebut tetap tertidur pulas. Seakan tak terusik dengan apa pun yang terjadi di kediaman mereka.

"Pa, ke sini deh."

"Ada apa Ma?"

"Apa sudah ketemu sama yang punya rumah? Jam segini mertuanya gedor pintu sudah seperti main drum, pintu enggak dibuka juga. Untung kita punya kunci cadangan rumah ini jadi bisa masuk. Kalau enggak, gimana coba. Masak kita jadi gelandangan di luar. Lontang lantung enggak jelas. Huft !!" gerutu Arjuna seraya berjalan menuju istrinya yang tengah berdiri di depan pintu kamar anak mereka.

Ya, pagi ini Bening dan Arjuna datang ke kediaman Dion di Bandung. Selepas Subuh, mereka langsung pergi melesat ke Bandung. Kebetulan jalanan terbilang lengang sehingga jam enam pagi keduanya sudah sampai.

Hari ini akhir pekan. Bening dan Arjuna berencana mengajak si kembar, Binar dan Dion untuk liburan sejenak di vila pribadi milik mendiang Papa Bening yakni Jenderal Polisi Prasetyo Pambudi yang ada di Lembang.

☘️☘️

"Astaga Pa, lihat mereka berdua habis ngapain." Bening pun hanya bisa mengulum senyum di balik celah pintu kamar Binar yang ternyata semalam belum ditutup sempurna oleh Dion.

Bening memberi kode pada suaminya untuk melihat kondisi kamar utama yang sudah seperti kapal pecah. Seakan-akan habis terkena gempa dahsyat. Pakaian luar dan dalam an semua berserakan di lantai.

Kepala Bening dan Arjuna sempat melongok sedikit ke dalam untuk melihat. Ternyata Binar dan Dion tengah tertidur pulas di atas ranjang yang mereka yakini masih kondisi polos tanpa pakaian. Walaupun memakai selimut.

Sebab mereka melihat bahu polos Dion dan Binar tampak jelas. Bahkan banyak jejak kemerahan bekas kecupan Dion di bahu bagian atas & leher Binar. Lalu Arjuna pun menutup pintu kamar tersebut perlahan-lahan. Dan tak berniat membangunkan keduanya.

Bening dan Arjuna pernah muda. Tentu mereka sangat paham jiwa dan hasrat di atas ranjang saat usia masih muda itu seperti apa. Menggebu dan maunya bercinta terus alias kerja bikin anak.

"Ckck... dasar teledor!"

"Gimana kalau sampai Devina dan Disya tahu? Bisa-bisa mata suci cucu-cucuku tercemar. Huft !!" gerutu Arjuna.

"Hehe... maklum Pa, anak muda. Kayak Papa enggak pernah muda saja," ledek Bening.

"Dulu di rumah kita, si Dion bercinta sama Berliana lupa tutup pintu. Eh sekarang sama si Binar juga ngelakuin hal yang sama. Dasar mantu gak punya akhlak!"

"Aku suruh push up saja sampai pingsan kalau nanti dia sudah bangun. Sukanya bikin mupeng mertua saja," keluh Arjuna.

"Eitss... jangan sekarang main megalodonnya, Pa. Cucumu mau sekolah. Jangan membuat tampilanku yang sudah cantik begini jadi kusut di hadapan mereka. Yang ada nanti kita malu diledekin loh. Sudah tua tapi masih suka olahraga ranjang," ucap Bening yang sudah bersiaga satu melakukan warning alias peringatan pada suaminya akan hal yang satu itu.

"Berani-beraninya ledekin Bu Komandan! Mau mati apa dia! Belum pernah tahu rasanya timah panasku nembus jantungnya," ucap Arjuna dengan nada tegas khas seorang abdi negara yang sangat mencintai istrinya.

"Ugh... makin cinta deh sama Papa kalau manis begini," cicit Bening seraya tertawa kecil.

"Papa sama gula, manisan mana Ma?"

"Apa-apaan sih, Pa. Kenapa jadi merembet ke bumbu dapur? Memangnya kita mau masak besar! Kan tadi Mama sudah masakin bekal sarapan buat kita semua di sini," jawab Bening.

"Nanti malam kan kita masak bareng di kasur vila, Ma. Dua ronde ya, Ma?" pinta Arjuna seraya berbisik mesra di telinga Bening.

"Satu ronde saja cukup. Nanti dua ronde yang ada Mama ditinggal molor duluan sama Papa," ujar Bening sekalian curhat ulah Arjuna.

"Satu ronde malam dan satu ronde pagi deh. Mama makin cantik kalau ngeiyakan," ucap Arjuna seraya tersenyum tanpa dosa.

"Modus!" ledek Bening.

"Biarin! Yang penting Papa kan usaha," ucap Arjuna yang tetap percaya diri.

"Alhamdulillah ya, Pa. Hubungan Dion sama Binar kayaknya sudah enggak dingin lagi seperti yang kita duga. Sepertinya mereka sudah seperti suami istri normal pada umumnya. Walaupun pernikahan mereka demi si kembar dan juga amanah Berliana," ucap Bening yang terus mengucap syukur.

"Hem,"

"Kita doakan saja pernikahan mereka berdua bisa langgeng sampai akhir hayat dan bahagia seperti kita, Ma."

"Amin..." jawab Bening mengaminkan doa sang suami untuk kebahagian putri dan menantunya tersebut.

Arjuna dan Bening berpikir bahwa pernikahan Binar dan Dion sudah ada cinta yang terpatri pada keduanya. Sehingga kekhawatiran mereka terutama Bening sebagai seorang ibu atas kebahagiaan Binar selama ini bersama Dion, sirna juga.

Terlebih pagi ini tanpa sengaja dengan mata kepalanya sendiri, ia dan sang suami melihat Binar dan Dion berpelukan setelah berbagi keringat di atas ranjang. Padahal fakta yang terjadi sesungguhnya tidak seperti yang mereka lihat.

☘️☘️

"Kita bangunin Devina dan Disya yuk, Pa. Kan mereka sekolah dulu dari jam tujuh sampai jam sembilan pagi. Terus habis itu kita semua siap-siap ke vila," ucap Bening menyarankan pada suaminya.

"Siap 69 Ma," jawab Arjuna seraya merangkul istrinya mesra berjalan memasuki kamar si kembar.

"Ishh Papa! Yang bener tuh siap 86. Suka ngadi-ngadi deh. Komandan minta dihukum nih," ujar Bening sengaja menggoda suaminya.

"Komandan bersedia dihukum. Main megalodon sampai puas. Hamba siap cintaku sayangku,"

"Cup.. mmuach..." gemas Arjuna hingga mencium pipi istrinya.

Dan hal itu sontak membuat Bening hanya bisa memutar bola matanya jengah melihat kekonyolan dan keencuman suaminya yang tak pernah berubah.

Arjunanya memang tak pernah berubah. Di luar tampak tegas dan garang pada orang lain. Terlihat sangat menakutkan. Namun hanya pada dirinya, lelaki ini akan menunjukkan sisinya yang lain dan sangat berbeda. Romantis, lucu dan sangat abs*urd. Selalu tak jauh-jauh dari urusan hajat hidup megalodonnya. Dan hanya Bening pawangnya.

Bersambung...

🍁🍁🍁

Jangan lupa tekan Like💋

Terpopuler

Comments

Fahmi Ardiansyah

Fahmi Ardiansyah

ya apa setelah entar bangun Dion akan marah atau bahkan jadi menuduh binar yg menggodanya.

2024-12-01

0

Fahmi Ardiansyah

Fahmi Ardiansyah

ati2 Lo pah entar encoknya kambuh lagi

2024-12-01

0

Fahmi Ardiansyah

Fahmi Ardiansyah

sellu cari kesempatan ni papa Arjuna.

2024-12-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Kecelakaan Tragis dan Wasiat
2 Bab 2 - Duka Mendalam
3 Bab 3 - Terpaksa Menikah
4 Bab 4 - Sebatas Istri Bayangan
5 Bab 5 - Terlihat Pucat
6 Bab 6 - Tiga Laki-Laki
7 Bab 7 - Bertemu Sahabat
8 Bab 8 - Dion Tidak Fokus
9 Bab 9 - Semakin Kacau dan Galau
10 Bab 10 - Ada Apa Dengan Tubuhku?
11 Bab 11 - Dalam Pengaruh Obat
12 Bab 12 - Hanya Pelampiasan
13 Bab 13 - Kedatangan Tamu
14 Bab 14 - Adik Bayi ?
15 Bab 15 - Kikuk
16 Bab 16 - Skakmat !!
17 Bab 17 - Pelita Cinta Kami
18 Bab 18 - Rindu Ibu
19 Bab 19 - Pillow Talk
20 Bab 20 - Waktu dan Cinta
21 Bab 21 - Sesi Foto Bersama
22 Bab 22 - Pingsan
23 Sekedar Informasi
24 Bab 23 - Gelayut Mendung
25 Bab 24 - Sama-Sama Sakit
26 Bab 25 - Ibu atau Mami ?
27 Bab 26 - Mulut dan Hati Berkata Lain
28 Bab 27 - Sebuah Buku
29 Bab 28 - Kok Kosong ?
30 Bab 29 - Siapa Pendonornya ?
31 Bab 30 - Maafkan Aku, Ibu
32 Bab 31 - Serba Dilema
33 Bab 32 - Sakit Apa?
34 Bab 33 - Rencana Langit
35 Bab 34 - Pulang
36 Bab 35 - Cinta dan Harga Diri
37 Bab 36 - Papi Hahat !!
38 Bab 37 - Ajakan Tidur Bersama
39 Bab 38 - Berhenti Secara Mendadak
40 Bab 39 - Sebuah Pelukan
41 Bab 40 - Kedatangan Tamu
42 Bab 41 - Tak Sadarkan Diri
43 Bab 42 - Versi Lama Beralih Ke Versi Baru
44 Bab 43 - Drop
45 Bab 44 - Kok Tumben?
46 Bab 45 - Mami Maa-tii ?
47 Bab 46 - CCTV
48 Bab 47 - Sudah Bosan Hidup Rupanya !!
49 Bab 48 - Langit Ke Mana ?
50 Bab 49 - Penculikan
51 Bab 50 - Pelukan Hangat Bersama Oma
52 Bab 51 - Satu Fakta Terkuak
53 Bab 52 - Runtuh
54 Bab 53 - Menutup Segala Akses Informasi
55 Bab 54 - Cepat Berangkat !!
56 Bab 55 - Uring-Uringan
57 Bab 56 - Ke Rumah Sakit
58 Bab 57 - Dingin dan Ketus
59 Bab 58 - Aku Sayang Mami
60 Bab 59 - Gagal Ginjal
61 Bab 60 - Sebuah Penyesalan Mendalam
62 Bab 61 - Kemarahan Seorang Ibu
63 Bab 62 - Deep Talk
64 Bab 63 - Sebuah Pilihan Yang Sulit
65 Bab 64 - Keputusan Dion
66 Bab 65 - Pindah Kamar
67 Bab 66 - Mau Adik Tidak ?
68 Bab 67 - Malam Menjelang Operasi
69 Bab 68 - Operasi
70 Bab 69 - Jangan Nangis
71 Bab 70 - Aku Enggak Bisa Hidup Tanpamu
72 Bab 71 - Perkelahian Dua Pria
73 Bab 72 - Menjelang Wisuda
74 Bab 73 - Rencana Sang Komandan
75 Bab 74 - Dia Memang Binar
76 Bab 75 - Lima Tahun Yang Lalu
77 Bab 76 - Curahan Hati Binar
78 Bab 77 - Terjadi Kebocoran dan Manipulasi Data
79 Bab 78 - Kedok Medusa
80 Bab 79 - Terbongkar Kedok Medusa dan Antek-Anteknya
81 Bab 80 - Bangkrut
82 Bab 81 - Kado
83 Cadel
84 Bab 82 - Hubungan Dua Keluarga
85 Bab 83 - Persahabatan Kita Selesai
86 Bab 84 - Hancur!
87 Bab 85 - Liburan Si Kembar
88 Bab 86 - Masuk IGD
89 Bab 87 - Aku dan Kamu
90 Bab 88 - Berpelukan
91 Bab 89 - Sidang Ala Mertua
92 Bab 90 - Pingsan
93 Iklan Tidak Penting
94 Bab 91 - Jadi Satu
95 Bab 92 - Ungkapan Cinta
96 Bab 93 - Kejutan
97 Bab 94 - Pulang ke Tanah Air
98 Bab 95 - Breaking News
99 Bab 96 - Menyingkap Tabir
100 Bab 97 - Hukum Tabur Tuai
101 Bab 98 - Gelagat Aneh
102 Bab 99 - Keluarga Bahagia (BiOn)
103 PROMO KARYA BARU
104 PROMO KARYA BARU
105 Launching Novel Baru
106 Promo Novel Baru
107 PROMO KARYA BARU
108 PROMO KARYA BARU
109 PROMO KARYA BARU
110 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1 - Kecelakaan Tragis dan Wasiat
2
Bab 2 - Duka Mendalam
3
Bab 3 - Terpaksa Menikah
4
Bab 4 - Sebatas Istri Bayangan
5
Bab 5 - Terlihat Pucat
6
Bab 6 - Tiga Laki-Laki
7
Bab 7 - Bertemu Sahabat
8
Bab 8 - Dion Tidak Fokus
9
Bab 9 - Semakin Kacau dan Galau
10
Bab 10 - Ada Apa Dengan Tubuhku?
11
Bab 11 - Dalam Pengaruh Obat
12
Bab 12 - Hanya Pelampiasan
13
Bab 13 - Kedatangan Tamu
14
Bab 14 - Adik Bayi ?
15
Bab 15 - Kikuk
16
Bab 16 - Skakmat !!
17
Bab 17 - Pelita Cinta Kami
18
Bab 18 - Rindu Ibu
19
Bab 19 - Pillow Talk
20
Bab 20 - Waktu dan Cinta
21
Bab 21 - Sesi Foto Bersama
22
Bab 22 - Pingsan
23
Sekedar Informasi
24
Bab 23 - Gelayut Mendung
25
Bab 24 - Sama-Sama Sakit
26
Bab 25 - Ibu atau Mami ?
27
Bab 26 - Mulut dan Hati Berkata Lain
28
Bab 27 - Sebuah Buku
29
Bab 28 - Kok Kosong ?
30
Bab 29 - Siapa Pendonornya ?
31
Bab 30 - Maafkan Aku, Ibu
32
Bab 31 - Serba Dilema
33
Bab 32 - Sakit Apa?
34
Bab 33 - Rencana Langit
35
Bab 34 - Pulang
36
Bab 35 - Cinta dan Harga Diri
37
Bab 36 - Papi Hahat !!
38
Bab 37 - Ajakan Tidur Bersama
39
Bab 38 - Berhenti Secara Mendadak
40
Bab 39 - Sebuah Pelukan
41
Bab 40 - Kedatangan Tamu
42
Bab 41 - Tak Sadarkan Diri
43
Bab 42 - Versi Lama Beralih Ke Versi Baru
44
Bab 43 - Drop
45
Bab 44 - Kok Tumben?
46
Bab 45 - Mami Maa-tii ?
47
Bab 46 - CCTV
48
Bab 47 - Sudah Bosan Hidup Rupanya !!
49
Bab 48 - Langit Ke Mana ?
50
Bab 49 - Penculikan
51
Bab 50 - Pelukan Hangat Bersama Oma
52
Bab 51 - Satu Fakta Terkuak
53
Bab 52 - Runtuh
54
Bab 53 - Menutup Segala Akses Informasi
55
Bab 54 - Cepat Berangkat !!
56
Bab 55 - Uring-Uringan
57
Bab 56 - Ke Rumah Sakit
58
Bab 57 - Dingin dan Ketus
59
Bab 58 - Aku Sayang Mami
60
Bab 59 - Gagal Ginjal
61
Bab 60 - Sebuah Penyesalan Mendalam
62
Bab 61 - Kemarahan Seorang Ibu
63
Bab 62 - Deep Talk
64
Bab 63 - Sebuah Pilihan Yang Sulit
65
Bab 64 - Keputusan Dion
66
Bab 65 - Pindah Kamar
67
Bab 66 - Mau Adik Tidak ?
68
Bab 67 - Malam Menjelang Operasi
69
Bab 68 - Operasi
70
Bab 69 - Jangan Nangis
71
Bab 70 - Aku Enggak Bisa Hidup Tanpamu
72
Bab 71 - Perkelahian Dua Pria
73
Bab 72 - Menjelang Wisuda
74
Bab 73 - Rencana Sang Komandan
75
Bab 74 - Dia Memang Binar
76
Bab 75 - Lima Tahun Yang Lalu
77
Bab 76 - Curahan Hati Binar
78
Bab 77 - Terjadi Kebocoran dan Manipulasi Data
79
Bab 78 - Kedok Medusa
80
Bab 79 - Terbongkar Kedok Medusa dan Antek-Anteknya
81
Bab 80 - Bangkrut
82
Bab 81 - Kado
83
Cadel
84
Bab 82 - Hubungan Dua Keluarga
85
Bab 83 - Persahabatan Kita Selesai
86
Bab 84 - Hancur!
87
Bab 85 - Liburan Si Kembar
88
Bab 86 - Masuk IGD
89
Bab 87 - Aku dan Kamu
90
Bab 88 - Berpelukan
91
Bab 89 - Sidang Ala Mertua
92
Bab 90 - Pingsan
93
Iklan Tidak Penting
94
Bab 91 - Jadi Satu
95
Bab 92 - Ungkapan Cinta
96
Bab 93 - Kejutan
97
Bab 94 - Pulang ke Tanah Air
98
Bab 95 - Breaking News
99
Bab 96 - Menyingkap Tabir
100
Bab 97 - Hukum Tabur Tuai
101
Bab 98 - Gelagat Aneh
102
Bab 99 - Keluarga Bahagia (BiOn)
103
PROMO KARYA BARU
104
PROMO KARYA BARU
105
Launching Novel Baru
106
Promo Novel Baru
107
PROMO KARYA BARU
108
PROMO KARYA BARU
109
PROMO KARYA BARU
110
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!