Bab 12 - Hanya Pelampiasan

"Kak Dion kenapa?" tanya Binar seraya tangannya menepuk punggung Dion yang terasa hangat dan mulai berkeringat. Berusaha menyadarkan suaminya.

Sebelumnya, ia sempat sekilas melihat wajah Dion memerah seakan menahan sesuatu. Saat ini suaminya itu tengah memeluknya erat. Bahkan ia merasakan bukti gairah suaminya di bawah sana.

Binar bukan anak kemarin sore dan sebagai seorang dokter ia mulai mencurigai ada sesuatu yang tidak beres menimpa tubuh suaminya. Yang ia yakini Dion telah meminum zat atau obat perang'sang dan perkiraannya dengan kadar yang cukup tinggi.

Panggilan dirinya beberapa kali tak digubris oleh Dion yang terus mengge rayangi dan mencuumbu tubuhnya. Terlebih titik-titik sensi*tifnya mulai disentuh oleh Dion. Tentu saja tubuhnya bereaksi selayaknya wanita normal. Dan ini adalah pengalaman pertamanya ada seorang laki-laki yang menyentuhnya secara in tim.

Ada gelenyar rasa baru yang mendera tubuhnya. Binar pun mulai tersulut api gai*rah dari Dion. Namun beberapa detik kemudian, ia pun tersadar bahwa harus menghentikan ini semua.

"Kak, ini aku Bin_" ucapan Binar pun terpotong oleh Dion yang langsung membungkam bibirnya dengan ciuman yang seakan menuntut. Tergulung naf*su menggebu-gebu. Efek dari obat perang sang yang terlanjur mengontaminasi. Sehingga menyiksa tubuhnya dan ingin melepas kedut dahsyat di bawah sana yang terus memberontak.

Niatnya ingin menyadarkan suaminya bahwa dirinya adalah Binar bukan Berliana. Namun Dion seakan menulikan pendengarannya. Ia memejamkan matanya dan terus melancarkan serangan pada tubuh Binar.

"Eumh..."

Binar tak kuasa untuk memberontak kembali. Sebab tenaganya kalah kuat dengan sang suami. Terlebih Dion tak berlaku kasar padanya. Sang suami menyentuh tubuhnya penuh dengan kelembutan sehingga dirinya pun ikut terbuai.

Dion memerangkap tubuh mungil Binar dalam daksa tinggi tegapnya. Dion meluumat dan menye*sap bibir Binar tanpa jeda. Bak pengembara yang tengah kehausan di padang pasir.

Sejak kepergian Berliana untuk selama-lamanya dan juga tiga tahun dirinya menikah dengan Binar, Dion bukanlah tipe laki-laki penjaja. Sehingga dirinya tak pernah melampiaskan hasratnya pada wanita lain di luar sana.

Ia berusaha menahan hasrat tersebut semampunya selama ini. Walaupun begitu, dirinya adalah laki-laki normal. Tentu saja sangat wajar bila muncul hasrat seperti itu. Dan bukan perkara mudah baginya untuk menahan itu semua di usianya yang tengah produktif secara sek*sual. Karena sejatinya seorang laki-laki, normalnya mengalami eja kulasi sebanyak 21 kali dalam sebulan.

Alhasil selama ini jika dirinya sudah tak tahan, maka terpaksa ia bermain sabun di kamar mandi. Dengan cara membayangkan sosok mendiang istrinya yakni Berliana, guna menuntaskan hasratnya. Namun itu sangat jarang terjadi. Sebab ia merasa harga dirinya tercoreng oleh dinding kamar mandinya jika terlalu sering melakukan solo karir.

☘️☘️

"Akh, Kak." Binar tersentak pertama kalinya atas sengatan nikmat yang tiada tara. Rasanya sulit digambarkan. Dirinya seakan dibawa oleh suaminya terbang ke awang-awang hingga kepalanya mendongak dengan mulut terbuka.

Dion tengah asyik di bawah sana menikmati pintu rumah terdalam Binar dengan lidahnya. Membuat Binar basah bukan kepalang.

Setelah sekian lama, Dion membebaskan sisi liar dan kepiawaiannya di atas ranjang yang telah tertahan lama. Menumpahkan dalam cuumbu an dahsyat hingga membuat Binar ikut terengah dan mende sah terbakar gelora gai*rah ranjang.

Keduanya mengusak sprei di atas ranjang menjadi kusut tak karuan. Salah satu bantal dan guling ada yang sampai terjatuh di lantai. Berkumpul bersama baju keduanya yang sudah berserakan di bawah sana.

Mereka mele bur untuk pertama kalinya. Dion melolong panjang saat basoka miliknya yang sudah tegak sejak tadi akhirnya berhasil terbenam sempurna dalam kehangatan kenikmatan wanita di bawahnya saat ini yang ia yakini adalah Berliana bukan Binar.

Binar meringis, mencengkeram kuat punggung Dion. Sebab kesucian yang selama ini ia jaga, akhirnya berhasil direnggut oleh suaminya yang di bawah pengaruh obat. Walaupun memang hal ini adalah hak Dion sebagai suaminya. Ia ikhlas melakukannya.

Terasa perih dan penuh di bawah sana. Pinggul Dion mulai bergerak. Naik turun seirama meski terlihat tak sabaran. Awalnya konstan, lama-lama Dion mendorong kuat dan mempercepat gerakannya hingga Binar tersentak-sentak mendapatkan pele*pasan.

Tak lama setelah Binar menikmatinya sejenak, Dion pun merapatkan raganya kembali dan mulai bergerak cepat guna mengejar kenikmatan di ujung pacuannya. Sebab sebentar lagi dirinya akan mencapai puncaknya. Dan saat Dion meraih puncak madu asmara yang diinginkan, hal yang sebenarnya sudah dicemaskan oleh Binar sedari awal pada akhirnya terjadi.

"Eugh... Berliana sayang," dessah Dion panjang penuh kenikmatan.

Dion ambruk menindih sisi tubuh Binar yang kini tengah menitikkan air matanya. Sebab bukan namanya yang disebut saat suaminya itu mencapai puncak asmara, namun mendiang sang kakak.

Pe luh membanjiri. Seiring benihnya memenuhi rahim Binar. Hangat, penuh hingga tumpah. Seluruh sarafnya yang tegang berangsur rileks.

Tak berselang lama deru napas Dion berangsur normal kembali setelah melampiaskan rasa menyiksa dorongan zat afrodisiak dari dalam tubuhnya.

Namun kelegaan Dion merasakan kembali indahnya bercinta, berbanding terbalik dengan Binar yang kini hatinya remuk redam, perih seketika.

"Kamu harus kuat Bin, demi Devina dan Disya." Binar berusaha menyemangati dirinya dalam hati.

"Apa tak ada setitik cinta untukku, Kak? Apa semuanya hanya milik Kak Berliana? Apa kakak tak mau memberikan sedikit cinta itu untukku sebelum Tuhan memanggilku?" batin Binar pilu.

Buliran air matanya kian menetes membasahi pipinya dengan tatapan sayu yang terus memandang Dion di mana saat ini suaminya itu tengah tertidur pulas di sampingnya akibat kelelahan yang luar biasa setelah bercinta.

Dan kini dirinya pun menyusul suaminya tidur. Matanya mulai terpejam. Tubuhnya sangat lelah namun tak selelah hatinya. Tak seremuk jiwanya saat ini.

Wanita mana di luar sana yang tak bersedih saat dirinya sudah menyerahkan kesuciannya, namun sang suami justru menyebut nama wanita lain. Walaupun wanita itu adalah saudara kembarnya sendiri yang sudah meninggal dunia. Seakan dirinya hanya sebatas pelampiasan hasrat semata.

Berharap ini semua hanyalah mimpi belaka. Dan saat terbangun kejadian yang memilukan itu tak benar-benar terjadi padanya.

Bersambung...

🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

Fahmi Ardiansyah

Fahmi Ardiansyah

tabahkanlah hatimu binar.krn Dion dgn pengaruh obat jadi kamu di kira Berliana.

2024-12-01

0

mis dona

mis dona

/Frown/

2025-02-28

0

ThvDee

ThvDee

ikuti alur author 😔

2025-01-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Kecelakaan Tragis dan Wasiat
2 Bab 2 - Duka Mendalam
3 Bab 3 - Terpaksa Menikah
4 Bab 4 - Sebatas Istri Bayangan
5 Bab 5 - Terlihat Pucat
6 Bab 6 - Tiga Laki-Laki
7 Bab 7 - Bertemu Sahabat
8 Bab 8 - Dion Tidak Fokus
9 Bab 9 - Semakin Kacau dan Galau
10 Bab 10 - Ada Apa Dengan Tubuhku?
11 Bab 11 - Dalam Pengaruh Obat
12 Bab 12 - Hanya Pelampiasan
13 Bab 13 - Kedatangan Tamu
14 Bab 14 - Adik Bayi ?
15 Bab 15 - Kikuk
16 Bab 16 - Skakmat !!
17 Bab 17 - Pelita Cinta Kami
18 Bab 18 - Rindu Ibu
19 Bab 19 - Pillow Talk
20 Bab 20 - Waktu dan Cinta
21 Bab 21 - Sesi Foto Bersama
22 Bab 22 - Pingsan
23 Sekedar Informasi
24 Bab 23 - Gelayut Mendung
25 Bab 24 - Sama-Sama Sakit
26 Bab 25 - Ibu atau Mami ?
27 Bab 26 - Mulut dan Hati Berkata Lain
28 Bab 27 - Sebuah Buku
29 Bab 28 - Kok Kosong ?
30 Bab 29 - Siapa Pendonornya ?
31 Bab 30 - Maafkan Aku, Ibu
32 Bab 31 - Serba Dilema
33 Bab 32 - Sakit Apa?
34 Bab 33 - Rencana Langit
35 Bab 34 - Pulang
36 Bab 35 - Cinta dan Harga Diri
37 Bab 36 - Papi Hahat !!
38 Bab 37 - Ajakan Tidur Bersama
39 Bab 38 - Berhenti Secara Mendadak
40 Bab 39 - Sebuah Pelukan
41 Bab 40 - Kedatangan Tamu
42 Bab 41 - Tak Sadarkan Diri
43 Bab 42 - Versi Lama Beralih Ke Versi Baru
44 Bab 43 - Drop
45 Bab 44 - Kok Tumben?
46 Bab 45 - Mami Maa-tii ?
47 Bab 46 - CCTV
48 Bab 47 - Sudah Bosan Hidup Rupanya !!
49 Bab 48 - Langit Ke Mana ?
50 Bab 49 - Penculikan
51 Bab 50 - Pelukan Hangat Bersama Oma
52 Bab 51 - Satu Fakta Terkuak
53 Bab 52 - Runtuh
54 Bab 53 - Menutup Segala Akses Informasi
55 Bab 54 - Cepat Berangkat !!
56 Bab 55 - Uring-Uringan
57 Bab 56 - Ke Rumah Sakit
58 Bab 57 - Dingin dan Ketus
59 Bab 58 - Aku Sayang Mami
60 Bab 59 - Gagal Ginjal
61 Bab 60 - Sebuah Penyesalan Mendalam
62 Bab 61 - Kemarahan Seorang Ibu
63 Bab 62 - Deep Talk
64 Bab 63 - Sebuah Pilihan Yang Sulit
65 Bab 64 - Keputusan Dion
66 Bab 65 - Pindah Kamar
67 Bab 66 - Mau Adik Tidak ?
68 Bab 67 - Malam Menjelang Operasi
69 Bab 68 - Operasi
70 Bab 69 - Jangan Nangis
71 Bab 70 - Aku Enggak Bisa Hidup Tanpamu
72 Bab 71 - Perkelahian Dua Pria
73 Bab 72 - Menjelang Wisuda
74 Bab 73 - Rencana Sang Komandan
75 Bab 74 - Dia Memang Binar
76 Bab 75 - Lima Tahun Yang Lalu
77 Bab 76 - Curahan Hati Binar
78 Bab 77 - Terjadi Kebocoran dan Manipulasi Data
79 Bab 78 - Kedok Medusa
80 Bab 79 - Terbongkar Kedok Medusa dan Antek-Anteknya
81 Bab 80 - Bangkrut
82 Bab 81 - Kado
83 Cadel
84 Bab 82 - Hubungan Dua Keluarga
85 Bab 83 - Persahabatan Kita Selesai
86 Bab 84 - Hancur!
87 Bab 85 - Liburan Si Kembar
88 Bab 86 - Masuk IGD
89 Bab 87 - Aku dan Kamu
90 Bab 88 - Berpelukan
91 Bab 89 - Sidang Ala Mertua
92 Bab 90 - Pingsan
93 Iklan Tidak Penting
94 Bab 91 - Jadi Satu
95 Bab 92 - Ungkapan Cinta
96 Bab 93 - Kejutan
97 Bab 94 - Pulang ke Tanah Air
98 Bab 95 - Breaking News
99 Bab 96 - Menyingkap Tabir
100 Bab 97 - Hukum Tabur Tuai
101 Bab 98 - Gelagat Aneh
102 Bab 99 - Keluarga Bahagia (BiOn)
103 PROMO KARYA BARU
104 PROMO KARYA BARU
105 Launching Novel Baru
106 Promo Novel Baru
107 PROMO KARYA BARU
108 PROMO KARYA BARU
109 PROMO KARYA BARU
110 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1 - Kecelakaan Tragis dan Wasiat
2
Bab 2 - Duka Mendalam
3
Bab 3 - Terpaksa Menikah
4
Bab 4 - Sebatas Istri Bayangan
5
Bab 5 - Terlihat Pucat
6
Bab 6 - Tiga Laki-Laki
7
Bab 7 - Bertemu Sahabat
8
Bab 8 - Dion Tidak Fokus
9
Bab 9 - Semakin Kacau dan Galau
10
Bab 10 - Ada Apa Dengan Tubuhku?
11
Bab 11 - Dalam Pengaruh Obat
12
Bab 12 - Hanya Pelampiasan
13
Bab 13 - Kedatangan Tamu
14
Bab 14 - Adik Bayi ?
15
Bab 15 - Kikuk
16
Bab 16 - Skakmat !!
17
Bab 17 - Pelita Cinta Kami
18
Bab 18 - Rindu Ibu
19
Bab 19 - Pillow Talk
20
Bab 20 - Waktu dan Cinta
21
Bab 21 - Sesi Foto Bersama
22
Bab 22 - Pingsan
23
Sekedar Informasi
24
Bab 23 - Gelayut Mendung
25
Bab 24 - Sama-Sama Sakit
26
Bab 25 - Ibu atau Mami ?
27
Bab 26 - Mulut dan Hati Berkata Lain
28
Bab 27 - Sebuah Buku
29
Bab 28 - Kok Kosong ?
30
Bab 29 - Siapa Pendonornya ?
31
Bab 30 - Maafkan Aku, Ibu
32
Bab 31 - Serba Dilema
33
Bab 32 - Sakit Apa?
34
Bab 33 - Rencana Langit
35
Bab 34 - Pulang
36
Bab 35 - Cinta dan Harga Diri
37
Bab 36 - Papi Hahat !!
38
Bab 37 - Ajakan Tidur Bersama
39
Bab 38 - Berhenti Secara Mendadak
40
Bab 39 - Sebuah Pelukan
41
Bab 40 - Kedatangan Tamu
42
Bab 41 - Tak Sadarkan Diri
43
Bab 42 - Versi Lama Beralih Ke Versi Baru
44
Bab 43 - Drop
45
Bab 44 - Kok Tumben?
46
Bab 45 - Mami Maa-tii ?
47
Bab 46 - CCTV
48
Bab 47 - Sudah Bosan Hidup Rupanya !!
49
Bab 48 - Langit Ke Mana ?
50
Bab 49 - Penculikan
51
Bab 50 - Pelukan Hangat Bersama Oma
52
Bab 51 - Satu Fakta Terkuak
53
Bab 52 - Runtuh
54
Bab 53 - Menutup Segala Akses Informasi
55
Bab 54 - Cepat Berangkat !!
56
Bab 55 - Uring-Uringan
57
Bab 56 - Ke Rumah Sakit
58
Bab 57 - Dingin dan Ketus
59
Bab 58 - Aku Sayang Mami
60
Bab 59 - Gagal Ginjal
61
Bab 60 - Sebuah Penyesalan Mendalam
62
Bab 61 - Kemarahan Seorang Ibu
63
Bab 62 - Deep Talk
64
Bab 63 - Sebuah Pilihan Yang Sulit
65
Bab 64 - Keputusan Dion
66
Bab 65 - Pindah Kamar
67
Bab 66 - Mau Adik Tidak ?
68
Bab 67 - Malam Menjelang Operasi
69
Bab 68 - Operasi
70
Bab 69 - Jangan Nangis
71
Bab 70 - Aku Enggak Bisa Hidup Tanpamu
72
Bab 71 - Perkelahian Dua Pria
73
Bab 72 - Menjelang Wisuda
74
Bab 73 - Rencana Sang Komandan
75
Bab 74 - Dia Memang Binar
76
Bab 75 - Lima Tahun Yang Lalu
77
Bab 76 - Curahan Hati Binar
78
Bab 77 - Terjadi Kebocoran dan Manipulasi Data
79
Bab 78 - Kedok Medusa
80
Bab 79 - Terbongkar Kedok Medusa dan Antek-Anteknya
81
Bab 80 - Bangkrut
82
Bab 81 - Kado
83
Cadel
84
Bab 82 - Hubungan Dua Keluarga
85
Bab 83 - Persahabatan Kita Selesai
86
Bab 84 - Hancur!
87
Bab 85 - Liburan Si Kembar
88
Bab 86 - Masuk IGD
89
Bab 87 - Aku dan Kamu
90
Bab 88 - Berpelukan
91
Bab 89 - Sidang Ala Mertua
92
Bab 90 - Pingsan
93
Iklan Tidak Penting
94
Bab 91 - Jadi Satu
95
Bab 92 - Ungkapan Cinta
96
Bab 93 - Kejutan
97
Bab 94 - Pulang ke Tanah Air
98
Bab 95 - Breaking News
99
Bab 96 - Menyingkap Tabir
100
Bab 97 - Hukum Tabur Tuai
101
Bab 98 - Gelagat Aneh
102
Bab 99 - Keluarga Bahagia (BiOn)
103
PROMO KARYA BARU
104
PROMO KARYA BARU
105
Launching Novel Baru
106
Promo Novel Baru
107
PROMO KARYA BARU
108
PROMO KARYA BARU
109
PROMO KARYA BARU
110
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!