Bab 17 - Pelita Cinta Kami

Saat Dion sudah dekat di hadapannya, jantung Binar mendadak bergemuruh kencang. Ia terus memberanikan diri menatap Dion agar bisa mengantisipasi hal-hal yang tidak ia inginkan.

Tiba-tiba Dion mendekat ke telinganya dan membisikkan sesuatu dengan nada lirih. Namun Binar dapat mendengarnya dengan jelas.

"Jangan berisik. Ada Papa dan Mama di luar."

"Hah," ucap Binar dengan mimik wajah terkejut.

"Ssttt...."

Dion memberi kode kembali pada Binar. Sebab kamar Binar tidak seperti kamar tidurnya yang kedap suara. Alhasil Dion khawatir terdengar mertuanya dari luar.

"Kok bisa Papa dan Mama ke sini, Kak? Ada apa?" tanya Binar lirih.

"Anak-anak sudah berangkat sekolah diurus sama Mama dan Papa tadi. Kita akan pergi liburan ke Lembang sekeluarga. Ke vila kakekmu. Papa nyuruh kita segera bersiap. Keperluan si kembar sudah disiapkan Mama. Tapi..." ucapan Dion menggantung. Ia tengah kebingungan akan sesuatu hal yang krusial. Dan Binar menangkap dengan baik sinyal keresahan Dion tersebut.

"Tapi kenapa, Kak?"

"Aku takut Papa dan Mama memergoki jalanmu yang saat ini seperti itu. Mereka bukan anak kemarin sore. Pasti nanti kita berdua disidang atau dicurigai," ucap Dion terlihat resah.

Langkah kaki Binar memang berbeda karena ia masih merasakan sedikit kram sehingga tak bisa berjalan dengan cepat.

"Kakak santai saja. Nanti aku bisa kasih alasan lain ke mereka kok. Ya sudah, sekarang kakak segera ke kamar lewat pintu penghubung buat ambil koper dan barang-barang kakak. Nanti kita berdua keluar setelah siap semua agar Papa dan Mama enggak curiga," ucap Binar memberi saran.

"Ah iya hampir saja aku lupa mau keluar lewat depan lagi. Bisa-bisa disidang lagi sama Papa. Huft !!" keluh Dion.

Binar hanya bisa tersenyum tipis melihat tingkah suaminya yang cukup aneh tapi lucu. Sebab Dion hari ini lebih banyak bicara dan terkesan tidak dingin. Padahal sebelumnya Dion selalu dingin dan ketus serta irit bicara padanya.

"Ya sudah aku ke kamar dulu," ucap Dion seraya berjalan masuk ke kamarnya lewat pintu penghubung.

"Iya, Kak."

Dion memang membuat sebuah pintu penghubung antara kamarnya dengan kamar Binar. Sebab jika mertuanya atau keluarga yang lainnya datang berkunjung, fakta bahwa ia dan Binar tidur pisah kamar tidak akan terbongkar.

☘️☘️

Akhirnya kini semua sudah berada di dalam mobil menuju vila di Lembang.

Sebelumnya saat masih di rumah, Arjuna sempat menatap horor pada sang menantu karena Binar berjalan dengan sedikit pincang dan memegang pundak Dion seperti orang yang dipapah untuk berjalan.

Arjuna pikir Dion melakukan K D R T pada Binar. Seperti yang dahulu Dion lakukan pada Berliana. Namun Binar berusaha menyangkal tuduhan sang Papa dan memberi pengertian pada kedua orang tuanya bahwa ia tak sengaja terpeleset di kamar mandi karena terlalu asyik bercinta dengan suaminya saat mandi bersama.

"Ckck..."

"Bercinta di kamar mandi sampai istri terpeleset. Seakan basoka milikmu punya tembakan jitu dengan kecepatan tinggi saja membuat Binar sampai tak berdaya. Pasti masih kalah sama megalodonku yang tangguh. Tapi aku tipe suami sayang istri. Enggak sampai karena terlena bercinta, istri jatuh di kamar mandi. Huft!!" gerutu Arjuna seraya menyindir pedas menantunya.

"Maaf Pa, Ma." Dion hanya tertunduk lesu di hadapan Arjuna dan Bening seraya meminta maaf.

"Ngapain kamu minta maaf sama kami! Kan Binar di sini yang kakinya sakit bukan kami," ujar Arjuna.

Jlebb...

Seketika ucapan menohok dari Ayah mertuanya itu semakin membuatnya terpojok.

"Kak Dion enggak salah kok Pa, Ma. Binar yang kurang hati-hati saja," ucap Binar berusaha membela suaminya.

"Sudah-sudah jangan bertengkar seperti Devina dan Disya saja yang lagi rebutan permen. Yang terpenting ke depan, hati-hati jika ke kamar mandi. Jaga Binar baik-baik ya Nak Dion karena tinggal dia satu-satunya anak perempuan kami yang ada. Binar itu pelita cinta kami saat ini. Jangan pernah sakitin Binar. Karena jika Binar sakit dan sedih, sama saja Nak Dion menyakiti hati Mama dan Papa. Jika memang dirasa sudah tidak ada kecocokan di antara kalian dalam pernikahan ini, Mama ikhlas jika Nak Dion mengembalikan Binar pada kami secara baik-baik. Bukankah kalian sudah menjalankan amanah mendiang Berliana walaupun tidak harus bersama pada akhirnya seumur hidup. Mungkin jika memang harus berpisah, kalian berdua tidak akan saling menyakiti dan bisa menemukan kebahagiaan masing-masing," tutur Bening yang mendadak melow.

"Ma," ucap Binar lirih seraya matanya ikut berkaca-kaca mendengar untaian kalimat dari ibunya.

Sedangkan mata Bening saat ini sudah tertutupi kristal-kristal yang siap menetes di pipi menjadi buliran air mata.

Seketika suasana sendu menyelimuti area ruang keluarga, kediaman Dion.

"Selamanya Binar akan tetap menjadi istriku, Ma. Sampai maut memisahkan kami. Papa dan Mama tak perlu khawatir. Dion akan berusaha menjaga pelita cinta kalian baik-baik, semampunya."

Bersambung...

🍁🍁🍁

Bantu Like💋

Terpopuler

Comments

Onah Sukaedah

Onah Sukaedah

enak Di Dion atuh... ga kena karma kerena udah nyakitin hati Binar

2024-12-03

1

Wahyunni Winarto

Wahyunni Winarto

aikkkk tuhhh lakii
giliran dpt yg ena² aja ngomongnya gituhhh
kmrn² kmnn🤨🤨🙄

2025-03-20

0

ilham Az-zahra

ilham Az-zahra

merdu bgt janji2 kodok jantan hbs dpt jatah preman😎

2024-12-03

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Kecelakaan Tragis dan Wasiat
2 Bab 2 - Duka Mendalam
3 Bab 3 - Terpaksa Menikah
4 Bab 4 - Sebatas Istri Bayangan
5 Bab 5 - Terlihat Pucat
6 Bab 6 - Tiga Laki-Laki
7 Bab 7 - Bertemu Sahabat
8 Bab 8 - Dion Tidak Fokus
9 Bab 9 - Semakin Kacau dan Galau
10 Bab 10 - Ada Apa Dengan Tubuhku?
11 Bab 11 - Dalam Pengaruh Obat
12 Bab 12 - Hanya Pelampiasan
13 Bab 13 - Kedatangan Tamu
14 Bab 14 - Adik Bayi ?
15 Bab 15 - Kikuk
16 Bab 16 - Skakmat !!
17 Bab 17 - Pelita Cinta Kami
18 Bab 18 - Rindu Ibu
19 Bab 19 - Pillow Talk
20 Bab 20 - Waktu dan Cinta
21 Bab 21 - Sesi Foto Bersama
22 Bab 22 - Pingsan
23 Sekedar Informasi
24 Bab 23 - Gelayut Mendung
25 Bab 24 - Sama-Sama Sakit
26 Bab 25 - Ibu atau Mami ?
27 Bab 26 - Mulut dan Hati Berkata Lain
28 Bab 27 - Sebuah Buku
29 Bab 28 - Kok Kosong ?
30 Bab 29 - Siapa Pendonornya ?
31 Bab 30 - Maafkan Aku, Ibu
32 Bab 31 - Serba Dilema
33 Bab 32 - Sakit Apa?
34 Bab 33 - Rencana Langit
35 Bab 34 - Pulang
36 Bab 35 - Cinta dan Harga Diri
37 Bab 36 - Papi Hahat !!
38 Bab 37 - Ajakan Tidur Bersama
39 Bab 38 - Berhenti Secara Mendadak
40 Bab 39 - Sebuah Pelukan
41 Bab 40 - Kedatangan Tamu
42 Bab 41 - Tak Sadarkan Diri
43 Bab 42 - Versi Lama Beralih Ke Versi Baru
44 Bab 43 - Drop
45 Bab 44 - Kok Tumben?
46 Bab 45 - Mami Maa-tii ?
47 Bab 46 - CCTV
48 Bab 47 - Sudah Bosan Hidup Rupanya !!
49 Bab 48 - Langit Ke Mana ?
50 Bab 49 - Penculikan
51 Bab 50 - Pelukan Hangat Bersama Oma
52 Bab 51 - Satu Fakta Terkuak
53 Bab 52 - Runtuh
54 Bab 53 - Menutup Segala Akses Informasi
55 Bab 54 - Cepat Berangkat !!
56 Bab 55 - Uring-Uringan
57 Bab 56 - Ke Rumah Sakit
58 Bab 57 - Dingin dan Ketus
59 Bab 58 - Aku Sayang Mami
60 Bab 59 - Gagal Ginjal
61 Bab 60 - Sebuah Penyesalan Mendalam
62 Bab 61 - Kemarahan Seorang Ibu
63 Bab 62 - Deep Talk
64 Bab 63 - Sebuah Pilihan Yang Sulit
65 Bab 64 - Keputusan Dion
66 Bab 65 - Pindah Kamar
67 Bab 66 - Mau Adik Tidak ?
68 Bab 67 - Malam Menjelang Operasi
69 Bab 68 - Operasi
70 Bab 69 - Jangan Nangis
71 Bab 70 - Aku Enggak Bisa Hidup Tanpamu
72 Bab 71 - Perkelahian Dua Pria
73 Bab 72 - Menjelang Wisuda
74 Bab 73 - Rencana Sang Komandan
75 Bab 74 - Dia Memang Binar
76 Bab 75 - Lima Tahun Yang Lalu
77 Bab 76 - Curahan Hati Binar
78 Bab 77 - Terjadi Kebocoran dan Manipulasi Data
79 Bab 78 - Kedok Medusa
80 Bab 79 - Terbongkar Kedok Medusa dan Antek-Anteknya
81 Bab 80 - Bangkrut
82 Bab 81 - Kado
83 Cadel
84 Bab 82 - Hubungan Dua Keluarga
85 Bab 83 - Persahabatan Kita Selesai
86 Bab 84 - Hancur!
87 Bab 85 - Liburan Si Kembar
88 Bab 86 - Masuk IGD
89 Bab 87 - Aku dan Kamu
90 Bab 88 - Berpelukan
91 Bab 89 - Sidang Ala Mertua
92 Bab 90 - Pingsan
93 Iklan Tidak Penting
94 Bab 91 - Jadi Satu
95 Bab 92 - Ungkapan Cinta
96 Bab 93 - Kejutan
97 Bab 94 - Pulang ke Tanah Air
98 Bab 95 - Breaking News
99 Bab 96 - Menyingkap Tabir
100 Bab 97 - Hukum Tabur Tuai
101 Bab 98 - Gelagat Aneh
102 Bab 99 - Keluarga Bahagia (BiOn)
103 PROMO KARYA BARU
104 PROMO KARYA BARU
105 Launching Novel Baru
106 Promo Novel Baru
107 PROMO KARYA BARU
108 PROMO KARYA BARU
109 PROMO KARYA BARU
110 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1 - Kecelakaan Tragis dan Wasiat
2
Bab 2 - Duka Mendalam
3
Bab 3 - Terpaksa Menikah
4
Bab 4 - Sebatas Istri Bayangan
5
Bab 5 - Terlihat Pucat
6
Bab 6 - Tiga Laki-Laki
7
Bab 7 - Bertemu Sahabat
8
Bab 8 - Dion Tidak Fokus
9
Bab 9 - Semakin Kacau dan Galau
10
Bab 10 - Ada Apa Dengan Tubuhku?
11
Bab 11 - Dalam Pengaruh Obat
12
Bab 12 - Hanya Pelampiasan
13
Bab 13 - Kedatangan Tamu
14
Bab 14 - Adik Bayi ?
15
Bab 15 - Kikuk
16
Bab 16 - Skakmat !!
17
Bab 17 - Pelita Cinta Kami
18
Bab 18 - Rindu Ibu
19
Bab 19 - Pillow Talk
20
Bab 20 - Waktu dan Cinta
21
Bab 21 - Sesi Foto Bersama
22
Bab 22 - Pingsan
23
Sekedar Informasi
24
Bab 23 - Gelayut Mendung
25
Bab 24 - Sama-Sama Sakit
26
Bab 25 - Ibu atau Mami ?
27
Bab 26 - Mulut dan Hati Berkata Lain
28
Bab 27 - Sebuah Buku
29
Bab 28 - Kok Kosong ?
30
Bab 29 - Siapa Pendonornya ?
31
Bab 30 - Maafkan Aku, Ibu
32
Bab 31 - Serba Dilema
33
Bab 32 - Sakit Apa?
34
Bab 33 - Rencana Langit
35
Bab 34 - Pulang
36
Bab 35 - Cinta dan Harga Diri
37
Bab 36 - Papi Hahat !!
38
Bab 37 - Ajakan Tidur Bersama
39
Bab 38 - Berhenti Secara Mendadak
40
Bab 39 - Sebuah Pelukan
41
Bab 40 - Kedatangan Tamu
42
Bab 41 - Tak Sadarkan Diri
43
Bab 42 - Versi Lama Beralih Ke Versi Baru
44
Bab 43 - Drop
45
Bab 44 - Kok Tumben?
46
Bab 45 - Mami Maa-tii ?
47
Bab 46 - CCTV
48
Bab 47 - Sudah Bosan Hidup Rupanya !!
49
Bab 48 - Langit Ke Mana ?
50
Bab 49 - Penculikan
51
Bab 50 - Pelukan Hangat Bersama Oma
52
Bab 51 - Satu Fakta Terkuak
53
Bab 52 - Runtuh
54
Bab 53 - Menutup Segala Akses Informasi
55
Bab 54 - Cepat Berangkat !!
56
Bab 55 - Uring-Uringan
57
Bab 56 - Ke Rumah Sakit
58
Bab 57 - Dingin dan Ketus
59
Bab 58 - Aku Sayang Mami
60
Bab 59 - Gagal Ginjal
61
Bab 60 - Sebuah Penyesalan Mendalam
62
Bab 61 - Kemarahan Seorang Ibu
63
Bab 62 - Deep Talk
64
Bab 63 - Sebuah Pilihan Yang Sulit
65
Bab 64 - Keputusan Dion
66
Bab 65 - Pindah Kamar
67
Bab 66 - Mau Adik Tidak ?
68
Bab 67 - Malam Menjelang Operasi
69
Bab 68 - Operasi
70
Bab 69 - Jangan Nangis
71
Bab 70 - Aku Enggak Bisa Hidup Tanpamu
72
Bab 71 - Perkelahian Dua Pria
73
Bab 72 - Menjelang Wisuda
74
Bab 73 - Rencana Sang Komandan
75
Bab 74 - Dia Memang Binar
76
Bab 75 - Lima Tahun Yang Lalu
77
Bab 76 - Curahan Hati Binar
78
Bab 77 - Terjadi Kebocoran dan Manipulasi Data
79
Bab 78 - Kedok Medusa
80
Bab 79 - Terbongkar Kedok Medusa dan Antek-Anteknya
81
Bab 80 - Bangkrut
82
Bab 81 - Kado
83
Cadel
84
Bab 82 - Hubungan Dua Keluarga
85
Bab 83 - Persahabatan Kita Selesai
86
Bab 84 - Hancur!
87
Bab 85 - Liburan Si Kembar
88
Bab 86 - Masuk IGD
89
Bab 87 - Aku dan Kamu
90
Bab 88 - Berpelukan
91
Bab 89 - Sidang Ala Mertua
92
Bab 90 - Pingsan
93
Iklan Tidak Penting
94
Bab 91 - Jadi Satu
95
Bab 92 - Ungkapan Cinta
96
Bab 93 - Kejutan
97
Bab 94 - Pulang ke Tanah Air
98
Bab 95 - Breaking News
99
Bab 96 - Menyingkap Tabir
100
Bab 97 - Hukum Tabur Tuai
101
Bab 98 - Gelagat Aneh
102
Bab 99 - Keluarga Bahagia (BiOn)
103
PROMO KARYA BARU
104
PROMO KARYA BARU
105
Launching Novel Baru
106
Promo Novel Baru
107
PROMO KARYA BARU
108
PROMO KARYA BARU
109
PROMO KARYA BARU
110
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!