Bab 9 - Semakin Kacau dan Galau

Selesai rapat, Reni langsung kembali ke mejanya yang berada di depan ruangan Dion. Sedangkan Dion sendiri berada di dalam ruangannya tengah uring-uringan tak jelas. Mirip seperti wanita yang mengalami PMS, saat datang bulan tiba.

"Haisshh !! Kenapa juga dari tadi aku marah enggak jelas karena Binar ketemu Hamid. Mau banyak laki-laki yang suka juga tak masalah asal dia tak mencoreng nama baikku," gumam Dion yang tengah kesal bukan kepalang. Ia sampai memijit pelipisnya. Kepalanya mendadak pusing.

"Lihat saja nanti di rumah. Aku akan beri hukuman buat dia karena sudah bikin aku uring-uringan. Dan yang kedua, berani-beraninya dia bertemu lelaki lain di tempat umum tanpa izinku. Pasti dia sengaja mau mencoreng nama baikku sebagai suami karena semalam aku memarahinya soal gaya rambut. Awas saja kalau dia berani selingkuh!" batin Dion dengan mimik wajah yang masih sangat kentara kesalnya.

Tiba-tiba ponsel Dion bergetar. Lalu ia melihat ada panggilan masuk dari sekretarisnya di bisnis retail yang digelutinya yakni Prita. Ia pun mengangkat telepon tersebut.

"Halo, Prita. Ada apa?" tanya Dion dengan nada dingin.

"Bapak sekarang di mana? Kok belum datang ke kantor?" tanya Prita yang kebingungan di seberang sana.

"Hah, memangnya kenapa?" tanya Dion dengan polosnya.

"Astaga Bapak. Saya sudah nunggu dari tadi di kantor. Sudah telepon Bapak berkali-kali enggak juga diangkat. Jam empat sore kita ada janji meeting dengan Mr. Jonathan di Hotel Padma," jawab Prita.

"Astaga!!" pekik Dion spontan yang terkejut sampai tangan satunya menepuk dahinya.

"Maaf Prita, aku benar-benar lupa. Tadi ada rapat di kampus jadi baru pegang ponsel. Begini saja, sekarang kan sudah jam tiga sore dan aku enggak mungkin mampir ke kantor dulu buat jemput kamu. Kita ketemu langsung saja di lobby Hotel Padma. Kamu naik taksi online ke sana. Aku tutup dulu teleponnya," ucap Dion dengan nada terburu-buru dikejar waktu kembali.

"Baik, Pak."

Bip...

Sambungan telepon pun terputus secara sepihak oleh Dion terlebih dahulu.

"Huft !! Kenapa sih dia? Tumben sekali lupa sama jadwal meeting. Padahal semalam dia yang ingetin aku. Sekarang malah dia yang lupa. Dasar bos aneh!" gerutu Prita.

"Ah, kenapa harus naik taksi online sih! Padahal pengin satu mobil bareng dia. Duda dingin itu susah banget sih ditaklukkin. Huft !!"

Prita tidak pernah menganggap pernikahan antara Dion dengan Binar seperti pernikahan orang lain pada umumnya yang normal. Karena ia sangat tahu Dion dan Binar tidur beda kamar.

Dirinya beberapa kali sering diskusi bersama Dion di ruang kerja kediaman atasannya tersebut. Sehingga ia tahu dari si kembar tanpa sengaja yang keceplosan. Alhasil ia selalu menjuluki bosnya itu duda dingin.

Karena Dion sendiri yang mengatakan padanya bahwa statusnya sudah menikah dengan Binar. Namun Prita tahu semua dilakukan Dion karena amanah mendiang Berliana dan juga demi si kembar.

Sedangkan di ruangannya, Dion segera memasukkan barang pentingnya ke dalam tas kerjanya sambil mengomel kembali.

"Kenapa hari ini kacau banget sih! Jadi kayak orang pikun saja aku. Padahal kemarin aku yang ingetin Prita tentang bahan rapat dengan Mr. Jonathan sampai aku pulang malam. Tapi justru sekarang aku yang lupa kayak orang linglung enggak jelas begini. Fiuhh !!" keluh Dion.

Seakan Dion terlupa, semalam dirinya mengatai sang istri pikun tentang posisinya yang hanya sebatas bayangan mendiang Berliana. Kini dirinya seakan termakan omongannya sendiri. Semesta membuatnya pikun dengan jadwal kerjanya yang cukup padat hari ini menjadi kacau balau.

Itu pun atas ulahnya sendiri yang diam-diam mengikuti Binar. Seakan penasaran dengan kehidupan pribadi istrinya. Padahal selama tiga tahun menikah, ia tak pernah melakukan hal tersebut.

☘️☘️

Sebelum keluar ruangannya, ia menarik napas sejenak lalu menghembuskannya.

"Fokus Dion. Fokus Dion. Jangan pikirkan lainnya," gumam Dion berusaha menyemangati dirinya hari ini yang sangat aneh agar bisa kembali fokus dengan pekerjaannya.

Dion pun akhirnya membuka pintunya. Dan Reni yang melihat Dion mau pergi pun beranjak berdiri dan menyapa sejenak atasannya tersebut.

"Bapak sudah mau pulang?" tanya Reni.

"Aku ada rapat urusan kantor. Tolong jika ada urusan kampus yang penting, kamu telepon aku nanti malam." Dion pun seraya berpamitan pada Reni.

"Baik, Pak. Hati-hati di jalan," ucap Reni.

Dion langsung pergi melesat ke area parkiran kampus untuk mengambil mobilnya dan langsung menuju Hotel Padma. Selama ini dirinya terbiasa disiplin. Jika ada rapat maupun urusan masuk kerja atau seminar, dirinya akan datang minimal 15-20 menit sebelum acara dimulai.

Akan tetapi hari ini sungguh hari yang membuat dirinya kacau balau secara mendadak. Dan kekacauan ini muncul ketika dirinya memutuskan mengikuti istrinya ke rumah sakit, tempat Binar bekerja. Yang berujung dirinya melihat Binar bersama Hamid. Seakan hatinya panas namun berusaha ia tepis.

Setelah hampir tiga puluh menit perjalanan, dirinya pun tiba di Hotel Padma. Sebelumnya, Dion sudah menghubungi Prita. Namun karena terjebak macet, Prita belum sampai di hotel padahal posisinya sudah dekat. Prita mengatakan padanya mungkin 5-10 menit lagi akan tiba di Hotel Padma.

Saat akan menekan tombol untuk membuka pintu mobilnya, tiba-tiba...

Krucukk...

Krucukk...

Perutnya seketika berbunyi yang menandakan sang empunya tengah lapar. Tentu saja Dion lapar di jam yang sudah sore hari begini. Seharian sibuk dan kehilangan fokusnya sehingga terlupa untuk mengisi perutnya sejak pagi hingga sekarang. Otomatis perutnya kini tengah berdemo padanya.

Seketika ekor matanya menatap bekal yang diberikan oleh Binar padanya pagi tadi yang ia letakkan di kursi sampingnya.

"Masih ada waktu. Apa aku makan saja ya bekal dari dia?" gumam Dion yang tengah menimbang untuk menyantap makanan dari Binar atau tidak.

"Kalau beli di dalam hotel juga pasti masih dibuatin dan butuh waktu. Tapi kalau aku makan bekal ini, takutnya dia semakin percaya diri kalau aku sudah menganggapnya istri beneran. Huft !!"

"Makan enggak makan enggak?" batinnya.

Dion semakin galau sambil terus memandang kotak bekal makan dari Binar yang kini sudah berada di atas pangkuannya. Entah mau disantap saja atau mau dibuangnya.

Bersambung...

🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

Fahmi Ardiansyah

Fahmi Ardiansyah

eeeh bukan duda LG ya Dion udah punya istri tau n ingat Dion gak akan tertarik sama kamu istrinya aja yg cantik di abaikan apalagi kmu.

2024-11-15

0

Fahmi Ardiansyah

Fahmi Ardiansyah

kalau selingkuh emang kenapa to punya suami gak mau memberi nafkah batin.dosa kamu Dion.

2024-11-15

0

Rusmini Rusmini

Rusmini Rusmini

kan nggak ada orgnya sikat aja Dion bekalnya dr pd kena magh

2024-10-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Kecelakaan Tragis dan Wasiat
2 Bab 2 - Duka Mendalam
3 Bab 3 - Terpaksa Menikah
4 Bab 4 - Sebatas Istri Bayangan
5 Bab 5 - Terlihat Pucat
6 Bab 6 - Tiga Laki-Laki
7 Bab 7 - Bertemu Sahabat
8 Bab 8 - Dion Tidak Fokus
9 Bab 9 - Semakin Kacau dan Galau
10 Bab 10 - Ada Apa Dengan Tubuhku?
11 Bab 11 - Dalam Pengaruh Obat
12 Bab 12 - Hanya Pelampiasan
13 Bab 13 - Kedatangan Tamu
14 Bab 14 - Adik Bayi ?
15 Bab 15 - Kikuk
16 Bab 16 - Skakmat !!
17 Bab 17 - Pelita Cinta Kami
18 Bab 18 - Rindu Ibu
19 Bab 19 - Pillow Talk
20 Bab 20 - Waktu dan Cinta
21 Bab 21 - Sesi Foto Bersama
22 Bab 22 - Pingsan
23 Sekedar Informasi
24 Bab 23 - Gelayut Mendung
25 Bab 24 - Sama-Sama Sakit
26 Bab 25 - Ibu atau Mami ?
27 Bab 26 - Mulut dan Hati Berkata Lain
28 Bab 27 - Sebuah Buku
29 Bab 28 - Kok Kosong ?
30 Bab 29 - Siapa Pendonornya ?
31 Bab 30 - Maafkan Aku, Ibu
32 Bab 31 - Serba Dilema
33 Bab 32 - Sakit Apa?
34 Bab 33 - Rencana Langit
35 Bab 34 - Pulang
36 Bab 35 - Cinta dan Harga Diri
37 Bab 36 - Papi Hahat !!
38 Bab 37 - Ajakan Tidur Bersama
39 Bab 38 - Berhenti Secara Mendadak
40 Bab 39 - Sebuah Pelukan
41 Bab 40 - Kedatangan Tamu
42 Bab 41 - Tak Sadarkan Diri
43 Bab 42 - Versi Lama Beralih Ke Versi Baru
44 Bab 43 - Drop
45 Bab 44 - Kok Tumben?
46 Bab 45 - Mami Maa-tii ?
47 Bab 46 - CCTV
48 Bab 47 - Sudah Bosan Hidup Rupanya !!
49 Bab 48 - Langit Ke Mana ?
50 Bab 49 - Penculikan
51 Bab 50 - Pelukan Hangat Bersama Oma
52 Bab 51 - Satu Fakta Terkuak
53 Bab 52 - Runtuh
54 Bab 53 - Menutup Segala Akses Informasi
55 Bab 54 - Cepat Berangkat !!
56 Bab 55 - Uring-Uringan
57 Bab 56 - Ke Rumah Sakit
58 Bab 57 - Dingin dan Ketus
59 Bab 58 - Aku Sayang Mami
60 Bab 59 - Gagal Ginjal
61 Bab 60 - Sebuah Penyesalan Mendalam
62 Bab 61 - Kemarahan Seorang Ibu
63 Bab 62 - Deep Talk
64 Bab 63 - Sebuah Pilihan Yang Sulit
65 Bab 64 - Keputusan Dion
66 Bab 65 - Pindah Kamar
67 Bab 66 - Mau Adik Tidak ?
68 Bab 67 - Malam Menjelang Operasi
69 Bab 68 - Operasi
70 Bab 69 - Jangan Nangis
71 Bab 70 - Aku Enggak Bisa Hidup Tanpamu
72 Bab 71 - Perkelahian Dua Pria
73 Bab 72 - Menjelang Wisuda
74 Bab 73 - Rencana Sang Komandan
75 Bab 74 - Dia Memang Binar
76 Bab 75 - Lima Tahun Yang Lalu
77 Bab 76 - Curahan Hati Binar
78 Bab 77 - Terjadi Kebocoran dan Manipulasi Data
79 Bab 78 - Kedok Medusa
80 Bab 79 - Terbongkar Kedok Medusa dan Antek-Anteknya
81 Bab 80 - Bangkrut
82 Bab 81 - Kado
83 Cadel
84 Bab 82 - Hubungan Dua Keluarga
85 Bab 83 - Persahabatan Kita Selesai
86 Bab 84 - Hancur!
87 Bab 85 - Liburan Si Kembar
88 Bab 86 - Masuk IGD
89 Bab 87 - Aku dan Kamu
90 Bab 88 - Berpelukan
91 Bab 89 - Sidang Ala Mertua
92 Bab 90 - Pingsan
93 Iklan Tidak Penting
94 Bab 91 - Jadi Satu
95 Bab 92 - Ungkapan Cinta
96 Bab 93 - Kejutan
97 Bab 94 - Pulang ke Tanah Air
98 Bab 95 - Breaking News
99 Bab 96 - Menyingkap Tabir
100 Bab 97 - Hukum Tabur Tuai
101 Bab 98 - Gelagat Aneh
102 Bab 99 - Keluarga Bahagia (BiOn)
103 PROMO KARYA BARU
104 PROMO KARYA BARU
105 Launching Novel Baru
106 Promo Novel Baru
107 PROMO KARYA BARU
108 PROMO KARYA BARU
109 PROMO KARYA BARU
110 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1 - Kecelakaan Tragis dan Wasiat
2
Bab 2 - Duka Mendalam
3
Bab 3 - Terpaksa Menikah
4
Bab 4 - Sebatas Istri Bayangan
5
Bab 5 - Terlihat Pucat
6
Bab 6 - Tiga Laki-Laki
7
Bab 7 - Bertemu Sahabat
8
Bab 8 - Dion Tidak Fokus
9
Bab 9 - Semakin Kacau dan Galau
10
Bab 10 - Ada Apa Dengan Tubuhku?
11
Bab 11 - Dalam Pengaruh Obat
12
Bab 12 - Hanya Pelampiasan
13
Bab 13 - Kedatangan Tamu
14
Bab 14 - Adik Bayi ?
15
Bab 15 - Kikuk
16
Bab 16 - Skakmat !!
17
Bab 17 - Pelita Cinta Kami
18
Bab 18 - Rindu Ibu
19
Bab 19 - Pillow Talk
20
Bab 20 - Waktu dan Cinta
21
Bab 21 - Sesi Foto Bersama
22
Bab 22 - Pingsan
23
Sekedar Informasi
24
Bab 23 - Gelayut Mendung
25
Bab 24 - Sama-Sama Sakit
26
Bab 25 - Ibu atau Mami ?
27
Bab 26 - Mulut dan Hati Berkata Lain
28
Bab 27 - Sebuah Buku
29
Bab 28 - Kok Kosong ?
30
Bab 29 - Siapa Pendonornya ?
31
Bab 30 - Maafkan Aku, Ibu
32
Bab 31 - Serba Dilema
33
Bab 32 - Sakit Apa?
34
Bab 33 - Rencana Langit
35
Bab 34 - Pulang
36
Bab 35 - Cinta dan Harga Diri
37
Bab 36 - Papi Hahat !!
38
Bab 37 - Ajakan Tidur Bersama
39
Bab 38 - Berhenti Secara Mendadak
40
Bab 39 - Sebuah Pelukan
41
Bab 40 - Kedatangan Tamu
42
Bab 41 - Tak Sadarkan Diri
43
Bab 42 - Versi Lama Beralih Ke Versi Baru
44
Bab 43 - Drop
45
Bab 44 - Kok Tumben?
46
Bab 45 - Mami Maa-tii ?
47
Bab 46 - CCTV
48
Bab 47 - Sudah Bosan Hidup Rupanya !!
49
Bab 48 - Langit Ke Mana ?
50
Bab 49 - Penculikan
51
Bab 50 - Pelukan Hangat Bersama Oma
52
Bab 51 - Satu Fakta Terkuak
53
Bab 52 - Runtuh
54
Bab 53 - Menutup Segala Akses Informasi
55
Bab 54 - Cepat Berangkat !!
56
Bab 55 - Uring-Uringan
57
Bab 56 - Ke Rumah Sakit
58
Bab 57 - Dingin dan Ketus
59
Bab 58 - Aku Sayang Mami
60
Bab 59 - Gagal Ginjal
61
Bab 60 - Sebuah Penyesalan Mendalam
62
Bab 61 - Kemarahan Seorang Ibu
63
Bab 62 - Deep Talk
64
Bab 63 - Sebuah Pilihan Yang Sulit
65
Bab 64 - Keputusan Dion
66
Bab 65 - Pindah Kamar
67
Bab 66 - Mau Adik Tidak ?
68
Bab 67 - Malam Menjelang Operasi
69
Bab 68 - Operasi
70
Bab 69 - Jangan Nangis
71
Bab 70 - Aku Enggak Bisa Hidup Tanpamu
72
Bab 71 - Perkelahian Dua Pria
73
Bab 72 - Menjelang Wisuda
74
Bab 73 - Rencana Sang Komandan
75
Bab 74 - Dia Memang Binar
76
Bab 75 - Lima Tahun Yang Lalu
77
Bab 76 - Curahan Hati Binar
78
Bab 77 - Terjadi Kebocoran dan Manipulasi Data
79
Bab 78 - Kedok Medusa
80
Bab 79 - Terbongkar Kedok Medusa dan Antek-Anteknya
81
Bab 80 - Bangkrut
82
Bab 81 - Kado
83
Cadel
84
Bab 82 - Hubungan Dua Keluarga
85
Bab 83 - Persahabatan Kita Selesai
86
Bab 84 - Hancur!
87
Bab 85 - Liburan Si Kembar
88
Bab 86 - Masuk IGD
89
Bab 87 - Aku dan Kamu
90
Bab 88 - Berpelukan
91
Bab 89 - Sidang Ala Mertua
92
Bab 90 - Pingsan
93
Iklan Tidak Penting
94
Bab 91 - Jadi Satu
95
Bab 92 - Ungkapan Cinta
96
Bab 93 - Kejutan
97
Bab 94 - Pulang ke Tanah Air
98
Bab 95 - Breaking News
99
Bab 96 - Menyingkap Tabir
100
Bab 97 - Hukum Tabur Tuai
101
Bab 98 - Gelagat Aneh
102
Bab 99 - Keluarga Bahagia (BiOn)
103
PROMO KARYA BARU
104
PROMO KARYA BARU
105
Launching Novel Baru
106
Promo Novel Baru
107
PROMO KARYA BARU
108
PROMO KARYA BARU
109
PROMO KARYA BARU
110
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!