"kamu darimana aja sih Mas? Jam segini baru pulang?!" Viona langsung memarahi Farhan ketika Farhan baru saja masuk kedalam rumah mereka.
"Maaf,tadi aku banyak kerjaan,aku lupa kalau Mama mau kesini" jawab Farhan tenang.
"Kamu bikin aku kesal terus,memangnya kamu gak bisa tinggalin kerjaan kamu dan pulang lebih cepat? kamu kan CEO nya,kamu bebas pulang kapan pun kamu mau!" Viona mengomeli Farhan habis-habisan dengan suara lantang.
"Ya,maaf Sayang, jangan marah-marah terus dong,kan aku bilang aku lupa" suara Farhan terdengar sangat lembut berbicara dengan Viona.
"Halah! Lupa terus! Alasan aja!" Viona tak mau tenang,dia malah menjadi memarahi Farhan sesuka hatinya.
"Ada apa ini?! Kenapa kalian ribut-ribut?!" Ibunya Farhan keluar dari kamar tamu menghampiri anak dan menantunya.
"Em,a,a,anu...anu..." Viona sangat gugup menghadapi mertuanya.
"Anu apa? Kenapa kamu bentak-bentak anak saya?!" Ibunya Farhan memarahi Viona yang berani membentak anaknya dengan kasar.
"Habisnya,Mas Farhan selalu begini Mah,dia selalu bikin aku nunggu,aku gak suka" Viona nyalinya ciut jika menghadapi mertuanya.
"Meskipun Farhan salah karena terlambat pulang,tapi kamu nggak berhak membentak dia seperti itu! Kamu harusnya menghormati suami kamu,bukan menghinakannya!" Ibunya Farhan tak terima anaknya dihinakan oleh Viona.
"Sudah Mah,sudah,aku nggak apa-apa kok,lagian Viona benar,aku memang sering terlambat pulang,kasihan juga dia sering nungguin aku kemalaman" Farhan membela Viona, seolah dia benar-benar membelanya.
Dalam hati Farhan tertawa puas,melihat Viona dimarahi oleh Ibunya.
"Ya,nggak bisa gitu dong,Han, sebagai seorang istri,dia harus menghormati kamu,gak bisa dia seenaknya sama kamu.Apalagi cuma karena kesalahan sepele begini,dia seakan-akan anggap kamu sebagai suami yang bodoh!" Ibunya Farhan memarahi anaknya yang membela Viona yang jelas-jelas salah.
"Iya Farhan tahu,nanti Farhan ajari Viona sopan santun ya Mah, Mama jangan marah-marah lagi,nanti keriputnya bertambah loh" Farhan menggoda Ibunya sendiri agar tak marah.
Ibunya Farhan mendengus kesal,dia masih tak suka dengan sikap Viona yang semena-mena terhadap Farhan.
Farhan memeluk rindu Ibunya,sudah lama sekali mereka tak bertemu,jarak rumah mereka sangat jauh,hingga jika ingin bertemu pun harus menempuh perjalanan jauh.
Orangtua Farhan tinggal di kota yang berbeda,sehingga Farhan jarang bertemu dengan mereka,dan itulah alasan Viona jadi seenaknya terhadap Farhan,karena orangtua Farhan takkan tahu.
Sementara orangtua Viona,tinggal di kota yang sama,namun berbeda daerah.
Orangtua Viona sering main ke rumah mereka,tentu saja untuk meminta uang kepada anak perempuannya yang memiliki suami seperti mesin ATM berjalan.
"Mama sudah makan?" Tanya Farhan.
"Sudah,tadi Mama masak sendiri,istri kamu itu memang gak becus masak,bahkan gak mau belajar masak sama sekali!" Ibunya Farhan mendelik tak suka pada Viona yang sangat pemalas.
Bagaimana tidak?
Selama anaknya menjadi suami Viona selama 10 tahun,dia tak pernah merasakan mencicipi masakan sang menantu, Viona bahkan tak pernah mau bercengkerama dengannya jika dia datang berkunjung.
Ibunya Farhan sudah jengah dan ingin anaknya bisa menceraikan Viona,bukan hanya karena Viona menyebalkan,tapi karena Viona juga sering membuatnya marah.
Sayangnya, meksipun dia sangat ingin anaknya berpisah dari Viona,itu takkan terjadi,karena kini Viona tengah mengandung anak Farhan yang akan menjadi pewaris satu-satunya bagi keluarganya,itulah yang diketahuinya.
Mau tak mau, Ibunya Farhan harus bersikap baik dan menerima Viona dengan senang hati.
"Sudahlah,besok Farhan yang masakin buat Mama ya, sekarang kita istirahat" ajak Farhan dengan membawa Ibunya ke kamar tamu.
Viona yang masih mematung ditinggalkan sendirian,setelah keduanya masuk kedalam kamar, Viona menghentakkan kakinya kasar ke lantai,dia tak suka dengan keberadaan Ibunya Farhan yang selalu memojokkan dirinya.
"Awas saja kamu wanita tua,aku akan menyingkirkanmu perlahan,supaya gak ada lagi yang bisa menjadi benalu bagi hubunganku dengan Mas Farhan!" Batin Viona.
Viona sangat membenci mertuanya itu,karena baginya,mertuanya sangatlah mengganggu.
[Di Kamar Tamu]
Farhan mendudukkan Ibunya di ujung ranjang,lalu dia berjongkok di depan Ibunya.
"Han,apa kamu gak sakit hati setiap saat dimarahi seperti itu? Hati Mama sakit, Nak, Mama ibumu, Mama yang melahirkan dan membesarkan kamu saja gak pernah sekasar itu sama kamu.Tapi dia sangat berani sekali, Mama gak bisa terima" Ibunya Farhan berkaca-kaca.
Anak yang dilahirkan,dibesarkan dan di didik hingga menjadi sosok seperti sekarang ini,hanya menjadi bahan hinaan istrinya sendiri.
Hati Ibu mana yang tak sakit melihat anak mereka diperlakukan seperti itu.
"Farhan mengerti perasaan Mama,tapi Farhan gak bisa berbuat apa-apa Mah, Farhan gak mau menyakiti Viona, Farhan sangat mencintainya" jawab Farhan berdusta.
Tidak,bukan cinta yang membuat Farhan selalu mengalah,tapi karena tujuannya belum tercapai.
"Han, Mama rasa kamu memilih istri yang salah,kamu seharusnya bisa menikahi wanita yang lebih baik,dari segi bahasa dan tatakrama,karena itu yang akan membuat hati kamu tenang.Bukan hanya cantik saja,cantik pun percuma jika hatinya bagaikan iblis" tutur Ibunya Farhan,menyesali pernikahan anaknya.
"Mah,jangan bahas masalah itu ya, sekarang Mama istirahat, Mama pasti capek habis perjalanan jauh" pinta Farhan lembut.
Ibunya mengangguk,dia kemudian membaringkan tubuhnya di kasur.
Farhan menyelimutinya.
Farhan menatap wanita yang masih cantik di usia senjanya itu,ada rasa tak tega dalam diri Farhan,melihat Ibunya membela dirinya karena dimarahi istrinya tadi,membuat Farhan mengerti,cinta seorang Ibu tak lekang oleh waktu.
Walaupun anak-anaknya telah dewasa dan memilih jalan hidupnya sendiri,namun cintanya takkan pudar begitu saja,bagi mereka anaknya tetaplah seorang bocah yang masih harus diberikan kasih sayang.
Farhan keluar dari kamar tamu,dia beranjak ke kamarnya untuk beristirahat.
Viona duduk di tempat tidurnya dengan melipat kedua tangan di dada,bibirnya runcing,matanya mendelik.
Farhan mendekat,lalu duduk disampingnya.
"Masih marah?" Tanya Farhan.
Viona tak menjawab,dia malah memalingkan muka dari Farhan.
"Ayolah... Jangan marah terlalu lama,aku kan gak sengaja" pinta Farhan memohon.
"Aku gak suka Mama kamu datang kesini terus marahi aku! Kesannya kayak aku ini istri yang kejam!" Viona kembali marah.
"Memang apa masalahnya? Wajar kok Mama marah,karena memang kamu gak sopan!" jawab Farhan membela ibunya.
Mendengar jawab Farhan Viona langsung menatap Farhan tajam.
"Sekarang kamu belain Mama kamu ya? Memangnya yang menemani kamu hidup selama sepuluh tahun itu siapa? Aku atau Mama kamu?!" Bentak Viona murka.
"Ya,memang kamu yang menemani hidupku selama sepuluh tahun,tapi Mama yang menemani hidupku selama 23 tahun,dan Mama juga lah yang merawatku,mendidikku dan menjadikan aku sebagai pria yang sekarang ada di depan kamu.Tanpa kamu,aku bisa menjadi pria yang lebih kuat dari sekarang,tapi tanpa Mama,aku akan lemah dan tak berdaya,aku juga lebih baik kehilangan kamu daripada kehilangan Mama,karena Mama lebih berharga daripada kamu!" Farhan tak bisa lagi menahan emosinya.
Farhan sungguh tak suka jika Viona menunjukkan sikap tak sukanya pada Ibunya,apalagi sampai membandingkan dengan dirinya yang baru mengenal Farhan selama sepuluh tahun.
Farhan sangat muak dengan Viona yang selalu saja mempermasalahkan tentang sikap Ibunya.
Padahal itu sangat wajar,karena tak ada satupun alasan untuk membuat Ibunya Farhan menyukai Viona.
Jika saja bukan karena Farhan yang terlalu mencintai Viona,pastilah sejak awal Farhan sudah menceraikan Viona tanpa harus menentang Ibunya.
Viona tak sadar,jika dia berada di posisinya sekarang tak lepas dari penentangan Farhan terhadap Ibunya yang memintanya menceraikan Viona.
"Jangan pernah hinakan ibuku,atau aku yang akan menghinakan dirimu tanpa ampun!" Ancam Farhan lantang.
Farhan sangat murka terhadap Viona,yang tak pernah bisa menerima keberadaan Ibunya.
Setelah bertengkar dengan Viona, Farhan keluar dari kamarnya dengan membanting pintu,hingga Viona terkejut.
Viona menjadi gundah,jika Farhan marah padanya,sudah pasti Farhan akan mengacuhkannya.
Viona tak mau itu terjadi, Viona tak mau cinta Farhan berpaling darinya,karena dia belum menguasai semua harta Farhan.
Sementara Farhan yang sangat marah itu,keluar dari rumahnya,dia masuk kedalam mobil dan pergi dari rumah mereka.
Perasaan Farhan berkecamuk,dia sangat marah dan sedih,dia tak kuat lagi terus besandiwara di depan Viona,sandiwaranya malah membuat hatinya semakin terluka.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Umi Maryam
jangan lama2 main sandiwara nya farhan ,kamu kan kaya tinggal sewa detektip bayaran untuk membekuk pasangan zina itu langsung bawa ke kantor polisi penjarakan aja ,kasian mama mu yg mengandung dan melahirkan mu ga di hargai malah di anggap parasit ,dasar mantu laknat .
2024-02-19
0
Iges Satria
udah Farhan, segera buka kedok viona dan ceraikan kapan perlu beri hukuman dg selingkuhannya juga
2023-11-12
0