[Esoknya]
Farhan terlihat sangat bingung. Haruskah dia mulai mencari wanita untuk dijadikan Ibu Pengganti seperti yang diminta Viona? Tapi, mana ada wanita yang mau hanya dijadikan penampung benih? Setiap wanita pasti menginginkan pernikahan yang sempurna, di mana keduanya saling mencintai, bukan hanya saling membutuhkan.
Namun, bayangan senyum dan tawa seorang anak menari-nari di pelupuk matanya, seolah melambaikan tangan agar dia memeluknya. Farhan pun mulai mengadakan pertemuan dengan beberapa wanita untuk menawarkan rencananya. Namun, semua wanita itu menolak. Kebanyakan dari mereka hanya membutuhkan uangnya dan tak ingin memberikan anak untuknya.
Farhan merasa sangat bingung dan hampir putus asa. Dia berjalan dengan gontai menuju toilet kantor. Di sana, secara tak sengaja, Farhan mendengar suara seorang wanita menangis di toilet. Terdengar jelas suara percakapan telepon yang sarat kesedihan dari dalam.
“Uang sebanyak itu bisa saya dapatkan di mana?” Suara wanita itu terdengar jelas dari luar.
“Iya, tapi itu nominal yang besar. Saya gak mungkin bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat!” Wanita itu terdengar terisak.
Kemudian, terdengar suara wanita itu mematikan teleponnya dan membuka pintu toilet. Farhan segera bersembunyi. Wanita itu keluar dengan mata sembab, dan Farhan mengenali gadis tersebut—dia adalah salah satu karyawatinya. Sebuah ide mulai terbentuk di kepala Farhan. Senyum kecil mulai mengembang di bibirnya.
---
“Meer, kamu dipanggil Pak Bos tuh!” kata Kinan, mengingatkan Ameera yang sedang fokus bekerja di depan laptopnya.
“Ada apa?” tanya Ameera dengan nada sedikit khawatir.
“Nggak tau, mungkin ada perlu,” jawab Kinan, yang juga tampak bingung.
“Ya sudah, aku kesana dulu,” kata Ameera sambil berdiri dan berjalan menuju ruang kantor Farhan.
Sesampainya di depan pintu, Ameera mengetuk beberapa kali hingga terdengar suara dari dalam yang mempersilahkannya masuk.
“Permisi, Pak!” ucap Ameera sopan saat memasuki ruangan.
“Silakan duduk,” jawab Farhan, sambil menunjuk kursi di depannya.
“Maaf, Pak. Bapak memanggil saya?” tanya Ameera sopan.
“Iya, saya panggil kamu. Maaf, mengganggu waktumu,” kata Farhan dengan ramah.
“Apa saya melakukan kesalahan dan harus dihukum, Pak?” tanya Ameera, sedikit takut.
“Kenapa kamu tanya begitu?” Farhan tampak heran.
“Soalnya, biasanya kalau dipanggil Bos, berarti ada kesalahan, Pak,” jawab Ameera dengan malu-malu.
Farhan tersenyum. Gadis ini rupanya terlalu cepat menyimpulkan sesuatu. “Tidak, kerja kamu bagus, tidak ada alasan buat saya menghukum kamu.”
Ameera tampak bingung. “Lalu, kenapa saya dipanggil, Pak?”
“Saya tadi tidak sengaja mendengar pembicaraan kamu di toilet. Apa kamu sedang butuh uang banyak?” tanya Farhan dengan tenang, membuat Ameera sedikit malu.
“I-i-iya, Pak,” jawab Ameera dengan gugup.
“Tidak usah malu. Saya hanya ingin menawarkan kesepakatan pada kamu,” ujar Farhan dengan nada serius.
“Kesepakatan apa, Pak?” Ameera masih bingung.
“Kamu bisa mendapatkan uang yang kamu butuhkan, tapi dengan satu syarat,” jelas Farhan.
“Syarat apa, Pak?” tanya Ameera, semakin tak mengerti.
“Kamu harus mengandung anak saya,” jawab Farhan tenang.
Ameera terkejut dan membulatkan matanya, tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Orang yang dikenal baik dan ramah seperti Farhan, ternyata meminta sesuatu yang tidak mungkin.
“Maksud Bapak, saya harus hamil anak Bapak?” tanya Ameera dengan suara gemetar.
“Iya,” jawab Farhan.
“Tapi, Pak, saya gak mau. Ini sama saja seperti melacurkan diri saya demi uang. Saya minta maaf, Pak, tapi saya masih bisa cari uang dengan cara yang halal,” jawab Ameera sambil bangkit hendak pergi, namun Farhan menahannya.
“Jangan berpikir negatif dulu. Saya tidak meminta kamu mengandung anak saya tanpa pernikahan. Saya akan menikahi kamu secara siri, yang sah secara agama. Saya bukan orang jahat, Meer. Saya butuh seorang anak, dan kamu juga butuh uang. Kita saling membutuhkan,” Farhan mencoba menjelaskan dengan tenang.
“Tapi, Pak, tetap saja saya merasa seolah menjual diri saya demi uang,” jawab Ameera tetap menolak.
“Tolong saya, Meer. Saya mohon. Saya akan memberikan apapun yang kamu butuhkan, menjamin kehidupan kamu dan orangtua kamu. Saya janji,” Farhan memohon dengan sungguh-sungguh, berharap Ameera berubah pikiran.
Ameera terdiam. Dia teringat pada orangtuanya, terutama ayahnya yang sedang sakit dan membutuhkan operasi segera. Nominal biaya yang dibutuhkan sangat besar, dan dia tahu dirinya tak akan mampu membayarnya sendiri.
Setelah berpikir sejenak, Ameera mengangguk. “Baik, saya setuju. Tapi dengan satu syarat. Tolong bayar biaya operasi Ayah saya saat ini juga. Nyawa beliau sedang dalam bahaya,” jawab Ameera akhirnya.
“Tentu saja, saya akan membayar biaya operasinya. Saya sangat berterima kasih karena kamu bersedia membantu saya,” jawab Farhan dengan wajah berbinar.
“Kalau begitu, kita ke rumah sakit sekarang, sekalian kamu juga cek kesuburan,” kata Farhan dengan nada penuh antusias.
“Iya, Pak. Saya siap-siap dulu,” jawab Ameera.
“Baik. Saya akan menunggu di luar. Segeralah menyusul,” ujar Farhan, memerintah dengan lembut.
Ameera segera kembali ke ruangannya, membereskan barang-barangnya. “Kamu mau ke mana, Meer?” tanya Kinan, penasaran karena Ameera belum waktunya pulang.
“Aku mau ke rumah sakit dulu, Nan. Aku pulang duluan, ya,” jawab Ameera singkat sambil terburu-buru pergi.
Sesaat kemudian, Ameera sudah berada di dalam mobil Farhan yang melaju menuju rumah sakit. Setibanya di sana, mereka langsung menuju kamar ayah Ameera di lantai 10. Ameera segera menghampiri ayahnya, yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit.
“Ayah, Meera sudah datang. Maaf Meera baru sempat ke sini,” ujar Ameera sambil mencium tangan ayahnya dengan penuh kasih sayang.
“Meera, putriku. Jangan khawatirkan Ayah. Biaya operasinya terlalu mahal, lebih baik kita pulang saja,” jawab ayahnya dengan nada lemah.
“Ayah, Meera sudah dapat uang untuk operasi Ayah. Ayah pasti sembuh,” ujar Ameera, berusaha meyakinkan ayahnya.
“Benarkah?” tanya ayah Ameera, sedikit tak percaya.
“Iya, Ayah. Meera janji semuanya akan baik-baik saja,” jawab Ameera dengan senyum.
Farhan yang berdiri di belakang Ameera tersenyum sambil memperkenalkan dirinya pada ayah Ameera. Setelah berbicara sebentar, mereka keluar dari kamar untuk mengurus segala keperluan operasi ayahnya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
ig@aya_yaww
Semangat up nya thor💪
2023-10-25
3