"Mas,kok kamu semalam gak jadi?" Viona bertanya di atas tempat tidurnya ketika Farhan sedang memasangkan dasinya.
"Duh,maaf ya sayang,semalam aku ngantuk banget,habis mandi aku langsung tidur,karena kamu juga sudah tidur" jawab Farhan seolah merasa bersalah.
"Kan kamu juga biasanya meskipun aku tidur,kamu akan melakukannya,kenapa semalam enggak?!" Viona merasa diacuhkan.
"Soalnya kamu tidur,aku pikir kamu lelah,jadi aku urung melakukannya.Lain kali kita lakukan dengan benar ya!" Farhan tersenyum dan berkata dengan tenang.
"Hish! Kamu menyebalkan Mas! Padahal aku sudah siap-siap loh,aku sudah beli lingerie yang bagus supaya kamu senang,tapi kamu malah mengacuhkan aku,huh!" Viona marah,karena semalam Farhan tak menuntaskan keinginannya.
Padahal Viona sudah bersiap untuk melayani Farhan,agar Farhan tak berpaling darinya.
Farhan mendekat,dia lalu duduk di tepian ranjang.
"Jangan ngambek dong,kan aku cuma mau kamu istirahat,aku nggak mau ganggu kamu" Farhan mengusap rambut Viona lembut,yang sebenarnya ingin sekali Farhan menjambaknya hingga rontok.
"Nggak ngambek gimana? Aku kan sudah mempersiapkan semuanya,tapi kamu malah sengaja mandinya lama,memangnya kenapa sih? Kamu masih marah gara-gara kemarin malam? Atau karena aku nggak menarik lagi? Atau lebih menggairahkan si ibu pengganti itu?!" Viona marah besar,hingga dia kembali menyinggung tentang Ameera.
" Kok kamu malah semakin marah sih? Aku bilang aku cuma mau kamu istirahat aja,aku bisa melakukannya kapan pun aku mau.Jangan pernah bawa-bawa Ameera dalam masalah kita,aku nggak suka!" Farhan memperingatkan Viona agar tak selalu menyangkut pautkan Ameera dalam pertengkaran mereka.
"Tapi kamu memang berubah setelah kamu menikahi dia,Mas!" Viona bukannya luluh,malah semakin marah.
"Berubah apanya? Aku masih sama kok,apa aku pernah memberikan Ameera waktu yang banyak seperti denganmu? Nggak kan? Aku hanya menemui Ameera jika aku ingin tahu perkembangan kehamilannya saja,apa yang kamu bilang berubah?" Farhan memberondong Viona dengan pertanyaannya.
Viona diam,memang benar,selama ini Farhan hanya mengutamakannya,suaminya tak pernah berlama-lama di rumah Ameera,dia juga tak pernah memberikan perhatian lebih pada Ameera.
"Vi,aku malas ribut terus,aku nggak mau kita terus begini, sebentar lagi kita akan punya anak,kita harus akur.Aku takut terlambat,aku pergi dulu" Farhan kembali tenang,dia tak mau Viona curiga akan perubahan sikapnya.
"Oh,iya,nanti malam Mama akan datang,tolong kamu sambut beliau ya,kemarin Mama gak jadi datang karena ada acara mendadak,malam ini beliau jadi datang,tolong kamu bersikap manis ya,dan tunjukkan kalau kamu memang hamil" pesan Farhan.
Pria itu lalu pergi keluar dari kamar mereka setelah berpesan.
Viona mengacak sprei nya dengan sangat marah,dia tak suka di acuhkan oleh Farhan,dia suka jika dirinya hanya menjadi satu-satunya pujaan Farhan.
Untuk pertama kalinya, Farhan mengacuhkan dirinya,itu merupakan sebuah penghinaan baginya.
*****
"Assalamualaikum Mas" sapa Ameera dari sambungan telepon.
"Wa'alaikumussalam Meer,ada apa? Tumben kamu telepon aku jam segini?" Tanya Farhan.
"Ummm,anu Mas,aku mau minta izin" jawab Ameera sungkan.
"Izin? Kemana?" Tanya Farhan lagi.
"Aku mau ke rumah teman yang ada disana Mas,dia lagi sakit,tadi pagi telepon aku,katanya mau ketemu.Apa boleh?" Ameera sangat gugup meminta izin pada Farhan.
Masalahnya adalah,lokasi rumah teman Ameera itu berada tak jauh dari kantor Farhan, Ameera takut itu akan mengganggu Farhan.
"Oh,ya sudah datang saja,aku nggak aka melarang kok" Farhan tak keberatan,baginya jika Ameera mau datang ke kantor pun tak apa, Farhan sudah tak memiliki rasa takut kehilangan Viona lagi sekarang,tapi dia masih tetap harus menyembunyikan kehamilan Ameera dari yang lain.
"Apa itu nggak akan bikin kamu risih Mas?" Tanya Ameera.
"Risih kenapa? Kamu bahkan boleh datang ke kantorku juga kalau kamu mau" jawab Farhan serius.
"Ah,nggak Mas,aku cuma mau ketemu temanku saja,nanti setelahnya aku akan pulang" Ameera merasa ada yang aneh dengan suaminya.
"Ya sudah,nanti kalau kamu sudah sampai,kamu kabari aku ya,mungkin kita bisa bertemu dulu" pinta Farhan.
"Ah,iya Mas, insyaallah " jawab Ameera gugup.
Ameera tak pernah mengira Farhan akan berkata seperti itu,padahal jelas sekali sebelum mereka menikah, Farhan memintanya untuk tak datang lagi ke lingkungan kantornya,untuk menghindari Ameera bertemu dengan orang-orang yang dikenalnya.
Sambungan telepon dimatikan, Farhan kembali sibuk dengan pekerjaannya.
Ameera bersiap setelah mendapat izin dari Farhan,dia berdandan sederhana seperti biasa,lalu pergi dengan taksi.
Ameera akan berkunjung ke rumah Hana,teman lamanya saat berkuliah,karena Hana sedang sakit, Ameera tak bisa mengabaikan orang yang sakit.
Sudah lama sekali Ameera tak bertemu dengan Hana, terakhir pertemua mereka adalah dua tahun lalu,saat Ameera secara tak sengaja bertemu dengannya di sebuah pusat perbelanjaan.
"Mas Farhan kenapa ya? Kok dia tiba-tiba bilang begitu? Bukannya dulu dia pernah bilang kalau aku gak boleh datang ke lingkungan kantornya supaya orang-orang gak curiga? Tapi kenapa sekarang Mas Farhan malah bilang aku boleh datang ke kantornya juga? Kok Mas Farhan aneh..." Gumam Ameera dalam hatinya,dia masih tak mengerti dengan perubahan suaminya.
*****
[Siang Hari]
[Meer,kamu dimana?] Farhan mengirimkan chat pada Ameera.
[Aku masih di rumah teman Mas,kenapa?] Balas Ameera.
[Nggak,aku cuma pengen ketemu aja] jawab Farhan.
[Sebentar lagi aku keluar kok Mas] balas Ameera lagi.
[Bisa kita bertemu?] Tanya Farhan.
[Dimana?]
[Di hotel]
[Boleh,kirim saja alamatnya Mas,nanti aku kesana]
[Oke]
Farhan lalu mengirimkan lokasi hotel yang akan di datanginya nanti,dia lalu keluar dari kantornya menuju hotel tersebut.
Farhan sengaja memilih hotel untuk bertemu dengan Ameera,karena dia juga ingin berbicara banyak dengannya, hotel mungkin akan membuat mereka lebih nyaman berbicara.
Farhan sudah tiba di hotel,dia memesan sebuah kamar dan menunggu Ameera di dalam kamarnya.
Farhan sudah mengirimkan nomor kamar kepada Ameera,sehingga Ameera bisa langsung datang saja nantinya.
Farhan membaringkan tubuhnya,dia merasa mengantuk sekali,lalu tanpa sadar Farhan memejamkan matanya.
Namun,baru saja akan masuk ke alam mimpi,dia mendengar suara yang menyebut namanya,sontak saja Farhan langsung bangun karena terkejut.
Rupanya Ameera sudah datang,dia tersenyum manis pada Farhan.
"Kamu bikin kaget saja Meer" ucap Farhan mengusap-usap dadanya yang sempat terguncang.
"Maaf,habisnya kamu tidur,katanya mau ketemu" Ameera meminta maaf telah membuat suaminya terkejut.
"Aku ngantuk banget,semalam kurang tidur" Farhan memang sangat mengantuk.
"Ya sudah,kamu tidur lagi saja Mas" pinta Ameera.
"Kalau aku tidur,terus buat apa aku ajak kamu ketemuan?" Farhan mendelik.
Ameera tertawa ringan,tapi bukannya tadi Farhan memang tertidur?
"Gimana kabar teman kamu itu?" Tanya Farhan.
"Alhamdulillah sudah baikan" jawab Ameera.
"Syukurlah" ucap Farhan lega.
Ponsel Ameera berdering,dia mendapat telepon masuk.
"Boleh angka dulu?" Ameera meminta izin pada Farhan.
"Boleh" jawab Farhan.
Ameera lalu menerima telepon itu,dan berbicara dengan seseorang di seberang sana.
Ameera duduk disamping Farhan,dia sedang membahas sesuatu dengan lawan bicaranya.
Farhan memperhatikan Ameera dari samping,rambut Ameera diikat ke belakang,hingga nampaklah leher Ameera yang jenjang dan putih mulus itu, berhasil menggoda Farhan.
Ameera tak menyadari jika suaminya tengah memperhatikan dirinya dengan tatapan liar.
Farhan mendekat ke arah Ameera,dia lalu mendekatkan wajahnya ke arah leher Ameera.
Farhan dapat mencium wangi aroma tubuh Ameera dari lehernya, itu sungguh membuat Farhan terangsang.
Farhan menempelkan hidung dan bibirnya di leher Ameera, perlahan bibir Farhan bergerak menciumi leher istri sirinya itu.
Ameera cukup terkejut dengan perlakuan Farhan,tapi dia tak bisa menolak,karena Farhan adalah suaminya yang berhak atas dirinya.
Tangan Farhan mulai bergerak juga menyentuh dada Ameera,meremasnya lembut,hingga Ameera menahan diri untuk tak mendesah,karena teleponnya masih tersambung.
Ameera lalu berpamitan pada lawan bicaranya,dia segera mematikan sambungan teleponnya.
"Meer,apa aku boleh..." Nafas Farhan memburu,hingga dia tak mampu berbicara lagi.
Nafsu Farhan sudah memuncak,dia sangat menginginkan Ameera.
"Lakukan apapun yang ingin kamu lakukan Mas,aku istrimu,aku milikmu,kamu boleh memintaku kapan pun kamu mau" jawab Ameera tanpa ragu.
Walaupun pernikahan mereka hanya sebatas siri,tapi secara agama mereka adalah pasangan yang halal,mereka boleh melakukan apapun yang mereka inginkan.
Mendapatkan kebebasan dari Ameera,membuat Farhan tak mau menunggu lama lagi.
Farhan menarik tubuh Ameera hingga duduk di pangkuannya di atas tempat tidur,kedua mata mereka saling bertatap.
"Aku merindukanmu Meera" ucap Farhan mengusap wajah Ameera lembut.
"Aku juga merindukanmu Mas" balas Ameera dengan senyum manisnya.
Ameera memberanikan diri mencium bibir suaminya, Farhan menyambutnya dengan senang hati.
Kedua bibir itu bertaut, tangan-tangan Farhan bergerak kembali mengusap sekujur tubuh yang Ameera.
Keduanya memadu kasih,tak ada ketakutan dalam diri mereka,karena yang mereka lakukan bukanlah dosa.
Farhan sudah tak menginginkan Viona lagi,yang selalu dia inginkan adalah Ameera.
Di hari yang cukup terik itu,kedua tubuh bergumul panas di dalam selimut,hasrat dan gairah yang sama-sama terpendam telah tertuntaskan.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments