Kisah Hidup Ameera

Acara tahlilan di adakan di rumah Ameera malam itu juga,untuk mendo'akan almarhum sang Ayah yang sudah berpulang tadi siang.

Ameera berusaha untuk tak menangis lagi,di tak mau memberatkan kepergian Ayahnya ke pangkuan sang pencipta.

Suasana dirumah Ameera syahdu,terdengar lantunan-lantunan do'a dan dzikir dari mulut para tetangga yang dengan senang hati datang untuk memberikan do'a pada Ayahnya.

Ameera duduk dibawah tangga,wajahnya sangat murung, Farhan duduk disamping Ameera,membacakan do'a dan dzikir bersama yang lain.

Melihat Ameera yang terus menunduk, Farhan memegang tangannya,menggenggamnya erat.

Ameera menatapanya, Farhan tersenyum.

Entah keajaiban darimana,tapi kepedulian Farhan sedikit membuat Ameera kuat.

Ameera merasa sebuah kekuatan memasuki dirinya.

Pukul 20:25,acara tahlilan selesai,para tetangga sudah bubaran,hanya mereka berdua lah yang tinggal di rumah itu,tak ada yang lain,kini rumah itu terasa sepi.

Farhan mengajak Ameera ke kamar mereka untuk beristirahat, Ameera patuh,tak membantah sama sekali.

"Mas,kamu mandi dan ganti baju ya,baju kamu kena tanah" Ameera menemukan pakaian Farhan yang putih bersih itu terkena tanah kuburan di bagian belakang.

"Ah,iya,aku mandi dulu ya" Farhan tak menyadari bajunya kotor.

Farhan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri,sejak tiba di rumah Ameera,dia tak sempat mandi,karena suasana duka yang tak memungkinkannya untuk berleha-leha.

Setelah mandi dan berpakaian, Farhan duduk di dekat Ameera yang duduk di ujung tempat tidurnya.

"Kamu sudah makan?" Tanya Farhan.

"Gak lapar Mas" jawab Ameera pelan.

"Tapi kamu harus makan,kasihan bayi kita,terus kalau kamu gak makan,kamu juga bisa sakit" Farhan mengingatkan.

"Kamu juga belum makan,kan?" Ameera balik bertanya.

Farhan tersenyum malu,dia juga belum makan sejak siang tadi, terakhir makan adalah saat di kantor,saat mengadakan syukuran atas kehamilan Ameera.

"Aku masakin dulu ya" Ameera bangkit,beranjak untuk pergi ke dapur.

"Eh,nggak usah,biar aku yang masak ya,kamu istirahat saja" Farhan melarang Ameera untuk memasak.

"Loh,memangnya kamu bisa masak?" Ameera seolah tak percaya jika Farhan bisa masak.

"Bisa,aku sudah biasa kok" jawab Farhan,kemudian keluar dari kamar menuju dapur.

Ameera memandangi punggung suaminya yang sudah menjauh,dia masih tak mengerti dengan hubungan Farhan dan Viona.

Mengapa Farhan bilang 'sudah biasa'?

Apakah memang Farhan sering memasak untuk dirinya sendiri,atau memang dia hobi saja memasak?

Ameera juga masih belum paham,bagaimana cara Viona melayani suaminya.

Karena Farhan selalu berterima kasih pada Ameera,setiap dirinya menyiapkan segala keperluan Farhan sebelum berangkat ke kantor,padahal itu hal yang biasa baginya.

Ameera keluar dari kamarnya menyusul Farhan yang sedang memasak di dapur.

Aroma harum tercium menusuk hidungnya.

Ameera melihat Farhan sedang sibuk memasak, penampilannya sangat lucu, Farhan mengenakan celemek berwarna pink miliknya yang bergambar strawberry.

Ameera menahan tawanya melihat penampilan Farhan itu,pria tampan dengan celemek pink membuat perutnya hampur terkocok.

Farhan menyajikan makan malam buatannya di meja makan.

Masakan Farhan tampak enak, Ameera jadi tak sabar ingin kencobanya.

Farhan melepaskan celemeknya dan duduk bersama Ameera.

"Aku nggak tahu ini enak atau nggak,tapi cuma ini yang aku bisa" Farhan menunjukkan masakannya yang diragukan keenakannya itu.

"Kamu sering masak?" Tanya Ameera memberanikan diri bertanya.

"Ya,karena Viona sering pulang malam,atau kadang aku ingin makan masakanku saja" jawab Farhan.

"Memangnya gak ada pembantu?" Tanya Ameera lagi.

"Ada,tapi aku memang suka masak sendiri,palingan kalau pagi,aku makan masakan pembantu" jawab Farhan terus terang.

"Oooh" Ameera mengangguk paham.

Keduanya pun makan bersama,masakan Farhan tak terlalu buruk rasanya, Ameera cukup menikmati masakan suaminya itu.

*****

"Meer,apa kamu gak punya sanak saudara? Kenapa gak ada yang datang?" Farhan bertanya sebelum mereka tidur.

Keduanya kini berada di atas tempat tidur,berbaring bersama.

"Aku nggak punya siapapun Mas, Ayah anak tunggal di keluarganya, Kakek dan nenek sudah wafat sejak sepuluh tahun lalu.Ibu empat bersaudara,beliau anak tengah, Kakak pertamanya wafat sejak usia delapan tahun,katanya terlindas truk.Kakak keduanya sudah tua dan tinggal sangat jauh,Ibu gak pernah bertemu lagi dengannya hingga beliau wafat.Dan adiknya Ibu,usianya sudah 40 tahun,sudah berkeluarga juga,tinggalnya di kota lain.Aku pernah bertemu dengannya tiga atau empat kali, sebelumnya hubungan kami baik,tapi sejak Ibu wafat,dia menjauhi kami,dia membenci Ayah, karena baginya, Ayah penyebab kematian Ibu.Hingga detik ini,kau gak pernah bertemu lagi dengannya" tutur Ameera panjang lebar.

"Memangnya, Ibu kamu meninggal karena apa? Kok Ayah yang disalahkan?" Farhan berbalik menghadap Ameera,ingin mendengar lebih banyak tentang kehidupan Ameera.

"Ibu meninggal karena kecelakaan,saat itu,motor yang ditumpanginya dibonceng oleh Ayah, hujan deras kala itu.Ibu dan Ayah berboncengan untuk pergi ke toko sepatu,untuk membelikan aku sepatu baru,karena besoknya aku akan masuk sekolah SMA.Sebenarnya,aku melarang mereka untuk pergi,karena sudah malam,aku bilang besok saja tak apa,tapi mereka tetap kekeuh ingin pergi.Mereka sangat antusias untuk membelikan sepatu baruku dengan uang yang mereka dapat dari hasil berjualan bubur hari itu,yang habis tanpa sisa.Ayah dan Ibu pernah berjanji untuk membelikan aku sepatu baru jika bubur ayamnya habis.Maka dari itu,mereka dengan senang hati pergi ke toko sepatu meskipun hujan.Ayah memberikan jas hujan kumalnya pada Ibu,agar Ibu tak kehujanan.Aku masih ingat senyuman bahagia Ibu sebelum pergi,beliau tersenyum sangat manis,seolah memberikan tanda perpisahan padaku" Ameera bercerita,hingga air matanya leleh dari sudut matanya.

Mengingat bagaimana Ibunya meninggal,membuat Ameera sedih.

Farhan terharu mendengar cerita Ameera yang menyakitkan,ternyata Ameera hidup susah sejak kecil.

Farhan menggeser tubuhnya,mendekat pada Ameera,kemudian memeluknya.

"Lalu?" Tanya Farhan,ingin tahu kelanjutannya.

"Waktu itu,malam kian larut,tapi Ayah dan Ibu tak kunjung pulang,aku cemas sekali.Tiba-tiba pintu kontrakan kami diketuk seseorang dari luar,aku senang dan berlari untuk membuka pintu,berharap itu adalah Ayah dan Ibu yang pulang.Namun,itu adalah polisi,mereka mengatakan bahwa Ayah dan Ibu mengalami kecelakaan.Dengan cepat aku berlari ke tempat kejadian yang disebutkan polisi,aku menangis kencang saat melihat tubuh Ibu terkapar dengan kepala pecah yang mengeluarkan darah segar yang tersapu oleh air hujan deras.Di samping tubuhnya,sepatu baruku tergeletak,keluar dari kotaknya.Beberapa meter dari tubuh Ibu, Ayah juga terkapar di dekat motornya,namun beruntung karena Ayah hanya luka ringan,luka seriusnya adalah kaki,sedangkan Ibu tewas ditempat" Ameera melanjutkan ceritanya dengan terisak.

Air matanya tak mampu dibendung,dia kembali mengingat kenangan pahit tentang kematian Ibunya yang tragis.

"Maaf aku buat kamu sedih,harusnya aku gak usah tanyakan itu" Farhan menyesal menanyakan perihal kematian Ibunya Ameera.

"Gak apa-apa Mas,aku memang kadang ingin bercerita tentang kisah hidupku" jawab Ameera masih terisak.

"Jadi,sejak kejadian itu, Ayah kamu lumpuh?" Tanya Farhan.

"Ya,tulang kaki Ayah patah, walaupun bisa saja normal kembali,tapi biayanya cukup besar,sangat tidak mungkin bagi kami mendapatkan uang sebanyak itu, akhirnya kami pasrah saja menerima keadaan" jawab Ameera.

"Dan karena itu pula, Bibi menyalahkan Ayah atas kematian Ibu,hingga gak pernah mau bertemu dengan kami lagi" tambah Ameera sedih.

"Sabar ya,sekarang kamu punya aku,jangan sedih lagi" ucapan itu terlontar begitu saja dari mulut Farhan tanpa di komando olehnya.

Seolah-olah,memang Farhan ingin menjaga Ameera seutuhnya.

Ameera cukup terkejut mendengar ucapan Farhan,tapi dia tak mau terlalu menganggapnya serius,karena dia yakin Farhan hanya ingin membuatnya berhenti menangis,itu saja.

Farhan menghapus air mata Ameera,membalikkan tubuh Ameera agar mereka berhadapan.

Tatapan keduanya bertemu, Farhan mengusap halus wajah Ameera, tersenyum manis,lalu mengecup keningnya mesra.

Ameera sangat nyaman dengan Farhan,pria itu sangat baik dalam memperlakukan wanita,sangat lembut dan juga menghargai setiap wanita.

Viona sangat beruntung memiliki suami macam Farhan,betapa bahagianya jika bisa memiliki Farhan seutuhnya.

Ameera membalas pelukan Farhan,dan tidur nyenyak di pelukan suaminya.

*****

Episodes
1 Rencana Ibu Pengganti
2 Ameera
3 Pernikahan Kedua
4 Istri Baru,Suasana Baru
5 Ditinggal
6 Garis Dua
7 Duka Ameera
8 Kisah Hidup Ameera
9 Farhan Mulai Merindu
10 Kecurigaan Farhan
11 Kecurigaan Farhan Bertambah
12 Permainan Dimulai!
13 Hampir saja!
14 Berlabuhnya Hati Farhan
15 Tak Ingin Berpisah
16 Pertengkaran
17 Tempat Ternyaman
18 Dendam Kian Membara
19 Mari Bercerai
20 Bagaimana,Sayang?
21 Talak Tiga
22 Kesedihan Farhan
23 Tawa Farhan
24 Saya kembalikan Viona,Mah!
25 Mengunjungi Papa dan Mama
26 Penentangan Orangtua
27 Hadiah Pertama
28 Rancana Jahat Viona
29 Pengantin Kecilku
30 Suami Mesum
31 Ameera Celaka!
32 Penyesalan Mark
33 Ameera & Mark
34 Seorang Gigolo 21++
35 Farhan yang berbeda
36 Maaf Mas!
37 Bukti
38 Air mata Ameera kelemahan Farhan
39 Terbukanya Tabir
40 Penangkapan
41 Menantikan Jabang Bayi
42 Bertemu Mark
43 Kondisi Viona
44 Viona Hamil
45 Siasat Viona
46 SKAKMAT!
47 Syukuran
48 BUCIN
49 Niat Ameera
50 Kembalinya Masalalu
51 Ameera & Aura (Double Update)
52 Kejujuran Sangatlah Penting
53 Rencana pergi dengan Aura
54 Pergi Bersama
55 Salah Paham
56 Sisi Lain Ameera
57 Rencana Ameera
58 Ajakan Farhan Untuk Aura
59 Ameera Yang Jahat
60 Intermission Ameera
61 Pulang
62 Ketakutan Aura
63 Kisah Arya Prakoso
64 Kesempatan
65 Negosiasi
66 Buah Kesabaran
67 Membesuk Mark
68 Sudah Dapat
69 Ayah Yang Baik
70 Tinggal Di Rumah Mertua
71 Pertemuan Arya dan Aura
72 Rest In Peace, Maria.
73 Nasib Yang Sama, Cara Yang Berbeda.
74 Hari Yang Dinanti
75 Persahabatan 3 Sekawan
76 Akhir Hidup
77 Sesal Arya
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Rencana Ibu Pengganti
2
Ameera
3
Pernikahan Kedua
4
Istri Baru,Suasana Baru
5
Ditinggal
6
Garis Dua
7
Duka Ameera
8
Kisah Hidup Ameera
9
Farhan Mulai Merindu
10
Kecurigaan Farhan
11
Kecurigaan Farhan Bertambah
12
Permainan Dimulai!
13
Hampir saja!
14
Berlabuhnya Hati Farhan
15
Tak Ingin Berpisah
16
Pertengkaran
17
Tempat Ternyaman
18
Dendam Kian Membara
19
Mari Bercerai
20
Bagaimana,Sayang?
21
Talak Tiga
22
Kesedihan Farhan
23
Tawa Farhan
24
Saya kembalikan Viona,Mah!
25
Mengunjungi Papa dan Mama
26
Penentangan Orangtua
27
Hadiah Pertama
28
Rancana Jahat Viona
29
Pengantin Kecilku
30
Suami Mesum
31
Ameera Celaka!
32
Penyesalan Mark
33
Ameera & Mark
34
Seorang Gigolo 21++
35
Farhan yang berbeda
36
Maaf Mas!
37
Bukti
38
Air mata Ameera kelemahan Farhan
39
Terbukanya Tabir
40
Penangkapan
41
Menantikan Jabang Bayi
42
Bertemu Mark
43
Kondisi Viona
44
Viona Hamil
45
Siasat Viona
46
SKAKMAT!
47
Syukuran
48
BUCIN
49
Niat Ameera
50
Kembalinya Masalalu
51
Ameera & Aura (Double Update)
52
Kejujuran Sangatlah Penting
53
Rencana pergi dengan Aura
54
Pergi Bersama
55
Salah Paham
56
Sisi Lain Ameera
57
Rencana Ameera
58
Ajakan Farhan Untuk Aura
59
Ameera Yang Jahat
60
Intermission Ameera
61
Pulang
62
Ketakutan Aura
63
Kisah Arya Prakoso
64
Kesempatan
65
Negosiasi
66
Buah Kesabaran
67
Membesuk Mark
68
Sudah Dapat
69
Ayah Yang Baik
70
Tinggal Di Rumah Mertua
71
Pertemuan Arya dan Aura
72
Rest In Peace, Maria.
73
Nasib Yang Sama, Cara Yang Berbeda.
74
Hari Yang Dinanti
75
Persahabatan 3 Sekawan
76
Akhir Hidup
77
Sesal Arya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!