Singkat cerita,
________________
Esok hari aku sudah sangat-sangat siap untuk pergi berangkat bersama Ayah dan menggunakan mobilnya. Barang-barang ku sudah ku masuki semua. Hari ini aku sama Ayah, karena Ibu masih ada kerjaan sekalian masih menunggu Elli pembagian raport.
Perjalanan ke kota tempat Ayah bekerja 4 sampai 5 jam. Mengobrol bareng Ayah saling cerita tentang kerjaan Ayah atau tentang sekolahku. Tak lama mobil sudaj sampai di rumah Ayah. Lalu mengangkat barang-barang ku ke kamar.
Karena ayah begitu sibuk bekerja, jadi rumah ini sedikit berantakan. Baru saja ayah dan aku sampai ke rumah. Ayah sudah mendapat telepon dari teman kerjanya. Lalu pamit padaku. Terdengar suara ponselku berbunyi.
Heru : Aku rinduuuuuuuuuu.
Aku: ihhhh baru juga ditinggal bentar !!.
Heru: Bercanda, sudah sampai kah?
Aku: Sudah kok.
Heru: Kok gak pamit sama Bunda sama Ayah?.
Aku: Iya, kemarin aku nyariin Bunda mu tapi gak ketemu, katanya sudah pulang. Nyariin Papinya Putra juga gak ketemu.
Heru: Oiya kata Putra, gak lama Silvi lahiran. Kamu dikasih tahu gak, anaknya cewek apa cowok?. Katanya sih kembar !
Aku: Wahhh gak sabar lihat anaknya.
Heru: Anaknya atau bapaknya?.
Aku: Apaan sih Ru !!! Gak lucu.
Kami mengobrol sebentar hingga aku pun tertidur dikamar. Aku bangun sekitar jam 6 sore, ingin menyiapkan makan malam tapi tidak ada bahan masakan di dapur. Aku menghubungi Ayah.
Aku: Ayah gimana ayu mau makan,bahannya gak ada?.
Ayah: Ayah lupa kasih tahu kakak. Lagian ayah gak pulang. Lembur di kantor.
Aku: Jadi gimana kakak makan. Warung disini dimana yah?.
Ayah: Jauh kalau warung. Coba kakak minta tolong Ari, kata Mamanya dia sudah sembuh. Ayah sibuk kak. Sudah dulu ya . Wassalamu'alaikum kakak.
Aku: Walaikumsalam.
" Ayah ni, kalau gini terus gak bisa dong liburan keluarga. Kerja terus". Omel ku sendiri di dapur. Dengan berani aku SMS kak Ari dengan basa-basi terlebih dahulu.
Aku: Malam kak !
" Aku harap dibalas cepat. Aku laper banget". Ucapku sendiri mondar-mandir di dapur.
Kak Ari: Malam juga dek.
" Wah dibalas ".
Aku: Kakak gimana kabarnya?
Kak Ari: Kakak sudah sehat dek, oiya kapan kesini?
Aku: Kak , bisa tolongin aku gak?
Kak Ari: Apa dek?
Aku: Tolongin perut ku kak. Soalnya keroncongan dari tadi. Ayah lembur di kantor. Aku sama Ayah berangkat dari pagi,sudah sampai kok kak.
Kak Ari : Jadi Ade sudah disini?
Aku: Iya kak. Bisa kan? Aku gak bisa bawa mobil kak. Motor juga dibawa Ayah.
Kak Ari: Bisa. Bentar kakak siap-siap oke.
Aku langsung bersiap-siap dengan rapi. Suara klakson sudah berbunyi di luar rumah. Pikirku,mungkin kak Ari. Aku intip dari jendela. " Mobil merah? Siapa? Teman ayah kah ya". Aku memberani kan diri membuka pintu.
" Ayok dek !!!!". Ucap Kak Ari yang menyapaku dengan menuruni kaca mobil.
" Kak Ari? Tunggu ya !". Aku mengambil sandal dan ku kunci rumah. Lalu berjalan memasuki mobil,duduk didepan didekat kak Ari.
" Kok gak ngasih tahu kakak?". Ucapnya sambil menyetir.
" Ya sibuk juga kak dirumah beres-beres".
" Oh.. jadi mau makan apa? Kakak traktir !".
" Serius?".
" Iya. Mau apa?".
" Apa aj deh kak. Udah laper banget ni ".
Mobil berhenti di warung makan. Kak Ari memesan makanan banyak dimeja. Aku semakin lahap, perut lapar ku berubah makin lama makin penuh dan terasa berat.
" Kak, gimana ceritanya kakak di tabrak gitu?".
" Oh, kakak mau nyebrang ambil foto copy dokumen didepan RS. Entah siapa yang nabrak pas nyebrang. Syukurnya, kakak gak kena luka serius, cuma lecet dikit lalu dijahit ".
" Ya Allah, kasian nya kakak ".
" Yang nabrak masih dicari dek".
" Lain kali kakak hati-hati ya kalau keluar dari rumah". Saranku.
" Jadi sekarang, Ade perhatian ya sama kakak?". Godanya padaku.
" ih kakak geer deh ! Cuma nasehatin aja ".
Satu hal aku sukai dari Kak Ari, pipinya yang bulet itu bikin pengen sekali aku cubit-cubit . Kalau senyum saja lucu, aku selalu berpikir dia masih seumuran dengan ku.
" Malam ni kalau jalan-jalan gak sempat dek, terlalu mendadak. Besok aja oke".
" Gak papa kak, tunggu kakak gak sibuk aja ya". Jawabku.
" Gimana? Dapat peringkat berapa tadi disekolah?".
" 3 kak hehehe ".
" Wihhh... Dapat 3 besar donk. Jadi dapat hadiah apa?".
" Gak dapat apa-apa sih kak ".
" Emmmmmm....mau hadiah apa dari kakak?".
" Gak ah kak. Repotin. Hp yang kakak kasih aja masih aku pake kok".
Makan sampai habis lalu jalan sebentar keliling kota. Rambu lalu lintas menyala berwarna merah. Akhirnya mobil kak Ari pun berhenti. Ku lihat, ada seorang anak kecil laki-laki berdiri di luar jendela mobil kak Ari. Ternyata, anak kecil itu pengamen. ( Dikota ku tidak ada pengamen jalanan, kalau di tempat PKL ku memang ada sih ).
Kak Ari menurunkan sedikit kaca jendela mobilnya. Dan mengambil dompet nya. Saat dompet itu terbuka, ku lirik ada foto yang sama persisi ku temukan dan yang berada di kamar Heru. Kenapa kak Ari begitu menyimpan foto itu di dompetnya, kenapa tidak foto diri nya sendiri? Apa itu penting?.
Kak Ari mengeluarkan uang lalu diberikan pada anak tadi. Lampu pun kembali hijau, mobil kak Ari kembali membawa kami keliling kota. Aku mencoba memberanikan diri untuk bertanya, tapi aku takut begitu mencampuri urusan pribadi orang. Ahhhhh, coba aja kali ya.
" Kak boleh nanya gak?".
" Apa?". Kak Ari pun melirikku.
" Foto yang di dompet itu siapa?".
" Oh itu. Kakak sih kurang tahu . Soalnya Mama yang nyimpan di dompet ".
" Kok gitu? Apa penting ya?".
" Katanya sih iya. Kakak nurut aja apa kata Mama gimana". Balas kak Ari. Ternyata kak Ari tidak tahu perihal foto itu." Kenapa dek?".
" Gak papa, nanya aja kak hehe ".
Keliling hampir jam setengah 9 dan aku sudah mulai merasa ngantuk dan lelah. " Makasih ya kak". Aku keluar dari mobil.
" Dah adek". Melambai padaku lalu tancap gas pergi dari rumahku.
****
Esok harinya..
Ayah masih belum balik ke rumah. Aku sudah bangun pagi, mencoba mencari warung untuk membeli makanan alias sarapan pagi ku. Ku telusuri jalan lurus didepan rumah. Entah sudah sejauh mana, matahari mulai terik. Akhirnya, ku temui pendagang sayuran. ( Memang kenyataannya jauh sekali ).
Lalu pulang dan kembali menelusuri jalan yang sama. Lumayan panas pagi menyenggat ku. Dan sampailah dirumah. Masak sendiri makan sendiri, beres-beres sendiri. Hidup berasa jomblo, ya memang jomblo bahagia sih !!!. Sarapan atau makan siang, rasanya sama saja. Sudah beberapa sendok masuk ke mulutku. Bel rumah pun berbunyi.
" Paket !!!!!". Teriak orang itu.
" Iya sebentar". Keluarlah aku dengan masih memakai baju jalan tadi malam. Tidak sempat lagi ku ganti, karena ketiduran.
" Paket mbak !".
" Iya. Makasih ya Mas".Setelah itu, aku membawa paket kecil masuk kerumah.
Ku lihat lagi, sampul paket yang tertulis namaku bukan nama Ayah. Heran dong, aku tidak memesan apapun. Isinya berupa foto. Ya, foto saattadi malam aku makan bersama kak Ari.
" Siapa yang mengambil foto ini? Apa jangan-jangan...". Ku temui lagi kertas ditumpukkan foto-foto ku bersama kak Ari.
' Semoga Liburan mu menyenangkan. Rehan '
" Sejak kapan dia tahu alamatku disini, apa aku sedang di mata-matai disini...". Ucapku sendiri dirumah.
Ku singkirkan semua barang itu dan keselnya, aku bakar meskipun ada foto ku bersama Kak Ari. Ku bakar di halaman rumahku. Aku sama sekali tidak takut dengan segala macam ancamannya.
Hari pun berlalu.
Aku, Ibu dan Elli pergi berlibur bertiga karena Ayah masih ada kerjaan deadline. Padahal aku sangat berharap Ayah bisa ikut dengan ku. Sekitar jam 9 kami dijemput Kak Ari. Lalu pergi ketempat wahana permainan air.
Saat itu Ibu dan Elli duduk-duduk dipinggir kolam sedangkan aku dan kak Ari mencoba berbagai wahana yang seru. Basah-basahan bersama, mencoba mengambil foto bersama lalu mengirim nya ke Heru, biar dia iri dan emosi. Soalnya sekarang Heru kabarnya sudah baikan.
Sangat seru hanya kurang Ayah di sini. Setelah puas, perutku mulai berbunyi menandakan perlu isi. Ku ajak kak Ari makan di stand yang telah disediakan. Memesan makanan dan minuman ,duduk dikursi dekat kolam. Beberapa menit, pesanan datang dan diletakkan didepan kami.
Melihatnya saja sudah bikin ngiler, ayam goreng adalah makanan kesukaan ku. Baru saja ingin menyantap makanan yang disajikan, seseorang datang menarik gelas kak Ari.
" Maaf mas saya lancang !". Katanya
" Em. Emang kenapa mbak?". Balas kak Ari. Seperti nya cewek itu adalah seorang pelayan.
" Saya melihat, ada yang menaburkan sesuatu di minuman Mas". Jawabnya pelan.
" Hah? Maksudnya gimana mbak". Tanyaku.
" Saya juga kurang tahu mbak ! Tapi yang menyajikan tadi bukan pelayan dari sini. Hanya minuman dari Mas nya saja yang di kasih sesuatu". Jelasnya lagi.
" Ma-makasih ya mbak. Saya tertolong". Kak Ari membuka suara namun terdengar cemas.
" Saya permisi Mas. Mbak". Begitu saja pelayan itu pergi.
" Kakak minum ku punya saja. Aku bawa air kok !". Karena pesanan sama jadi ku tawarkan saja punya ku. Lagian belum ku sentuh.
" Makasih dek ".
Kami melanjutkan makan. Aku masih memikirkan ancaman dari Rehan. Untung saja hari ini ada malaikat yang menolong kami, sungguh beruntung. Entah apa jadi nya kalau air itu diminum. Makin hari, Rehan makin berani mengusik hidupku.
Sampailah dirumah. Kami masuk ke rumah yang sebelumnya pamit pada Kak Ari. Esok malam aku di bawa nya berkunjung ke rumah, karena Mamanya ingin bertemu denganku.
Malam hari, akhirnya si Ayah pulang juga. Elli menceritakan tentang tadi pagi dengan penuh semangat. Entah apa yang dia ceritakan, aku hanya tersenyum kecil karena tahu yang dia ceritakan itu bohong. Dia dan Ibu asik tiduran saja.
Selesai makan malam akumembereskan meja makan dan mencuci piring. Baru saja aku duduk dan sofa juga belum panas ku duduki. Bel rumah berbunyi. Mungkin tamu Ayah. Ku buka pintu.
" My Girl !!!".
" Heru?". Kagetku.
" Siapa kak?". Teriak Ibu.
" Heru Bu". Jawabku.
" Suruh masuk dong !!". Heru dengan santainya masuk ke rumah dan duduk di sofa ruang tamu.
" Kaget ya?".
" Kok bisa, kapan ke sini?". Tanyaku duduk disebelah nya.
" Ya bisalah. Kamu manas-manasin aku sama foto itu. Aku tancap gas ke sini !!". Jelasnya padaku.
" ih kamu aja yang panas. Kesini sama siapa terus nanti tidur mu dimana?".
" Kok jadi perhatian gini sih ke aku. Kangen kah ?". Dia senyum-senyum gak jelas ke aku. ( Kebiasaan tidak pernah hilang hingga kini ).
" Aku nanya bukan perhatian !!". Buang muka ku ke arah lain.
" Heru sama siapa ke sini? Dah makan belum?". Tanya Ibu membawa air minum.
" ih Ibu jangan repotin diri gitu. Kasih air botol aja". Ejekku lagi.
" Ayu nya lagi sensi Bu. Sama Papi sama Mami sih Bu, sementara tidur di hotel dulu. Papi ada kerjaan jadi sekalian Heru ikutan".
" Oh syukurlah. Kalian ngobrol aja dulu". Ibu.pun pergi.
" Supaya apa sih ngirim foto kek tadi, mesra-mesraan baju terbuka gitu terus Ari mu juga gak pake baju ?".
" Kepo !!!". Jawabku cuek.
" Ya iyalah. Mau ngasih aku cemburu gitu?".
" Gak tahu !!".
" Jadi sudah ada rasa ni sama aku?".
" Geer !!! Itu aku di Wat*rboom jadi baju ku begitu. Gak lihat background nya air di belakang?".
" ihhh beraninya mandi berdua gitu. Kalau ada aku. Hemmmm... Kacau deh !!". Jelasnya. "Oiya, jalan-jalan yuk nanti. Aku bosen dirumah kak Yani usil mulu !!".
" Kemana? Emang hafal jalanan disini?". Tanyaku.
" Apa gunanya Gugel sih. Gak akan tersesat kok !".
" Oke, tapi besok malam aku rencana kerumah kak Ari. Oke ".
" Ari mulu, mentang-mentang dia imut kamu betah sama dia?".
" ih ngaku juga kalau kak Ari itu babyface". Balasku mengejek Heru.
" Tau ahhhh.... Jalan aja habis itu jalan sama aku oke".
" Nah gitu donk .. kalau mau bareng aja".
" Ogahhhhhhhhhh !!!!". Malam semakin larut, obrolan pun terhenti karena Heru pamit pulang pada ku.
****
Malam hari esoknya. Aku sudah siap dan dijemput kak Ari lalu menuju rumahnya. Rumah kak Ari tidak begitu besar dibandingkan rumah Putra dan Heru, hampir sama denganku yang sederhana saja. Tapi terlihat 2 mobil parkir di halaman rumah kak Ari.
" Assalamualaikum".Sahut Kak Ari masuk ke dalam rumah.
" Walaikumsalam !!!".
" Apa kabar Mah?". Tanyaku dari jauh saat Beliau berjalan mendekati kami. Beliau meminta ku untuk memanggil nya dengan sebutan mamah, meskipun aku masih agak kaku. Tapi ku biasakan.
" Sehat kok. Sudah makan belum?". Tanya nya padaku.
" Belum Mah ".
" Ayok makan bareng. Sudah di siapin ".
Singkat cerita, kami makan dan mengobrol biasa lalu aku di ajak jalan-jalan keliling kota. Saat PKL ,aku jarang sekali keluar rumah atau sekedar jalan. Kami singgah di taman kota.
Esoknya aku dan Heru jalan-jalan menggunakan motor, karena pikirku lebih asik memakai motor dari pada mobil. Aku bisa melihat pemandangan malam luas tanpa halangan atap mobil dan sebagainya. Jam 8 malam kami memulai perjalanan, menelusuri tempat rekomendasi dari Gugel.
Awalnya, kami singgah di tempat tongkrongan sambil menikmati spot foto unik. Lalu ke taman kota yang dipenuhi anak-anak remaja dan mencoba ke lapangan besar. Disini orang-orang menyebutnya lapangan Gor. Luas banget, ramai juga di lapangan kalau malam dan pastinya sudah disiapkan wahana permainan anak sampai dewasa dan stand makanan. Karena aku masih lapar, aku mengajak Heru makan.
" Perut karet ya kamu ni !!".
" Biarin !!!". Balas ku sambil menyuap mie ayam.
" Oke, puas-puas makan malam ini. Mau apa aja aku traktir". Kata Heru dengan bangga.
" ihhhh... Nanti betul-betul aku porotin . Baru ngatain aku matre !!". Balasku sinis.
" Untuk kamu, gak kok ".
" Jangan ngerayu !". Jawabku judes.
Selesai makan kami pergi ke depan panggung, sungguh rame dan berdesak-desakan. Aku rasanya ingin menonton dance lebih dekat lagi. Tapi terlalu banyak cowok didepan ku. Sangking penasaran sama cowok yang ngedance, aku makin ke depan ke depan dan sampai sudah paling depan. Ku ikut berteriak menyemangati mereka sambil mengikuti penonton .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments