___________
Pagi hari~
Hari pertama masuk kembali ke sekolah, menaiki motor. Sampai ke sekolah, memarkirkan motor kemudian masuk kelas dan mengikuti upacara bendera. Karena hari pertama sekolah, jadwal pelajaran belum di rilis. Otomatis, jam kosong alias free.
Seperti biasa saat kelas 1 dulu, aku dan Ohta jalan-jalan keliling sekolah. Awal melewati ruang TU sekolah lalu ruang piket dan kelas X Busana Butik. Jumlah mereka kadang tidak lebih dari 15 orang. Tapi hebatnya mereka bisa jadi designer, menciptakan baju sendiri. Lalu Jurusan Penjualan si biang onar.
" Ohta !!". Bobi memanggil.
" Hei Bob !!". Balas Ohta.
" Pagi My Sauw". Putra menghadangku.
" Sssstttt, jangan panggil aku gitu nanti dikira pacaran !". Bisikku.
" Biarin !!!!". Teriaknya bangga.
" Aduhhhh pagi-pagi sudah jadi Tarzan". Sela Ohta di sampingku.
" Permisi yaa numpang lewat". Kataku menarik Ohta. Untungnya Putra membolehkan ku lewat tanpa usil dengan ku. Kemudian kelas 2 KP lalu kelas 1, lewat saja mereka ramai dalam kelas bermain.
Bisik cewek padaku dengan cepat. " Jauhi Putra!".
" Ada apa yu?". Tanya Ohta.
" Gak papa". Menggeleng pelan saat Onta melirik ku.
Aku kembali melangkah kaki ku dengan bayangan cewek tadi terus terlintas di kepalaku. Siapa dia? Parasnya cantik dan mungkin saja dia akan populer di SMK ini karena wajah dan body nya.
Ku lewati kelas Bimo dan Rehan. Mereka senyum padaku tapi aku tidak begitu ingin membalasnya, karena hatiku masih sakit. Setelah jurusan Multimedia terlewati, sekarang jurusan Sekretaris. Heru dan Edo berdiri didepan pintu. Biasalah penyakitnya kambuh, melihat aku saja sudah ketawa gak jelas. ( Sampai detik ini mereka berdua selalu terbiasa ketawa-ketiwi jika melihat ku ).
" Pagi-pagi sudah bahagia betul Pak". Ucapku menunduk.
" Ketawa terus. Macam orang gila !". Sambung Ohta geram.
" ihhh sewot !". Balas Edo sesambil tertawa tidak jelas.
" Uwekkkkkkkkkk 😝". Aku dan Ohta serempak menjulurkan lidah kami pada mereka cowok yang hobi ngakak. Setelah jurusan Administrasi Perkantoran terlewati, sekarang kantin lalu jurusan Akuntansi dan jurusan baru yaitu Perbankan. ( Untuk sekarang sekolah ku jurusan terbaru Tata Boga dan Perhotelan ).
Kemudian .elewati kelas 1 AK. Terlihat penuh didepan pintu mereka. Ada salah satu bagiku keren. Entah siapa namanya, aku hanya ingat dia tinggi ,putih. Beberapa menit kemudian, kami ke kantin kembali untuk mengisi perut.
Padahal aktivitas tidak banyak ,tapi lapar kian memuncak. Bersama teman-teman resek ku lagi makan di tempat biasa langganan. Saat dikantin, aku melihat cewek yang tadi membisik padaku sekilas saja. Dia makan dikantin sebelah kanan. Dia duduk dan terus memandangi ku dengan tatapan sinis.
" Hey My Sauw !!". Sapa Putra mengejutkan aku.
" Apaan tu? Sok akrab". Kata Heru. Mereka lagi berduaan ke kantin.
" Aku makan jangan ganggu ya !!". Kataku bernada mengancam.
Saat mereka datang teman-teman ku makan dengan cepat dan ditinggal lah aku bertiga. Mereka berdua duduk di depanku sambil makan. Tapi, cewek itu terus menatap ku dengan sinis rasanya sungguh sangat risih.
" Kenapa yu?". Tanya Heru.
" Gak papa".
" Oh, makan lah". Balas Heru santai sambil menyuap makanan ke mulutnya.
" Edo mana, kok gak bareng?".
" Gak papa. Dia dikelas ".
" Alif mana?". Tanyaku melirik mata pada Putra.
" Dia pindah". Balas Putra. ( Sekarang sudah kembali sih tu orang ).
" Oh, pantesan gak pernah lihat". Cewek itupun mendekati kami.
" Putra !!". Merangkul Putra agar aku cemburu gitu? Kurang sopan aja.
" Apaan sih ini sekolah". Aku dan Heru hanya memandang Putra terheran.
" ihhh sayang jangan gitu". Rengekan nya melayang membuat ku geli.
" Udah deh !". Putra mulai risih. Aku berdiri lalu membayar makananku meninggalkan mereka pergi tanpa menghiraukan Putra. Dan disusul Heru.
" Cemburu ya?". Ejek Heru.
" Gak mau ganggu aja Ru ".
"Masa sih?".
" Kamu nyaman berada didekat orang mesra-mesraan begitu. Aku sih No !!!". Bentakku
#PAAAKKKKKKK
Heru mengetek jidatku
" Marah tu sama Putra jangan Aku ".
" ih sakit !!". Keluhku namun Heru keburu lari dari menjauh. ( Itu sudah hobi nya sih sejak semasa sekolah ).
****
Esoknya,
Hari Selasa masih jam kosong. Katanya jadwal akan rilis siang hari setelah shalat Dzuhur. Jadi, kami bebas keluar kelas . Aku bersama Ohta dan yang lain duduk di jembatan. Jembatan yang menghubungkan antara kelas AK dan AP sudah tersedia tempat duduknya . Sambil memandang ikan dibawah kolam.
Orang-orang sekolah menyebutnya jembatan CINTA . Entah apa maksudnya, kami pun ikut-ikutan menyebut jembatan CINTA. Baru saja beberapa menit duduk, Ohta di panggil temannya dari kelas lain. Sedangkan Era dan Eshi jalan. Kalau Susi sedang berada di kelasnya.
Aku sendiri duduk sambil melihat orang-orang masuk ke kantin untuk makan. Hari ini, cewek itu selalu nempel sama Putra. Tapi respon Putra tidak seperti kemarin yang risih. Sekarang terlihat dia nerima saja saat cewek tadi mendekati dia.
Entah kenapa hati ku kesel, pengen marah tapi percuma. Alhasil, tempat duduk yang terbuat dari kayu itu pun aku pukul dengan kepalan tangan ku sambil terus memandang di depan sana.
" Sakit !!!". Keluhku sendiri.
Tak lama Ade kelas yang aku lihat ganteng dan keren tadi duduk didekat ku bersama temannya. Aku pura-pura diam dan tidak bicara sama sekali.
" Kak !".
" Jangan melamun !". Sambung temannya
" Hehe gak kok". Ku lihat mereka dengan senyum. Cowok yang aku suka itupun pergi. Tersisa teman-temannya saja.
" Hei, kalian semua sekelas kan?". Tanya ku.
" Em kami AK 2 kak".
" Yang tadi pergi itu namanya siapa?". Tanyaku pada mereka yang duduk didekat ku.
" Oh namanya Tian Saputra kak di panggil Tian". Jawab temannya yang lain.
" Oh Tian".
" Kenapa ? Kakak suka ?".
" Hah? Gak kok. Mau tahu aja. Kalian siapa namanya ?". Aku mencari alasan agar tidak ketahuan.
" Aku Aji ".
" Kalau aku Joyo ".
" Aku Dika kak ". ( intinya mereka bertiga sahabat dekat cowok yang sempat ku sukai dahulu kala).
" Ohhh gitu, pasti kalian sudah punya pacar kan disekolah ini?". Basa basi aja.
" Gak kak, kami sadar kami jelek !".Jawab Joyo.
" Dia aja yang jelek,aku sih cool !". Balas Aji dengan pede.
" Betul, dia tu sok pasrah kak". Tunjuk Joyo Baru beberapa menit kenalan, mereka sudah pandai bergaul dengan ku membuat ku tertawa lagi. Makin hari kami pun makin akrab, apalagi dengan teman kelasku yang lain.
Tapi berbeda dengan Tian, dia jarang duduk di jembatan, padahal aku harap dia ikut bercanda bersama kami. Agar aku bisa melupakan sejenak rasa aneh yang terus merasuki ku. Melihat Putra dengan cewek itu begitu dekat.
Sampai di suatu hari, rasa ini makin tidak karuan. Aku rindu dia. Aku kangen Putra. Tapi sejak sekolah dia tidak lagi menganggu ku meskipun aku lewat di depan kelasnya.
" Kenapa yu?". Tanya Ohta mendekat.
" Entah lah Ta". Jawabku singkat.
" Ada apa,cerita aja !". Ohta duduk.
" Aku melihat Putra sama cewek lain rasanya ada yang aneh ".
" Aneh gimana?".
" Ya sakit aja bagian sini". Aku menunjukkan daerah tubuh yang sakit.
" Hahahahah".Ohta tertawa.
" Kenapa salah kah?".
" Akhirnya hati mu tahu dimana letak orang yang kamu suka". Balas Ohta.
" Suka sama Putra, maksudnya?".
" Lah iya, kan kamu cemburu !".
" ihhhh gak mungkin !!!!". Teriakku merasa tidak yakin.
" Ayu !". Panggilan entah dari mana. Aku sedang duduk sendirian di luar kelas.
" Hah?". Aku mencari sumber suara tadi kiri kanan depan belakang. Heru sama Putra tidak ada .
" Di sampingmu !". Jawabnya.
" Hah? Kamu panggil aku?". Tanyaku heran.
" Iya. Kenapa mukanya kusut ?". Tanya Tian padaku.
" Gak papa". Senang dalam hati tapi harus biasa saja agar tidak ketahuan minta puji nya.
" Ohhh kirain putus cinta". Ejeknya.
" Hah? Gak lah pacar aja gak pun-". Ceplos ku lalu ku tutup mulutku.
" Jomblo ya hahaha".
Begitulah awalnya kami mengobrol, hingga tiap hari jam istirahat atau jam kosong kami semua berkumpul untuk bercanda gurau bersama. Membuat ku melupakan sejenak rasa sakit ku terhadap Putra yang berubah padaku.
Hari Jumat,
Hari itu tidak jadi senam karena cuaca hujan di jam setengah 8 pagi. Jadi kami berhamburan keluar kelas. Aku pun bersama Ohta dan yang lain makan di kantin. Hampir habis makanan yang ku pesan, ada cewek yang waktu itu duduk di sebelah ku. Dan pura-pura akrab.
" Aku sama Putra sudah tidur bareng loh !". Dia berbisik pelan hingga para sahabat resek ku tidak mendengar.
Aku kaget, temanku menanyakan kenapa tapi aku tidak ingin memberi tahu kan pada mereka. Setelah dia membisikkan kata-kata itu dia pun pamit pada kami. Aku bahkan tidak tahu namanya. Saat teman sudah duduk didalam kelas, aku sibuk melamun memikirkan kondisi hati yang tak menentu.
" Kenapa kok hobi betul melamun?". Sahut Tian.
" Em gak papa kok". Jawabku.
" Yang bener?".
" Iya kok !".
" Oke kalau gitu". Dia pun beranjak pergi
" Tunggu !!" Panggilku.
" Kenapa?". Tian pun berhenti.
" Boleh minta nomor mu kah?". Entah kenapa hari ini aku berani sekali. ( Kenapa aku menuliskan aku yang minta nomor dia? Padahal kan terbalik ).
" Oh boleh tunggu ya aku ke kelas dulu".
Tak lama Tian kembali dan memberikan aku kertas kecil bertuliskan nomornya. Aku pun berterima kasih padanya lalu kembali ke kelasku dengan riang dan gembira.
Istirahat pertama dimulai, cuaca masih saja hujan. Aktivitas kelaspun menjadi malas ada yang tidur, nonton dan makan. Sedangkan aku masih saja murung memikirkan Putra. Aku pun keluar kelas dan berjalan ke belakang. Rasanya tidak bersemangat.
" Aku bodoh, dulu aku menyia-nyiakan rasanya padaku. Sekarang dia sudah di ambil. Aku baru sadar !". Ucapku sendiri.
Beberapa bulan kemudian , aku sedikit melupakan rasa sakit ku karena Tian selalu menghibur ku. Heru selalu mengajakku jalan dan Kak Ari tiap hari Minggu ke rumah berkunjung bersama Mama nya. Hari itu aku kedatangan Bobi dan Isa ke kelasku mencari Era. Setelah berbicara pada nya. Era mendekati ku.
" Ayu, ini kabar buruk". Ucap Era padaku.
" Apanya?".
" Putra kembali jadi nakal. Akhir-akhir ini dia masuk ruang BK terus".
" Terus kenapa?". Ungkap ku dengan santai seperti di pantai.
" Gak papa, dia kan dekat sama kamu".
" Sejak dia punya pacar. Aku dan Heru di cuekinnya !!".
" Hah?". Eshi terkejut.
" Jadi betul kata Isa tadi". Balas Era.
" Kenapa ?".
" Sini dekat-dekat biar aku bis-". Baru saja kami membuat lingkaran. Heru teriak memanggil ku. Memasuki kelas dan membawa ku pergi keluar menuju belakang kelas.
" Ada apa?". Tanya ku binggung. Anak satu ini selalu bikin heran.
" Gak papa !!".
" Hah? teriak-teriak cuma bilang gak papa?".
" Iya ".
" ih gak jelas. Ud-".
" Aku mohon, jangan dengar gosip orang di sekolah ini. Pokonya jangan. Apalagi tentang putra dengan cewek itu. Anggap aja itu tidak ada . Oke ".
" Aku tahu !".
" Aku tahu perasaan mu sama Putra ". Ujar Heru pelan dan menyentuh kedua pundak ku.
" Kamu tahu dari mana?". Membalas tatapannya.
" Aku selalu memperhatikan kamu jadi aku tahu !". Jawab Heru balik sambil sekali dia mengguncang kan pelan tubuhku.
" Udahlah rasa itu sudah kian pergi kok oke!". Ku selingi dengan senyuman manis nan palsu. Ah, aku tak pandai berbohong.
" Ayu, mau kan nanti malam jalan sama aku?".
" Boleh kok !".
*************
Malam pun tiba,
Aku bersiap dan sudah ijin pada Ibu, Heru pun menjemput ku menggunakan mobil. Lalu kami jalan-jalan ke taman lampu yang baru saja dibuka.
" Wahhh indah banget". Kataku kagum melihat pemandangan lampu warna warni.
" Keren kan?".
" Banget !!". Kataku begitu antusias.
Kami pun foto-foto lalu makan di stand kuliner yang sudah di sediakan. Heru tahu aku sangat menyukai Jepang. Disana pun aku bisa menemukan makanan dari Jepang. Senangnya lagi, aku menemukan spot foto ala-ala tempat di anime.
Beberapa menit kemudian, aku tak sengaja seperti melihat Putra jalan bersama cewek itu. Mereka asik tertawa bersama. Wajahku kembali murung. Heru lalu membawa ku pergi dari taman.
" Loh kenapa kita pulang?". Tanyaku heran padanya.
" Kita cari lagi tempat spot foto lain,disana aku bosan".
Setelah itu, sampai lah kami di taman malam yang unik berada di atas bangunan tinggi entah lantai berapa. Disana tamannya cukup luas. Ada beberapa pengunjung juga. Aku dan Heru ke bagian lain, dan berdiri di pinggir bangunan namun bisa bersandar di pagar besi yang sudah di buat. Saat itu hanya kami berdua.
" Heru !!". Panggil ku sedikit bernada tinggi.
" Apa?". Heru berbalik karena aku dibelakang nya. Lalu aku peluk Heru, spontan saja hal itu aku lakukan.
" Aku ingin sebentar saja begini !!". Aku ingin menemukan rasa ku pada Heru yang aku rasakan pada Putra. Sayangnya tidak ada rasa aneh itu saat bersama Heru.
" Em. Kamu kenapa?". Mengelus kepalaku.
" Gak papa. Cuma pengen meluk aja". Rasa yang ku cari tidak aku temukan pada Heru. Aneh . Apa benar aku menyukai Putra?.
" Dingin kah?". Ucapnya melepaskan pelukanku.
" Em". Aku mengangguk pelan sembari menyingkirkan helaian rambut yang terbawa angin. Memang dingin, karena kami berada di ruangan terbuka. Dan angin malam lumayan menusuk tulangku. Namun Heru memberikan aku jaket yang dia gunakan. Dan memakaikan nya padaku.
" Makasih ".
" Sama -sama ".
Kami masih berdiri di tepi gedung melihat pemandangan malam di kota yang indah. Saat ku melirik Heru. Heru menatap ku makin dekat dekat dan dekat. Aku teringat, kalau begini pasti dia mau menjitak jidat ku. Aku pun langsung menutupi nya dengan tanganku. Aku sudah menutupi jidatku, tapi Heru masih makin dekat padaku. Dia seperti mengarah ke bibirku. Aku binggung aku gugup.
" Aku sayang kamu". Dia pun memelukku lagi dan tidak jadi mencium ku.
" Hah?".
" Aku tahu kamu suka sama Putra. Tapi aku tidak akan menyerah. Dan Ari-ari yang kamu cerita sering ke rumahmu itu gak masalah buat ku". Jelasnya masih memeluk ku.
" Heru ak-".
" Aku tahu, kamu anggap aku teman biasa. Maaf selama ini aku usil. Aku hanya ingin mencari perhatian mu saja ".
" Ak-". Dia semakin membenamkan kepalaku di dadanya.
" Aku cukup merasa senang kalau kita berteman saja sekarang. Asal kamu tidak jauh dari aku". Pelukannya makin erat.
" Heru ak-aku gak na-nafassss ".
" Maaf yu maaf !". Dia melepaskan pelukannya dengan cepat.
" Aku pun sayang kamu Ru. Makasih selalu berusaha ada di saat ku terpuruk". Aku memeluknya.
" Hah? Jadi kita pacaran?".
" ih pede nya. Gak mau". Ku lepas pelukan tadi dan mendorong nya.
" ih kirain ".
" Kamu tetap jadi dirimu sendiri. Jangan berubah ya !". Kataku bernasehat ala kadarnya yang biasa di ucapkan orang pacaran.
" Iya pastinya lah selalu usil sama kamu".
" Paling aku cuekin hahahaha".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments