Sebelum semester Genap dimulai. Kelas 2 mengadakan pembekalan untuk Praktek Kerja Lapangan. Pembekalan umum untuk semua jurusan. 3 hari pembekalan di sekolah. Untuk menjelaskan tujuan dan lain-lain yang berkaitan dengan PKL.
Saat pembekalan para siswa kelas 1 dan 3 libur semesteran. Kami berkumpul di Gedung sekolah mendengar kan Pemateri dari Guru-guru sekolah yang bersangkutan.
Oiya, untuk pembagian tempat PKL sudah di tentukan di awal. Aku satu tempat bersama Ohta, Ila, Efi dan Sari di luar kota. Cukup jauh butuh 3-5 jam untuk kesana dari rumah ku. Sedangkan teman yang ku yang lain tetap di daerah sekitar kota bahkan ada yang jauh.
Sebelum lanjut. Pembagian raport semester ganjil kemarin yang pastinya Ohta di peringkat pertama disusul Nur dan terakhir Tina. Sedangkan aku diposisi ke 4. Padahal sedikit lagi aku mendapat 3 besar. Tentang nilai itu, Ayah dan Ibu tidak memarahi ku karena itulah hasil kerja kerasku. Dari Ayah aku mendapat kan hadiah motor sedangkan Ibu memberikan aku sebuah kalung yang sekarang selalu aku pakai.
Lanjut.
Hari terakhir pembekalan. Aku ke sekolah menggunakan motor hadiah dari Ayah, memakai baju praktek sesuai jurusan masing-masing. Baju sekretaris berwarna Merah maroon dan menggunakan rok hitam biasa. Membawa tas ransel kecil dan buku untuk mencatat.
Setelah motor ku parkir. Aku, Heru dan Putra masuk ke sekolah. Aku berangkat bareng mereka berdua yang masing-masing membawa motor, meskipun mereka ke rumah ku dulu. Setelah itu kami masuk ke gedung sekolah bersama dan duduk sesuai Jurusan yang di ambil.
Setelah semua kursi terisi penuh ,acara pembekalan pun dimulai pas pukul 9 pagi. Pagi itu aku berada dibelakang para sahabat ku danduduk didekat Heru serta Rian posisi ku ditengah mereka. Hari itu, yang memberikan materi adalah para KaJur. Sambil menerangkan aku mencatat tiap-tiap kata yang penting.
"Gapain di catat?". Tanya Rian.
"Habisnya otakku full jadi pake buku aj dulu". Balasku sambil berbisik di telinganya. Heru lalu memegang tanganku saat ku berbisik pada Rian.
" Apa?". Tanyaku pada Heru.
" Gak papa". Balas Heru. Tapi Rian malah menjulurkan lidahnya pada Heru. Heru hanya menatap tajam. Kembali kami memperhatikan Guru yang menjelaskan didepan sana. ( Mereka sesungguhnya memang sekelas sih ).
2 jam berlalu, waktunya istirahat di lanjut sekitar jam 11 siang lalu pulang jam 12 pas. Aku, Ohta, Eshi,Susi,Era ke warung depan sekolah karena kantin saat itu tutup. Kami pun makan bersama-sama. Selesai makan kami kembali ke sekolah. Duduk-duduk di taman sekolah. Sambil menunggu waktu pembekalan dimulai kembali.
Sudah duduk di taman, yang lain malah berpamitan membeli cemilan yang dijual belakang sekolah. Aku pun duduk sendirian sambil memainkan hp.
" Heiii". Sapa Putra
"Em ".
" Jadi kapan kamu berangkat?". Tanya nya lalu duduk didekat ku.
" 2 Minggu setelah pembekalan ".
" Lama ya ".
" Iya ".
" Pain sih ?".
" Nonton ". Putra merebut hp ku.
" Apaan sih. Balikin !!!".
" Gak ".
" Oh mau melawan ni?". Kataku.
" Biar !!". Aku berusaha mengambil hp ku darinya. Heru pun datang.
" Jangan buat anak orang mewek". Sahut Heru.
" Heru, bantuin !!!". Merengek pada Heru.
"Em-mmmm... Balikin hpnya ".
" Alah lemah Lo !!!". Kata Putra ke Her.u
" HAHHHHHHHH ? Ngajak ribut kah". balasnya Heru.
" Gak penting !!!". Putra mengembalikan hpku lalu pergi disusul Heru. Tahu lah,mereka selalu berdebat tidak jelas bahkan di saat jalan dan diperhatikan yang lain. Aku hanya senyum melihat mereka dari jauh lalu kembali duduk.
" Aku mencium bau.....". Kata Eshi.
" Hah? Sorry ya aku sudah mandi". Balas Susi risih.
" ihhhh nyambung aja deh". Umpat Eshi.
" Bau segitiga love !!". Sela Ohta sengaja.
" Hahahaha". Era tertawa.
" Yu oh ayuuuuuuuuuuuuuuuu". Eshi.
" Em apa? Aw mana makanannya ? Minta". kata ku pada Eshi.
" Rugi !!!". Balas nya.
****
Malam hari,2 hari sebelum pemberangkatan PKL.
Putra : Ayu.
Aku: Napa Put?.
Putra: Jalan yuk.
Aku: Kemana?.
Putra : Ya jalan aja, lagian kan kamu mw berangkat.
Aku: Oke oke. Aku siap-siap dulu yaa.
Putra: Hah? Serius ? Oke kalau sudah siap kasih tahu ya nanti aku jemput.
Aku: Iya bos
Putra: Yang cantik ya.
Aku: Ya aku tahu selama ini aku jelek.
Putra: Gak kok. Gak . Kamu it-.
" Dasar . Semua sama aja". Omelku yang mematikan telepon dari Putra.
Aku keluar dari kamar menuruni tangga dan sampailah ke ruang keluarga. Hari itu ayah kedatangan tamu, mungkin saja teman kerjanya. Dia seorang bapak-bapak mereka pun mengobrol di ruang tamu. Aku ingin meminta ijin dulu ke Ayah tapi tidak enak.
" Kenap kak?". Tanya Ibu membawa minuman.
" Bu,itu buat ayah kah?". Tanyaku melihat nampan yang ibu bawa.
" Iya ".
" Sini biar ayu aja ya". ku ambil lalu berjalan ke ruang tamu mendekati ayah. Lalu meletakkan nya di meja. Setelah itu duduk didekat ayah.
" Yah, boleh ayu ijin jalan bentar". Bisikku.
" Sama siapa?". Bisik Ayah.
" Sama Putra yah, katanya pengen jalan soalnya ayu gak lama lagi berangkat". Jelasku.
" Jangan lama-lama ya". Kata Ayah.
" Makasih Ayah". Aku lalu permisi dari ruang tamu dan beranjak ke kamar untuk bersiap-siap.
Beberapa menit berlalu aku sudah memberitahu Putra langsung jemput,aku sudah siap dengan segalanya. Make up tipis kalau tebal nanti ayah curiga, baju kasual aja kalau pake dress nanti ayah pikir aku mau ke undangan. Akhirnya, aku memakai baju kaos putih di padu dengan rok span abu-abu yang tanggung tidak juga panjang,memakai sandal putih ditambah tas selempang kecil untuk ukuran hp berwarna putih.
Keluar dari kamar lalu menuruni tangga, berjalan menuju ruang tamu. Pas juga Putra sudah hampir memasuki pintu rumahku.
" Assalamualaikum". Putra memberi salam
" Walaikumsalam". Jawab ku dan Ayah.
" Papi?". Kata Putra pada tamu Ayahku.
" Kenapa Put?". Jawabku yang berdiri didekat sofa.
" Gak papa. Kaget aja ada Papi ku disini". Jawabnya.
" Jadi kalian saling kenal?". Kata Papi Putra.
" Duduk dulu". Kata Ayahku.
" Iya om". Putra lalu duduk didekat Papinya dan aku duduk didekat Ayah.
" Kakak kenal sama Putra gimana?". Tanya Ayah.
" Kan pelajaran agama sekelas yah, waktu itu kakak sudah cerita kan sama ayah ".
" Oiya ayah lupa ".
" Jadi yang mami cerita sama Papi waktu itu, kamu ya nak. Yang ketemu di sekolah?". Tanya papi Putra.
" Iya om". Jawabku.
" Papi udah wawancara nya ya. Keburu malam". Ceplos Putra pada Papinya.
" Betul juga. Kalian jalan lah dulu ya. Hati-hati". Kata Ayah.
" Ya yah". Aku cium tangan ayah dan Papi Putra . Begitu juga sebaliknya Putra. Kami lalu keluar dari rumahku sampai di luar gerbang rumah.
" Put, aku lupa helm. Tunggu aku ambil dulu". Kataku melangkah.
" Ehhhh gak usah !".
" Kenapa? Kamu bawa cadangan nya kah?".
" Kita naik mobil aja. Kasihan kamu kena angin malam nanti sakit".
" Hah? Kamu pikir aku lemah kah?". Gumam ku sedikit kesal sih.
" Udah jangan berdebat. Masuk ni". Putra membukakan pintu mobil .
" Tapi ini mobil siapa? Papi mu kah?". Aku sambil masuk lalu duduk di depan mobil. Lalu pintunya ditutup dan Putra pun memasuki mobil. Lalu tancap gas.
" Udah deh jangan banyak tanya. Yang jelas ini bukan milik Papi".
"Gitu aja ngomel. Kita mau kemana sih".
" Ya jalan, masa iya masak". Omel Putra.
" Apaan sih Put. Jangan hancurin mood deh"..Ucapku.
Obrolan terhentik sejenak,aku memperhatikan tiap jalan, kalau sudah bete ya diam aja. Kepala di arahkan di jendela bukan lagi lurus ke depan.
" Ngambek ya?. Maaf yaa.. Kamu cantik deh malam ini ". Goda Putra padaku. "Masih marah ya?. Aku mau ngomong serius yu". Kata Putra. " Aku mau melamar mu !!!".
Perkataan itu membuat ku kaget,.mobilnya pun dihentikan dipinggir jalan. Aku melihat Putra, tatapannya seperti serius ke aku. Aku diam, binggung mau jawab apa?. Hatiku dag dig dug, badanku rasanya panas padahal AC mobil sudah dinyalakan. Putra makin dekat menatapku. Makin dekat dan dekat, dekat hingga hidung kami saling beradu hingga 1cm lagi .
" Hahahahaha bercanda yu". Kembali ke posisinya dan tancap gas lagi.
" Hah?". Kaget ku, berasa di permainkan !.
" Kenapa?". Tanyanya sambil memandang lurus. Makin lah aku bete. Entah kenapa rasanya bete saja. Aku diam. Sampailah kami di tempat makan.
" Kita sudah sampai ni". Mobil berhenti, Putra keluar dan membukakan pintu untukku.
" Hati-hati". Tambahnya.
" Apaan, aku bukan mau berperang". Balasku sewot.
" Nah gitu donk. Jangan ngambek kan terus". Putra mencubit kedua pipiku gemes.
" Sakit. Iya iya". Jawabku pasrah. Kami pun memasuki tempat makan seperti cafe. Suasananya tidak begitu ramai,tapi tempatnya nyaman.
" Mau makan apa?". Tanyanya sambil duduk.
" Gak tahu. Aku ngikut aja deh". Jawabku.
" Ya sudah. Aku pesankan dulu. Kamu tunggu ya". Putra pun menuju tempat memesan makanan.
Jujur, aku sangat-sangat jarang keluar rumah apalagi makan di luar seperti ini. Aku biasa makan di rumah, dengan sajian masakan Ibu tercinta yang maknyusss. Oiya, seperti kataku dulu. Putra itu ganteng tapi hanya sifatnya saja yang kurang seimbang sama wajahnya.
Malam ini rasanya betul yang dikatakan orang-orang di sekolah. Dia cakep, dengan stelan yang dia gunakan. Terlihat sangat rapi tidak seperti saat sekolah sangat-sangat berantakan. Jeans ditemani kaos oblong putih yang kebetulan mirip dengan yang aku gunakan. Rambut ditata dengan rapi. Tubuhnya itu terlihat kekar.
" Ayu ".
" Iya, kenapa?".
" Kenapa melamun?".
" Gak papa". Jawabku menggeleng kan kepala.
" Ini makanannya".
" Hah,banyak banget?". Aku melihat 4 talam di mejaku yang berisi junk food semua dan ayam goreng kesukaanku.
" Gak papa. Kan ini pertama kali nya kamu mau jalan sama aku yu".
" Makasih ya Putra ku". Aku pun mengambil potongan ayam.
" Apa? Coba ulangi ".
" Apanya? Udah lah makan dulu sayang gak di makan". Ucapku. Lanjut makan sampai habis baru kembali mengobrol.
" Kamu mau bikin aku gendut kah?".
" Apaanya ?".
" Makanannya banyak Put ".
" Gak papa lah, kalau gendut kan makin imut pipinya". Cubit Putra.
"Apaan sih". Keluh ku.
" Hehehe, habis ini temani aku bentar boleh gak?".
" Kemana?".
" Bentar aku angkat telfon dulu ya". Putra berjalan menjauh dari ku. Tak lama kembali duduk.
" Siapa?".
" Mereka Alif ngajak nongkrong. Temani ya?".
" Kalau semua cowok. Gak ah. Aku risih". Jawabku.
" Ada pacarnya juga kok. Ayo nah". Putra merengek padaku.
" Oke,bentar aja habis tu aku mau pulang". Jawabku lagi.
Setelah beberapa jam kemudian, sampai lah kami ke tempat tongkrongan yang dibilang Putra. Terlihat dari jauh saja hampir semua pengunjung cowok. Aku mengikuti Putra berjalan masuk, hingga bertemu Alif dan lain-lain di satu meja. Sekitar lebih dari 5 orang,ceweknya ada 4 termasuk aku. Kami duduk,aku risih saja jadi aku duduk didekat Putra.
" Kenapa?". Tanyanya melirik ku.
"Gak papa". Sambil menggeleng kepala.
" Mau minum gak?". Katanya.
" Kenyang Put". Keluhku.
" Ya sudah, pesan aja gak enak kita datang gak pesan".
" Iya iya ".
" Ini menunya,pilih aja dulu". Ucapnya memberikan daftar menu. Sambil melihat menu dengan sangat rinci, atas kebawah, bawah ke atas kembali. Bolak balik buku menu.
" Put". Kata Alif.
" Apa?".
" Seperti biasa?".
" Yaelah. Tenang aja . Kalian kan teman terbaik ku". Ucap Putra dengan bangga.
" Wihhhh, makasih lah Put ".
" Sama-sama Bro !".
" Put, aku ini aja deh !". Tunjukku.
" Oke,bentar aku kasih tahu dulu ya. Diem-diem jangan bandel". Lalu pergi.
" Yu,kalian pacaran?". Tanya Alif.
" Hah? Teman doank !". Jawabku.
" Ohh baguslah". Ucapnya.
" Bagus apanya?".
" Bisalah aku dekatin kamu". Jawab Alif mulai melihatku dengan dekat.
" Dekatin?".
" Jadi pacar mu".
" Hah?". Kagetku.
" Yaelah kaget gitu. Cewek kek Lo ini gak bakal nolak".
" Maksudnya?".
" Mau kah?". Tawar nya padaku.
" Woiiii !!! Nikung kah?". Sahut Putra lalu duduk di dekatku kembali.
Putra melihatku kembali. Pandangan nya tidak begitu ku perhatikan, aku terlalu fokus dengan tingkah Alif yang tidak beres, seperti menggodaku. Rasa risih dan takut ku menjadi satu yang kurasakan ditambah udaranya berasa panas. Spontan saja aku memegang pergelangan tangan Putra dengan kuat.
" Ada apa?". Tanya nya.
"G-ga-gak papa kok". Jawabku terbata-bata.
" Takut?".
" Dikit ".
" Aku pasti menjaga mu sampai pulang dengan selamat kok. Tenang aja ya".Nasehat nya padaku.
" Iya. Makasih. Terus mana minumannya?".
" Bentar .. nah itu datang". Jawab Putra.
2 gelas minuman diletakkan di depanku dan Putra. Datang lagi pelayan lain membawa makanan yang entah berapa jumlahnya. Saat datang saja meja sudah penuh dengan piring dan gelas kosong. Tapi sekarang sudah dibersihkan dan diganti dengan menu yang baru.
" Put,itu makanan siapa?". Tanyaku dengan berbisik pada Putra.
" Kamu gak, aku gak jadi itu makanan mereka". Bisiknya.
" Banyak banget". Heranku.
" Biarlah, itu suka-suka mereka. Kamu mau juga kah?". Tanyanya padaku.
" Sudah sangat full perutku My Put". Godaku melihatnya.
" Hehehe". Haanya membalas dengan senyum dan tawanya. Pas jam 9 malam, kami berpamitan pulang.
" Pulang dulu ya". Ucap Putra pamitan.
" Cepet banget. Nanti lah". Balas Alif.
" Minum-minum lagi lah". Ceplos salah satu temannya Putra.
" Ssssttt !!". Putra berujar berbisik.
" Kenapa Put?". Tanya ku curiga.
" Gak papa". Jawabnyam
" Tapi put, yang tadi ingatkan?". Kata Alif.
" Pastilah, tenang aja kali. Kalian kan teman baikku". Putra.
" Wihhh makasih Put".
" Iya sama-sama. Pamit ya Bro ". Ku ikuti Putra untuk membayar di kasir. Saat itu Putra mengeluarkan kartu ATM nya untuk membayar. Tak sengaja aku melihat nota yang begitu panjangnya, padahal aku dan Putra minum saja. Setelah itu kami keluar lalu masuk ke dalam mobil.
" Put, apa yang aku pesan tadi mahal ya ?".
" Kenapa?m"
" Maaf gak sengaja lihat notanya". Ucapku.
" Gak papa yu, itu makanan yang mereka pesan aku yang bayar. Maka nya panjang". Jelasnya sambil menyetir.
" Kenapa kamu yang bayar?".
" Sebagai teman kan gak papa. Tiap kali nongkrong juga aku yang bayar".
" Itu kamu bayar pake uang kamu sendiri kah?".
" Iya My Sauw ". Goda Putra padaku.
" Sauw apaan?".
" Stella Ayu Wijaya !!!". Menebar senyum.
" ihhh gak nyambung". Balasku.
*****
Sehari sebelum aku berangkat. Pagi sekitar jam 9 aku mendapat telepon.
Heru: Pagi.
Aku: Iya,ada apa Heru.
Heru : Curang ihhh,aku tahu kamu jalan sama Putra kan?.
Aku: Iya dia ngajak.
Heru: Kalau aku ngajak mau gak?.
Aku: Mau kemana?.
Heru: Jalan aja. Aku sendirian dirumah bosan.
Aku: Sekarang kah?.
Heru: Iya lah . Mau kah?.
Aku: Aku siap-siap yaa.
Heru: Serius? Makasih yaa. Nanti aku jemput kalau kamu sudah siap.
Hari libur, jadi ada Ibu dan Elli dirumah. Kalau Ayah berangkat. Oiya, Ayah ku seorang Konsultan jadi kerjaannya jarang dirumah kebanyakan di luar kota tempat tinggalku.
Pagi itu, aku mandi lalu bersiap-siap. Memakai make up yang tipis saja, rambut tidak mau di ikat, cuma dikeritingkan sedikit di beri pita di samping. Dan memakai baju overall yang bawahnya rok span tanggung. Aku sangat suka memakai span. Kadang Ibu dan Ayah selalu membelikan yang model span. Berwarna biru muda dan di tambah tas selempang putih kecil. Dan sandal biasa warna putih sekitar 3 cm lah tingginya.
Sebelum itu aku sudah minta Heru menjemput ku. Aku keluar dari kamar dan menuruni tangga. Saat berjalan ke ruang tamu. Ada Ibu dan temannya. Aku duduk di dekat ibu sekalian meminta ijin.
" Bu, ayu jalan bentar ya". Bisikku.
" Sama siapa Kak?".
" Heru Bu ".
" Assalamualaikum ".
" Walaikumsalam ". Jawabku.
" Permisi Bu,bo-... Loh Bunda kok Di sini?". Putra kaget melihat teman ibuku.
" Heru gapain?". Tanyanya.
" Anak Bu Wati kah?".Tanya Ibuku. Aku hanya benggong melihat obrolan mereka.
" Iya. Duduk dulu". Kata Bunda Heru.
" Iya". Jawab Heru lalu duduk.
" Kalian kenal?". Tanya Ibu.
" Kan sekelas Bu kelas 1. Tapi pisah sekarang".Jawabku.
" Iya Bun karena yang pintar-pintar di kumpul di kelas lain". Tambah Heru.
" Oh gitu ya... Ini ayu kan?". Tanya Bunda Heru.
" Iya Bu". Jawabku lagi.
" Ya sudah biarkan dulu mereka jalan. Ayu juga besok berangkat". Sahut Ibuku.
" Makasih ya Tante. Jalan dulu". Heru mencium tangan Bunda nya lalu Ibuku. Begitu juga aku. Dan pamit keluar rumah.
" Ayok masuk?".
" Hah?".
" Kenapa Hah? Nanti kepanasan lagi maka nya aku bawa mobil". Sahut Heru membuka pintu mobil.
" Iya iya ".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
AL Musri'ah Ntu Saiya
jngn 2 putra sama heru sodaraan
😂😂😂
2020-09-30
0
sasa
cinta segitigaa👉👈
2020-07-22
2
jhoangayu
putra ktmu sma papi skrg heru sma bundany.
2020-01-24
7