Aku membiarkan waktu terus berjalan. Terkadang meminta maaf pun tidak ada gunanya. Tersisa 1 bulan saja, aku mulai sibuk membuat laporan bersama Ohta dirumah.
Pagi hari Senin. Kami mengikuti upacara di lapangan RS. Yang dipimpin oleh satpam baru, dia baru bekerja hari ini. Masih muda tampangnya mirip aparat yang gagah berani. Selesai upacara, kami kembali ke ruangan masing-masing.
Oiya, hubungan Ohta dan kak Dani putus karena Ohta sudah jujur ke kak Dani kalau selama ini tidak ada rasa apapun. Ohta selalu bercerita pada ku, kalau dia menyukai seseorang yaitu pacar Efi. Dan kak Dani masih saja menjadikan aku tempat curhatnya tiap jam istirahat. ( Selalu menjadi pendengar yang baik ).
Hari itu aku di hubungi nomor baru tapi tidak aku angkat karena sibuk. Aku pun mengirim pesan.
Aku : Siapa?
+6256746xxxx: Ayu kah?
" Kok dia tau ya ?". Aku ngomong sendiri.
" Kenapa yu?". Tanya Sari. Saat itu kami semua berkumpul di ruangan ku karena tidak ada kerjaan.
" Gak papa". Jawabku pada Sari.
" Ehhh gimana sama kak Ari ?". Tanya Efi.
" Gak tahu. Dia masih marah sama aku ".
" Itu dia". Ila menunjukkan posisi kak Ari yang berada di bawah terlihat dari jendela ruangan ku. Aku pun ikut melihat. Terlihat dia melambaikan tangan padaku. Memberikan kode padaku untuk menghampiri nya. Ponsel ku kembali berbunyi.
Aku : Siapa?
xxxxx: Ayu kah?
Aku: Iya ini siapa?
xxxx: Yang tadi jadi pemimpin upacara.
Aku : Hah? Yang satpam baru itu kah.
" Siapa yu?". Semua mendekat padaku karena mulai kepo.
xxxxx: Iya hehehe. Maaf tadi aku minta nomor kamu sama petugas lain.
Aku: Iya gak papa. Tapi namanya siapa?.
xxxxx: Panggil aja Rio.
" Yu kak Ari manggil tu. Dia nunggu kamu dibawah". Kata Ohta.
Aku: Anu. Aku tutup dulu ya. Ada urusan kak.
Setelah panggilan ku tutup. Aku kebawah bertemu kak Ari yang menunggu ku. " Kakak panggil aku?". Tanyaku melihat dia berdiri dari tadi.
" Iya, boleh bicara bentar gak?". Tanyanya.
" Bicara aja kak ".
" Kita bicara di lain aja ya ".
" Hah iya". Aku melambai tanganku di atas pada teman-teman ku yang mengintip. Lalu berjalan mengikuti kak Ari pergi ke ruangannya lalu dia duduk di depanku.
" Kamu tau kah?. Kakak gak begitu suka kamu begitu dekat dengan Dani. Sekarang dia sudah putus sama teman mu ".
" Kak, kami berteman. Kak Dani selalu curhat tentang Ohta terus ke aku ".
" Tapi apa harus kalian selalu ke ruangan itu berduaan?". Tanyanya.
" Kenapa sih kak. Kenapa kakak begitu melarang ku?".
" Aku gak suka !!!!". Bentaknya.
" Kakak gak suka sama aku? Tingkah ku?".
" Bukan itu". Dia menundukkan wajahnya.
" Kakak juga pernah marah hanya karena teman sekolah ku menelepon. Selama ini aku hanya berteman sama cowok. Gak pernah ada lebih". Jelasku sejelas-jelasnya.
" Jadi aku temanmu?".
" Jadi apa ,gak mungkin musuh ".
" Tapi katamu dulu kamu mengagumi ku?".
" Iya kak,banget kak !!".
" Kamu tahu gak, kata-kata itu aku anggap lain".
" Loh kenapa kakak nangis?". Beneran air mata nya jatuh. Apa salahku, pikirku. ( Dia memang tipe yang mellow , lembut . Waktu itu beneran nangis di depan aku. Aneh kan? ).
" Sudahlqh Dem. Aku gak bisa menyimpan ini terlalu lama. Sedangkan kamu tinggal 2 Minggu lagi disini ".
" Nyimpan apa?".
" Itu gak penting. Oiya, kamu ulang tahun kan hari ini?".
" Tahu dari mana kak?".
" Ini hadiah untuk mu. Sudah siap dipake kok". Menyodorkan kotak ponsel baru.
" Apaan ini kak. Ini terlalu berlebihan". Kataku.
" Ayu, ini hadiah untukmu . Aku menyukai mu. Andai saja kamu sudah lulus. Aku akan melamar mu sekarang ".
" Hah?". Kagetku.
" Ambil ya hadiahnya. Aku sama kamu tetap berteman kok".
" Kak tapi-."
" Sudahlah, sampai kapanpun didekatmu nyaman yu. Kamu kembali lah ke ruanganmu takut dicariin. Karena aku minta ijin tadi hanya sebentar".
" Kak. Makasih ya". Aku mencubit pipi kak Ari yang tembem lalu keluar membawa hadiah yang di berikan. ( Ponsel itu sudah rusak sekarang 🤣 ). Di perjalanan aku mendapat telepon dari Heru.
Aku : Hal-
Heru: Siapa itu yang mau melamar mu?.
Aku: Apa sih. Gak nyambung !
Heru: Kamu kepencet. Jadi aku dengar semua pembicaraan mu sama cowok disana.
Aku: Serius?
Heru: Iya. Jadi kamu pacaran sama orang disana.
Aku: Gak
Heru: Ayu kamu nakal ya?!
Aku: Apaan sih ud-
Heru: Putra harus tahu ini?
Aku: Eh ak-
" Apaan sih main matikan aja". Keluhku. Aku pun sampai diruangan ku.
" Tadi bicara apa?". Tanya Efi.
" Itu apa?". Tanya Sari.
" Cerita yu !". Sahut Ohta penasaran.
Aku menceritakan pada mereka tentang pembicaraan ku pada kak Ari, respon mereka pun kaget. Tidak menyangka aku yang mengagumi nya, meminta nomor nya duluan ternyata rasanya padaku seiring waktu semakin mendalam hingga berani menjatuhkan air matanya didepan ku.
Aku binggung kenapa dia memberikan hp padaku yang mahal merek buah apel digigit. Ya sudah kalau aku tolak mungkin saja dia makin sedih.
" Ayu ada yang nyari?". Kata pak Didi masuk ke ruangan ku.
" Siapa Pak?". Beliau pegawai di ruangan ku, baik dan masih terlihat muda. Selalu menghibur kami.
" Coba keluar dulu".
" Iya Pak ".
" Kak Ari kah pak ?". Tanya Ohta.
" Bukan Ari deh, soalnya dia satpam baru ".
" Hah?". Cepat-cepat aku keluar dari ruangan. Dan betul juga ternyata kak Rio.
" Kenapa kak?".
" Gak papa. Ini ".
" Apa ni?".
" Hadiah. Dah yaa aku kembali dulu". Kak Rio pun pergi dan memberikan aku bungkusan. Saat aku lihat sedikit berupa kado. Aku masuk lalu membukanya
" Itu kado dari satpam baru kah?". Tanya pak Didi.
" Gak tahu, tiba-tiba ngasih gitu aja lalu pergi Pak ".
" Coba lihat isinya". Kata Efi.
" Kepo kamu ni". Ejek pak Didi. Setelah dibuka, isinya pun terlihat jelas. Boneka bebek lucu yang berwarna kuning. Dan surat.
' aku minta maaf, aku mengenalmu karena Dani selalu cerita sama aku. Tak sengaja juga melihat fotomu di hpnya bersama teman mu. Semoga aku bisa menjadi temanmu '
" Cie pengemar". Goda Ila, teman ku juga.
" Ekhem". Kode Ohta mendehem tidak jelas.
" Aduh ribet kalau gini !!". Ucapku mulai pusing.
" Kak Ari atau satpam baru?". Sahut Efi.
" Putra atau Heru ?". Balas Sari.
" ihhh kalian ngejek Mulu".
" Jangan pemberi harapan palsu". Sela Pak Didi ikut-ikutan.
Esoknya. Kak Ari memasuki ruangan ku untuk bertemu pak Didi. Mereka berbincang lalu keluar disusul pak Didi yang ijin ada urusan mendadak karena anak nya sakit. Pak Didi memang muda tapi sudah punya anak masih kecil.
Tidak begitu banyak kerjaan,setelah selesai mengetik laporan aku ke ruangan Ohta. Tapi diperjalanan, kak Rio lagi patroli kami pun berbincang sebentar sambil menemani nya keliling. Waktu itu masih sekitar jam 11 siang, tak sengaja aku berpas-pasan dengan kak Ari. Saat ku sapa, kak Ari membuang muka nya ke arah lain. Pikirku, mungkin ngambek lagi. Masa sih, sedewasa itu masih seperti anak kecil. ( Sifatnya real , memang seperti itu ).
Aku pamit dengan kak Rio lalu menyusul mengejar kak Ari dengan cepat. " Kak ! Tunggu !!!".
Kak Ari pun berhenti. " Kenapa ?". Jawabnya.
" Kakak sibuk ya?".
" Ini mau ke ruangan Gudang, ada kerjaan ".
" Bareng boleh gak?".
" Hah. Boleh kok". Jawabnya dengan senyum.
" Kakak, kok tadi buang muka gitu?".
" Cemburu". Ceplosnya.
" Kenapa cemburu?".
" Banyak tanya deh".
Sampailah ke Gudang. Biasa nya kami berkumpul di ruangan ku atau di Gudang. Hari ini terlihat semua tidak begitu sibuk. Ada kak Dani disana duduk didepan Ohta , Efi yang masih saja pacaran sama kak Ris bersama ila dan Sari. Kak Ari pun langsung berbicara pada kak Ris. Aku lalu duduk di kursi sambil memainkan ponsel ku.
Aku: Kenapa Put?
Putra :Kamu nakal yaa disana. Heru sudah cerita.
Aku: Apaan sih sok tahu?
Putra : Kalau kamu dilamar cepat sama orang. Bagaimana nasib kami berdua.
Aku: Apaan sih Put. Gak ada yang begitu.
Putra: Awas bohong
Aku: Kamu gak lagi kerja?
Putra: Gak ni. Oiya hadiah mu nanti ya tunggu pulang
Aku: Hadiah apa. Hari ini aku dapat hadiah 2 loh dari cowok disini.
Putra: Hah. Apa !
Aku: Hp apel sama boneka
Putra: Asem. Ditikung duluan
Aku: Hahahaha. Udah ah aku mau-
Putra : Mojok
"Siapa yu yang telepon?". Tanya kak Ari yang wajahnya dekat denganku.
" AGHHHHH !!". Kaget ku.
Putra : Kenapa yu?.
" Siapa sih yang telepon?". Tanyanya lagi.
Putra: Suara cowok mana it-.
" Gak kak. Kakak mau kembali ya?". Tanyaku cepat dan mematikan telepon.
" Iya. Nanti istirahat ke ruangan kakak ya . Ada mama kakak titip sesuatu ".
" Iya kak ".
Jam istirahat di mulai, hampir semua pegawai keluar sebentar,ada yang pulang ada juga yang masih bertahan. Kak Dani pun makan sendirian di ruangan biasa kami makan karena aku ada perlu.
" Permisi ".
" Iya masuk !". Aku pun membuka pintu dan masuk ke ruangan.
" Anu ".
" Bentar ya, kakak selesai kan ini dulu ". Beberapa menit kemudian.
" Ini buat Ade !". Memberikan ku kotak bekal.
" Hah? Serius. Terus kakak makan apa?".
" Mama buatin 2 kok. Kita makan bareng ya". Kamipun sambil makan bersama.
" Kak,kok mama kakak tahu tentang ku?".
" Kan kakak cerita sama mama, hanya mama yang kakak punya".
" Maksudnya?".
" Kakak gak punya Ade. Bapak kakak pun sudah pisah sama mama kakak".
" Oh maaf kak, aku gak tahu ".
" Gak papa. Jadi kalau kakak cerita tentang cewek gitu. Mama pasti Semangat !".
" Hah kok gitu ?". Sambil kak Ari menceritakan pengalamannya. Begitu perih kalau aku diposisi kak Ari. Yang tulus tapi di tinggal menikah sama orang yang sangat disayanginya.
*****
Esoknya,
Masih sibuk menyiapkan laporan praktek. Kak Dani terus menerus menganggu Ohta karena Ohta selalu menghindari nya. Hingga akhirnya Ohta unmood, dan keluar ruangan. Aku ingin mengejar tapi keburu kak Dani menyusul.
Malamnya Ohta mengaku sakit padaku saat kami berbincang diluar rumah. Tak lama, kak Ris kerumah memberikan obat pada Ohta . Yang tadi sakit malah lompat-lompat kegirangan.
" Kalian?".
" Sssstttt..... Jangan kasih tahu Efi ya ".
" Oke aku tutup mulut ".
" Hehehe. Bahagianya hidup ku". Gumam temanku saat ini. ( Mungkin rahasia ini masih tertutup dari Efi ).
" Cie kasmaran!!". Godaku.
" Kek kamu gak aja deh !!". Balas Ohta menunjuk ku.
" Gak,biasa aja!".
" Tapi yu, jujur sama aku. Siapa sih yang kamu suka di antara cowok itu?". Tanya Ohta penasaran.
" Em entah. Belum ada yang bisa ngambil hatiku. Semua aku anggap teman ".
" Serius, kek kak Ari ngasih hp, kak Rio juga tiba-tiba suka. Belum lagi Putra sama Heru. Masa iya gak ada rasa sih?".
" Yaelah... Aku serius. Kalau sudah ada rasa pasti aku cerita kok . Oke". Aku senyum melihat Ohta.
" Bener ya. Aku tunggu !!".
" Oke. Hehehehe ".
*********
*Esok hari *
Dalam perjalanan menuju lokasi PKL, tidak sengaja aku bertemu dengan kak Ari lagi membawa motor dengan membonceng wanita yang terlihat tidak muda lagi. Saat itu yang membawa motor adalah aku sedangkan Ohta di belakang.
Disaat lampu merah. Kendaraan ku berada disamping kak Ari. Aku tersenyum pada wanita yang di belakang kak Ari. Kak Ari hanya fokus ke depan .
" Kak Ari !". Teriak Ohta.
" Em". Menoleh. " Hai dek !!". Melihat dengan senyum. Pipinya yang gembul itu sungguh lucu, pikirku.
Lampu merah pun berubah menjadi hijau. Lalu kak Ari melaju didepan ku. Dipertigaan jalan kak Ari lurus sedangkan kami belok. Sampai lah kami di lokasi PKL. Memasuki RS.
" Pagi kak". Sapaku pada kak Rio yang lagi berjaga.
" Heii pagi". Balasnya sembari senyum.
" Semangat kak". Ucapku senyum dan mengepal tangan ke udara.
" Pasti dong !!".
" Dah dah kakak". Aku melambaikan tangan ku ke kak Rio dan senyum. Dan itu dilihat kak Ari yang memasuki RS lalu memarkirkan motornya. Aku lalu berjalan bersama Ohta memasuki ruangan masing-masing.
Memasuki ruangan kembali ke tugas. Sambil mengerjakan laporan untuk presentasi nanti saat sekolah. Tak terasa waktu terus berjalan, waktu istirahat pun tiba. Pak Didi keluar untuk istirahat dan makan sedangkan aku masih di ruangan sendiri mengerjakan tugas PKL ku.
" Assalamualaikum".
" Walaikumsalam ".
" Lagi apa?".
" Lagi ngetik laporan kak". Ucapku pada kak Ari.
" Oh, makan yuk !". Ajaknya.
" Dimana kak?".
" Di ruangan kakak aja".
" Tapi gak bawa makanan kak". Sambil ngetik laporan.
" Sudah kakak siapkan kok ".
" Serius?".
" Iya ".
" Oke, kita ke sana !". Kami pun ke ruangan kak Ari . Kak Ari memberikan ku 3 kotak makan yang berisi nasi dan lauk pauknya. Katanya sih masakan mama nya, kebetulan aku juga rindu masakan Ibu dirumah. Aku lahap sekali makan saat itu.
" Enak gak?".
" Banget kak. Bakal kangen ini di masakin gini sama Mamanya kakak". Ceplos ku.
" Hehe iya gak lama kamu balikkan?".
" Iya kak. Pas balik sudah sibuk karena sudah kelas 3".
" Sesibuk sibuknya kamu,hubungi aku ya".
" Iya kak ".
" Tadi pagi melambai siapa?".
" Oh kak Rio yang satpam baru itu ".
" Kamu kenal?".
" Em.. dia ngasih kado ke ayu waktu itu kak".
" Kado apa?".
" Boneka ".
"Ohhh ".
Setelah selesai makan, aku kembali ke ruangan ku dengan perut yang full. Tapi, sudah di meja ruanganku. Ku lihat ada beberapa makanan yang kata Pak Didi itu titipan dari kak Rio . Aduh, sial !! Perutku makin penuh aja hari ini.
Aku: Ohta dimana sibuk?
Ohta : Diruangan melamun
Aku: Kesini lah. Ada makanan ini
Ohta : Serius? Oke lagian ada kak Dani disini.
Aku: hahahaha Ditunggu ya
Beberapa menit kemudian, Ohta datang sendirian. Dan duduk didekat ku sambil makan. Sambil bercanda dengan Pak Didi. Makanan tadi aku bagi berdua sama Ohta, karena perutku hampir tak bernafas.
Sesaat selesai makan, kak Dani datang menyusul Ohta . Pura-pura mengobrol tentang kerjaan sama Pak Didi, tapi matanya melirik Ohta terus. Ohta makin risih dan unmood, Ohta pun ijin keluar padaku dan Pak Didi. Tak lama disusul kak Dani .
" Lucu ya mereka". Aku menggeleng kan kepala ku.
" Itu contoh tidak menyerah !". Ucap pak Didi.
" Ya sama aja nyiksa Pak ".
" Gak nyiksa kalau sudah suka banget".
2 hari sebelum kepulangan ku
Lembur menyiapkan laporan dan presentasi. Paginya pun kembali PKL dengan menyiapkan dokumen bermacam-macam. Setelah sertifikasi selesai di urus dan di cetak. Kami pun istirahat makan membeli gorengan di depan RS.
Setelah cukup mengisi perut aku kembali ke RS . Oiya, aku sudah tidak makan siang bareng kak Dani. Karena lebih baik begitu, gak enak dipandang jelek didepan teman sendiri.
#Baaaakkkkk
" Aduh maaf". Ucapku.
" Jalan tu pake mata mbak ".
" Iya maaf ."
" Ada apa ?". Tanya kak Rio mendekati kami.
" Ini kak ak-".
" Aku di tabrak tadi sayang". Merengek
"Sa-sayang?". Binggung ku.
" Aanuu-".
" Ohhh maaf ya saya tidak lihat. Permisi mbak ". Ucapku pada wanita itu.
Aku kembali berjalan memasuki ruanganku dan berpisah sama mereka. Saat di ruangan nomor kak Rio pun aku blok. Aku tidak mau menjadi perusak atau di jambak rambut ku sama dia.
Aku kembali memeriksa laporan yang ku ketik. Dan di jam pulang, aku keluar dengan tidak memandang atau bahkan menyapa kak Rio di pos. Karena dia membohongi ku dengan sangat baik.
Esoknya. Aku dan yang lain berpamitan pada semua pegawai disana. Ditemani guru ku dan berterima kasih karena sudah mau menampung kami. Lalu kembali ke ruangan.
Hari terakhir ku di RS , kak Ari lagi berangkat karena ada urusan keluarga. Sedangkan kak Rio aku sudah tidak peduli. Kalau kak Dani wajahnya lesu seperti tidak mau Ohta pergi. Kasihan, sampai akhir pun kak Dani belum bisa mendapatkan hati Ohta yang keras.
Hari pun berlalu, aku dan Ohta kembali ke kota . Diperjalanan pun hampir malam kami sampai di rumah masing-masing. Untuk pertama kalinya, ibu dan Ade menyambut ku di depan rumah dan membantuku membawa barang-barang ku. Sekitar seminggu lagi aku ke sekolah. Rasa rindu sama sekolahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments