" Pipi mu kenapa?". Tanya Era saat ku duduk.
" Tadi-." Aku memegang Ohta memberikan kode agar dia tidak menceritakan sesungguhnya.
" Sakit gigi tiba-tiba". Kataku memberi alasan palsu.
" Ke UKS aja mumpung gak belajar !". Saran Eshi.
" Ya bentar masih pengen duduk dulu". Ucapku. Duduk sejenak, mungkin hanya kelasku yang tidak tahu kejadian aku ditampar. Karena mereka terlihat sibuk mengobrol dan ada yang membaca buku. Setelah duduk, aku pamit sebentar ke UKS untuk minta obat. Ohta dan yang lain menyarankan diri untuk menemani ku. Tapi aku menolak ingin pergi sendiri.
Aku keluar kelas di perjalanan aku menutup pipiku dengan rambut. Aku melihat dari jauh kantin saat itu ada Putra. Jadi aku menunduk pura-pura tidak melihatnya. Ketika namaku di elukan, dia melambaikan tangan namun aku pura-pura tidak melihatnya. Saat didepan kelas X AK, Putra menyusul ku.
" Kamu kenapa?". Tanyanya seperti curiga.
" Gak papa". Aku berjalan cepat namun sayangnya aku tidak memikirkan hal itu berakibat rambutku terkena angin. Dan terlihatlah pipiku. Namun ku tutup kembali.
" Apa ini". Tanya nya memegang tanganku hingga langkah ku terhenti.
" Gak papa". Ujarku yang panik.
" Bohong !!!!!". Teriaknya. Kasar itulah sikapnya dan suka teriak. Yang didepan kelas pun melihatku.
" Aduh pake teriak. Malu tahu !!!". Jawabku lalu berjalan lagi.
" Jujur sama aku dong Ayu !". Menghadang ku.
" Aku ke UKS mau minta obat. Jangan ganggu aku". Gerutu ku masih jengkel.
" Oke kalau gak mau jujur. Aku ke kelas Heru pasti dia tahu masalah ini !!!". Putra lalu lari dari ku. Aku tidak bisa menghentikan nya . Aku putuskan tidak jadi ke UKS dan menyusul Putra berlari. Sekuat mungkin lari dan akhirnya sampai.
" Putra !!!". Panggilku.
" Ayu ? Ada apa?". Tanya Susi.
" Apa Heru ada disini?".
" Tadi sih keluar karena di panggil sama Putra". Jelasnya.
" Hah". Aku lalu berlari karena kaget. Saat itu kondisi tiap-tiap kelas lagi tidak belajar. Jadi ada yang diluar ada yang tetap didalam kelas. Aku mencari di tiap belakang kelas dan samping kelas. Aku tidak menemukan nya. Ku lewati kelas X BB dan X KP lalu kelas 2 KP dan akhirnya aku mendengar suara keributan di kelas X MM 1.
Apa yang aku lihat? Ternyata Heru dan Putra disana. Entah apa yang mereka lakukan sampai kursi-kursi berantakan. Aku panik dan binggung. Aku beranikan diri mendekati mereka.
" Putra, Heru !!!". Mengerang keras.
" Gapain kesini?". Tanya Heru.
" Kalian gapain?".
" Latihan drama ni". Goda Putra padaku. Terlihat Rehan saat itu sudah lebam di wajahnya dan di tepi bibirnya. Yang terduduk di lantai kelas.
" Ku akan panggil guru !". Kata seorang cewek.
" Jangan aku mohon. Aku tidak mau kalian diseret di ruang BK ".
" Ya kak ".
" Heru, Putra kalau kalian begini terus. Aku tidak akan berteman lagi sama kalian atau menegur kalian !!". Bentak ku.
" Tapi yu?". Kata Putra.
" GAK !!!!".
" Oke. Kali ini kami maafkan Lo". Kata Heru.
" Ayok kita pergi dari sini". Perintah Putra bagai seorang pemimpin.
" Ayok yu !!". Heru menarik tanganku.
" Tunggu !!". Mereka diam dan melihatku membantu Rehan berdiri.
" Ak-".
" Aku minta maaf atas nama mereka berdua. Dan maaf juga aku tidak tahu kalau kamu ada pacar. Jadi anggap saja kita tidak kenal. Aku tidak mau di labrak cewek mu atau di tampar 2x". Menundukkan sedikit kepala di depannya sebagai tanda maaf. " Tunggu. Kalian berdua yang membuat kursi mereka berhamburan kan?". Tunjukku pada Heru dan Putra di depan kelas.
" Iya yu ". Jawab Putra.
" Rapikan kembali ". Perintahku.
" Hah !!!". Putra memasang wajah kaget.
" Sudah ikuti saja nyonya besar". Kata Heru.
Heru mulai merapikan Kursi-kursi di ikuti Putra. Aku mengawasi mereka berdua. Sebagian sudah mulai rapi. Saat itu Rehan masih berdiri menatapku. Putra lalu menyenggolnya. Aku melihat Putra dengan tatapan tajam. Putra lalu meminta maaf.
" Rey kamu gak papa kah?". Tanya cewek tadi yang masuk menabrak ku. Dia mendekati Rehan dan melihat luka-luka di wajahnya.
" Apaan sih !". Rehan mengeluh.
" Sudah bereskan?". Tanya ku.
" Sudah !!". Putra dan Heru menjawab bareng.
" Tunggu !!!! Pasti Lo kan penyebab Rey babak belur gini?". Ucapnya mulai mendekatiku. Dengan sigap dan cepat Putra dan Heru berdiri di depanku seperti melindungi ku. Cewek itu terhenti.
" Anggi !!! Kelakuan mu keterlaluan. Dibelakang ku kamu menampar dia? Dia gak tahu apa-apa". Jelasnya.
" Rey, ku harap kamu tidak kasar sama cewek. Mohon maaf kami permisi ya. Maaf sudah membuat keributan disini". Jelasku memegang tangan Putra dan Heru dan membawa mereka keluar dari kelas itu.
Sudah jauh dari kelas Rehan. Aku melepas tangan mereka. Aku juga tidak membalikkan badanku untuk melihat mereka yang lagi berdebat. Setelah semua beres, aku kembali menuju UKS sendiri. Lalu meminta obat pada perawat di sekolah ku.
" Makasih Bu".
" Sama-sama". Pipi ku kian membengkak tapi bengkakan itu sudah tidak sakit lagi akibat obat yang diberikan penjaga UKS. Aku merebahkan tubuhku di kasur sejenak.
" Akhir-akhir ini aku pusing akibat mereka berdua.. !". Keluhku sendiri.
" Kakak kenapa?". Gorden sebelahku terbuka.
" Loh kamu gapain, kamu sakit?". Tanyaku.
" Ya kak. Sakit perut. Habis dikerjain sama adek dirumah. Dikasih sarapan basi ".
" Hah, bahaya banget tu. Terus gimana?".
" Gak papa. Sudah di obati kok !".
" Syukurlah kalau gitu".
" Pipi kakak kenapa?". Tanyanya lagi.
" Gak papa, cuma sakit gigi aja!".
" Kakak kok sakit-sakitan dari kemarin?".
" Entahlah . Namanya musibah kan gak tau kapan !". Jelasku.
" Ada hubungan apa sama Rehan?".
" Gak ada. Sekedar kenal aja sih" Jelasku.
" Oh gitu !". Kami terdiam sejenak.
" Kak, pacar Rehan itu namanya Anggita Purnama. Dia sangat galak dan sering mengatur Rehan . Rehan selalu curhat ke aku, jalan sama cewek aja pasti cewek itu di Jambak atau di tampar nya !!". Oceh Bimo. "Tidak ada yang tulus sama dia, banyak kan ngejar uangnya aja".
" Kenapa kamu cerita ke aku?".
" Oh ya ya. Hehehe maaf kak". Bimo tertawa.
" Hehehe gak papa kok". Apa ini? Rasanya bisa sedekat orang yang di sukai kok canggung.
****
Esoknya sekolah seperti biasa,pipiku juga sudah tidak begitu terlihat bengkak. Warnanya pun sudah sedikit kembali normal. Aku belajar seperti biasa. Aku bersyukur kejadian kemarin tidak diketahui Guru-guru sekolah.
Belajar dengan semangat kembali. Lagi, aku mendapat kan nilai memuaskan. Tapi tetap saja Ohta selalu di atasku. Aku tidak iri tapi aku senang bersaing dengan sahabatku sendiri. Yang juara 1 semua berkumpul di kelasku Ohta dari AP 3, Nur dari AP 1 dan Tina dari AP 2. Saingan ku banyak, entah semester ini aku masih dapat atau tidak aku tetap berusaha sekeras mungkin.
Istirahat pertama dimulai.
" Ini !!" Ohta memberikan kertas padaku.
" Nomor siapa ini?".
" Bimo Adipramana alias imo ".
" Hah dapat dari mana?".
" Kemarin itu aku kejar-kejaran sama dia sampai sore. Akhirnya capek ya dia kasih nomornya sama aku". Jelas Ohta. ( Teman ku satu ini memang begitu peduli, Bimo oh Bimo ).
" Cowok mana tu?". Tanya Eshi.
" Anak kelas 1". Jawab Era.
" Serius?". Tanyaku pada Ohta.
" Coba aja nanti di SMS oke ".
" Jangan pas di SMS dibalas dikit aja sudah main hapus !". Singgung Eshi pada ku. Kalau hati sudah enggan berjuang, pasti awalsudah aku blacklist.
" Gak. Kali ini harus !!". Kata ku sambil tersenyum melihat tulisan di kertas. Aku masih memandang senyum kertas itu.
" Apaan ni?". Heru merebutnya.
" ih balikin". Aku beranjak dari kursi dan mengejar Heru.
" Nomor sapa ini? Jangan bilang Rehan".
" Hah bukan !!". Bentakku.
" Jadi siapa?".
" Heru sudahlah jangan ganggu Ayu". Kata Era berkomentar.
" Kalau gak ganggu, gak hidup kah?". Sindir Ohta.
"Sssstttt". Eshi
" Siapa punya ini?". Tanya Heru padaku. Kertas itu di tangan kanannya. Sengaja dia mengangkat tangannya tinggi , mau loncat-loncat pun aku tidak dapat. Karena dia tinggi dari tubuhku.
" Balikin dong !!". Lirihku masih berusaha.
" Tunggu . Diam !!!!". Kata Heru, aku lalu diam. Heru berjalan ke lapangan. Cuaca pun lagi mendung. Aku diam didepan kelas. Dia melambai ke arah kelas Penjualan.
" Putra !!". Teriakannya.
Putra lalu berjalan ke arah Heru. Entah apa yang mereka obrolin di lapangan. Mereka dengan serentak melihat ke arahku. Aku pandang mereka. Kertas tadi di pegang Heru dan ujungnya lagi di pegang Putra lalu mereka sobek bareng.
" Hah. Astaga apa-apaan sih mereka !". Ku kepal tanganku lalu ku arahkan ke mereka dan masuk kembali ke kelas.
" Tenang,masih ada salinannya". Kata Ohta.
" Serius?". Tanyaku balik.
" Iya. Ini catat dibuku mu aja". Ohta memberikan buku nya padaku. Nomor itu berada di lembar paling belakang. Dengan cepat aku ambil buku lalu ku catat dan ku masukkan kembali ke tasku.
" Makasih ya". Kataku bernada manja.
" Makan yuk. Lapar !!". Ajak Ohta.
" Ayok !". Jawab Era.
Kami lalu jalan ke kantin dan makan di tempat biasa langganan kami. Duduk di kantin sambil berbincang-bincang. Sebenarnya aku bertemu Rehan dan senyum padaku, aku balas saja senyum itu. Aku tidak melihat ceweknya didekatnya. Aku juga tidak lihat Bimo dimana.
Singkat cerita, istirahat kedua di mulai. Aku dan Ohta shalat. Eshi lagi-lagi beralasan lagi dapet. Kami ke mushola dan mengambil wudhu. Setelah memakai mukena aku duduk sambil menunggu shalat dimulai.
" Kak !". Seseorang mencolek ku dari belakang.
" Iya ". Jawabku lalu berbalik.
" Kakak kok bisa bikin kak Putra takut? Dia kan disekolah ini terkenal berandalan?".
" Gak tahu ya hehehe. Padahal kan aku gak serem-serem amat kan". Candaku.
" Iya kak. Kemarin-kemarin lalu dikelas kami kak Putra marah-marah gak jelas. Katanya sih dikelas kami ada yang melaporkan dia merokok di toilet". Jelasnya.
" Terus dia di panggil ke ruang BK kah?". Tanyaku lagi.
" Katanya sih iya ".
" Tu anak gak ada jera nya, apa faidah merokok ya?". Sambung Ohta geram
" Aku gak tahu gimana menegurnya. Dia keras kepala !".
" Kami lihat waktu itu di kelas X MM 1, Putra nurut kok sama kakak ".
" Udah dikasih tahu cuma masih bandel ". Balasku lagi.
*****
Beberapa hari kemudian, saat aku ke ruang Guru untuk mengambil Absen Guru yang tertinggal. Aku melihat seorang wanita paruh baya berpenampilan rapi layaknya seorang wanita karir, keluar dari ruang BK sambil menitikkan air mata nya dan terdengar meminta maaf pada guru tersebut.
Ibu itu keluar dari ruang Guru. Aku sedikit penasaran aku susul wanita tadi dengan cepat.
" Maaf Bu ".
" Iya ".
" Maaf ganggu. Ibu ada perlu apa tadi?". Tanyaku yang berusaha sesopan mungkin.
" Anak ibu buat masalah. Guru mendapat laporan dia merokok dan berkelahi di sekolah lain". Jelasnya.
" Hah, siapa namanya Bu?".
" Putra Setia Agung jurusannya Penjualan kelas 2 ".
" Maksud Ibu Putra yang?". Kaget ku.
" Kamu kenal nak?".
" Kenal Bu !! Dulu pelajaran Agama sekelas".
" Anak itu entah kenapa berubah nakal ".
" Ibu sudah lah jangan sedih. Nanti saya yang kasih tahu dia ya !". Hibur ku.
" Makasih ya. Nama kamu siapa?".
" Stella Ayu Wijaya Bu panggil aja Ayu ".
" Oh Ayu. Ya sudah ibu pamit kembali ke kantor ya". Aku mencium tangan ibu Putra lalu kembali ke kelas.
Dari kejadian itu aku mantap niat istirahat nanti ke kelas Putra. Aku mengikuti pelajaran dan akhirnya tanda istirahat pertama tiba, guru yang mengajar pun sudah keluar. Aku merapikan buku ku dengan cepat.
" Kita ke-". Kata Era
" Maaf aku ada urusan bentar. Dah ". Aku lalu berjalan keluar kelas. Mengambil jalan pintas agar cepat ke kelas Putra. Aku melewati Lapangan sekolah. Lalu sampai lah aku di kelas nya. Ku lihat mereka dan aku mendekati Putra lalu menjewer telinga nya.
" Adddddduhhhhhhhhh !!". Keluhnya meringis kesakitan.
" Ikut aku keluar !!".
" Iya tapi lepas dulu ".
" Gak !!". Aku menarik telinganya sambil berjalan keluar kelas. Teman-teman nya menyusul kami dibelakang dan berdiri didepan pintu kelas.
" Sakit ".
" Duduk disitu !". Perintahku. Putra pun duduk. Dan aku duduk disebelahnya.
" Ada apa sih?".
" Kamu tahu gak? Aku kesel kamu keras kepala ".
" Kepala ku lembek kok". Balasnya bercanda.
" Jangan bercanda !!!! Cerita sama aku apa yang kamu lakukan di sekolah lain?".
" Hah maksudnya?".
" Cerita !!!". Melipat tangan di depan dadaku.
" Iya iya, aku kelahi disana karena mereka memukuli temanku jadi aku balas juga ".
" Gini, ibu mu tadi ke ruang BK nangis-nangis. Apa kamu tega ?".
" Biarin. Dia juga tidak peduli sama aku ". Jawab seorang Putra. Wajahnya memang terlihat jejak berkelahi.
" Putra, gak akan ada yang menyukai mu kalau begini. Kasihan ibu mu, coba belajar sungguh-sungguh berubah". Aku menatapnya.
" Gak mau ".
" Hah? Berani melawan aku kah?". Aku berdiri didepannya ambil berkacak pinggang. Aku tahu, teman-teman menertawakan dirinya saat ini.
" A-a-a-a iya iya aku gak nakal lagi ".
" Serius?".
" Iya serius demi kamu !".
" Awas aku dengar kamu buat onar lagi ".Aku pun kembali ke kelas dengan rute yang sama. Sudah sampai dikelas aku di sambut Heru lagi.
" Gapain tadi?".
" Kepo !". Jawab ku.
" Mojok ya ?".
" Pala mu tu botak !! Ngomong asal aja ".
" Ya sudah ". Heru pun pergi.
Aku ke kantin menyusul yang lain lalu makan. Setelah itu pelajaran di mulai. Hari itu pelajaran bahasa Indonesia mengerjakan soal dan dijawab bersama. Sudah sampai di soal terakhir. Ada Guru BK masuk ke kelas ku. Oiya, nama guru BK ku itu Pak Daniel.
" Permisi Bu ".
" Em ya silahkan. Ada apa ini Pak?". Tanya Guru yang mengajar.
" Saya mau pinjam Stella Ayu sebentar boleh gak?".
" Mau di bawa kemana ni?". Tanya nya lagi.
" Mau nanya-nanya aja Bu".
" Sejak kapan kelas ini ada anak bermasalah?". Ucapan itu membuatku ketar-ketir.
" Bukan saya cuma mau minta tolong sebentar".
" Oh kirain. Iya gak papa ".
" Ayu yang mana?".
" Saya pak". Aku mengangkat tanganku ke udara.
" Ikut bapak sebentar ya !". Aku keluar pamit ke guru dan temanku yang lain. Aku mengikuti Pak Daniel menuju ruang BK.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments