Pulang sekolah aku teringat nomor Tian lalu dan ku coba mengirim pesan padanya sekitar jam 3 sore.
Aku: Haiii
Tian: Siapa ni?
Aku: Tian kah?
Tian : Maaf kamu siapa? Saya Ivi pacar Tian
" Hah? Kenapa dia gak jujur. Asemmm ni cowok !!". Seruku memencet tombol delete nomor nya dan segala macamnya lalu ku buang catatan nomor tadi. Disekolah pun aku bodok amat malas melihat wajahnya apalagi mengobrol sama dia. Aku hanya di kelas saja kalau saat jam istirahat. ( Serius, bete sampai lulus sekolah ).
Beberapa hari kemudian, aku menemukan lagi cowok yang ku sukai. Kali ini aku tidak berani untuk meminta nomornya karena dia jurusan Multimedia pikirku, pasti selera nya tinggi. Kan aku dibawah standar . Ya aku hanya memperhatikan dia dari jauh aja sudah cukup buat ku.
Aku segera mandi lanjut mengerjakan tugas sekolah. Hingga menjelang sore, baru mandi lagi dan pergi sholat kemudian membantu ibu sebentar di dapur.
" Kak !". Panggil ibu.
" Kenapa Bu?". Jawabku menoleh.
" Apa benar Ari mau melamar kakak?".
" Hah Ibu tahu dari mana?". Refleks kaget .
" Ibu di cerita kan sama Mama nya".
" Itu sih kata Kak Ari, cuma kakak gak begitu ambil Hati. Mungkin bercanda". Gurau ku pada Ibu. Mana mungkin kan, pikirku.
" Kalau serius gimana?".
" Bu, ayu belum mau menikah. Masih ingin kuliah lalu kerja". Jelas ku sejelas-jelasnya.
" Ya sudah. Itu keputusan kakak. Ibu pasti mendukung !".
********
Hari Minggu, aku membereskan kamar ku dan merapikan nya. Beberapa menit berlalu, aku menemukan kotak lama di sudut kolong kasur. Ku bersihkan dari debu yang menggumpal di tiap sisi kotak nya lalu ku buka perlahan.
Terlihat dalam kotak itu,ada 4 album foto saat aku masih kecil. Ku buka tiap lembar nya . Merasa bernostalgia dengan masa kecil yang begitu manja nya pada Ayah. Disaat Ayah kerja saja aku selalu ikut.
Saat album terakhir aku buka lembaran terakhir ada foto yang aneh. Masih foto saat bayi dan aku di tengah di antara mereka. Aku berfoto bersama 3 lainnya yang mungkin berjenis kelamin laki-laki dan salah satu nya sudah sedikit besar dari kami.
Ku singkirkan foto tadi, aku lanjut membereskan kamar. Sekitar jam 12 siang aku sudah selesai. Hari ini, kak Ari dan Mama nya tidak berkunjung karena 2 Minggu sekali baru ke rumah. Setelah beres, aku ke bawah menanyakan foto itu pada Ibu.
Saat aku ke bawah mencari Ibu, kata Elli Ibu lagi jalan keluar. Tidak jadi aku menanyakan nya. Hingga malam aku lupa dengan foto itu, aku fokus belajar karena ada ulangan harian. Menghafal cerita bahasa Inggris didepan kelas. Kali ini, aku tidak ingin kalah dengan teman sekelasku. Aku harus mendapat peringkat 3 besar.
Pagi Senin upacara,
Motorku masuk bengkel. Ibu mengantarkan ku ke sekolah. Tapi aku terlambat, alhasil aku di hukum dengan teman yang terlambat lainnya. Kami di bariskan di ruang piket. Sekitar 10 orang lebih yang terlambat.
Aku melihat orang-orang di barisan saat itu. Ternyata ada Ade kelas yang jurusan Multimedia di sebelahku. Tingginya sama dengan ku, tidak juga putih tapi entahlah aku anggap dia keren dan rapi. Kami di minta untuk memungut sampah dan membersihkan toilet sekolah.
Setelah semua selesai dan beres. Aku kembali ke ruang piket untuk mengambil tasku. Namun, tasku tidak aku temui padahal aku menaruhnya di kursi.
" Aduh tas ku mana?". Keluhku sambil melirik kanan kiri atas dan bawah.
" Ini tas mu kah?". Ku balik lah badanku ini, gugup nya bukan main. Cowok Multimedia itu menemukan tas ku.
" Oh ma-makasih !". Ucapku mengambil tasku.
" Tadi di isengin orang jadi aku ambil". Jelasnya.
" Iya makasih". Jawabku lagi.
" Ste-stella ya namamu".
" Iya, kamu?".
" Aku Iwan. Dah ya aku ke kelas dulu".
"Iya!". Kataku dengan rasa bahagia bagai di sambut pangeran tampan.
Saat kembali ke kelas, Heru dan Edo berada di dekat kelasku . Aku tidak begitu ingin menyapa mereka karena fokus kegirangan karena sudah mengetahui namanya.
" Dapat dari mana itu tas?". Ucap Heru memainkan dagu nya.
" Oh jadi tadi kamu ya yang usil". Kataku tampang mengintimidasi.
" Hehehe". Heru masih saja ketawa.
" Tapi makasihlah, berkat ke usilanmu aku bisa tahu nama cowok itu !". Menebar senyum pada Heru lalu masuk ke kelas.
" Cowok mana lagi !!!". Teriak Heru.
" Uwekkkkkk😝". Kepala ku keluar sedikit untuk mengolok dia.
Jam pelajaran dimulai, waktunya bertarung otak didalam kelasku. Semakin naik kelas semakin ketat saja persaingan yang aku rasa. Ulangan harian pun dimulai, menghafal cerita bahasa Inggris. Di mulai selalu dari Ohta, Tina lalu Nur disusul Eshi ,Era, Sari dan yang lain. Sedangkan aku mengambil giliran paling akhir.
Syukurlah, aku bisa menghafal dengan baik dan lancar. Akhirnya kelas kami semua maju untuk menghafal. Tak lama jam istirahat di mulai. Guru yang mengajar pun keluar. Aku beranjak ke ruangan guru untuk memberikan surat ijin Ila karena sakit .
Aku mencari wali kelasku di ruangan tidak ada. Tapi, aku melihat di ruang BK lagi-lagi Putra dimarahi. Padahal dia sudah berjanji padaku untuk tidak nakal. Aku tidak ingin ikut campur sama urusannya lagi. Aku pun keluar mencari wali kelasku di ruang TU dan ruang piket.
Ruang piket malah kosong. Tapi ada wanita paruh baya saat itu duduk di ruang piket.
" Nak, ruang BK dimana ya?". Tanya Beliau.
" Ibu mau ketemu pak Daniel kah Bu?". Tanyaku pelan.
" Iya. Apa kamu kenal Silviana jurusan X Penjualan?".
" Maaf Bu saya tidak kenal kelas 10".
" Kamu kelas 3 ya".
" Iya Bu, kalau Ibu mau nanti saya panggil".
" Ada apa Ayu?". Tanya Pak Amin penjaga piket datang menghampiri kami.
" Saya minta ijin pak memanggil kelas 10, soalnya Ibu ini ingin bertemu anaknya ".
" Silahkan. Bapak titip ruang piket sebentar. Bapak mau ke toilet". Ijin Pak Amin padaku.
" SILVIANA JURUSAN X PENJUALAN . HARAP SEGERA KE RUANG PIKET ". Ucapku menggunakan mic sekolah.
Tak lama datang lah yang di cari Ibu tadi. Ternyata itu cewek yang waktu itu. Dia lalu menghampiri Ibu nya. Entah kenapa Ibu itu terlihat murung dan sedih begitu pula dengan cewek di depanku ini. Biasa melihat ku sinis sekarang malah murung.
" Anu- ibu mau ketemu pak Daniel kah?". Ucapku gugup
" Iya. Beliau dimana ya?".
" Ikuti saya Bu !".
Aku pun mengarahkan mereka ke ruangan BK. Ku mengetuk pintu masuk. Kagetnya bukan main ada Papi dan Mami nya Putra disana. Ada apa ini pikirku.
Aku masih menjaga ruang piket sekalian menunggu wali kelasku dan Pak Amin kembali. Tak lama Pak Amin kembali, aku pun ijin pergi ke kelas. Tapi rasa penasaran ku memuncak. Aku berjalan ke kelas Putra untuk menanya kan hal yang tadi.
" Bob !". Panggilku lalu Bobi keluar menghampiri ku.
" Ya Napa?". tanya nya bernada santai.
" Putra kenapa?".
" Dia h-".
" EHHHHHHHH !!". Teriak Heru berjalan ke arahku.
" Apaan sih ganggu aja". Ucapku geram
" Begini Putra itu a-".
" Jangan gosip. Kembali ke kelas !". Heru menarik tanganku.
" Heru nah aku belum selesai bicara sama Bobi". Bentakku menepis tangan nya.
" Biarin !!!".
" Kamu kenapa sih?". Kami pun berjalan seperti biasa tanpa tarik menarik.
" Diem. Jangan dengar apapun kata mereka".
" Ya kenapa? Tadi Papi Mami Putra di ruang BK. Pasti lah masalah nya besar ".
" Bolos mungkin. Sudah jangan mikir gak jelas !!!".
Aku pun kembali ke kelas. Jam pelajaran dimulai hingga istirahat kedua. Aku pergi shalat bersama Ohta untuk menenangkan hatiku. Aku tidak begitu memperhatikan Bimo dan Rehan diluar. Adzan dimulai tak lama kami shalat berjamaah.
Karena mushola sekolah ku tidak besar. Jadi keloter kedua pun dimulai saat kami keluar. Saat aku berjalan keluar menuju kelas. Aku melihat Iwan bersama teman-temannya. Ingin ku sapa tapi rasanya takut. Aku hanya menunduk saat berpas-pasan sama dia.
Saat di dalam kelas gila ku kambuh. Aku loncat-loncat kegirangan. Teman-teman ku pada heran. Tapi biarlah mereka berkata apa,setidaknya aku bisa melupakan Putra .
" Pasti cowok baru lagi?". Ku berbalik ternyata Susi di depan kelasku. Sontak ku berlari dan meluk-meluk dia kegirangan.
" ihhh Susi". Seruku gemes.
" Sudah-sudah jangan loncat-loncat. Nanti malam ngompol !!". Ejek Eshi.
Tak lama, Iwan dan teman kelasnya lewat didepan kelasku. Aku berubah diam dan memakai sepatuku. Setelah jauh kembali lagi gila ku kambuh.
" Tu cowok pacaran sama Ade kelas". Sahut Susi lalu pergi.
" Hah?". Kagetku melonggok.
" Iya pacarnya tu Ana". Sambung Ohta.
" Seriusan?". Tanyaku yang tak percaya.
" Serius kali !". Sahut Susi.
Meskipun begitu aku tetap aja memperhatikan dia dari jauh. Menyukai dalam diam gitu. Hingga saat itu pulang sekolah. Aku melihat dia membonceng cewek. Mungkin saja itu pacarnya yang di bilang temanku, Susi. Cantik sih sangat beda dari aku. ( Memang cewek itu cantik sampai sekarang makin waw ).
*****
Beberapa Minggu kemudian. Pagi itu aku di bonceng Heru. Karena motorku ban nya bocor. Setelah motor di parkiran. Aku masuk kelas dengan buru-buru karena aku ada jadwal piket.
" Ehhh eh eh main pergi aja". Kata Heru melambai dekat ke arahku.
Berhenti dan berbalik. " Apa sih?".
" Lepas tu helm. Gapain dibawa?". Ucapnya
" Hah? Oiya aku lupa !!". Cengengesan gak jelas.
Kiri kanan tangan ku memegang buku dan laptop. Aku menjepit buku ku di lenganku. Tapi tetap saja susah membuka helm menggunakan satu tangan.
" Aduh ribet deh !!". Keluh Heru melihatku.
" Aduh gimana ??".
" Sini aku bantu !!!". Heru melepaskan helm yang ku pakai lalu aku pergi gitu saja dari nya.
Sebelum pelajaran dimulai aku membersihkan kelas kemudian jam pelajaran pun dimulai. 2 jam berlalu seluruh guru keluar kelas karena ada rapat dadakan. Akhir-akhir ini ada gosip disekolahku. Ada anak baru yang hamil. Aku tidak begitu ingin menanyakan detail. Biarlah, itu masalah mereka.
Rapat guru selesai jam 12 siang. Namun saat itu, ada yang aneh. Seluruh siswa di kumpul di lapangan yang panas karena matahari terik sekali. Setelah semua berkumpul kami menunggu pengumuman dari guru.
" Tahu gak kenapa kalian di kumpul macam ikan asin begini?". Ucap kepala sekolahku.
" GAK !!". Teriak kami.
" Begini, Bapak sangat kecewa sama sikap-sikap yang diluar nalar. Kalian boleh nakal, bolos dan semacam nya tapi jangan lebih !!!".
" Pasti ini gosip tadi". Bisik-bisik orang didekatku.
" Hari ini, nama sekolah kita tercoreng sekali di kota ini. Cobalah mendengar kata guru-guru kalian. Ini untuk masa depan juga!!!". Tambahnya lagi.
" Ada apa ini?". Tanyaku pada Ohta
" Untuk hari ini dan esok kalian belajar sendiri dirumah !!!".
" HOREEE !!!!!". Teriak mereka.
" Ini karena kami para guru belum menemukan solusi masalah yang kalian buat !!".
" Ada masalah apa Pak?". Dengan polosnya Eshi di baris depan bertanya. ( Tipe teman ku satu ini memang ceplosan sih bagaimana pun kondisinya ).
" Astaga Eshi". Aku menepuk jidatku.
" Masalah? Pasti kalian sudah tahu semua gosip-gosip disekolah kita. Tapi Bapak tidak ingin menyebarkan terlalu dalam takut anaknya malu". Bapak kepala sekolah ku pun berhenti bicara karena ada wakil nya Ibu Mar berbisik padanya. Hingga saat mic itu di berikan pada Ibu Mar.
" Begini. Kalau kalian pacaran boleh aja tapi jangan terlalu melewati batas . Kalau sampai hamil bagaimana sekolah kalian?".
" IYA BU !!!". Seru kami lagi.
" Kalian sendiri yang malu. Kalau mau begitu kalian nikah saja . Jangan sekolah. Sekolah yang baik jangan nyimpang, Nak".
" IYA BUUUU !!!".
" Sudah kalian boleh pulang. Lusa kalian sekolah kembali".
Barisan pun bubar. Dan aku berjalan mengambil tas ke kelas untuk pulang. Aku ke kelas Heru, menunggu dia lagi berganti baju.
" Ayok !!". Ajak Heru.
Kami pun berjalan ke parkiran lalu. Tak butuh waktu lama, motor sudah berhenti di depan gerbang rumahku.
" Heru tunggu !!". Teriakku.
" Ya Napa?".
" Ibu belum balik jadi kita makan diluar yuk . Aku lapar ".
" Oh oke". Aku kembali duduk dibelakang Heru lalu menuju tempat makan. Setelah sampai, kami pun makan bersama sambil berbincang.
" Heru apa kamu tahu gosip disekolah?".
" Gak tahu dan gak mau tahu ".
" ih gak asik !!".
" Jangan gosip. Sayang pahala !!". Sahut Heru.
" Oke ". Aku kembali makan dengan lahap. Ada pelanggan lain yang masuk ternyata itu Iwan dan ceweknya lagi makan ditempat ku dan Heru makan. Suka tapi sudah punya kekasih. Kesel sih, aku gak mood makan melihat mereka mesra begitu.
" Kenapa?". Tanya Heru.
" Yang aku suka ditikung !". Ucapku berdecak kesal.
" Siapa?".
" Balik belakang". Bisikku pelan.
" Hah?". Kaget nya.
" Sssst diem !!!". Kataku.
" Gantengan aku lah". Bisiknya.
" Asemmmm". Kataku.
Selesai makan aku di antar kerumah dan beristirahat setelah mandi. Aku lalu turun dan membantu ibu masak.
" Kakak kok pulangnya cepet?".
" Di sekolah kek nya ada masalah Bu !".
" Masalah apa?".
" Kakak gak tahu sih Bu. Tapi katanya ada yang hamil".
" Serius kak?". Ujar Ibu begitu kaget dan matanya itu loh membesar
" Iya Bu. Tapi ayu gak tahu juga sih ".
" Kakak tu kalau ada teman cowok kenalin ke Ibu. Biar Ibu tahu". Mencoba menasehati ku.
" Iya Bu !". Kataku.
Malam hari Ayah ku pulang dari luar kota. "Ayah gak bawa oleh-oleh kah?". Kataku mendekati Ayah.
" Ayah pulang karena ada undangan sayang".
" Oh gitu. Ayah besok kakak libur !".
" Kenapa bisa?".
" Ada masalah disekolah jadi di liburkan".
" Ya sudah besok setelah ayah menghadiri undangan. Kita jalan-jalan ya sama Elli".
" Serius yah?".
" Iya..tapi masalah apa disekolah kakak kok sampai libur gitu?.
" Katanya sih ada masalah besar. Ada yang hamil ".
" Ya sudah kalau ada teman kakak cowok. Kenalin ke ayah atau ibu biar tahu ".
" Yang ibu tahu hanya Heru sama kak Ari yah".
" Ya sudah gak papa ".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments