#Tettttt Tetttt
Tanda bel menandakan tiap-tiap kelas mengirim wakil kelasnya. Terpaksa aku berjalan menuju ruang piket. Untuk jurusan Sekretaris hanya aku cewek sedangkan yang lain mengirimkan cowok untuk wakil kelas mereka.
" Aku malu !!". Keluhku didepan pintu namun belum beranjak keluar.
" Gak papa. Gak ada yang kenal oke". Ucap Era kesenangan.
" Bentar ya, aku lihat dulu keluar". Kata Eshi sudah keluar dari daerah pintu kelas.
Tak lama ." Ehhh Bud, bareng donh si Ayu malu katanya !". Ucap Eshi pada Budi teman sekelas ku di kelas satu.
"Mana ? Wihhhh keren juga kelas kalian !!".Kata Budi melihat kami.
" Bareng ya, aku malu". Gumam ku pelan
" Hah? Ohhh oke". Aku dan Budi pun jalan bareng. Melewati lapangan yang penuh dengan stand kuliner dan panggung untuk acara musik, untung saja pagi itu tidak banyak orang di lapangan. Lalu melewati TU dan sampailah ke ruang piket sekolah.
Kami berbaris sesuai tingkatan kelas. Didepan ku ada Panitia, ketua OSIS dan anggota nya. Aku membuat baris paling depan lalu Budi. Karena wakil jurusan lain belum sampai. Sial nya, ada Bimo di dekatku.
" Kak !". Sapanya.
" Em". Senyuman sedikit untuk membalasnya.
" Siapa, pacarmu?". Bisik Budi.
" Hah bukan dong !!!". Balasku tajam. Saat ku lihat ada Ana tiba di ruangan Piket dan disusul Iwan. Dalam hatiku berbicara, selalu kompak ! Aku iri !!!!.
Setelah semua berkumpul. Sekitar 3 menit arahan diberikan ke kami. Lalu kami diperbolehkan kembali ke kelas. Masih berjalan bareng Budi dan dibelakang ku Ana. Tidak ada obrolan hingga sampai ke kelas.
" Makasih Bud !". Kataku saat sampai di depan kelas .
" Oke !!!" .Jawabnya dengan senyuman Khas nya. ( Cowok satu ini kalau senyum memang khas, ada manis-manis nya gitu. Kalau sekarang sih tidak lebih garang di karena kan profesi nya ).
Aku lalu menyampaikan kembali arahan dari Ketua OSIS di kelas yang sebelumnya kami berkumpul bersama. Di pimpin Ohta kami pun berdoa lalu bersorak bersama agar semangat dan menjadi juara. Cafe belum dibuka dan belum ada yang promosikan, entah kenapa barisan didepan kelas sudah ada.
" Kak. Sudah buka kah?". Tanya seseorang cewek.
" Sebentar ya . Kalau ada bunyi resmi nya dibuka. Kalian boleh masuk sekitar 7 orang. Lalu gantian". Kata ku karena faktor meja kami tidak begitu banyak
#TETTTTT TETTTT
" Acara resmi di buka !!!". Kata Ketua OSIS yang mengumumkan nya.
Saat dikelas." Semangat Girls !!! Lakukan tugas masing-masing". Ucap Ohta sambil menepuk tangan tanda memberi semangat 45.
" SIAPP !!!". Teriak kami.
" Kalau ada apa-apa telepon aja ya". Balas Ohta.
" SIAPP !!". Ucap kami lagi dengan tegas.
Bagian Promosi pun keluar kelas. Kami sudah di posisi masing-masing. Eshi pun mempersilahkan mereka yang mengantri untuk masuk. Kami sambut dengan ramah dan senyum kemudian menghidangkan makanan yang sudah mereka pesan.
Cukup sibuk kelasku. Tapi kami sudah mempersiapkan jadwal untuk bergantian istirahat. Tidak ada henti-hentinya pelanggan datang. Dominan pelanggan cowok entah kelas berapa. Dan banyak sekali pengunjung yang meminta foto bareng dengan kami, namun saat itu juga kami mohon voting untuk kelas agar menang nanti di hari terakhir festival.
Berasa di festival budaya di sekolah Jepang. Ramai dan seru. Lapangan penuh dengan kuliner lokal dan unik. Siapa pun pengunjung memang harus bayar sesuai harga yang di tetapkan berbagai stand dan kelas. Harganya bersahabat tidak begitu mahal.
Tak terasa kami melayani sampai jam 12 siang. Aku mengganjal perutku dengan kue buatan Sari. Dia memang hebat membuat kue, buktinya cafe kami laris. ( Alhamdulillah teman ku satu ini jagonya kebangetan ).
" 20 pengunjung datang. Semangat-semangat Girls !!!!". Ucap Ohta yang membawa pengunjung.
Kami berharap pengunjung yang banyak seperti voting untuk kelas kami. Aku bergantian sama Wiwi. Sudah jadwalku istirahat hanya 20 menit diberikan. Jadi aku memanfaatkannya untuk menyantap kuliner di lapangan. Ku ambil dompet dan Hp ku. Lalu keluar kelas dengan gembira.
" Aku pamit jalan-jalan dulu ya". Kataku sama mereka.
" Hati-hati nyangkut !". Ejek Efi.
" Ya, nyangkut dihati mu". Balasku.
Ibu, Elli dan kak Ari sepakat datang berkunjung esok hari. Aku mencoba mencari teman untuk jalan-jalan.
Aku ke kelas Heru." Si, Heru sibuk kah?". Kataku pada Susi di depan kelas.
Cafe mereka dipenuhi cewek. Ternyata mereka menggunakan cowok untuk menarik pelanggan.
" Ru, Princess nyari !!". Teriaknya didepan kelas.
" Gak usah teriak si. Nanti suaranya habis ".
" Gak papa. Foto yuk !". Kami pun foto Selfi bersama. Susi bagian penyambut pengunjung.
Tak lama Heru keluar." Siapa yang nyari?".
" Aku. Ayok temani aku makan. Laper". Kataku.
" Hah. Siapa ya? Maaf gak kenal !". Heru kembali masuk . Melihat tingkah Heru aku menjewernya lalu menyeret dia keluar kembali.
" Aku ini Ayu. Gak usah main-main". Gerutu ku.
" Hah? Ayu?". Aku memperhatikan Heru memandang ku dari atas bawah. Bawah ke atas terus menerus.
" Apaan. Habis waktu ku. Ayok buruan. Si, pinjam bentar nanti aku balikkin !".
" Gak usah di kembalikan. Bawa aja pulang". Kata Susi.
Aku pun berjalan mengandeng Heru yang menggunakan Jas. Hatiku dag Dig dug melihat penampilan nya. Tapi perutku lebih keroncongan." Kalau aku tahu. Aku bawa kamera".
" Buat apa?".
" Fotoin kamu lah. Mubazir tahu cantik-cantik gak difoto !". Berbisik di telinga ku. Rasanya geli.
" Jangan gombal. Aku laper jadi gak ngaruh".
" Terus mau kemana?".
" Ke lapangan mau beli makanan terus kita ke kelas Putra ya". Ajakku.
" Oke My Girl !!!". Senyumnya. Sampailah kami di stand kuliner. Aku membeli bakso mini, takoyaki, dan lain-lainnya. Dan itu semua Heru yang bayar.
" Kenapa kamu yang bayar. Aku sudah bawa dompet ini". Kataku sambil menunjuk kan sebuah dompet bergambar kucing.
" Gak papa Sekalian aku makan. Bosen di kelas kopi Mulu". Ucapnya.
"Ayok ke kelas Putra ". Kami berjalan ke kelas Putra dan sampailah didepan kelasnya.
" Yakin? Ini rumah hantu ". Ucap Heru padaku terlihat kurang yakin.
" Em yakin. Apa gunanya kamu coba? Kalau takut kan ada kamu".
" Cie cie". Balas Heru dengan gaya nya yang khas super kocak. ( Teman ku satu ini memang lucu sih. Sayangnya, aku tidak bertemu dia lagi ).
" Gaje !!! Ayok !!". Ku mengandeng Heru.
Pintu masuk terbuka sendiri dan suasana ruangan gelap serta remang-remang . Penuh aksesoris menyeramkan. Jujur, aku itu anaknya penakut sekali sama hal mistis. Tiap langkah merinding.
" AGHHHHHHHH !!". Teriakku kaget melihat hantu melompat-melompat di depanku.
" Gitu aja takut". Balas Heru santai. Kembali melangkah dengan ditambah suara-suara serem di ruangan, ada suara tangisan ada suara ketawa . Makin merinding rasanya.
" Serem ya !!". Kataku.
" Biasa aja !!".
" Ka-kalau begini. Nyari Putra ba-bakalan la-lama". Kata ku ke Heru masih ketakutan.
" PUTRAAAAAA !!!!!!!". Teriak Heru seantero kelas yang bergema.
" Apaan sih teriak nanti hantunya nggamuk Ru. !!!". Balasku masih didekat Heru.
Tak lama." Apa?".
" AGGGGHHHH !!!". Teriakku kaget sedangkan Heru dengan wajah datar tanpa ekspresi yang biasanya ketawa tidak jelas.
" Ayok jalan , Ayu ngajak !!". Kata Heru.
" Ayu? Dimana dia ?". Putra mencari-cari ku.
" Di s-". Heru.
" Eh Ru, kamu selingkuh dari Ayu kah? Ni cewek mana Lo bawa". Kata Putra melihatku
" Awalnya juga aku gak kenal dia. Sekarang kamu gak kenal juga". Melirikku.
" Udah ahh waktu ku mepet. Jalan-jalan yuk". aku menarik mereka keluar ruangan. Heru memakai Jas navy dan stelan rapi sedangkan Putra menggunakan baju ala Vampir gitu, bukan Vampir China ya. Ku menghabiskan waktu ku bareng mereka berdua.
" Put, pulang dari sini kami ke rumah boleh gak?". Sela ku saat berjalan bareng mereka.
" Mau gapain?".
" Mau ketemu Silvi". Jawabku
" Bareng aja nanti pulangnya". Jawab Heru lagi
" Oke . Nanti ketemu di parkiran aja". Putra menyetujui nya.
" Sip lah !!!". Balas Heru mengajukan jempol nya. Ketika sudah hampir dekat dengan kelas Bimo dan Rehan. Mereka berdua membawa ku putar balik karena yang berdiri didepan pintu kelas adalah mereka berdua.
" Kenapa ? Kan mereka sudah minta maaf". Kataku terheran
" Maaf sih maaf,tapi gak perlu juga kita ke kelas mereka !!". Jawab Heru sewot
" Oke ,aku gak ke kelas mereka. Cuma tadi mau foto sama mereka berdua, soalnya ganteng !!!". Ucapku yang sengaja membuat mereka marah.
" Ya sudah balik aja sana". Kata Putra marah-marah.
" Ehh gapain marah ke Ayu. Pasti dia tu sengaja buat kita marah". Jawab Heru mulai nyolot.
" Gak mungkin. Pasti dia nya yang pengen betul sama mereka". Balas Putra ikutan nyolot.
Mereka berdebat. Dan waktu ku sudah hampir habis. Aku pun berjalan ke kelas dengan kondisi di tengah-tengah perdebatan mereka. Hingga sampai depan kelas masih saja berdebat panjang.
" Apa ada meja kosong?". Tanya ku pada Eshi.
" Ada".
" Oke. Kalian berdua stop berdebat. Dan masuk lah ke kelasku !!". Menarik mereka kedalam kelas dengan terpaksaan.
" Hah?".
" Jangan hah. Duduk!!!". Ucapku lalu mereka pun menurutinya.
" Ini isi nya cewek semua. Dan waw !!!". Mata Putra terbelalak.
" Ingat Put !!!". Kata Heru menyindir.
" Ini menu nya. Silahkan pilih dan pesan ya Ucapku dengan senyum.
Heru dan Putra pun beralih ke buku menu yang ku berikan." Emmmmmmmmmm.....". Pikir Heru binggung.
" Aku ini aja lah !". Kata Putra.
" Oke . Terus Heru apa?".
" Aku pesan kamu aja lah". Goda Heru padaku.
" Gak mau".
" Hehehe aku pesan ini. Oke". Jawab Heru.
Setelah itu, Heru dan Putra pun kembali ke kelas mereka masing-masing. Dan aku kembali bekerja mengantikan Wiwi. Sekolah pulang jam 2 siang. Dan dilanjut esok hari terakhir.
Setengah 2 siang. Aku mendapatkan kiriman berupa setangkai bunga mawar. Eshi tidak mengetahui siapa pengirimnya. Meskipun di antar sama seorang cewek. Cewek itu pun tidak tahu saat kami bertanya. Bunga bersama kertas memo.
' jadilah pacarku'
" ih ini bunga gak jelas". Aku meletakkan nya di meja Eshi yang berada di depan pintu kelas untuk menyambut pengunjung.
" Kenapa?". Tanya Eshi.
" Baca ini. Kan gak jelas !!". Kata ku. Tak lama, bunga mawar pun terus berdatangan entah dari siapa dan suratnya pun isi nya sama saja. Sudah hampir 20 lebih bunga bertumpuk di meja Eshi.
Jam pun berlalu, hampir pukul 2 sudah saatnya pulang. Aku membereskan kelas ditemani Ohta dan Eshi sedangkan yang lain sudah pulang. Tak lama kerjaan Ohta dan Eshi beres, mereka berpamit pulang. Tinggal aku sendiri menyelesaikan tugas ku.
" Kak ini bunga buat kakak !". Seorang siswi yang berbeda-beda datang terus ke kelasku.
" Oh ". Aku mendekati nya." Kamu gak tahu siapa yang kasih?". Tanyaku semakin penasaran.
" Gak tahu kak ". Mendelik kan bahu.
" Makasih ya !". Ucapku. Ini bunga mungkin ke 40 kali atau mungkin saja lebih. Langsung saja aku buka surat yang tertera didekat nya.
' temui aku di Cafe Gold malam ini pukul 8,atau gak rahasia Putra dan Silvi bakal aku bongkar ke semua anak sekolah '
" Hah?". Apa maksudnya ini. Siapa dia sampai tahu tentang Silvi". Ucapku sendiri. Ku buang kertas-kertas tadi ke tempat sampah .
" Ayok balik !!". Kata Heru. Aku masih memikirkan isi surat tadi sampai-sampai melamun tak jelas.
" Ayu !!!".
" Ayu !!!".
" Ayuuu !!!!".
" Em hah ada apa?". Jawabku dengan binggung. Ternyata ku lihat ada Heru dan Putra di depanku.
" Apa-apaan bunga mawar itu. Siapa yang kasih?". Kata Heru.
" Banyak betul. Cowok kah? Siapa? ".
" Iya. Hah. Apa . Em. Gak kok". Jawabku spontan namun bunga itu masih di tanganku.
" Kamu kenapa?". Tanya Heru.
" Gak papa". Jawabku memberi senyum kaku
" Bunga itu apa? Kalau ada cowok yang dekatin kamu beritahu aku". Kata Putra
Apa mungkin Heru,pikirku dalam hati saat melihat dia. " Ayu,kamu kenapa?". Tanya Heru.
" Kalian apaan sih,ini bunga buat Silvi ".
" Oh. banyak banget!!". Jawab Putra.
" Ya gak papa kan?". Setelah beres dan berganti baju, aku Putra dan Heru pulang menuju rumah Putra. Beberapa menit kemudian, kami sampai di rumah putra dan memarkirkan motor. Di depan rumah kamu sudah disambut Silvi .
" Sudah pulang kak?". Ucap nya pada Putra.
" Iya dek... Capek "
Aku melihat Silvi mencium punggung tangan Putra saat Putra memasuki rumah. Seperti itu lah kalau sudah berumah tangga, suami pulang istri mengucap salam dan mencium tangan suami. Ahhhh... lagi-lagi hatiku galau melihatnya.
" Eh jangan galau. Kalau mau cium ni tangan ku!". Heru menyenggol ku lalu menyodorkan tangannya.
" Gak, tanganmu bauuu asemmm". Ejek ku memukul nya.
" Masa sih ?". Heru pun memastikan tangannya sendiri.
" Masuk yuk kak !". Ucap Silvi
" Eh masuk, jangan mojok Mulu". Kata Putra pada kami.
" ih no way !!!". Jawabku spontan lalu pergi masuk. Aku dan Heru duduk diruang tamu. Silvi dan Putra berjalan masuk. Namun Silvi kembali lagi ke ruang tamu .
" Kakak sudah makan? Makan bareng yuk. Sudah di siapin tu". Sahut Silvi.
" Em g-".
" Oke. Makasih yaa Vi". Jawab Heru langsung berdiri.
" Ayok kak. Biar makan berempat jadi rame". Ucap Silvi padaku yang masih duduk di sofa.
" Lama. Buruan !!!". Heru menarik ku lalu membawa ku ke dapur bersama Silvi . Sampai di dapur aku pun duduk didekat Heru dan berhadapan pada Silvi.
" Tunggu ya. Putra ganti baju". Kata Silvi
" Iya !". Kata ku. Mungkin bajunya sudah di siapin Silvi. Iri lagi deh.
" Maaf lama !". Putra lalu duduk didekat Silvi.
" Santai aja kok. Lagian Lo tuan rumah disini". Ucap Heru.
" Hehehe. Ayok kita makan tapi berdoa dulu ya". Kata Putra.
" Berdoa dimulai". Tambah Putra . Kamipun menunduk kan kepala sejenak untuk berdoa agar makanan kami berkah. " Selesai".
" Mari cap cussss !!!". Kata Heru.
" Sini adek ambilkan nasi kak". Ucap Silvi pada Putra lalu menuangkan nasi ke piringnya. Aku hanya melihat sejenak kedekatan mereka. Galau lagi.
" Aaaaaaaaaaa". kata Heru padaku lalu menyumpalkqn paha ayam di mulutku.
"Emmmm....ih Heru mau makan aja usil" ucapku
" Kalian berdua ni ya, kek Tom Jerry yang berantem Mulu tapi saling membutuhkan". Kata Putra tersenyum. Apaan sih Putra berkata begitu, dia gak mikir hati ku apa ! Aku butuh kamu tapi aku gak bisa miliki kamu.
" Udah, makan dulu. Mikirnya nanti aja". Bisik Heru.
Aku pun makan dengan lahap. Sambil melirik kedekatan mereka yang membuat ku iri. Sambil si Heru yang usil, terus menambah nasi ke piring ku. Silvi dan Putra hanya tertawa melihat kami berdua. Seperti nya mereka akan hidup bahagia nanti setelah Putra lulus. Itulah yang aku pikir, hatiku masih saja belum move on pada orang yang sudah beristri.
Setelah makan usai, aku membantu Silvi mengangkat piring-piring yang kotor ke dapur yang di bantu pelayan dirumahnya. Tapi saat Silvi mengangkat piring, justru Putra lah yang mengambil piring itu dan membawanya ke dapur.
" Gak usah. Biar aku aja !". Kata Putra. Setelah rapi, aku berbicara pada Silvi di ruang tamu bersama Heru.
" Vi jadi besok jadi kan?". Kata ku.
" Kami sudah siapin loh". Ucap Heru mengangkat keningnya.
" Kalau Putra tahu gimana?". Ujarnya resah.
" Gak bakal dia marah kok. Aku jamin itu". Kataku membujuk Silvi.
" Bagaimana caranya aku ke sana ?".
" Kan kamu di antar sopir, nanti kami jemput di gerbang ".
" Baiklah kalau kalian mau begitu". Ucap Silvi senyum.
" Rahasia kan dari Putra biar SURPRISE ". Kata Heru
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments