Lanjut, kami mampir di kedai ayam.
" Ru, kita kesini?".
" Makan dulu ya. Aku laper". Sahut Heru.
" Tuan Heru". Ucap pelayan menghampiri.
" Mbak saya pesan yang biasa 2 ya". Kata Heru yang duduk di depanku.
" Baik Tuan". Pelayan itu pun pergi.
" Heru,kok pelayan itu tahu namamu?". Tanya ku.
" Aku biasa makan disini". Jawabnya.
" Oh gitu". Jawabku. Setelah makanan datang. Kami pun makan begitu lahapnya. Selang beberapa menit, ada seorang wanita duduk di dekat kami.
" Kamu ayu?". Tanyanya melihatku.
" Iya". Jawabku terheran memandang nya.
" Kenalkan Aku Yani Azhara".
" Aku Ayu".
" Apaan sih ganggu aja. Sana lah". Usir Heru kasar.
" Aku pacar nya Heru". Ucapnya mengandeng tangan Heru.
" Uhukk...hukkk uhukkk...".Aku tersedak tulang ayam, yang kecil bukan tulang yang gede ya.
" Kamu gak papa? Minum dulu". Heru membantuku. " Sudah kah?".
" Em". Ujarku. Tidak enak banget namanya keselek kalau lagi makan.
" Lepasin !!!". Ucap Heru memandang wanita tadi. Tatapan nya penuh dengan rasa tak suka.
Aku hanya diam memperhatikan tingkahnya. Seperti dewasa dari kami. Dan juga sexy, cantik.
" Anu, maaf aku gak ngerusak hubungan kalian. Tapi kami hanya teman kok". Jelasku wanita terlihat dewasa dari ku.
" Gak mungkin teman. Pasti kamu ada rasakan?". Tanyanya menatapku tajam.
" Jangan percaya sam-". Wanita itu lalu menutup mulut Heru.
" Kalian lanjut lah. Aku pulang aja ya Heru". Aku pun beranjak dari tempat duduk bergegas keluar.
" Tung- !!!". Teriak Heru.
Saat sudah keluar dari kedai dan berjalan menuju parkiran. Aku melihat Bunda Heru masuk ke dalam kedai yang aku datangi. Aku pun menyapa Beliau seraya membungkuk kan badan.
" Bu !!" Sapa ku dengan senyum.
" Nak Ayu . Loh kok sendirian. Mana Heru?". Tanyanya padaku.
" Heru ketemuan sapa pacarnya". Ceplos ku menunjuk arah kedai di depan.
" Siapa?".
" Ayu gak kenal Bu. Tapi dia di Cafe ".
" Astaga... Coba ikuti Ibu dulu ya". Bunda Heru pun memegang tanganku dan membawaku kembali ke kedai." Bunda sudah duga".Berdiri didepan mereka.
" Itu nah Bun. Dia jahil Mulu". Keluh Heru.
" Kakak jangan ganggu Heru terus". Bundanya pun menjewer telinga wanita tadi.
" Aduhhhh sakit Bun". Lirih Kak Yani
" Ayu, ini Kakak nya Heru. Memang suka jahil gangguin Heru. Maaf ya". Gumam Bundanya sambil terus menjewer telinga.
" Hah? A-iya gak papa Bu. Saya juga gak tahu". Jawabku kaget dan kembali duduk.
" Maaf ya, kakakku sering begitu !". Sela Heru dengan santai.
" Em gak papa kok". Senyum sudah kembali terhias di bibir.
" Kamu cemburu?".
" Eh? Gak kok. Jangan pede !.
" Habis ini aku mau bawa kamu jalan-jalan ke tempat yang bagus. Mau gak?". Seru Heru.
" Boleh". Ucapku.
Setelah makan dan pamit sama Bunda dan Kakaknya Heru. Kami pun jalan lagi ke tempat yang Heru bilang. Katanya sih tidak jauh butuh sejam ke sana. Sebelum perjalanan jauh. Kami membeli cemilan untuk dimakan di jalan.
Di perjalanan, jalannya terlalu banyak belok-belok. Hingga rasaku mual dan pusing. ( Itu sering terjadi pada ku yang mabuk darat sampai sekarang ogah naik mobil jalan jauh, takut mual). Hampir dekat tujuan, aku tidak kuat menahan mual ku.
" Kamu gak papa?".
" Jangan dekat-dekat nanti kamu jijik". Gumam ku sedikit kurang semangat.
" Apaan sih , gak papa. Ini minum dulu". Setelah enakan. Kami kembali melanjutkan perjalanan. Sampailah kami di tempat tujuan.
" Ini apa?". Kataku keluar dari mobil.
" Ini taman baru, besok baru dibuka. Bagus loh tempatnya untuk foto-foto".
" Kalau besok dibuka. Gapain kamu ngajak kesini?".
" Karena besok kamu sudah berangkat".
" Tapi tidak bisa masuk karena belum dibuka". Ucapku terheran .
" Aku sudah ijin sama Ayah ku. Jadi boleh kita masuk?".
" Ayah? Ini milik Ayahmu?". Kataku.
" Em..udah lah. Masuk dulu yuk !!".
Asik bermain bareng Heru. Berasa taman milik berdua. Tempat yang indah, di atas bukit. Kata Heru ini adalah hutan tapi di budidayakan menjadi taman kekinian yang pengunjung nya bisa menikmati pemandangan dan bisa foto-foto ala Taman di Jawa itu loh.
" Keren ya !". Aku berdecak sungguh kagum.
" Iya donk !!". Balas Heru.
" Sejak kapan bawa kamera?". Tanyaku.
" hehe buat fotoin kamu ".
" ih jangan. Aku jelek". Menutup arah kamera dengan telapak tangan ku sendiri.
" Gak papa". Heru terus mengambil foto ku. Entah apa saja aku lakukan tetap di fotonya.
" Sini. Foto berdua". Tawarku. Kami pun berfoto bersama menggunakan kamera dan ponsel kami masing-masing.
Setelah puas menikmati pemandangan nya akhirnya aku lelah. Lalu duduk dan melihat Heru terus memfoto aku dari jauh. Lama-lama mata ku ngantuk karena angin yang begitu sepoi-sepoi.
" Ngantuk?".
" Em".
" Ya sudah kita pulang oke. Aku gendong dibelakang ya. Sini !!". Dia berjongkok didepan ku, aku pun naik ke punggung nya dan Heru berjalan menuju mobil. Ketika di jalan, Heru masih asik foto sana sini dan memfoto ku yang berada di punggungnya.
" Nice !!!". Ucapnya melihat hasil jepretan tadi. Tidak lama aku tertidur, tubuhku terbangun kembali melihat Heru masih membawa mobil.
" Heru ?".
" Iya kenapa. Tidur aja ".
" Em pinjam itu". Menunjuk arahnya.
" Apa?".
" Ini". Aku menunjuk tangan Heru.
" Tanganku? Buat apa?".
" Buat di pegang. Biar bisa tidur kembali".
" Gimana caranya. Kan aku nyetir ?"
" Kalau aku dah tidur kamu tarik aja ya".
Oke, aku terpejam dengan menggengam tangan Heru yang ku letakkan di pipiku. Masih menggenggam nya Heru mengelus lembut sisi pipi ku dan akhirnya tertidur lagi. ( Rindu ).
" Ayu kita sudah sampai !!!". Suaranya terdengar dekat. Heru membangunkan ku.
" Em. Makasih ya". Aku bangun lalu pamit ke Heru dan masuk ke kamar. Malamnya saat aku membereskan barang-barang ku ke tas. Aku mendapat 2 pesan masuk.
Heru : Ayu nanti fotonya aku kirim ke kamu ya
Putra: Malam My Sauw
Ku baca tapi tidak aku balas. Setelah semua barang ku selesai ku bereskan. Akupun tidur lagi untuk mempersiapkan esok perjalanan jauh.
********
Esok pagi aku berangkat bersama Ayah perjalanan jauh hampir pagi sampai sore baru sampai. Saat itu aku tinggal sama Ayah, malamnya Ohta datang dan tinggal bersama ku selama 3 bulan PKL. Sedangkan teman yang lain tinggal di kos-kosan bersebelahan.
Hari sebelum PKL, salah satu Guru ku mengajak kami ke tempat PKL untuk mengenalkan diri sebelum esok dilaksanakan PKL. Setelah semua berkumpul kami pun masuk. Beberapa jam kemudian kami pulang ke rumah masing-masing. Oiya, aku dan Ohta diberi fasilitasi oleh ayah berupa Motor. Jadi ganti-gantian membawa motor. Kebetulan jalan ke tempat PKL tidak begitu susah. Dan sudah aku hafal karena Ayah dulu sering membawa ku ke daerah ini.
*Hari pertama PKL*
Dimulai dengan upacara. Lalu diberi tugas masing-masing. Aku bagian Perencanaan, Ohta bagian Kepegawaian, Sari bagian Instalasi, Efi bagian Keuangan dan Ila bagian Gudang. Oiya, kami PKL di Rumah Sakit terbesar daerah Ibu kota Provinsi sebelah.
Setelah seharian bekerja melayani orang-orang. Kami pun istirahat berkumpul dan membeli cemilan di depan RS. Jam 4 sore barulah kami diperbolehkan pulang. Setiap 2 minggu sekali kami ganti-gantian dan saling bertukar tempat.
3 minggu kemudian,
Aku di tempatkan bagian Keuangan, lumayan banyak pekerjaan. Setelah jam istirahat, aku menyusul Ohta di bagian Gudang. Terlihat Ohta duduk-duduk bersama pegawai disana. Oiya bagian Gudang ini hanya 2 pegawai saja itupun seperti bapak-bapak.
" Hei pain sibuk?". Tanyaku menghampiri.
" Gak ni !".
" Beli gorengan yuk !!". Ajak ku.
" Oke. Pak ijin beli ya diluar". Ohta meminta ijin pada pegawai lainnya.
" Oke ". Jawab nya santai. Setelah sampai di depan pintu kami bertemu seseorang.
" Mau kemana?". Tanya seorang cowok.
" Beli kak". Jawab Ohta.
" Oh ini tadi Kak Dani belikan kalian makan". Dia menyodorkan gorengan 2 kresek putih.
" Ga usah kak". Sahut Ohta tak enak hati.
" ih gak papa. Ohta pura-pura aja tu. Makasih ya Kak". Jawabku merebut kresek tadi dari Kak Dani.
Oiya, kata orang di saat PKL begini pasti ada saja kisah cinta lokasi. Aku kira itu hanya omongan hoax, ternyata setelah aku lihat-lihat Ohta dan Kak Dani seperti ada benih-benih cinta gitu. Tapi itu berlaku ke Kak Dani saja, kalau Ohta masih belum mau membuka hati. ( Serius, Kak Dani suka sama temanku yang pintar ini loh. Sayangnya, temanku tidak sedikit pun suka ).
Belum lagi Efi yang dekat dengan pegawai Bag.Gudang. Sedangkan Ila dan Sari lagi dekat dengan teman kos mereka. Kalau aku belum ada yang aku sukai di RS. Hingga saat aku berada di bagian Gudang dan Ohta di bagian Instalasi jadi kami berdua selalu bersama memeriksa barang bagian dapur RS.
Pagi memeriksa sayuran dan ikan-ikanan saat itu aku melihat pegawai bagian dapur yang menurut ku tampan. Tiap pagi aku selalu melihatnya. Dia tahu aku sangat mengagumi nya karena teman-teman ku ceplos berbicara kalau aku suka melihat kak Ari namanya. Terkadang dia perhatian sama aku, memberi ku makanan kalau jam istirahat selalu ke tempat ku.
Saat itu aku duduk bersama Ohta dan Kak Dani di ruang tamu bagian Gudang. Letaknya di depan pintu masuk. Aku ingin pergi tapi Ohta melarangku. Jadi aku duduk aja menjadi obat nyamuk mereka. Tak lama aku kedatangan Kak Ari yang membawakan aku gorengan dan nasi bungkus untuk makan siang.
" Dek". Panggilnya melihat ku.
" Iya kak?".Jawabku.
" Ini Kak Ari bawain. Makan ya bareng Ohta aja biar habis". Sambil duduk.
" Makasih ya kak, datang-datang bawa makanan begini bukannya tangan kosong". Jawab Ohta sambil menyinggu kak Dani. Mendengar itu kak Dani terlihat risih.
" Aku permisi dulu". Kak Dani pun pergi saat Ohta begitu sinis padanya.
" ih Ohta jangan gitu".
" Ayu, kalau gak gitu gak pergi. Males tahu".
" Kasihan". Balasku.
" Sudah ah, kalian ngobrol aja yaa. Aku ambil gorengannya. Dah ...".Ohta dengan curangnya membiarkan ku berdua dengan kak Ari.
Kak Ari itu tinggi, putih dan rapi lah pokoknya. Dia bekerja bagian pegawai gizi di dapur RS kalau kak Dani sebagai pegawai bagian Kepegawaian, mereka masih muda-muda.
( Awal kenal dia memang baik banget ).
" Tadi banyak kerjaan kah?". Tanyanya padaku.
" Gak kok kalau kakak?".
" Lumayan. Oiya Dani itu suka sama Ohta?". Tanyanya lagi.
" Seperti nya begitu. Kelihatan banget sukanya kak". Jelasku.
" Itu dimakan ya !".
" Hah, iya bentar aku ambil piring sama sendok dulu di dalam kak ".
Saat berjalan masuk ke ruangan. "Achhhhhhhhhh cieee cieee". Ucap Pak Mus menggoda ku.
" ih apaan sih Pak." Jawabku santai.
" Alah bapak tahu,kan bapak juga pernah mudah Ayu". Jawabnya sambil senyum terus-menerus.
" Iya iya". Mencari piring dan sendok lalu kembali keluar, duduk kembali dan memindahkan mie goreng yang dibungkus itu ke piring.
" Dek !".
" Em". Jawabku.
" Putra itu siapa?".
" Hah kakak tahu dari mana?". Kagetku.
" Tadi telepon itu. Cuma gak kakak angkat". Ternyata ponsel ku aku tinggal di meja depan.
" Oh itu teman kok kak,teman sekolah ".
"Teman?".
"Iya teman biasa?".
" Oh". Kak Ari lalu pergi meninggalkan ku. Sempat binggung dengan tingkahnya tapi saat dia keluar kak Dani pun masuk.
" Ehhh kenapa tu?".
" Apanya?".
" Si Ari mukanya kusut keluar dari sini".
" ih gak tau kak, nanya Putra itu kan teman ku sekolah ".
" Ohhh begitu hahahaha. Mana Ohta?".
" Didalam kak masuk aja". Kak Dani masuk dan aku sendirian diluar makan . Maklum jomblo. Putra pun tidak menelepon kembali. Mungkin saja ada kerjaan nya.
Beberapa hari kemudian Ohta dan Kak Dani pacaran dan Efi juga pacaran sama Kak Ris namanya teman Pak Mus dibagikan Gudang. Dan yang lain pacaran sama teman kos sendiri. Dan aku ya gini-gini saja hubungan ku sama cowok. Hubungan ku sama kak Ari baik-baik saja. Hingga pada saat Ohta dan Kak Dani lagi renggang. Aku menjadi tempat curhat kak Dani tiap hari di lokasi PKL.
" Hei yu.. makan yuk". Ajak Kak Dani padaku.
" Ohta mana?".
" Dia gak mau ".
" Kita beli gorengan dulu ya kak". Ajak ku padanya. Setelah membeli makanan dan minuman aku di bawa kak Dani di ruangan kecil yang terkunci tapi kuncinya sama Kak Dani dan kami pun makan disana dengan tenang berdua sambil mengobrol dan makan.
( Serius cuma makan doang, soalnya sudah cinta berat sama temanku. Tidak mungkin aneh-aneh ).
" Gimana dengan Ari?".
" Baik aja kak ".
" Baguslah. Kakak ini lagi pusing".
" Kenapa?".
" Ohta selalu saja menjauh dari kakak ".
" Kenapa?". Aku pura-pura tidak tahu. Karena Ohta tidak begitu menyukai nya hanya saja Ohta kasihan itulah dia menerima kak Dani jadi pacarnya. Tiap mau tidur Ohta selalu curhat padaku.
" Gak tahu. Mungkin dia gak betul sayang sama kakak".
" Ya sudah lah kak, jangan murung. Jangan nyerah lah". Kata ku sambil makan.
" Ya gak nyerah. Oiya makan berdua ini. Kakak gak selera". Menawarkan bekalnya padaku. ( Sudah ku anggap kakak ku sendiri sih ).
Setelah selesai makan kami pun keluar dari ruangan dan kembali kak Dani mengunci nya. Saat selesai mengunci ruangan ada Kak Ari melihatku berduaan bersama kak Dani. Ku lihat lalu dia lari begitu saja dari pandanganku.
" Kak Ari tadi lihat kita ". Gumam ku santai
" Hah terus mana?". Berbalik.
" Lari ".
" Hah? Astaga pasti dia mikir gak-gak ".
" Terus gimana?".
" Tenang aja nanti kakak jelasin. Kamu kembali ke ruangan aja ".
Meskipun kak Dani berusaha menjelaskan ke kak Ari, tetap saja dia memikir aku dekat dengan kak Dani . Sudah hampir 2 bulan kak Ari tetap saja marah pada aku dan kak Dani . Kata Kak Dani padaku, kak Ari berpikir mengambil aku dari dia. Padahal dia tahu kalau kak Dani berpacaran sama Ohta hanya renggang saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Evi Taria
Semangat kakak, aku membawa boom likenya.
jangan lupa feetbackny ya "kesabaran hati seorang wanita"
2020-08-28
0