3. Kelas 1 Bag. III

" ini !!". Heru memberikan ku uang.

" Apaan ni?". Tanyaku heran melihat uang yang disodorkan.

" Gantiin uang mu !". Jawabnya balik.

" Gak usah lah". Balasku lagi.

" Serius ?". Kurang yakin.

" Iya, kasihan juga lihat muka mu kek menderita gitu". Ejek ku.

" Asemmmm !!". Heru lalu pergi masuk ke dalam kelas.

" Yu, padahal kan sudah ada minuman di sediakan Eshi untuk mereka". Jelas Susi tiba-tiba.

Eshi adalah Bendahara di kelas ku, tiap ada kegiatan dia lah yang bertanggung jawab atas segala macam konsumsi.

" Hah serius? Kalau ku tahu tadi. Aku ambil duit nya". Seru ku pada Susi.

" Lupa apa gak tahu ?". Tanya Susi melirik sambil memainkan alisnya.

" Gak tahu Si, serius !". Jawab ku singkat sambil melihat pertandingan futsal yang baru saja dimulai. Oya, saat pertandingan berlangsung Ohta dan Era sibuk banget komplain nilai mereka ke ruang Guru. Jadi hanya ada aku dan Susi. Kalau Eshi main game mulu di laptopnya.

" Jalan-jalan yuk". Ajak ku pada Susi.

" Ayok, sekalian mau ke toilet basahi rambut". Ujarnya berbisik.

Kami berjalan meninggalkan kursi-kursi yang tergeletak di luar kelas. Kami melewati kelas X Akuntansi lalu belok kiri toilet berada sedangkan kanan melewati 2 kelas lagi ujungnya itu kantin.

Kalau sudah ke toilet, hobinya Susi rapiin baju terus basahi dikit rambutnya. Entah apa maksudnya. Setelah itu kami berjalan keliling gak jelas. Melewati perpustakaan lalu kelas-kelas X Multimedia kemudian lewat ruang guru.

Melepas bosan karena jam pelajaran kosong. Aku mengintip dari luar ruang guru ternyata Ohta dan Era masih sibuk berbincang pada guru. Ohta dikenal sangat-sangat pandai loh, kalau merasa dia benar dengan jawaban nya tapi di salahkan pastinya komplain. Semua orang juga melakukan hal yang sama kan?.

Aku melewati mereka lalu ke ruang TU sekolah berjalan lurus ruang piket, X busana butik. Sudah ujung perjalanan rasanya ingin belok arah alias kembali karena malas banget disana ada Putra.

Aku memberanikan kaki ku melangkah melewati kelas-kelas Penjualan. Kagetnya aku, kenapa ada Kak Heri dan yang lain di dalam kelas 3 KP. Padahal kan mereka lagi libur untuk persiapan UN.

Dia berada di depan kelas,depan kelas mereka tu ada bangku panjang, disitulah mereka lagi duduk. Tapi ku perhatikan ada cewek yang waktu itu di kantin bersamanya.

Aku melewati dengan menundukkan kepala ku berpura-pura mengobrol bareng Susi. Sudah terlewat lah Kak Heri, Ehhh si Putra menghadang ku dengan tubuhnya. Tak sengaja juga aku menabrak badannya.

" Ahhh nembus ke hati". Celetuk Putra mengundang para temannya tertawa lepas.

" Minggir !!!". Bentakku.

Aku ke kiri dia ke kiri aku ke kanan dia ke kanan begitu terus. Sedangkan Susi bisa melewati tanpa hambatan karena Putra tidak begitu peduli dengan dia.

"Heiii Ayu !". Sapa Bobi.

Ingat? Dia teman Era kalau pelajaran Agama. Semenjak menjalin hubungan teman sama Era, kami sudah terbiasa dan saling mengobrol kalau bertemu.

" Ayuuuu". Tambah Isa.

" Iya". Aku menjawab sambil tersenyum pada mereka berdua.

" Kamu senyum sama mereka tapi sama aku jutek". Kata Putra padaku.

" Minggir donk aku mau ke kelas !!". Aku masih berusaha melewati nya.

Putra melepaskan tanganku lalu ku julukan lidahku padanya dari jauh. Saat itu aku melihat Kak Heri seperti memandang ku dengan senyum. Aku lalu cepat berjalan. Sikap mereka di perhatikan kelas X MM yang berada di samping kelas Putra .

Aku malu dengan cepat berjalan bareng Susi. Tak lama berjalan aku kembali ke kelas. Duduk di kursi yang tadi didepan kelas. Sambil menghirup udara segar.

" Asik ya di pegang-pegang". Keluh Heru melirik tajam padaku.

" Apaan?" Jawab ku ikutan sinis.

" Gak papa". Heru yang tadi berdiri didepan kelas kembali masuk ke kelas

****

Esoknya aku ke sekolah di antar Ayah naik motornya. Hari itu hari Rabu, jadi baju yang ku kenakan berwarna ungu. Warna ungu khusus untuk jurusan Administrasi Perkantoran alias SK dengan dipadukan rok lipat hitam dan sepatu biasa yang diwajibkan. Menggunakan tas ransel biasa. Pagi itu aku mengerai rambutku.

Melewati ruang guru, lapangan sekolah dan tiba dikelas.

" Cieeee ".

" Apa?". Aku melihat Heru duduk di kursi nya. Pagi itu sudah ada beberapa yang hadir hanya saja wujud mereka entah dimana. Terlihat dari tas-tas yang berada di kursi

" Gak papa hahahahaha ". Sambil tertawa riang.

" Pagi !". Sapa Eshi memasuki kelas.

" Iyaaa Pagi Bu ". Jawab Ku sambil melempar candaan.

" Rambut baru si Ibu". Ejek Eshi padaku.

" baru lihat". Balasku santai.

Iya sih Hari ini aku sedikit berubah. Rambut ku yang dulu selalu ku ikat. Tapi kali ini aku biarkan tergerai karena kemarin aku ke salon, untuk meluruskan rambutku.

Cobaan banyak, berjam-jam di salon dengan bau-bau yang luar biasa menyengat bikin kepala ku sakit dan mual. Cuma sendiri ke salon hari itu pulangnya pun sore banget. ( Pengalaman tak terlupakan. Dan sekarang masih pengen Bonding lagi ).

Lanjut,

Karena jam kosong, aku dan yang lain sibuk nonton film di laptop. Membentuk lingkaran tiap-tiap kelompok kelas tapi ada juga yang keluar dan lain-lain.

Pukul 8 pagi, di lapangan ada pertandingan futsal tapi aku tidak tertarik untuk menonton nya, karena yang main kelas 2. Teman kelas ku yang lain sibuk bersorak-sorak cowok. Hanya aku, Susi, Eshi, Ohta dan Era yang fokus nonton. Sedangkan cowok-cowok kelasku pergi entah kemana .

Susah fokus nonton,karena suara ribut dari depan kelas. Akhirnya Eshi terpengaruh lalu ikutan nonton. Begitu pula Era malah menarik kursi ke luar kelas.

" Ohta !!!".

" Aw Santi, kenapa?". Ohta beranjak keluar kelas.

Santi jurusan Akuntansi. Karena bajunya warna biru gitu. Ohta keluar kelas dan berbincang sebentar. Lalu kembali ke kursinya mengambil buku.

" Aku di panggil ya guys. Dah dah jangan kangen ya?". Pamit Ohta padaku dan Susi.

" Sibuk terus!". Keluh ku pada sahabat ku yang satu itu. Tersisa aku dan Susi lagi nonton.

" Susi !!". Panggil seorang cewek di dekat pintu kelas

" Iya". Gumamnya menatap ke luar depan pintu kelas.

" Sini dulu, temani aku !!". Tukasnya mengajak Susi.

" Bentar ya Ayu". Susi pergi bersama temannya dari kelas sebelah.

Aku lanjut nonton drama sendirian dikelas tapi saat itu pintu kelas memang lagi terbuka lebar. Dan kondisi luar pun dipenuhi teman-teman kelasku duduk membawa kursi mereka masing-masing yang lagi asik nonton pertandingan.

Beberapa menit setelah Susi pergi. Aku begitu fokus dengan yang aku tonton.

" Hei !". Sapa Heru.

" Napa ?". Aku menjawab tapi pandangan ku tetap ke depan laptop.

" Nonton apaan?". Cecar nya.

" Lihat aja sendiri". Balasku jutek.

" ihhhh suka betul nonton begituan". Ejeknya yang duduk didekat ku. Memangnya salah ya nonton drama begini?.

" Ya coba lihat itu, cowoknya ganteng. Romantis pula". Ceplos ku sembari menunjuk arah layar laptop.

" Baperrrrrr". Ketusnya bernada sewot.

" Jangan ganggu aku !!!". Balasku pada sang pengganggu.

Suasana terhentik sejenak. Aku sibuk nonton film. Namun, Heru entah lagi apa tidak ada lagi pertanyaan-pertanyaannya padaku bahkan mengusili ku.

" Kenapa diem?". Aku alihkan pandangan ku untuk melihat aktivitas Heru di sebelahku. Aku terdiam melihat dia yang menatap ku tanpa ekspresi apapun. Yang biasanya tertawa tidak jelas. Kali ini dia hanya diam. Dengan cepat aku kembali melihat laptop dan kembali menonton.

" Aku diem lagi nonton, katanya gak mau di ganggu !!".

" Oh ". Jawabku singkat.

" Ayu...". Bisiknya di telingaku. Risih sekali dibuatnya.

" ih apaan sih, kalau makin dekat ku tinju ni". Ku tunjukkan kepalan tanganku di wajahnya.

" Jangan gampang di pegang-pegang". Ujarnya padaku pelan.

" Pegang apaan, gak ngerti ?". Masih sibuk nonton.

" Aku tu s-".

" Eh Ru ngapain di situ..?". Panggil Edo yang mengintip dari luar.

" Apa?". Jawab Heru dengan raut wajah kesal. Mungkin pembicaraan nya terpotong karena ulang sahabat nya sendiri.

" Sini dulu !!". Perintahnya pada Heru dengan melambai kan tangan.

Heru pergi dari kelas dan menyusul Edo teman yang begitu dekat dengan dia. Kemana aja selalu berdua. Aku masih nonton sampai Susi kembali. Barulah aku ke kantin.

Sebelum ke kantin, aku bersama Susi ke ruang Guru karena aku ada urusan. Aku harus melaporkan absensi kelas ke wali kelasku. Saat sampai diruang guru aku melihat Putra lagi berbincang bersama guru BK. Aku hanya melihat dia kemudian aku menemui wali kelasku.

Selesai melaporkan absensi, aku dan Susi keluar ruang Guru. Di ikuti Putra. Aku melihat wajahnya saat itu lebam dan merah kebiruan. Apa mungkin dia berkelahi lagi,pikirku. Aku menggandeng Susi lalu berjalan keluar ruang guru.

" Ayu ?". Putra menutupi jalan ku.

" Kenapa ?". Mencebikkan bibir.

" Ayu aku ke toilet bentar ya,oke". Susi meninggalkan ku sendirian.

" Ehhhhh main pergi aja". Keluhku pada gadis yang sudah berlari menjauh.

" Atitttt ". Ringisnya mencari perhatian dari ku.

" Kamu kelahi lagi?". Mengulik informasi lagi.

" Iya, habis mereka selalu memanasi ku".

" Saranku ya, baiki sedikit sikapmu ".

" Iya ".

" Ini". Aku memberikan permen padanya. " Dah aku mau ke kantin". Pamitku.

****

Sekitar pukul setengah 10 kurang. AP 3 vs KP bersiap-siap untuk bertanding. Kami tidak mau kalah, seluruh cewek dikelas ku turun ke lapangan untuk menyemangati mereka. Peluit berbunyi tanda nya permainan dimulai. Aku terus berteriak tidak jelas mengikuti permainan. ( Saat itu memang seru sekali, jadi rindu ).

Babak pertama kami unggul. Saat Babak kedua Heru terjatuh. Terlihat jelas Putra sengaja membuat Heru jatuh dan terluka. Tapi Heru tetap bermain sampai pertandingan usai. Mau curang bagaimana pun yang jujur pasti menang.

Ketika semua pemain kembali ke kelas, Budi sedang mengurut kaki Heru di dalam kelas. Tidak ada yang sanggup masuk kelas karena keringat mereka tercium. Aku hanya melihat Heru dari luar kelas. Seperti kesakitan ketika Heru di urut.

" Do, Heru gimana ?". Tanya Eshi pada Edo yang buru-buru membawa minuman.

" Terkilir aja". Jawab Edo.

Aku mendengar nya, rasa amarah ku mulai memuncak. Kesel karena Putra bermain curang dan mencelakakan orang lain. Berkali-kali sasarannya Heru dan 2x mendapatkan kartu kuning. Tak lama semua pemain keluar pergi ke kantin sekolah. Tersisa Heru masih terbaring di lantai kelas. Sedangkan Edo ke kantin. Aku memberanikan diri masuk kelas.

" Heru". Panggil ku yang ku lihat matanya terpejam.

" Em". Jawabnya.

" Gak papa kah ?". Tanyaku lagi.

" Iya besok juga sembuh kok". Ujarnya lagi.

" Baguslah".

" Ayu !!". Memanggil namaku.

" Apa ?". Kembali bertanya.

" Aku jamin dia gak akan menganggu mu lagi". Jelas Heru.

" Siapa ?".

" Putra".

" Ini ". Aku melempar beberapa makanan ringan padanya.

" Aduhhhh". Keluh nya lalu menegakkan tubuh.

" Itu makan. Makasih". Aku melangkah keluar kelas.

" Ayu !!!". Panggilnya lagi.

Membalikan wajah sembari menebar lagi senyum pada Heru. " iya?!".

Dia melihat ku namun dia melempar bajunya yang basah dan penuh keringat padaku tepat di wajahku. "Apa-apaan sih. Ini bau". Keluh ku lalu melempar bajunya kembali.

" Sembunyikan itu dari cowok lain, jangan tunjukkan kecuali aku". Gumaman itu sungguh sukar ku uraikan. Tidak paham.

" Hah? Apaan !!".

" Gak papa, sudah sana pergi". Usirnya.

" Aku sudah mau pergi, kamu aja nahan-nahan aku dari tadi . ihhhh gak jelas". Aku keluar kelas dengan muka kusut dan kesal.

Singkat cerita, kelasku mendapat juara 2 lomba futsal. Juara 1 yang megang kelas Multimedia. Akhirnya classmeeting selesai. Sejak saat itu Putra tidak lagi menganggu ku. Meskipun aku lewat dia dengan sengaja masuk ke kelas .

*********

Detik-detik pembagian raport🖤

Semua orang tua yang mengambil raport. Jadi Ayah lah yang ke sekolah. Acaranya dimulai sekitar jam 9 pagi. Hampir teman-teman ku orang tua atau wali mereka sudah datang. Ayah ku sempat tersesat disekolah mencari kelasku. Tapi akhirnya ketemu sama Ayah .

Aku arahkan kelasku ke ayah. Tak lama, pembagian raport dimulai sedangkan siswa nya diluar menunggu. Terdengar suara wali kelas ku menggumumkan yang mendapat 3 besar.

" Untuk juara 1 di peroleh oleh Ohta Yani".

Mendengar itu Ohta gembira dan orang tuanya pun duduk di depan wali berbincang mengenai nilai nya.

" Untuk juara 2 di peroleh Stella Ayu Wijaya"

Aku lalu loncat-loncat senang karena menepati janji ku pada Ayah.

" Dan terakhir juara 3 jatuh ke Sari Retno".

Kami berdua lalu memberi selamat pada Sari. Sari adalah wakil ku sebagai Sekretaris kelas. Wajah Era sedikit kecewa karena posisi nya terbesar jauh. Tapi kami tetap memberi semangat.

" Selamat ya". Ucap Heru pada ku.

" Em makasih ".

Ayah lalu keluar kelas. " Ayah tunggu diluar ya Kak". Ucap Ayah padaku.

" Iya, bentar ya ayah".

Aku masih berbincang pada Era dan Eshi. Karena mereka belum pulang. Oya, Era dapat dudukan ke 4 sedangkan Eshi ke 5 dan Susi ke 10. Saat itu aku duduk didepan kelas, namun Heru menarik menarik tangan ku.

"Apaan?". Tanyaku padanya yang menghentikan langkahnya di samping kelasku.

" Ayu !!!".

" Iya ada apa. Cepat aku mau pulang". Gerutu ku.

" Aduh. . ".

" Kenapa begitu? Kebelet ya ?".

" Ahhhhhh bodok ah, ini buat mu". Heru lalu pergi dariku. Sebelum itu dia memberikan kotak kecil untukku yang berbungkus rapi kertas kado merah bermotif daun-daun.

Aku lalu menaruhnya dalam tasku. Lalu berjalan pamit ke Era dan Eshi untuk pulang. Karena ayah sudah lama menunggu ku diluar. Ketika jalan mendekati pagar.

" Ini buat mu, aku dengar kamu peringkat 2". Putra memberikan sebungkus kado yang berukuran sedang padaku dan berlari menjauh.

Aku taruh kembali ke tasku. Dan berjalan mendekati ayah.

" Tadi itu siapa?". Tanya ayah.

" ih anak berandalan Yah mau malak Ayu tapi Ayu palak kembali hahaha". Jelasku pada ayah. Kami lalu jalan pulang kerumah. Akhirnya liburan semester dimulai esok. No buku jadi harus rehat otak dulu.

Ketika malam, aku merebahkan tubuhku. Aku kembali ingat ternyata hari ini aku dapat 2 kado. Aku lalu memeriksa tasku dan ku ambil lalu ku buka satu persatu.

Pertama aku buka kado dari Heru. Heru memberikan aku sebuah gelang lucu berbuahkan kucing. Kebetulan banget aku sangat suka kucing. Berwarna pink dan pas di tangan ku. Ku buka lagi kado dari Putra, aku mendapat kan boneka kucing lucu warna hitam putih dan ada gantungan nya berukuran kecil. Lucu sekali.

Bekas kado tadi aku sumpal-sumpal aku buang, lalu aku temui kertas kecil seperti memo jatuh di kakiku. Kertas warna kuning.

" Aku suka kamu".

Itu lah tulisan di kertas. Entah dari siapa namanya tidak tercantum di situ. Hanya 1 kertas yang ku temui setelah aku membongkar habis bungkus kado tadi. Pikirku, antara Heru dan Putra. Tapi mana mungkin mereka menyukai ku. Aku kan tidak menarik.

Terpopuler

Comments

Raini Sidarra aceh

Raini Sidarra aceh

hy kk aku mampir nih..
tapi nyicil dulu baca nya nya .
sudah ku like dan rate lima+ ..
kalau ada waktu feedback balik ya ke cerita ku..
" Hidup ini indah bila bersama mu"
terima kasih kk

2020-06-24

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 53 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!