Beberapa hari kemudian. Hari Minggu sore aku lagi jalan-jalan sendiri. Duduk-duduk di dekat sungai. Di daerah ku namanya Siring alias tepian. Taman yang membentang sepanjang pinggiran sungai. Sambil menikmati pemandangan sungai dan perahu yang lewat-lewat. Dan beberapa orang joging .
" Kakak !!". Seorang menyapa ku. Aku lalu berbalik kearahnya.
" Em". Menoleh ke asal suara.
" Gapain sendirian?". Tanyanya.
" Gak papa duduk aja". Sesingkat itu jawaban ku.
" Loh, pacarnya kemana. Lagi beli ya?". Godanya padaku.
" Hah ! Jangan ngolok orang jomblo ya". Ketusku tidak suka.
" Ohhh jomblo !". Dia lalu duduk didekat ku.
" Dirimu sendiri gapain?". Mengalihkan pembicaraan.
" Jalan-jalan aja !".
" Oh ".
" Kak !".
" Apa. Ngomong aja seperti biasa jangan putus-putus begitu". Ceplos ku.
" Oke. Nama kakak siapa?".
" Stella Ayu Wijaya panggil aja Ayu ".
" Oh. Aku Rehan Akbar panggil aja Rey".
" Ohhh gitu". Jawabku biasa.
" Kak bisa minta tolong gak?".
" Apa?". Melirik cowok berbaju kaos hitam lengkap dengan sepatu layaknya ingin joging.
" Aku lupa naruh ponsel dimana. Boleh pinjam kah buat misscall ?".
" Hah?".
" Ada pulsa kan?". Tanyanya.
" Em. Ya udah ini !". Aku memberikan hpku.
" Makasih". Sambil cengengesan tidak jelas. Rey menekan tombol nomor dan melakukan panggilan. Tak lama,suara hp berbunyi. Hpnya ternyata di saku nya sendiri.
" Eh disitu. Makasih ya kak ini". Rehan lalu mengembalikan ponsel ku.
" Iya ".
***********
Hari pun berlalu, beberapa hari kemudian saat ke sekolah kondisi ku kurang sehat tapi aku memaksa tetap sekolah karena ada ulangan harian di siang hari.
Pagi itu aku masuk seperti biasa di antar Ayah. Lalu ke kelas dan mengikuti pelajaran. Saat istirahat pertama yang lain pergi ke kantin dan aku merebahkan kepala ku di kursi ku. Tahu kan kursi yang sekalian ada mejanya? Begitu lah kursi di sekolahku.Jadi, aku terpejam di kelas sendirian yang lain keluar ke kantin dan lainnya.
" Kamu kenapa ?". Tanyanya mulai panik.
" Emm". Jawabku.
" Kamu panas banget !!!". Heru meletakkan telapak tangan nya di jidatkum
" Em". Jawabku singkat.
" Temanmu kemana ke kantin kah?".
" Em ".
" Sudahlah jangan bantah.. aku bantu kamu ke UKS ". Heru membantu ku berdiri. Lalu berjalan keluar kelas.
" Ehhhh mau di bawa kemana ?". Tanya Ohta.
" UKS. Parah ni teman sekarat ditinggal". Ucap Heru meninggalkan mereka. Kondisiku makin lemah saat itu. Mungkin saja saat Heru membantuku diperhatikan yang lain. Mau nolak pun aku tidak kuat.
" Ayu kenapa ?". Tanya Putra yang datang mendekat.
" Panas badannya mau aku bawa ke UKS ". Sela Heru.
" Hah serius ???? Aku bantu sebelah ya ".
Oke, posisi itu bikin aku malu. Heru di kanan dan Putra dikiri ku. Dan aku sambil berusaha berjalan sedikit-sedikit. UKS sekolahku lumayan jauh dari kelas. Saat di perjalanan mataku sedikit terbuka namun tidak begitu sadar dengan kondisi yang terjadi.
" A-a-a-a ". Kata ku terbata-bata.
" Apaan sih diam aja !". Kata Putra mengomel.
" Ehhh kenapa marah-marah sama orang sakit ?". Bantah Heru.
" Siapa yang marah sih?". Balas Putra.
" Elo !!!".
" Jangan manas-manasin. Lagi gak mau ribut". Kata Putra.
" Oke". Jawab Heru judes.
Setelah sampai diruang UKS. Aku dirawat dan tertidur di sana. Ketika aku mendengar suara Adzan aku terbangun. Dan teringat, aku melewati ulangan jam 11 tadi. Aku buka gorden yang membatasi kasur-kasur di UKS lalu keluar .
Diperjalanan ke kelas kepalaku masih saja pusing. Saat itu orang pada sibuk shalat. Aku berjalan sempoyongan. Ku geleng kan kepalaku agar hilang pusingnya. Entah kemana teman-teman ku saat itu. Tepat di dekat perpustakaan, pandangan ku kian memburuk. Aku terjerembab ke atas lantai.
" Kak , kakak gak papa?".
Mata ku sedikit terbuka dan mendengarkan suara itu.
" Rey ". Ujar ku.
" Kita ke UKS aja ya ".
Tak lama aku kembali terbangun. Kata Guru yang menjaga ku. Aku harus meminum obat.
" Bu apa sekolah sudah pulangan?". Tanyaku.
" Belum ini masih jam setengah 1".
" Ohhh saya ke kelas aja ya Bu ".
" Kalau gak bisa, kamu disini aja. Tadi Ohta dan teman kamu yang lain menitip ini". Ibu itu memberikan Tasku.
" Ibu tinggal ya, kamu istirahat aja dulu. Kalau sudah enakan baru ke kelas lagi".
" Makasih Bu ".
Ibu tadi lalu pergi. Aku membuka tasku. Ku temukan dan ku lihat tasku saat itu penuh dengan cemilan yang sangat banyak. Dan selembar kertas .
'maaf ya kami terlalu egois. Ini dimakan ya. Oiya tadi yang mengantarkan mu Heru,Putra sama cowok yang kami tidak kenal . GWS Baby '
" Cowok?". Pikirku. Ku buka lagi file-file di otakku. Lalu ku kumpulkan semuanya menjadi satu. " REY !!!!!". Teriak ku . Tanpa sadar ku menutup mulutku dengan cepat.
" iya kenapa?". Suara seseorang.
" Siapa tu?". Tanyaku.
" Hantu !".
" Gak usah main-main ".
" Hehehehe, Rehan". Lalu dia membuka gorden yang membatasi antar kasur.
" Hah,gapain? Sakit juga?".
" Cuma alasan aja".
" Gimana? Udah enakan kah?". Tanyanya lagi.
" Dikit ".
" Kalau sakit jangan dipaksa sekolah". Gumam Rehan sambil rebahan di kasur UKS.
" Tadi ada ulangan harian jadi aku terpaksa turun". Jelasku lagi.
"Mengejar Nilai terkadang gak penting juga, yang penting itu kesehatan". Nasehat nya.
" Aaaa-aaa".
" Ayu !!!". Suara orang memasuki UKS. Dengan cepat Rehan menutup kembali gorden tadi.
" Ya". Jwabku kebingungan melihat Rehan bersembunyi.
" Gak papa kah?". Ternyata Putra.
" Iya gak papa kok".
" Syukurlah. Sudah makan gak. Kalau gak aku belikan ya !".
" Gak usah. Teman-teman ku sudah belikan aku cemilan kok ".
" Oh gitu ya !!".
"Permisi !!!". Seseorang memasuki UKS lagi." Keadaan mu gimana". Masuk lalu melihat Putra berdiri di dekat kakiku " Elo?".
" Gapain kesini". Tanya Putra.
" Mau lihat dia lah ".
" Oh". Jawabnya.
" Lo sendiri?". Tanya pada Putra.
" Jenguk dia".
" Kalian kalau mau kelahi diluar aja . Aku mau istirahat !!". Aku kembali baring dan menutup seluruh kepala ku dengan selimut.
" Ni gara-gara Lo, dia jadi marah". Kata Putra.
" Bodok !!!". Wajahnya melihat Putra " Ayu, cepat sembuh yaa..".
" Sok manis Lo !!".
" Bodok amat". Heru lalu pergi.
" Ngajak kelahi kah?". Putra menyusul Heru dengan berdebat . Bahkan saat jauh pun masih terdengar debatan mereka.
" Rey !!". Panggilku.
" Ayu !!". Panggil Ibu Guru yang masuk ke ruangan.
" Iya Bu ".
" Ibu cuma mau ngasih tahu kamu. Tadi ibu sudah meneleu Ayah mu. Cuma katanya beliau lagi berangkat ya ?". Tanya Ibu.
" Iya Bu,soalnya ayah sibuk kerja !".
" Oh gitu. Sampai kapan?".
" Gak tahu Bu ".
" Ya sudah nanti kalau gitu. Sama ibu aja pulngnya".
" Gak usah,ayu pake taksi aja kok Bu". Ungkap ku tak enak hati.
" Bener ni?".
"Serius Bu ". Kembali meyakinkan Beliau.
" Ya sudah kamu rehat kembali. Ibu ada urusan oke !". Setelah Guru pergi. Aku membaringkan tubuhku. Tapi mata ku masih terbuka.
" Sama aku aja pulangnya". Kepala Rey muncul di balik gorden.
Tubuh ku terlonjak hingga membangkitkan kepalaku sendiri." Ya Allah kagetin aja ".
" Hehehe maaf ".
" Gak usah,aku pake taksi aja ".
" Oke gak usah banyak ngebantah. Nanti aku bantu oke !".
" Kamu Ade kelas keras kepala banget ya !". Ucapku.
Tak lama, jam sekolah usai. Semua pun beranjak dari kelas. Aku berjalan keluar ruang UKS dan dibelakang ku ada Rehan, katanya untuk berjaga-jaga takut aku pingsan lagi. Sudah sampai keluar gerbang sekolah. Aku melihat cowok yang di mushola alias teman Rehan.
" Rey. Kamu sakit apaan?". Sapa nya yang berada di belakang ku.
" Gak papa kok". Balasnya. Mereka lalu berjalan bersebelahan di depanku.
" Ayok ikut aku". Ajak Rehan melihat ke arahku
" Iya ". Sembari mengangguk.
" Heii Kak !". Sapa nya melirik mataku.
" Em iya". Balasku malu.
" Dimana kamu sembunyikan nya " Kata teman Rehan.
" Ada lah,ikut aja" Balasnya.
Kami berjalan sebentar, lumayan jauh dari sekolah dan memasuki Gang. Sampai lah yang di maksud temannya Rehan.
" Ayok !!!". Kata Rehan.
" Hah? Emang boleh anak SMK bawa mobil ke sekolah?". Tanyaku kaget.
" Hahaha". Rawa Rehan sambil berdiri didekat mobilnya.
" Ayok Kak". Kata temannya padaku.
" I-iya !!". Aku mendekati mobilnya berwarna putih. Ku buka pintu mobil dan duduk di belakang sedangkan mereka didepan ku.
" Oke kita meluncur". Rehan pun tancap gas.
" Oiya. Kakak namanya siapa?". Tanya nya.
" Anu- nama ku Stella Ayu Wijaya panggilan nya Ayu". Jawabku kaku. Ah, Malu.
" Oh Kak Ayu ".
" Kamu?". Tanyaku balik.
" Bimo Adipramana panggil aja imo"
" imo?". Tanyaku lagi memastikan.
" Iya lucu kan ?". Dia melihat ke belakang alias melihatku.
" Iya heheheh". Tawaku.
" Ini mau di antar kemana?". Tanya Rehan.
" Oh maaf, Jln. A. Yani No. 88 rumah ku yang pagar abu-abu".
" Oke. Jadi sama siapa dirumah?".
" Sendiri. Soalnya yang lain ke rumah nenek. Tapi biasanya sama Kakak sepupu sih".
" Yang mana ni rumah Ayu?" Rehan berucap dari depan.
" Hah itu nah yang didepan itu !". Tunjukku pada ciri-ciri yang ku jabarkan tadi.
" Oke disini". Mobil pun berhenti.
" Makasih ya Rey. Makasih Juga i-imo". Aku membuka pintu mobil lalu keluar.
" Iya. Dahhh". Kaca mobil Bimo terbuka. Mereka melambaikan tangan mereka padaku. Aku lalu masuk ke rumah.
*********
Esok pagi, aku berencana ke kelas Susi untuk melihat dia. Saat itu guru sedang rapat. Aku bersama Ohta sudah di perjalanan ke kelasnya, si Ohta malah nyangkut karena ada teman memanggil nya. Hari itu hari Rabu, dengan biasa memakai baju warna ungu tanpa sanggul.
Kalau ketahuan KaJur, pasti rambut kami di tarik. Bukan hanya kami tapi hampir semua tidak memakai sanggul. Aku sendirian ke kelas Susi. Sudah sampai didepan kelas, lalu masuk saja saat itu Susi sibuk mengobrol menghadap belakang. Jadi aku diam-diam dan menutup matanya.
" Siapa sih?". Tanya nya.
" Akulah sang kera sakti yang mencari kitab suci Hohohohoho". Ku buat suara ku seperti laki-laki raksasa.
" Sunggokong ?". Tanya Susi memegang kedua tanganku.
" Selamat anda mendapat hadiah mobil ". Gurau ku lagi. Teman-teman nya dikelas pun tersenyum melihat tingkah ku yang aneh. Susi sekelas sama cowok-cowok yang berada di kelasku dulu. Semua masih sama. Heru pun ada disitu melihat tingkahku.
" Ayu pastikan?". Jawabnya.
" Hahahaha ketahuan". Ku buka tutup mata nya dan melihat arah Susi. Kami tertawa sebentar. Belum lama, Heru sudan melempar baju olahraga nya ke arah wajahku.
" Aduh siapa sih?". Aku mengambil nya dari wajahku.
" Hantu yu!". Jawab Susi.
" Oh. Aku tadi sama Ohta dia malah nyangkut ". Aku lalu duduk masih memegang baju tadi. Mengobrol sebentar lalu pamit kembali ke kelas. Sambil membawa baju tadi keluar.
" Si, jam berapa pelajaran Penjas?". Menoleh lagi dari pintu kelas .
" Sekarang sih ". Jawabnya.
" Oh, kebetulan ini gak ada pemilik nya kan. Ku buang di tong sampah ya?". Baju itu sudah di dekat sampah. Sebentar lagi mendarat di dalam sampah yang penuh dengan sampah plastik.
#Pakkkkkkkkkkk !!!!!
Saat itu entah siapa yang menampar pipiku dari arah kanan ku." Eh jadi cewek jangan ganjen sama pacar orang?". Katanya bernada emosi. ( Sumpah sakit loh di tampar ).
" Ngii, sudah lah jangan emosi". Sela teman di dekat cewek itu.
Aku pandang mereka berdua dengan tangan memegang pipiku. Aku tidak menjawab apa-apa. Aku hanya mengeluh sakit dan sedikit saja menangis.
" Ayu???". Ohta kembali mendekati ku.
" Eh cewek, kenapa Lo nampar orang sembarangan?". Kata Heru tiba-tiba didepan ku.
" Jangan ikut campur ya ini urusanku sama dia". Tunjuk ya ke arah ku.
" Gak bisa ini juga urusan ku !!!!". Jawabnya bersuara lantang.
Oke, semua mata melihat ku. Seluruh orang keluar kelas melihat keributan yang ku dapat pagi itu.
" Apaan sih Lo cewek. Main kasar". Susi menarik tanganku menjauh dari sana.
" Gak papa kan?". Tanya Ohta.
" Salah dia apa ?". Tanya Heru.
" Tanya sendiri lah. Lo pasti ada hubungan sama Rehan kan?". Cercosnya kasar.
" Hah? Siapa Rehan ?". Bentak Heru.
" Sabar Ru. Dia cewek ". Edo memenangkan Heru.
" Heru tenanglah". Aku kembali ke depan mendekati cewek tadi.
" Ayu kamu -".
" Diam !!! Aku gak mau namaku di bawa-bawa ke ruang BK". Bentakku pada Heru. Aku tahu dia membela ku, tapi sungguh tidak ingin masuk ruang BK.
" Ayu sudah lah ". Kata Ohta lembut.
" Begini ya Mbak. Saya tidak ada hubungan apa-apa sama pacar Mbak. Dia hanya menolong saya kemarin pulang ke rumah. Karena saya sakit". Jelasku santai namun bernada judes.
" Alasan Lo. Pasti Lo dekatin karena dia tajir kan?". Suaranya mulai nyolot.
" Terserah mau bilang apa. Yang jelas saya tidak gila harta . Permisi !!". Aku berbalik dan melihat Heru yang wajahnya tersulut emosi. " Heru. Makasih". Ku berikan baju itu padanya yang dari tadi masih ku pegang.
" Eh tunggu !!!". Teriak cewek tadi.
Aku berjalan bersama Ohta dan pamit pada Susi untuk kembali ke kelas. Saat itu pipiku benar-benar sakit dan memerah. Namun aku tidak peduli aku tetap berjalan meskipun di perhatikan yang lain dengan pandangan kasihan, mungkin. Ku tutup merah dipipiku dengan helaian rambut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments