SEKARANG
"Yarra sayang, kau sudah sadar?"
Wanita berambut cokelat dengan mata cokelat itu, mengedipkan matanya beberapa kali ... mencoba menyesuaikan dengan cahaya yang ada. Ingin membuka mulutnya, namun terasa kering dan kaku. Hanya bisa menatap heran pada pria yang di depannya.
"Yarra ini aku!"
Pria dengan rambut klimis cokelat itu, menatap lembut kepada Yarra. Tapi Yarra bersumpah, dia tidak mengenal pria ini. "A-aairr ...."
Dengan susah payah dia akhirnya bisa mengeluarkan kata-kata. Mendengar ini, pria itu langsung berlari ke meja mengambil air.
"Ini sayang minumlah!"
Kata ‘sayang’ ini membuat kedua alis Yarra menyatu.
"Kau tunggu disini sebentar, aku akan memanggil Dokter. Kau tidak akan percaya sudah berapa lama kau tidur!"
Tanpa menunggu lagi, pria itu berlari keluar dengan terburu-buru. Membuat Yarra memeras otaknya. "A-apa terjadi ini? dimana Adrian?" Dia menatap sekelilingnya, hanya untuk menemukan dia di Rumah Sakit.
Ingatan kecelakaan dia dan Adrian, melintasi ingatannya. "Astaga, Adrian ...." Dengan terburu-buru dia turun dari tempat tidur, hanya untuk jatuh.
BRUK. Yarra mengerang kuat, tidak mengerti apa yang terjadi. Dia merasa kakinya sangat lemas, seolah-olah tidak pernah dipakai sebelumnya.
"YARRAAAA!"
Pria itu lagi berteriak, saat mendapati Yarra telah jatuh ke lantai. Tanpa sungkan dia mengangkat wanitanya itu.
"Wanita bodoh, apa yang kau lakukan? bagaimana bisa kau mencoba berjalan, setelah koma selama tiga bulan."
Kerutan Yarra semakin dalam, semakin tidak mengerti apa yang terjadi. Dokter melakukan pekerjaannya dengan memeriksa, Yarra.
"Kondisi anda baik-baik saja, tapi kami memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Soal jatuh tadi itu biasa, saat seseorang koma terlalu lama dan baru saja bangun, beberapa fungsi tubuh belum bekerja dengan baik."
Pria dengan rambut cokelat itu menatap sayang Yarra, "kau dengar itu? jangan khawatir, semua akan baik-baik saja."
Yarra menatap dalam pria itu, sebelum akhirnya membuka mulut. "Siapa kau?"
•••
"Tuan Edgar Martens?"
"Ya Dok, bagaimana? apa yang terjadi pada tunangan saya?" Tanya pria berambut cokelat itu dengan tidak sabar. Bagaimana mungkin dia bisa sabar, setelah menunggu hampir dua jam, kepada wanita-nya yang sedang diperiksa.
Dokter itu membetulkan gagang kacanya sebelum berbicara. "Mari kita bicara di ruangan saya, ini cukup penting."
Belum juga mendengar, jantung Edgar sudah berpacu cepat. Setiap langkahnya sudah seperti tertusuk jarum, alaram tanda bahaya telah berbunyi keras di kepalanya.
Sesampainya di ruangan Dokter, Edgar mendudukkan dirinya dengan lemah.
"Sayang sekali ini akan menjadi berita buruk. Tunangan anda, Nona Sanna telah kehilangan ingatannya, akibat kecelakaan
Deg. Edgar merasa semua udara disekitarnya telah tersedot, hingga sangat sesak.
"... Nona Sanna, telah kehilangan ingatannya beberapa tahun belakangan ini. Tepatnya setelah melakukan pemeriksaan, ingatan terahkir-nya ada pada delapan tahun yang lalu. Dia mengingat peristiwa kecelakaan ini, sebagai kecelakaannya bersama mantan suaminya saat itu."
Punggung Edgar yang tegak, tersandar lemah seketika. Kecelakaan delapan tahun lalu itu, adalah masa paling kelam yang pernah diceritakan Yarra. Kecelakaan yang merenggut nyawa bayi dalam kandungannya, serta hampir merenggut kewarasannya.
"Dokter, apakah dia berbicara mengenai pria bernama Adrian?"
Sang Dokter menarik nafas panjang. "Ya, dia menyebutkan pria itu berulang-ulang, dan menyebut nama itu sebagai suaminya."
Edgar menutup wajah dengan kedua tangannya. Bingung dan sakit tentang apa yang terjadi! pernikahan mereka sudah di depan mata, tapi Yarra bahkan tidak mengenalnya.
"Dokter, apa yang harus aku lakukan?"
Dokter menatap Edgar kasihan. Dia sudah tahu perjalanan dua calon pengantin ini, semenjak setahun yang lalu. Keduanya ada dalam program persiapan kehamilan untuk pernikahan mereka. Berpikir, akan langsung mencari buah hati saat sudah menikah. Tapi sayangnya, takdir berkata lain.
"Aku menyarankan dua opsi ...."
•••
Edgar kembali dengan tubuh yang lesu. Dia menatap Yarra yang sedang duduk berkaca, senyum getir tertarik di sudut bibirnya. Dia tidak yakin dengan opsi yang diberikan sang Dokter.
"Yarra?"
Yarra menatap pria berambut cokelat itu, cukup tampan dan tidak kalah tampan dari Adrian. Seorang Pengacara handal. Edgar Martens, kata para perawat disini, pria itu adalah tunangannya dan sebentar lagi akan menikah.
Dia juga dikejutkan dengan fakta, bahwa ini sudah tahun kedelapan, dari ingatannya. Yarra tidak mengerti bagaimana hidup mempermainkannya, ingatan terakhir yang dimilikinya adalah tentang Adrian.
Pria yang dia sukai semenjak remaja, pria yang diidam-idamkan lebih dari setengah usianya. Pria yang tangannya dia bermimpi, untuk hidup bersama. Sampai-sampai Yarra tidak ragu, untuk menjebak Adrian dalam pernikahan.
Dia telah melakukan segalanya, untuk memiliki Adrian, dan mereka sudah menikah. Tapi apa yang sebenarnya terjadi? kenapa dia disini tanpa ingatan? dan kenapa itu orang lain, bukan Adrian? tanya Yarra dihatinya.
"Yarra?"
Melihat tatapan lembut pria itu, Yarra tidak yakin harus bereaksi seperti apa. Tatapan yang sangat tulus, hal yang tidak pernah dilihatnya dari Adrian untuk dirinya.
"Edgar, kan?"
Mendengar kata ‘kan’ menyakiti hati Edgar dengan sangat. Dengan pahit, dia mengangguk. "Bagaimana, apa kau merasa lebih baik? bagaimana dengan kakimu?"
Tidak mungkin bagi Yarra merasa baik. Dia baru saja bangun, dan melewati delapan tahun tanpa tahu apa-apa! "Lumayan, entalah ... aku tidak yakin."
"Mm," Edgar mengambil tangan wanita itu, hanya untuk ditarik kaget oleh Yarra. Mereka berdua sama-sama syok.
Edgar kaget, karena Yarra tak mau dipegang. Sementara Yarra kaget, karena sentuhan Edgar terasa sangat asing untuknya.
"Aku yakin kau sudah mendengarnya! bahwa aku kehilangan ingatan. A-aku merasa takut saat ini, semua benar-benar asing, begitu juga dirimu." Semakin akhir, semakin pelan suara Yarra. Dia tentu tak tega mengatakan hal itu pada Edgar, tapi tetap harus dilakukan.
Mendengar itu semua, Edgar berusaha tenang. "Tidak mengapa, kita bisa saling berkenalan lagi dari awal, seperti beberapa tahun yang lalu."
Bukan perjuangan yang mudah bagi Edgar, untuk membawa Yarra kedalam sisinya. Walaupun telah kehilangan ingatannya, Yarra menyadari dia bukan gadis muda dua puluh tahun lagi. Fisiknya telah berubah menjadi lebih dewasa, begitu juga dengan pemikirannya. Jadi dia tahu, dia tidak boleh sembarangan mundur dari situasi ini.
Keduanya berjabat tangan, untuk berkenalan dari awal. "Edgar,"
"Yarra!"
Ketegangan sedikit mencair dengan perkenalan itu, membuat keduanya tertawa kecil.
"Ed, katakan bagaimana kita bertemu? dan ...."
"Dan apa?" Tanya Edgar sedikit tidak sabar.
"Dan, apakah kau mengenal suamiku Adrian?"
Edgar mematung, menelan ludah seperti menelan api. "Ya, aku mengenal Adrian, mantan suami-mu!"
Ada penekanan dalam ucapan Edgar. Membuat Yarra kembali pada kesadaran. Bukan sengaja dia mengatakan itu semua, tapi perasannya yang membuat dia merasa begitu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Mukmini Salasiyanti
wowwww☺
2023-11-27
0