PLAK.
Tamparan itu begitu kuat, sampai-sampai Adrian termundur beberapa langkah. Dia mengangkat kepalanya secara perlahan, melihat mata Yarra yang sudah berkaca-kaca.
"A-aku minta maaf, aku---"
Mpphh ....
Perkataannya terpotong, digantikan erangan yang tertahan. Adrian membulatkan matanya tidak percaya.
Apa ini semua? kenapa Yarra menciumku?
Tapi pertanyaan jelas tak berjalan lama dalam pikirannya, seiring dengan kuatnya tuntutan Yarra dalam ciuman mereka. Adrian hanya bisa menutup matanya, dan ikut larut dalam ciuman itu.
Entah kapan terakhir kali dia ada dalam ciuman menggairahkan seperti ini. Ya, kalau tidak salah itu tujuh tahun lalu, dan masih dengan wanita yang sama yang saat ini sedang dia bagi ciuman lagi.
Naluri laki-laki dewasa tidak bisa dihentikan lagi. Tangan Adrian mulai berjalan naik di atas mantan Istrinya itu, hingga tanpa sadar meloloskan erangan tertahan dari Yarra. "Mppphh ... Ian!
Mendengar panggilan itu setelah 7 tahun, membuat ciuman Adrian terhenti tiba-tiba. Yarra menatap Adrian dengan tanda tanya, "A-ada apa? kenapa berhenti?" Jantung Adrian berpacu cepat.
Awalnya Ian adalah nama panggilan yang manis dalam pernikahan mereka. Namun karena kecelakaan dan depresi Yarra, panggilan itu berubah menakutkan untuk Adrian. Kapanpun wanita itu marah dan menggila, kapanpun dia akan menghancurkan sesuatu, dia akan selalu menyebut nama itu, sebagai alasan tindakan gilanya.
Kini gairah itu padam seketika. Adrian mengatur dan menyelipkan rambut Yarra diantara telinga, yang sudah terbongkar oleh ulah tangannya. Kini semua telah berbeda, walau dalam ingatan Yarra dia ada di delapan tahun yang lalu.
Yarra yang gairahnya terlihat jelas dimatanya, mengigit bibirnya cemas. "Kenapa? ada apa?"
Adrian menggeleng, "Tidak. Hanya ternyata beberapa hal dari masa lalu."
"CK!!!" Yarra berdecak kesal, berbalik dan menghentakan kakinya kasar. Siapa yang bisa membayangkan menjadi dirinya? sudah tersulut api gairah, lalu tiba-tiba di hentikan tanpa peringatan.
"Hey," Adrian ingin membujuk tapi dibuat kaget dengan hentakan kasar Yarra. Hal ini membuatnya menatap wanita itu tak percaya. "Aku pikir, kalau ingatanmu ada di delapan tahun yang lalu, maka sikapmu seharusnya masih sama. Tapi kenapa, terasa seperti aku tidak mengenalmu?"
Yarra akhirnya berbalik dengan dua tangan di dada. Mau apapun dia masih kesal dengan Adrian.
"Dengar, kau mungkin tidak tahu, jadi biarkan aku menceritakan bagaimana cinta sepihak ku padamu!"
Yara kini tak malu lagi untuk membicarakan hal itu. Lagipula apa yang harus dia malukan? dia mungkin tidak mengingat apapun. Tapi semua orang di sekitar mereka tahu, badai apa yang sudah mereka lewati.
"Aku selalu seperti ini dari dulu. Aku sangat bersemangat dan sangat ingin menjadi proaktif denganmu. Aku sebenarnya mudah merasa kesal dan cukup temperamen. Aku juga sangat suka merajuk dan tidak keberatan membuat pertengkaran. Aku adalah pasangan dengan banyak kekurangan, seperti orang lain di luar sana. Tapi aku, ... aku sangat menyukaimu sehingga bersedia menyimpan itu semua di belakang, hanya agar kau tidak iflil atau jijik denganku. Mungkin itu salah satu alasan kenapa aku menjadi depresi! karena dari sekian banyak hal, aku bahkan tidak bisa menjadi diriku sendiri saat denganmu."
Apa ini? Adrian menggeleng tak percaya. Masalahnya dia sudah mengenal Yarra sejak sekolah, dan wanita itu selalu sama baiknya, baik dulu sekali hingga sebelum kecelakaan itu terjadi. Dia wanita yang lembut, tidak suka marah-marah dan pemalu.
Jadi jika dia mengenal Yarra seperti itu selama bertahun-tahun, bukankah itu artinya? dia telah menipu diri selama bertahun-tahun?
Mata Yarra tiba-tiba memerah, dia sangat kesal sekarang. "Tapi sekarang tidak lagi. Kita mungkin telah terpisah, tapi aku akan menganggap waktu hilangnya ingatan ini, sebagai waktu untuk memperbaiki semuanya. Termasuk menjadi diriku sendiri."
"... Edgar berkata, dia mencoba menolongku selama hampir dua tahun untuk keluar dari keterpurukan. Sangat sulit untuk membayangkan tahun-tahun yang hilang begitu saja."
Adrian melangkah maju. Seolah tahu apa yang hendak dilakukan pria itu, Yarra berbalik dan langsung mundur. Tapi sayangnya kecepatan dan tenaganya, tidak lebih besar daripada Adrian. Adrian memeluk Yarra dari belakang, "Maafkan aku. Maafkan aku. Aku tidak tahu apapun."
Ya, saat ini dia tidak tahu apapun! tapi tetap ingin meminta maaf. Dia ingin meminta maaf, untuk setiap yang terjadi diantara mereka.
Ehm, Ehmm...
Mereka berdua sontak terbalik, dan mengurai pelukan itu, manakala melihat dua orang Polisi yang nampaknya sedang berpatroli.
"Kupikir remaja atau dewasa muda, ternyata Bapak-Ibu." Celetuk seorang Polisi. Mendengar ini, keduanya sangat malu. Tapi ada rasa malu lebih bagi Adrian, ketika Polisi lainnya bercelutuk menanggapi.
"Kalau tadi kupikir pasangan. Ternyata, Paman dan keponakan."
Mendengar lelucon tak sampai ini, kedua Polisi itu tertawa riang, diikuti dengan Yarra yang yang menunduk. Mencoba menahan tawanya.
Disamping, Adrian sudah mengepal tangannya erat. Dia tahu Yarra masih sama cantiknya saat gadis itu masih awal dua puluhan. Tapi bukan berarti dia juga setua itu kan, sampai-sampai harus dipanggil Paman.
"Bisa berikan kartu identitas kalian? walaupun kalian sudah dewasa, hanya memeriksa apa kalian pasangan resmi atau selingkuh?" Ada banyak canda dan ejekan dalam pemeriksaan itu.
Keduanya sama-sama memberikan kartu identitas.
"Astaga Tuan Arden? benar?"
Adrian mengangguk.
"Dengar Tuan Arden, ... kami sangat menghormati anda. Tapi jangan cuman sampai bawa ke pinggir sungai dong. Apa Tuan tahu istilah populer belakangan ini??"
"Apa itu?"
"Minimal, nikahi lah!"
"Hehehe, maaf. Maaf Tuan, kami bercanda."
Mendengar ini Adrian menjadi kesal. Dia segera menarik Soraya, "Ayo pergi!"
Melihat Adrian yang sangat ketus, kedua Polisi itu jadi ngeri-ngeri sedap. Bagaimanapun Adrian masih sangat berpengaruh, hendak mengejar tapi takut.
"Apa kita berlebihan?"
"Bodoh, ayo kita pergi dari sini."
•••
Di dalam mobil, Yarra menatap Adrian yang masih nampak kesal. Tidak ingin menambah-nambah masalah, dia membiarkannya begitu saja saat ini.
"Soal ciuman tadi, jangan terlalu dipikirkan. Itu tidak berarti apapun juga." Yarra malu dan merasa tak bisa menghadapi Adrian jika tidak meminta maaf soal tadi.
Tapi makna berbeda terdengar bagi Adrian. Jangan dipikirkan? tak berarti apapun? Apa Yarra menganggapnya hanya sebongkah batu dengan nafas.
Adrian jelas tak bisa menerima ini. Kali ini dia diam lagi sepanjang jalan. Berdua, kehidupan mereka saat ini seperti menaiki roller coaster. Sedikit-sedikit diatas, sedikit-sedikit di bawah. Sedikit-sedikit berbaikan, sedikit-sedikit bertengkar. Sedikit-sedikit tertawa, sedikit-sedikit sedih.
Kini bukan hanya Yarra yang mulai terbuka dengan sikapnya sendiri. Adrian yang dulu dikenalnya sangat tenang dan stabil, kini mulai menunjukkan beragam emosi. Yah, sayang sekali ... setelah tujuh tahun berpisah, kini mereka baru memulai perkenalan mereka atas satu sama lain.
"Kepalaku sakit, apa aku lapar lagi ya?"
Mendengar ini Adrian pikir Yarra hanya bercanda atau ingin membuat perbincangan dengannya. Tapi Yarra sungguh-sungguh, kepalanya sakit lagi. Pikirnya, mungkin dia menderita ma'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Iren Nursathi
makin seru thor lanjuuut
2023-11-14
1