BAB 19

Di jalan Adrian memperingatkan Yarra lagi, "Dengar ... aku tidak suka kalau bicara seperti itu pada orang lain, terutama pada Leya. Entah perasaanku saja atau bukan, tapi kau terlihat tidak menyukai dirinya?"

"Ya, tapi aku---"

"Apapun alasanmu, aku tidak mau tahu. Intinya aku tidak suka kau begitu kasar padanya." Adrian tidak membiarkan Yarra menyelesaikan ucapannya. Bagi Adrian, sifat buruk Yarra ini bisa menjadi malapetaka baginya di kemudian hari.

"Jadi kau membela wanita itu, tanpa mau mendengar pendapatku?" tanya Yarra dengan suara rendah.

"Bukannya begitu, aku---"

"Omong kosong! katakan saja itu benar. Kau mau membelanya kan, begitu?"

"BUKAN!"

"PEMBOHONG! AKU YAKIN---"

"YA, AKU MEMBELANYA! JIKA ITU YANG INGIN KAU DENGAR." Adrian sudah kesal sekali, jadi membenarkan apapun yang dikatakan Yarra saat itu. Dengan harapan itu akan membuatnya diam. Tapi itulah, salah satu tanda ketidak-cerdasan pria.

"Pinggirkan mobil!"

Adrian menatap Yarra, "Tidak! kenapa? apa kau ingin turun seperti di film-film? begitu?"

Yarra menggeleng, pertanyaannya kemudian melompat. "Kita akan makan malam dimana?"

Kecurigaan memenuhi Adrian, dengan pertanyaan yang dialihkan ini. "Bagaimana dengan restoran terahkir kali?"

"Mm, boleh. Sekarang carilah mini market dan menepilah."

Adrian mengerut alis, "Ada apa? jangan menipuku seolah aku bodoh! lalu kau akan turun dan merajuk semaumu hah?"

Yarra menarik nafasnya, "Aku haus ... setelah berdebat dengan orang bodoh. Sementara Restorannya masih jauh."

Urat-urat di tangan Adrian timbul mendengar ini, dia tahu orang bodoh yang dimaksud-kan adalah dirinya.

Melihat mini market di ujung jalan, Adrian akhirnya menepikan mobilnya. Untuk ukuran mini market yang dimasuki mobil klasik, kehadiran mereka menarik perhatian. Tapi Yarra, ternyata lebih pendendam dari yang dirinya sendiri kira.

Tepat saat Adrian memasuki mini market, Yarra mengambil alih kemudi mobil. "Kau pria brengs*k! apa kau pikir aku akan membiarkanmu sesuka hati."

Di dalam, Adrian yang sedang asyik memilih minuman, dibuat terkejut dengan suara mesin yang sangat dikenalinya. Dia mengangkat kepalanya, dan mendapati mobil telah dinyalakan. Firasatnya langsung memburuk. "YARRAAAA! YARRAAAA!"

Tidak peduli berapa banyak orang, dan berapa banyak mata yang memandang, Adrian berteriak dari dalam supermarket. Dia langsung berlari keluar, dan masih sempat mendapati mobilnya.

"Yarra! buka Yarra!" Adrian mengetuk-ngetuk pintu mobil yang terkunci. Yang beruntungnya tiba-tiba terbuka. "Yarra, jangan seperti ini, Yarra aku mohon."

Meski kaca telah dibuka, tapi Yarra tetap menjalankan mobilnya, membuat Adrian yang mengejar seperti orang bodoh, dibawah banyak tatapan miris.

"Mari bertemu di Restoran, jangan terlambat! aku benci orang terlambat."

Dengan tanpa perasaan, Yarra melajukan mobil meninggalkan Adrian. Dari kaca dia melihat, pria itu sempat mengejarnya.

"Cih, kau bilang aku akan turun dan merajuk? tidak Adrian, itu kan yang akan turun dan kubuat sakit hati sampai merajuk." Kata Yarra, sambil melajukan mobil ke Restoran.

Sementara Adrian, dia menggertakan gigi di bawah tawa dan rasa kasihan orang lain.

"Hei Bung, kau pasti telah membuat kesalahan fatal pada wanitamu!"

"Iya, coba pikirkan baik-baik."

Kata beberapa orang yang mencoba memberinya nasihat. Tapi Adrian terlalu kesal, dia memilih meninggalkan mini market itu dan berjalan di pinggir, sepanjang jalan. Sambil mencoba menunggu taksi.

Dia tidak bisa menelfon siapapun saat ini, sebagai penanganan terhadap rasa malu. Tapi akhirnya, Adrian tidak bisa menyembunyikan kemalangan-nya, ketika temannya melihat dia.

"Adrian?"

Melihat itu panggilan dari Lysander, Adrian akhirnya menyerah. "Hey, kenapa kau terlunta-lunta disini?"

Lysander dengan selera humornya yang rendah, jelas hanya memperburuk suasana. "Ceritanya panjang!"

Adrian akhirnya pun masuk, dan diantar ke Restoran. Sebenarnya dia ingin pulang ke rumah, dan tidak mau berbicara dengan wanita itu. Tapi rasa kesalnya terlalu besar, takut dia akan terkena serangan jantung hanya karena menyimpan masalah ini terlalu lama.

Sepanjang jalan Lysander benar-benar terpingkal mendengar cerita sahabat masa kuliahnya ini.

Ingin mengalihkan pembicaraan, Adrian bertanya ....

"Jadi kapan kau sampai?"

"Tadi siang. Benar-benar masih baru. Tapi lupakan soal itu, apa itu benar-benar mantan istrimu? si Yarra itu kan? rasanya sulit di percaya, padahal dia sangat baik bukan?"

Niat pengalihan cerita tidak berhasil. Sebagai salah satu dari sedikit orang yang mengetahui pernikahan Adrian, dia cukup mengenal masalah dua insan itu. Kini melihat Adrian seperti ini, rasanya sangat penasaran bagi Lysander.

"Bisa aku masuk? bisa ya? aku hanya akan menyapa Yarra, lalu kembali." Pinta Lysander sesampainya mereka di Restoran. Sebenarnya Adrian yang hanya ingin sendiri, karena dia ingin memarahi wanita itu. Tapi karena Lysander baru saja menolongnya, terlalu tidak enak hati untuk menolak.

Sesampainya mereka di dalam, Adrian mendapati Yarra duduk di bangku tempat mereka lalu. Dia sudah sangat marah, sebelum disapa, ....

"Tuan Arden, Selamat datang kembali. Istri anda, sudah menunggu."

Lysander yang mendengar kata Istri, padahal keduanya sudah berpisah dibuat bingung.

"Ar, bukankah kalian telah berce---"

"Ya, terimakasih." Potong Adrian. Yang disambut pelayan itu dengan anggukan sebelum pergi.

"Wait, wait Bro! Serius, ini hubungan kalian seperti apa sebenarnya? Kenapa pelayan tadi bicara seolah kalian masih menikah?"

"Diamlah, aku akan menceritakannya sebentar." Bisik Adrian. Dia memang tidak menceritakan semuanya pada Lysander, hanya beberapa hal sebagai garis besar cerita.

Kini mereka berdua memasuki ruangan VIP, dan menemukan Yarra sedang minum disana.

Ketika menyadari kehadiran Adrian, dia memberikan senyum mengejek sebagai penyambutan. Tidak menyangka pria itu datang membawa teman.

"Hei, Yarr ...!"

Yarra memandang pria di depannya, dan mendapati bahwa itu Lysander sahabat Adrian. Dan orang yang dia tidak sukai. Yarra pernah mendengar sendiri, bagaimana Lysander mengulang-ulang pada Adrian, bahwa dirinya tidak terlalu pantas menjadi Istri Adrian.

Sebab menurut pendapat Lysander, selain latar belakangnya, gadis itu terlalu baik dan polos, tidak akan cocok menjadi Istri orang-orang penting yang harus selalu berhadapan dengan banyak orang, dan memiliki kemampuan menguasai situasi dan berubah-ubah sesuai kondisi.

Yarra memberi tangan, tapi tidak membalas ucapannya. Membuat Lysander sedikit tertegun. Selain penampilan-nya yang memukau, kini wanita itu terlihat sangat bertemperamen! meski temperamennya terlihat tidak baik.

Yarra mengacuhkan Lysander, hanya menatap Adrian. "Kenapa kau lama sekali? aku hampir kelaparan untuk menunggu mu."

Adrian mengepal tangannya dalam-dalam mencoba menenangkan diri. Dia balas mencampakkan Yarra, "Lysander terimakasih sudah mengantar, apa kau akan kembali sekarang?"

Tadinya Ya, tapi sekarang rasanya berat. "Apa kalian keberatan jika aku ikut duduk dan makan? aku hampir lupa, bahwa aku belum makan."

YA! adalah jawaban Yarra dan Adrian sebenarnya. Tapi begitu, mereka bisa apa.

Lysander menatap Yarra, yang asik dengan ponsel di di depannya. Die menilai gaya dan pembawaan Yarra, tidak percaya bahwa gadis yang pernah dia sukai dulu, akan berubah sejauh ini.

Terpopuler

Comments

Yudi Gunawan

Yudi Gunawan

waw

2023-11-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!