Pengakuan Clara

Setelah kejadian kemarin, Arya menyelidiki sendiri hubungan antara Clara dan Saka. Ia tak mau menyuruh temannya itu karena yang ada malah makin panas nantinya.

Satu-satunya cara agar dia bisa mengetahuinya dengan cepat ialah dengan bertanya kepada kedua sahabatnya Clara. Dengan rasa penasaran dan prasaan yang begitu cemburu, ia langsung menemui Hani dan Vera.

Aryapun mendatangi kampus, dan ia pun langsung mencari keberadaan kedua sahabat Clara itu.

Setelah beberapa menit mencari akhirnya Aryapun menemukan mereka berdua.

"Hani. Vera." Panggil Arya.

"Duh mati kita, kenapa Pak Arya tiba-tiba manggil kita ya." Ucap Vera dengan pelan.

"Iya Pak, ada apa?" Tanya Hani.

"Saya cuma ingin tanya. Hubungan Clara dengan cowok yang bersama kalian di rumah sakit kemarin apa? Kenapa pria itu begitu dekat sekali dengan Clara?" Tanya Arya.

"Ma-maksud Bapak Saka?" Jawab Vera dengan sedikit takut.

"Ya."

"Jadi gini Pak, Saka itu temen kita dari masa SMA dulu. Dan Saka, itu sudah dari zaman SMA menyukai Clara. Tapi, karena Clara anaknya polos, jadi dia biasa aja nggak memiliki perasaan yang sama ke Saka." Terang Vera.

"Ohhh jadi gitu."

"Iya pak." Jawab mereka dengan serentak.

"Oke, cuman itu saja yang saya tanya. Untuk kalian saya berterima kasih sudah menjaga istri saya dengan baik."

"Iya pak." Ucap Hani.

Aryapun pergi berlalu meninggalkan kedua sahabat Clara itu.

"Istri? Jadi selama ini pak Arya itu suaminya Clara? Pantes kayak ada yang di tutup-tutupi sama Clara."

"Iya, sebenarnya gue kemarin mau ngasih tau Lo, kalau Pak Arya itu suaminya Clara. Cuma gue lupa karena terlalu panik dengan keadaan. Sorry ya ver."

"Iya ga papa kok Han,"

"Eh, tapi bukannya lo harusnya udah tau ya, kan Lo kemarin ada dirumah sakit juga. Pastinya dengar dong ucapan Pak Arya kemarin."

"Gue nggak ngeh Han. Habisnya Pak Arya ngomel muluk." Ucap Vera.

"Iya ya kan, gue baru tau kalau Pak Arya secemburu itu. Apa lagi kemarin itu dia cerewet banget kayak emak-emak."

"Hahaha iya kayak emak Lo." Balas Hani sambil tertawa.

"Ih, apaan sih. Kok jadi malah mak gue yang kena."

"Canda Han, gitu aja ngambek."

"Yaudah, gimana kalau ntar sore kita kerumah Clara. Kita tanyain aja langsung kan." Ucap Hani lagi.

"Okeyy... berarti ntar sore ya. Gue penasaran banget nih. Kaget aja tiba² tau kalau mereka sudah menikah."

"Makanya itu kita selidiki biar tau pasti."

"Yaudah yuk pulang, nggak ada jadwal kuliah lagi pun hari ini."

"Yuk..."

Akhirnya merekapun pulang, pergi meninggalkan kampus.

•••••000•••••

Saat Clara memasuki kamar. Tiba-tiba saja handphone nya berbunyi. Siapa lagi kalau bukan sahabatnya yang menelepon.

"Hallo... Kenapa Han?"

"Gue sama Vera sore ini kerumah Lo ya. Lo ada dirumah kan?"

"Iya gue dirumah, tapi bukan dirumah Mama sama Papa gue."

"Terus?"

"Dirumah orang tuanya Pak Arya."

"Yahhh, kita kan nggak tau lokasi rumahnya dimana."

"Yaudah, ntar gue share lock deh."

"Oke..."

Tut

Teleponpun di matikan oleh Clara.

Clara bingung ingin menjawab apa jika nanti ditanya oleh kedua sahabatnya itu. Ia terus memikirkan hal, dia ga perduli mau dia lagi sakit atau enggaknya yang namanya bingung susah untuk membuat diri menjadi rileks. Sampai akhirnyapun ia pasrah dengan semuanya. Gadis itu merasa sudah capek menyembunyikan rahasia ini di belakang sahabatnya. Kini ia mencoba untuk jujur kepada kedua sahabatnya itu.

20 menit kemudian, Hani dan Vera pun tiba di rumah orang tuanya Arya.

Tok tok tok...

Suara pintu yang begitu nyaring hingga terdengar ke kamar Clara.

"Itu pasti mereka." Ucapnya sambil beranjak dari kasur menuju pintu.

Clara membuka pintu tersebut, terlihat jelas kedua sahabatnya itu telah menunggu Clara membukakan pintu.

"Hey.. udah lama ya disini?" Tanya Clara.

"Enggak kok, baru aja sampai." Jawab Vera.

"Yaudah, masuk yuk." Ucap Clara. mempersilahkan mereka untuk masuk.

"Gimana keadaan Lo sekarang?" Tanya Hani.

"Alhamdulillah udah membaik kok." Ucapnya

"Kita khawatir tauk takut Lo kenapa-napa."

"Gue baik-baik aja kok guys,"

"Iya tapi tetap aja khawatir." Balas Hani.

Clara hanya tersenyum melihat kedua sahabatnya itu.

"Sebenarnya kita kesini, ada sesuatu yang mau kita tanyain ke Lo." Ucap Vera.

"Emangnya mau tanya apa?" Balas Clara.

"Soal hubungan Lo sama Pak Arya."

"Iya Clara, kita cuma ingin mastiin apa benar Lo itu sebenarnya udah nikah sama Pak Arya? Kita berharap kali ini Lo jujur sama kita tanpa ada yang di tutup-tutupi lagi." Ucap Hani.

"Iya kalian benar. Gue memang sudah lama menikah dengan Pak Arya. Tapi semua itu terjadi karena gue di jodohin sama orang tua gue supaya gue bisa Muve On sama masa lalu gue. Gue awalnya juga nggak terima sama perjodohan itu. Tapi gue ga mungkin juga ngebantah kemauan orang tua gue. Ini semua itu terpaksa. Gue sama Pak Arya juga nggak punya perasaan apa-apa." Terang Clara.

"Kenapa Lo ga mau jujur sama kita Clara. Lo itu sahabat kita, seharusnya Lo cerita soal ini, nggak di tutup-tutupi kayak gini." Jawab Vera.

"Iya gue tau. Tapi saat itu gue malu mau nyeritain itu semua. Dan gue sendiri juga masih belum terima sama perjodohan itu makanya gue nggak mau semua orang tau kalau gue sebenernya udah nikah sama Pak Arya."

"Terus sekarang Lo gimana setelah menjalani pernikahan ini?" Tanya Vera pada Clara.

"Ya gue nggak tau gue udah punya rasa atau belum sama Pak Arya. Bahkan sampai sekarangpun kami kadang masih suka pisah ranjang. Meskipun seranjang juga gue slalu mengancam Pak Arya supaya nggak ngapa-ngapain gue. Karena gue tu belum siap menjadi ibu." Ucapnya dengan sedikit ngegas.

"What? Gimana ceritanya suami istri pisah ranjang. Gabaik loh Clara. Lo itu udah jadi istri sahnya Pak Arya. Melayani suami Lo itu sudah menjadi kewajiban seorang istri." Jelas Hani.

"Kalian kan tau, gue masih kuliah. Belum juga selesai kuliah. Kalau gue melayani Pak Arya yang ada nanti gue hamil terus kalau orang satu kampus tau gimana? Gue belum siap."

"Tapi, kita liat Pak Arya kayaknya cinta deh sama Lo, secara kemarin aja keliatan panik banget bahkan cemburuan lagi. Dan Lo tau Pak Arya tadi sampai nanyain tentang hubungan Lo dengan Saka. Apa coba kalau bukan cinta namanya."

"Hah, Serius?"

"Udah Lo terima aja takdir Lo sekarang. Lo itu harusnya bersyukur punya suami yang tampan, kaya, pengusaha, pinter lagi. Jarang-jarang ada pria seperti Pak Arya. Udah terima aja sih, siapa tau Lo juga cinta seperti Pak Arya cinta sama Lo." Ucap Vera.

"Sebenarnya gue juga ngalami hal yang sama seperti Pak Arya, cuma gue gengsi buat ngungkapinnya." Jawab Clara.

"aaaa sini peluk..."

Merekapun berpelukan, dan Clara merasa sedikit legah dengan pengakuannya di depan sahabatnya itu.

"Lo jangan takut dan gengsi lagi. Kalau Lo cinta sama Pak Arya, Lo jujur aja. Ungkapin apa yang Lo rasain, gue yakin Pak Arya juga merasakan hal yang sama seperti Lo." Jelas Hani.

"Makasih ya guys udah ngertiin gue... Kalian memang sahabat terbaik gue, gue bakal coba ikutin saran kalian. Ya semoga setelah pengakuan ini, hubungan gue jadi lebih harmonis lagi, gue juga bakal coba jujur sama Pak Arya." Jawab Clara sambil meneteskan air matanya di pelukan kedua sahabatnya itu,karena merasa terharu.

"Semangat Clara... Gue yakin Lo pasti bisa ngejalanin ini semua. Inget ada kita yang slalu support Lo." Ucap Vera sambil menghapuskan air matanya yang terus mengalir.

"Astaga gue lupa..." Hani teringat sesuatu yang membuat sahabatnya menjadi kaget.

"Lupa apa?" Tanya Vera.

"Kita kan ada tugas dari pak dosen, mana belum selesai lagi," ucap Hani.

"Oh iya, aku juga lupa... Astaga ..." Saut Vera dengan memegangi kepalanya.

Kedua sahabat itupun berpamitan untuk pulang agar bisa menyelesaikan tugas yang diberikan dosen.

"Sorry ya Clara. Kita ga bisa lama-lama nih ya Lo tau kan kita ada tugas kalau ga selesai bisa habis sama tu dosen." Ucap Vera.

"Yaudah, kalau gitu kita pamit pulang dulu ya," pamit Hani pada Clara.

"Iya... Thanks banget ya atas pengertian kalian,"

"Iya Clara... Yaudah kita pamit ya, bayyyy,"

"Satu lagi, Lo jaga kesehatan ya Clara. Gue gak mau liat sahabat gue sakit lagi." Gumam Vera.

"Iya beb, gue janji bakal jaga kesehatan gue," jawab Clara dengan tersenyum.

Kedua sahabatnya itu pergi meninggalkan Clara. Kini Clara merasa sepi tidak ada yang menemaninya. Dirumah semua pada sibuk sama pekerjaannya. Hanya dengan sahabat nya lah ia merasa hidupnya penuh warna.

Kini semuanya telah berubah, tidak lagi ada kebohongan ataupun hal yang di tutup-tutupi oleh Clara. Semua orang telah mengetahuinya. Apa yang ia pikirkan ternyata tidak seperti yang dia bayangkan. Bahkan setelah semua orang tau tentang hubungan mereka orang-orang tak menggubris itu. Karena orang-orang tau cinta itu bisa datang pada siapa aja, tak perduli mau dia muda ataupun tua. Karena cinta tidak memandang usia. Asal sama-sama cinta orang lain tidak bisa berbuat apa-apa.

Kini rumah itu kembali hening, sepi tak ada siapapun selain Clara. Ya pantas aja ngerasa bosan orang dia sendiri, apa lagi itu rumah udah kayak lapangan bola gedek banget. Jangankan Clara, aku aja kalau di posisi dia pasti bosen tu pakek banget lagi.

Ya... Begitulah nasibnya Clara, jadi tak heran kalau Clara sering menyusul Arya ke kantor tanpa bilang. Hingga sering sekali Arya menemukan dia dalam keadaan sedang tertidur di sofa karena menunggunya. Bukan hanya takut yang ia rasakan di rumah tapi karena memang yang dia rasakan saat ini, dia tidak bisa bila jauh-jauh dari Arya apa lagi sekarang Arya terus sibuk, jarang bersamanya. Namanya juga orang jatuh cinta ya say ya begitu enggak mau tuh kalau jauh-jauh dari suami, bawakannya kangen muluk. Orang yang baru menikah pasti merasakan hal ini. Itu semua hal yang lazim bagi wanita. Jadi suami cukup memakluminya saja.

Melihat jam sudah pukul 6 sore, Clara bergegas naik ke atas menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya itu. Ia membersihkan badannya lalu setelah itu mamakai pakaian yang telah di siapkannya, tak lupa ia melaksanakan kewajibannya menjalankan sholat lima waktu. Setelah itu ia berbaring di kasur sambil menunggu suaminya pulang ia membuka handphone nya beralih ke aplikasi sosial medianya. Scrool-scrool beranda itulah kerjaannya di saat sedang menunggu Arya di rumah.

Episodes
1 Awal mula kehancuran
2 Pertengkaran yang hebat
3 Berakhirnya Hubungan
4 Berita tak terduga
5 Tunangan
6 Mendadak menikah
7 Status Baru
8 Tugas pertama istri
9 Perang Di Dapur
10 Ternyata Dia Cerewet
11 Hampir Ketahuan
12 Terlambat
13 Menolak Cintanya Dia
14 Pindah rumah
15 Antara Kesal Dan Bahagia
16 Perhatian seorang dosen killer
17 Gara-gara Nilai
18 Kebocoran hubungan
19 Cemburu
20 Pengakuan Clara
21 Sidang
22 Kebahagiaan Tak Terduga
23 Terserah
24 Imam Dan Makmum
25 Liburan
26 Cobaan dalam rumah tangga
27 Positif hamil
28 Clara Merasa Kesepian
29 Mau Anak Cewek Or Cowok?
30 Arya khawatir, Clara Pergi Sendirian
31 Ngidam mangga muda
32 Jalan pagi
33 4 bulanan
34 Pernyataan Clara
35 Diamnya Clara
36 Penjelasan
37 Kontraksi
38 Lahiran
39 Marya Intan Zivani
40 Aqiqah hari ke-7 baby zivani
41 Tangisan baby zivani
42 Main Ke Time Zone
43 1 tahun
44 Firasat
45 Kecelakaan
46 Perasaan yang hancur sebab musibah yang datang
47 Kepulihan Clara dan Zivani
48 Keluh kesah Arya
49 Doa yang belum terjabah
50 Demi Sang Istri Apapun Di Lakukan
51 Menjadi Lelaki Yang Kuat Dalam Keluarga
52 Zivani Mimpi Buruk
53 Sholat Berjamaah
54 Makan Es Krim Bersama
55 Kembalinya keceriaan Clara dan Zivani
56 Perdebatan Membawa Kebahagiaan
57 Ketagihan Minuman Clevo
58 Zivani menangis
59 Ketiduran
60 Clara Terjatuh
61 Clara drop Kembali
62 Fisik Bukan Utama Untuk Menjadi Setia
63 Pijatan Bikin Nyaman
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Awal mula kehancuran
2
Pertengkaran yang hebat
3
Berakhirnya Hubungan
4
Berita tak terduga
5
Tunangan
6
Mendadak menikah
7
Status Baru
8
Tugas pertama istri
9
Perang Di Dapur
10
Ternyata Dia Cerewet
11
Hampir Ketahuan
12
Terlambat
13
Menolak Cintanya Dia
14
Pindah rumah
15
Antara Kesal Dan Bahagia
16
Perhatian seorang dosen killer
17
Gara-gara Nilai
18
Kebocoran hubungan
19
Cemburu
20
Pengakuan Clara
21
Sidang
22
Kebahagiaan Tak Terduga
23
Terserah
24
Imam Dan Makmum
25
Liburan
26
Cobaan dalam rumah tangga
27
Positif hamil
28
Clara Merasa Kesepian
29
Mau Anak Cewek Or Cowok?
30
Arya khawatir, Clara Pergi Sendirian
31
Ngidam mangga muda
32
Jalan pagi
33
4 bulanan
34
Pernyataan Clara
35
Diamnya Clara
36
Penjelasan
37
Kontraksi
38
Lahiran
39
Marya Intan Zivani
40
Aqiqah hari ke-7 baby zivani
41
Tangisan baby zivani
42
Main Ke Time Zone
43
1 tahun
44
Firasat
45
Kecelakaan
46
Perasaan yang hancur sebab musibah yang datang
47
Kepulihan Clara dan Zivani
48
Keluh kesah Arya
49
Doa yang belum terjabah
50
Demi Sang Istri Apapun Di Lakukan
51
Menjadi Lelaki Yang Kuat Dalam Keluarga
52
Zivani Mimpi Buruk
53
Sholat Berjamaah
54
Makan Es Krim Bersama
55
Kembalinya keceriaan Clara dan Zivani
56
Perdebatan Membawa Kebahagiaan
57
Ketagihan Minuman Clevo
58
Zivani menangis
59
Ketiduran
60
Clara Terjatuh
61
Clara drop Kembali
62
Fisik Bukan Utama Untuk Menjadi Setia
63
Pijatan Bikin Nyaman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!