Ternyata Dia Cerewet

"Pagi, Ma," sapa Arya pada Mama mertuanya itu.

"Pagi, Arya."

"Bukannya aku nggak mau nganterin, tapi bukankah kamu yang nggak ingin semua orang mengetahui tentang hubungan kita. Kalau aku, sih terserah," jelas Arya pada Clara.

"Tuh, dengerin kalau suami lagi ngomong," sahut sari seolah sedang meledek putrinya.

"Ih, Mama apaan sih."

"Setelah selesai sarapan, Clara pun berangkat ke kampus. Tapi, tangannya di tahan oleh Arya.

"Biar aku anterin," ucap Arya.

"Nggak usah."

"Clara." Sari menatap putrinya dengan garang.

Dengan wajah yang masih ditekuk, akhirnya ia pun di antar oleh Arya ke kampus.

Kalau di pikir-pikir, Arya itu enggak ada capek-capeknya. Pagi hari dia ngajar habis itu pulang terus balik lagi ke kampus sampai malem. Bahkan Clara yang memikirkan saja merasa capek.

"Eh, eh, nganterinnya jangan sampai parkiran kampus dong. Kalau semua pada liat gimana," ujar Clara saat Arya malah hendak melajukan mobilnya hingga parkiran kampus.

"Bukannya tadi kamu bilang aku nggak mau nganterin?"

"Maaf soal yang tadi. Aku mau masuk dulu," ujar Clara pamit sambil menyambar tangan Arya dan mencium punggung tangannya.

"Belajar yang bener," pesan Arya.

"Aku belajar yang bener terus kok. Dosennya aja yang ngajarin pada nggak bener." Jawab Clara.

Clara melihat keadaan sekeliling sebelum keluar dari mobil, setelah merasa aman barulah ia keluar.

"Pagi," sapa Clara pada kedua sahabatnya yang sudah menunggu di kelas.

"Nggak bawa mobil?"

"Lagi di service," jawab Clara.

"Trus, barusan?"

"Diantar sama Papa."

"Oowh...."

"Pulang sekolah kita jalan yuk. Shooping kek, makan diluar gitu." Ajak Hani.

"Setuju," jawab Vera dengan cepat.

"Gue," Clara menunjuk dirinya sendiri.

'Gue minta izin sama mas Arya dulu tentunya, sebagai istri yang baik,' batin Clara.

"Ntar gue minta izin dulu." Ujar Clara.

Saat jam mengajarnya Pak Imron sedang berlangsung, Clara sengaja minta izin keluar. Izinnya sih, ketoilet, tapi niatnya buka.

"Mau kemana?" Tanya Vera.

"Kebelet," jawabnya.

"Tumben?"

"Biasa aja."

Pada saat berjalan di antara lorong kelas, Clara menelfon Arya suaminya.

"Mas, dimana?"

"Di parkiran, baru nyampe."

"Tunggu disana." Pinta Clara menutup percakapan di telfon.

Dengan sedikit berlari, ia menuju parkiran. Benar saja, mesin mobil Arya masih menyala, itu berarti dia memang baru sampai.

Clara masuk ke dalam mobil.

"Ada apa?" Tanya Arya.

"Aku mau minta izin mau jalan sama temen-temen boleh nggak?" Tanya Clara ragu.

"Kemana? ngapain? Sama siapa aja?" Tanya Arya bertubi-tubi.

Mendengar pertanyaan Arya, Clara merasa dirinya seperti seorang istri yang di curigai yang sedang selingkuh saja.

"Jalan mall, bareng Vera sama Hani. Boleh ya?"

"Hmm, boleh. Tapi jangan pulang kesorean dan jangan lupa makan siang," pesan Arya.

"Kenapa?" Tanya Arya bingung karena Clara terus bengong memandang ke arahnya.

"Nggak," elak Clara menyadari. Yaudah, aku balik ke kelas dulu." Ujarnya segera keluar dari mobil Arya.

Seperti yang sudah di rencanakan, Clara, Hani, dan Vera, Mereka bertiga akan menuju ke sebuah pusat perbelanjaan.

Di perjalanan dari kelas menuju parkiran, semuanya cuma membicarakan Pak Arya.

"Pak Arya keren banget ya," puji seorang mahasiswi.

"Gue mau kalik jadi istrinya," tambah yang lain ikut-ikutan.

"Iya apa lagi waktu ngajar barusan, bikin meleleh."

"Punya WA nya nggak?"

"Nggaklah."

Duh, kita mesti stalk kehidupannya Pak Arya nih," usul yang lain.

Masih banyak komentar-komentar lainnya saat Clara hendak menuju parkiran. Entah kenapa, itu membuat kupingnya berasa panas.

"Loh, kenapa Clara?"tanya Vera melihat

ekspresi Clara yang seolah sedang menahan sesuatu. Yang jelas ia tak sedang menahan BAB.

"Nggak," elaknya

"Eh, liat noh Pak Arya," tunjuk Hani ke arah Arya yang saat itu sedang berjalan di lorong kelas yang berlawanan dengan mereka.

"Keren gila." Tambahnya memuji.

"Makin ganteng aja Pak Arya," Vera ikut-ikutan.

'woy, puji aja terus. Bininya ada di sini, nih.' teriak Clara dalam hati. Karena nggak mungkinlah ia teriak langsung.

"Beruntung banget cewek yang jadi pacarnya Pak Arya. Bisa ketemu dan ngobrol tiap hari." Hani sudah mulai berimajinasi.

"Emang Pak Arya punya cewek?" Tanya Vera.

"Pastilah, orang ganteng tingkat dewa gitu, masa iya nggak punya cewek."

"Ehem, sudah selesai muji-mujinya? Kapan kita mulai jalan, nih," kesal Clara.

"Ih, Clara. Kok jadi kesel gitu," ledek Hani.

Clara merengut mendengar perkataan Vera. Tapi bukan karena itulah ia kesal. Yang jelas, ia kesal saja, dan tak tau apa penyebabnya.

•••••000•••••

Selesai mengajar, Arya langsung pulang ke rumah.

"Arya, kok pulang sendirian, Clara mana?" Tanya sari pada menantunya itu.

"Dia tadi minta izin jalan sama temen-temennya, Ma," jawab Arya.

"Kok di izinin?"

"Nggak apa-apa Ma," jawab Arya masih dengan pembawaannya yang tenang.

"Kamu nggak ke kampus lagi?"

"Iya, Ma, ini mau ambil file yang ketinggalan." Jawabnya.

"Oo yaudah. Mama udah masakin kamu makan siang kamu di meja. Mama mau ke butik dulu.

"Iya, Ma."

Setelah mertuanya pergi, Arya segera menuju ke kamar. Pada saat di kamar tiba-tiba ponselnya pertanda ada pesan masuk.

Setelah membaca pesan,Arya segera mengambil filenya dan bersiap untuk kembali ke kampus.

•••••000•••••

"Clara, yang ini bagus nggak?" Tanya vera sambil menunjukkan semua dress selutut pada Clara.

"Ihh, nggak bagus, jelek, cari yang lain." Jawab Clara mengeluarkan pendapatnya.

"Jelek, ya," ujar Vera kembali mencari baju yang lain.

Setelah membeli beberapa warna pakaian, mereka pun menuju sebuah cafe untuk makan siang.

"Wah, Clara, dapat kredit card lagi, ya, dari bokap Lo?" Tanya Hani saat melihat tambahan dua lembar kredit card yang nangkring di dompet Clara saat membayar tagihan makanan.

"Eh, i-iya." Enggak mungkin juga ia katakan kalau Aryalah yang memberi.

"Wah, senangnya."

"Eh, udah sore, kita balik yuk." Ajak Clara .

"Iya gue juga mau nganterin emak gue kondangan." tambah Vera.

"Clara, gue anterin Lo dulu ya. Trus, baru gue anterin Vera." Terang Hani.

"Oke."

Hani dan Vera pun mengantarkan Clara pulang ke rumah.

Saat hampir sampai di gerbang rumah Clara, Hani menghentikan mobilnya tiba-tiba.

"Aduh, pala gue." Jerit Vera karena kepalanya kejedot.

"Lo, apaan sih, Han. Berhenti kok tiba-tiba," omel Clara.

"Untung gue nggak amnesia." Vera terlalu berlebihan.

"Clara, mobil yang barusan masuk ke halaman rumah Lo, mobil siapa ya? Kok gue kayak familiar banget sama tu mobil." Tanya Hani pada Clara.

Episodes
1 Awal mula kehancuran
2 Pertengkaran yang hebat
3 Berakhirnya Hubungan
4 Berita tak terduga
5 Tunangan
6 Mendadak menikah
7 Status Baru
8 Tugas pertama istri
9 Perang Di Dapur
10 Ternyata Dia Cerewet
11 Hampir Ketahuan
12 Terlambat
13 Menolak Cintanya Dia
14 Pindah rumah
15 Antara Kesal Dan Bahagia
16 Perhatian seorang dosen killer
17 Gara-gara Nilai
18 Kebocoran hubungan
19 Cemburu
20 Pengakuan Clara
21 Sidang
22 Kebahagiaan Tak Terduga
23 Terserah
24 Imam Dan Makmum
25 Liburan
26 Cobaan dalam rumah tangga
27 Positif hamil
28 Clara Merasa Kesepian
29 Mau Anak Cewek Or Cowok?
30 Arya khawatir, Clara Pergi Sendirian
31 Ngidam mangga muda
32 Jalan pagi
33 4 bulanan
34 Pernyataan Clara
35 Diamnya Clara
36 Penjelasan
37 Kontraksi
38 Lahiran
39 Marya Intan Zivani
40 Aqiqah hari ke-7 baby zivani
41 Tangisan baby zivani
42 Main Ke Time Zone
43 1 tahun
44 Firasat
45 Kecelakaan
46 Perasaan yang hancur sebab musibah yang datang
47 Kepulihan Clara dan Zivani
48 Keluh kesah Arya
49 Doa yang belum terjabah
50 Demi Sang Istri Apapun Di Lakukan
51 Menjadi Lelaki Yang Kuat Dalam Keluarga
52 Zivani Mimpi Buruk
53 Sholat Berjamaah
54 Makan Es Krim Bersama
55 Kembalinya keceriaan Clara dan Zivani
56 Perdebatan Membawa Kebahagiaan
57 Ketagihan Minuman Clevo
58 Zivani menangis
59 Ketiduran
60 Clara Terjatuh
61 Clara drop Kembali
62 Fisik Bukan Utama Untuk Menjadi Setia
63 Pijatan Bikin Nyaman
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Awal mula kehancuran
2
Pertengkaran yang hebat
3
Berakhirnya Hubungan
4
Berita tak terduga
5
Tunangan
6
Mendadak menikah
7
Status Baru
8
Tugas pertama istri
9
Perang Di Dapur
10
Ternyata Dia Cerewet
11
Hampir Ketahuan
12
Terlambat
13
Menolak Cintanya Dia
14
Pindah rumah
15
Antara Kesal Dan Bahagia
16
Perhatian seorang dosen killer
17
Gara-gara Nilai
18
Kebocoran hubungan
19
Cemburu
20
Pengakuan Clara
21
Sidang
22
Kebahagiaan Tak Terduga
23
Terserah
24
Imam Dan Makmum
25
Liburan
26
Cobaan dalam rumah tangga
27
Positif hamil
28
Clara Merasa Kesepian
29
Mau Anak Cewek Or Cowok?
30
Arya khawatir, Clara Pergi Sendirian
31
Ngidam mangga muda
32
Jalan pagi
33
4 bulanan
34
Pernyataan Clara
35
Diamnya Clara
36
Penjelasan
37
Kontraksi
38
Lahiran
39
Marya Intan Zivani
40
Aqiqah hari ke-7 baby zivani
41
Tangisan baby zivani
42
Main Ke Time Zone
43
1 tahun
44
Firasat
45
Kecelakaan
46
Perasaan yang hancur sebab musibah yang datang
47
Kepulihan Clara dan Zivani
48
Keluh kesah Arya
49
Doa yang belum terjabah
50
Demi Sang Istri Apapun Di Lakukan
51
Menjadi Lelaki Yang Kuat Dalam Keluarga
52
Zivani Mimpi Buruk
53
Sholat Berjamaah
54
Makan Es Krim Bersama
55
Kembalinya keceriaan Clara dan Zivani
56
Perdebatan Membawa Kebahagiaan
57
Ketagihan Minuman Clevo
58
Zivani menangis
59
Ketiduran
60
Clara Terjatuh
61
Clara drop Kembali
62
Fisik Bukan Utama Untuk Menjadi Setia
63
Pijatan Bikin Nyaman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!