"Aku pulang..." Clara berteriak memasuki rumah saat pulang dari kampus. Ia langsung duduk di sofa karena kecapean, apa lagi cuaca hari ini sangat panas. Mungkin matahari sudah sangat dekat dengan bumi.
"Eh, anak mama udah pulang. Mau mama bikinin minum?" Tanya mama yang menghampirinya.
"Nggak usah ma. Aku mau tidur aja, capek." Tolaknya. "Oh iya, mas Arya udah pulang belum, Ma?"
Ntah kesambet apaan, iya sampai menanyakan Arya yang menurutnya memiliki ekspresi layaknya sebuah tembok. Sangat datar.
"Arya udah pulang dari tadi, malah jam 11 udah dirumah. Trus habis ganti baju pergi lagi ke kampus." Jelas mamanya.
"Ooo, yaudah Ma. aku mau ke kamar, Istirahat." Ujarnya bangkit dari sofa dan berjalan menuju kamarnya di lantai atas.
Setibanya dikamar, sangking ngantuk dan capek, ia langsung ketiduran.
Jam menunjuk 18.00, si pemilik kamar masih tertidur dengan pulas, tanpa ada seorangpun yang mengusiknya. Bahkan, nyamukpun tak mendekat. Kemungkinan besar darahnya pahit, jadi nyamuk nggak suka.
Tok tok tok... Terdengar suara ketukan pintu.
"Clara, bangun. Udah jam 6 sore loh. Clara..... Bangun," teriak mamanya sambil menggedor-gedor pintu kamarnya.
"Clara!!!"
"Iya," Balasnya ikut berteriak sambil berjalan santai menuju pintu kamar.
"Ada apa sih, Ma." Tanya Clara sambil bersandar di pintu dengan tampang yang belum sepenuhnya sadar. Lagi tidur nyanyak tiba-tiba aja dibangunin, ya jadinya linglunglah.
"Itu, si Arya dari tadi nelfonin muluk. Katanya udah nelfonin kamu tapi nggak di angkat-angkat." Jelas mamanya.
"Emang dianya mau ngapain?" Tanya Clara.
"Ya, mama nggak tau."
Disaat yang bersamaan ponsel Clara yang berada di dalam tas, kembali berdering.
"Nah, itu pasti Arya lagi," ujar Mama menebak.
Clara langsung merogoh tas untuk mengambil ponselnya. Ternyata benar, Mr.Killer. itulah nama yang tertera di layar ponselnya.
"Mama bener," ujar Clara sambil menggeser layar ponselnya. Sementara itu, Mama berlalu pergi.
"Ya pak. Eh, maksudnya mas." ujar Clara.
Untung orangnya enggak berada di hadapannya. Kalau enggak bisa di cium ia gara-gara memanggilnya, Pak.
"Dari mana saja?"
"Maaf, tadi aku ketiduran. Habisnya ngantuk berat."
"Aku udah hubungi kamu dari tadi loh."
"Kan udah minta maaf."
"Aku mau minta tolong, supaya kamu kesini bentar."
"Ngapain?"
"Ada file ku yang ketinggalan di meja, tolong kamu bawa kesini."
"Males," balas Clara.
"Ini kali pertama aku minta tolong sama kamu, dan kamu menolaknya?"
"Yaudah, yaudah. Tapi aku mandi dulu."
"Aku tunggu."
"Hmm," balas Clara menutup percakapannya dengan Arya.
Setelah selesai mandi dan berdandan yang rapi, Clara segera menuju ke kampus, untuk mengantarkan sebuah file menggunakan sebuah taksi yang sudah ia pesan sebelumnya.
"Maaf, mbak. Mas Aryanya ada?" Tanya Clara pada orang yang ada di kampus itu.
"Maaf, adik ini siapa ya? apa sudah buat janji dengan Pak Arya?" Tanyanya kembali sambil menatap Clara dari ujung rambut sampai ujung sepatunya.
"Ni orang, gue istrinya woy, ya kalik gue harus buat janji dulu kalau mau ketemu suami sendiri." Batin Clara sambil merenggut kesal.
Hah, oke. Dari pada ribet kayak kisah-kisah di FTV, ia di tarik-tarik seperti kuda keluar kampus karena ngaku-ngaku jadi istrinya Arya, lebih baik ia menelfon Arya langsung.
"Mas aku udh di depan, cepetan turun. Kalau mas nggak turun, aku pulang," ancam Clara langsung memutus hubungan telfonnya dengan Arya.
Dan benar saja, tak lama kemudian Arya datang menghampirinya.
"Kenapa?" Tanya Arya bingung karena melihat tampang jutek Clara.
"Trus, aku harus senyum gitu? Bayangin aja masa aku harus buat janji dulu kalau mau ketemu suami sendiri." Jelas Clara.
"Maksud kamu?" Tanya Arya bingung.
"Ah sudahlah," elak clara. "Pak satpam tong belikan nasi goreng di depan sana, ya. Ntar, bawain aja ke ruangan Bapak Arya," pinta Clara sambil menyodorkan beberapa lembar uang kertas, pada pak satpam yang berdiri tak jauh dari posisinya.
"Tapi, mbak,"
Belum selesai pak satpam bicara, Arya memberi kode agar ia mau melakukan permintaan Clara barusan.
"Baik, pak," ujarnya sambil berlalu pergi.
Kamu mau kemana?" Tanya Arya pada Clara yang berjalan memasuki kampus.
"Keruangan Bap.. mas lah," jawabnya yang hampir salah lagi.
"Memangnya kamu tau?" Tanya Arya yang berjalan mengikuti Clara.
"Taulah." Jawabnya yakin. Sedangkan Arya masih mengekorinya di belakang.
"Bener, kan, disini?" Tebak Clara saat sampai di sebuah ruangan.
"Kok tau?"
"Ponsel mas mana?" Tanya Clara.
"Itu," jawab Arya menunjuk ponselnya yang berada di meja. "Buat apaan?"
"Makanya aku tau, kan aku pakai GPS," jawab Clara.
Saat itu, tiba-tiba pintu di ketuk.
"Masuk," ujar Arya.
Ternyata pak satpam yang dimintai tolong oleh Clara untuk membeli nasi goreng tadilah yang datang. "Maaf Pak, ini pesenannya," ujarnya.
"Makasih, Pak," ujar Clara yang langsung menyambar kantong yang di sodorkan oleh pak satpam.
"Permisi, Pak." Pamitnya dan segera keluar dari ruangan Arya.
Clara duduk di sofa sambil menyantap nasi gorengnya tanpa memperdulikan adanya Arya. Arya hanya duduk sambil memperhatikan Clara yang sedang makan.
"Kamu lapar atau rakus?" Tanya Arya bingung.
"Maklum aja, belum makan siang."
"Pulang kuliah?" Tanya Arya.
"Hmm, belum," jawab Clara. "Soalnya tadi aku ketiduran. Kalau mama ga bangunin, aku masih tidur nyenyak sampai sekarang," jelas Clara masih sambil menikmati makanannya.
"Mas mau?"
"Aku udah makan tadi."
"Oowh,"
"Mana berkas yang aku minta?" Tanya Arya.
"Itu, ambil aja di dalam tas." Clara menunjuk kearah tasnya yang berada di meja.
Arya pun membuka tas milik Clara dan mengambil sebuah map berwarna biru dari dalamnya. Tapi, pada saat itu juga pandangannya mengarah pada obat-obatan yang juga berada di sana.
"Ini apa?" Tanya Arya sambil menunjukkan beberapa obat-obatan pada Clara.
"Aduh mas, ada pertanyaan lain nggak? Kalau pertanyaan mas cuman itu, anak TK juga tau jawabannya. Udah jelas itu obat," jelas Clara dengan gaya sok pintarnya.
"Jangan sok pintar berdebat denganku." Balas Arya.
"Kan belajar," sahut Clara sambil cengengesan.
"Jadi?"
"Aku kan punya magh, jadi harus sedia obat sebelum sakit," jelas Clara.
"Kok nggak bilang?
"Mas nggak nanya sih,"
"Apa harus di tanya dulu?"
"Tentu saja," jawab Clara.
Setelah selesai makan Clara tidur-tiduran di sofa sambil main tab milik Arya. Tasnya entah di mana, sepatunya pun entah di mana. Ia merasa ruangan kerja Arya sudah seperti kamarnya saja.
"Mas." Panggilnya
"Hmmm?,"
"Masih lama nggak pulangnya? Tanya Clara yang masih tetap fokus pada tab di hadapannya.
"Jam delapan," jawab Arya yang juga fokus pada berkas-berkas yang menumpuk di mejanya.
"Kok lama?"
"Ini kerjaan aku masih banyak. Kan dari tadi udah aku suruh pulang duluan."
"Bareng aja, bingung dirumah mau ngapain. Tapi ntar makan di luar, ya?" Pinta Clara.
"Iya,"
Di saat itu juga tiba-tiba bunyi ketukan pintu dari luar.
"Masuk," suruh Arya.
"Maaf, Pak, ini sudah selesai semua." Ujar seorang perempuan, yang bertubuh tinggi, body kayak gitar spanyol, dan dia benar-benar cantik.
"Tolong bilang sama yang lain besok saja lanjutin kerjaannya. Kalian semua pulang saja," jelas Arya tanpa melihat ke arah wanita itu, yang di ketahui bernama indah.
"Ba-baik, Pak," balasnya langsung keluar dari ruangan Arya.
"Mas, kalau bicara itu liat orangnya, gimana sih," gerutu Clara.
"Nggak penting."
"Itu siapa mas?" Tanya Clara.
"Ga penting, kamu ga perlu tau,"
"Cantik ya,"
"Kamu lebih cantik." Balas Arya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments