Takdir Dan Pilihan

Takdir Dan Pilihan

Awal mula kehancuran

"Aku akan melamarnya hari ini juga" ucapan ini dikatakan oleh lelaki yang sudah menjalin hubungan 3 tahun lamanya

"Jderrrrrr" seketika suara petir muncul dan langit yang tadinya begitu cerah dengan warnanya yang biru seketika berubah menjadi awan hitam yang bergumpal dilangit.

Bagai petir yang sudah menyambar tepat di lubuk hati seorang wanita ini.

Mendengar itu, mata Clarapun langsung berkaca-kaca, tetapi ia tak mau menangis Clara berpura-pura mengalihkannya dengan lagak tawanya. "Hahahah"! Ia tertawa dengan perasaan pahit. Hati Clara sangat berharap itu hanya candaan saja. Nyatanya harapannya hanyalah fantasi di dalam khayalannya. Wajah pria itu sangatlah serius yang menyadarkan Clara kalau ucapannya bukanlah candaan belaka. Clara berpura-pura dengan menanyakan hal lain padanya.

"Oh ya, kamu pasti haus kan aku ambilkan minum dulu ya" ucap Clara sambil menahan tangis.

Clara takut, dan ia tak tahu harus bagaimana, emosinya melonjak naik. Setelah Clara mengalihkan pembicaraannya, clarapun pergi kebelakang meninggalkannya untuk menghindar. Dengan berpura- pura membawakannya segelas air minum berharap hal itu tidak dibahas lagi.

Tak lama kemudian handphone Clara berbunyi. Dan Clarapun mengangkatnya. "Halo Vera, kenapa?" Jawabnya

"Hari ini kita jadi kan pergi beli sesuatu untuk kejutan pacarmu?" Tanya Vera pada Clara.

"Oh iya Ver, jelas jadi dong. Sebentar ya aku pamitan dulu sama pacarku soalnya ada dia disini".jawabnya dengan raut wajah yang sedih

"Okeyyy, jangan lama pamitannya"

"Hahaha enggak kok, sebentar ya".

Setelah itu Clarapun berpamitan dengan pacarnya yang tengah duduk di sofa itu.

"Mas aku izin keluar ya! temenku Lg kena masalah katanya, haha!" Clarapun tertawa lagi. Tawanya adalah kebohongannya, semua perkataan sebelumnya jg sebuah kebohongan.

Sebenarnya Clara hanya ingin menghindar saja, memberi waktu pada pria itu untuk berfikir kembali. Berharap dia mengubah pemikirannya tentang melamar wanita lain.

"Clara..." Panggilnya pelan

Mendengar itu rasanya Clara tak siap untuk mendengar ucapan dia selanjutnya. Saat tangan Clara menyentuh pintu, Clara memejamkan matanya dengan erat, berusaha untuk tetap tegar. Clarapun berbalik mengatakan sesuatu kepadanya.

"Aku mencintaimu mas" ucap Clara dengan senyuman.

Sudah sering Clara mengatakan cinta padanya, tetapi pria itu tak sedikitpun membalas cintanya, walau hanya dengan ucapan saja.

Pria itu diam, Clarapun merasa seperti orang bodoh dibuat pria itu. " Dahh... " sambungku seraya melambaikan tangan lalu pergi.

Di luar pintu, Clarapun menangis.

"Sakit! Hatiku sangatlah sakit". Ucapnya didalam hati.

Clarapun berlari cepat untuk sampai di garasi mobil. Clarapun melajui kendaraannya, untuk menghindar kenyataan pahit itu. Rasa cinta yang Clara tunggu selama ini hanyalah bertepuk sebelah tangan. Pria itu! Tidak mencintai Clara.

Sungguh kenyataan yang menyakitkan bagi Clara.

"Hah..... Aku lelah, kemana aku akan pergi sekarang?" Batinku

Mobil Clara melaju dengan sangat kencang. Hingga berkali-kali ia menghapus air matanya. Clara sungguh tak bisa menahannya, air matanya terus mengalir tanpa henti.

Sepanjang perjalanannya, Clarapun memutuskan untuk pergi ke pantai tempat yang menenangkan baginya. "Aaaaaa" teriak Clara pada pantai yang di datanginya.

Indahnya pemandangan sedikit mengobati rasa sakit clara, hembusan anginnya menyapu rasa lelahnya, kaki yang menapak di pasir membuat Clara lebih dekat dengan alam di sekitarnya. Walaupun sendirian Clara merasa memiliki banyak teman. Mereka ialah pasir-pasir putih yang menyentuh kulit kakinya, angin-angin sejuk yang menyentuh kulitnya, disertai suara ombak yang menghilangkan kesunyian Clara.

"Hah..." Hembusan nafas pelan.

"Ini benar-benar nyaman. Aku merasa lebih baik dibanding yang sebelumnya".

Clarapun memutuskan untuk duduk dan berdiam lama di pantai.

Saat menatap pantai Clarapun kembali menangis.

"Mengapa rasanya sangat menyakitkan" tetesan air mata Clara menyentuh air pantai yang biru itu.

Disaat Clara sedang menangis tersedu-sedu, tiba-tiba saja air pantai dihadapannya terlihat sedikit aneh. Clara tak bisa berpikir jernih, pikirannya pun kemana-mana. Dengan refleks Clarapun berusaha untuk mundur.

Byurrrr!

Apa yang dicemaskan oleh Clara keluar dari dalam air."Aaaaaaa" sontak Clara berteriak dengan hebat. Clarapun langsung menutup matanya dengan penuh ketakutan.

"Nona..." Suara lelaki yang menawan terdengar di telinga Clara.

"Apa yang ku dengar ini? Suara lelaki?" Batinnya. Dan lagi suara terdengar sangat indah. "Apa aku salah dengar?" Batinku lagi.

"Nona..." Suaranya terdengar lagi, namun jaraknya terasa begitu dekat.

"Nona..." Panggilnya lagi.

"Ini memang suara dari seorang lelaki, oh syukurlah bukan hiu" batinnya. Perlahan-lahan Clarapun membuka matanya. Ia pun begitu kaget ketika melihat seorang lelaki duduk di sampingnya. Lelaki ini sangat tampan hingga membuat Clara terdiam.

"Matanya tajam dan indah, bagaimana bisa ada lelaki seperti ini" ucap batinnya

Hidungnya yang mancung ditambah rambut hitamnya yang masih basah, tubuhnya yang luar biasa sempurna. Clara bisa memastikan bahwa lelaki ini sangatlah tampan.

"Dia bagai titisan surga. Aku tidak menyangka kalau di dunia ini, ada manusia setampan dirinya". Ucap batinnya lagi.

"Nona... Mengapa kau menatapku seperti itu?" Tanyanya dengan raut wajah yang heran.

Seketika suara itu menyadarkan Clara. "Aaaa" Clara pun kembali berteriak, dengan cepat Clara berdiri dan menjaga jarak pada lelaki itu.

"Siapa kamu!" Tanya Clara spontan sembari menunjukkan wajahnya. Tidak mungkin ada manusia setampan ini, dia mungkin siluman laut yang sedang menyamar menjadi manusia tampan, aku harus berhati-hati". Gumamnya dalam hati.

Lelaki itupun menggeleng. "Hah..." Dia bahkan menghembuskan nafas pelan. "Wanita aneh," sambungnya, sembari menghampiri Clara. Karena takut, Clarapun mundur untuk menjaga jarak darinya .

"K...kau jangan mendekat". Ucap Clara sedikit terbata.

"Apa kau tahu, tangisanmu tadi sangat mengganggu hewan-hewan laut disini, heiii aku manusia, ini juga bisa mendengar dengan jelas,". Ucap pria itu seakan meminta penjelasan Clara.

"Hah...." Ucap Clara spontan

Perasaan takut dan waspadanya Clara berubah menjadi kekesalan.

"Hah?" Ucapnya seakan-akan mengolok-olok perkataan Clara. " Nona... kalau kamu sedang sedih jangan buat orang lain menderita juga," sambungnya lagi. Mendengar itu, emosi Clara pun melonjak naik.

" Hei kau lelaki ta......"

"Tampan?" Sambung pria itu

"Terlalu percaya diri! Maksudku lelaki tak berperikemanusiaan!" Sahut Clara dengan kesal.

"Benarkah?" Ucapnya sambil menggoda Clara.

"K...kau! Semua lelaki sama saja!"

"Hah..." Lelaki tampan ini kembali menggeleng sambil mendekati Clara

"Nona ... wajahmu yang bengkak ini sangatlah jelek" ucapnya sembari melemparkan sapu tangan putih dari sakunya tepat diwajah Clara.

"Kau.....!"

" Nona... Hapuslah dulu air matamu itu, maaf aku tidak punya sapu tangan kering untukmu". Ucapnya.

Setelah itu, tak disangka lelaki itu mengatakan sesuatu yang membuat Clara terkejut.

"Untuk apa menangis sampai seperti itu, apa yang kamu tangisi itu benar-benar berharga?" Tanya pria itu pada Clara.

"Aku beritahu ya, semua lelaki itu tidak sama nona". Tambahnya lagi.

Spontan Clara pun terdiam. Setelah itu ketakutan Clarapun menghilang dan merekapun akhirnya berdamai hingga Clara berani menceritakan kisah sedihnya itu. Tanpa di sadari hari sudah semakin gelap dan Clarapun pulang, pergi meninggalkan pria tampan itu.

Terpopuler

Comments

BEATRICX 🕊️

BEATRICX 🕊️

ceritanya bagus Thor,tetap berkembang ya... jangan lupa follow back 🙂‍↕️

2024-06-19

0

Caca

Caca

semangat ka wah bagus bgt, jan lupa mampir terimakasih

2023-11-15

2

⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔 🔰 𝑹𝒂𝒊𝒔𝒚𝒂™

⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔 🔰 𝑹𝒂𝒊𝒔𝒚𝒂™

mampir sambil makan, ntar mampir lagi, semangat berkarya 🤗

2023-10-31

1

lihat semua
Episodes
1 Awal mula kehancuran
2 Pertengkaran yang hebat
3 Berakhirnya Hubungan
4 Berita tak terduga
5 Tunangan
6 Mendadak menikah
7 Status Baru
8 Tugas pertama istri
9 Perang Di Dapur
10 Ternyata Dia Cerewet
11 Hampir Ketahuan
12 Terlambat
13 Menolak Cintanya Dia
14 Pindah rumah
15 Antara Kesal Dan Bahagia
16 Perhatian seorang dosen killer
17 Gara-gara Nilai
18 Kebocoran hubungan
19 Cemburu
20 Pengakuan Clara
21 Sidang
22 Kebahagiaan Tak Terduga
23 Terserah
24 Imam Dan Makmum
25 Liburan
26 Cobaan dalam rumah tangga
27 Positif hamil
28 Clara Merasa Kesepian
29 Mau Anak Cewek Or Cowok?
30 Arya khawatir, Clara Pergi Sendirian
31 Ngidam mangga muda
32 Jalan pagi
33 4 bulanan
34 Pernyataan Clara
35 Diamnya Clara
36 Penjelasan
37 Kontraksi
38 Lahiran
39 Marya Intan Zivani
40 Aqiqah hari ke-7 baby zivani
41 Tangisan baby zivani
42 Main Ke Time Zone
43 1 tahun
44 Firasat
45 Kecelakaan
46 Perasaan yang hancur sebab musibah yang datang
47 Kepulihan Clara dan Zivani
48 Keluh kesah Arya
49 Doa yang belum terjabah
50 Demi Sang Istri Apapun Di Lakukan
51 Menjadi Lelaki Yang Kuat Dalam Keluarga
52 Zivani Mimpi Buruk
53 Sholat Berjamaah
54 Makan Es Krim Bersama
55 Kembalinya keceriaan Clara dan Zivani
56 Perdebatan Membawa Kebahagiaan
57 Ketagihan Minuman Clevo
58 Zivani menangis
59 Ketiduran
60 Clara Terjatuh
61 Clara drop Kembali
62 Fisik Bukan Utama Untuk Menjadi Setia
63 Pijatan Bikin Nyaman
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Awal mula kehancuran
2
Pertengkaran yang hebat
3
Berakhirnya Hubungan
4
Berita tak terduga
5
Tunangan
6
Mendadak menikah
7
Status Baru
8
Tugas pertama istri
9
Perang Di Dapur
10
Ternyata Dia Cerewet
11
Hampir Ketahuan
12
Terlambat
13
Menolak Cintanya Dia
14
Pindah rumah
15
Antara Kesal Dan Bahagia
16
Perhatian seorang dosen killer
17
Gara-gara Nilai
18
Kebocoran hubungan
19
Cemburu
20
Pengakuan Clara
21
Sidang
22
Kebahagiaan Tak Terduga
23
Terserah
24
Imam Dan Makmum
25
Liburan
26
Cobaan dalam rumah tangga
27
Positif hamil
28
Clara Merasa Kesepian
29
Mau Anak Cewek Or Cowok?
30
Arya khawatir, Clara Pergi Sendirian
31
Ngidam mangga muda
32
Jalan pagi
33
4 bulanan
34
Pernyataan Clara
35
Diamnya Clara
36
Penjelasan
37
Kontraksi
38
Lahiran
39
Marya Intan Zivani
40
Aqiqah hari ke-7 baby zivani
41
Tangisan baby zivani
42
Main Ke Time Zone
43
1 tahun
44
Firasat
45
Kecelakaan
46
Perasaan yang hancur sebab musibah yang datang
47
Kepulihan Clara dan Zivani
48
Keluh kesah Arya
49
Doa yang belum terjabah
50
Demi Sang Istri Apapun Di Lakukan
51
Menjadi Lelaki Yang Kuat Dalam Keluarga
52
Zivani Mimpi Buruk
53
Sholat Berjamaah
54
Makan Es Krim Bersama
55
Kembalinya keceriaan Clara dan Zivani
56
Perdebatan Membawa Kebahagiaan
57
Ketagihan Minuman Clevo
58
Zivani menangis
59
Ketiduran
60
Clara Terjatuh
61
Clara drop Kembali
62
Fisik Bukan Utama Untuk Menjadi Setia
63
Pijatan Bikin Nyaman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!