17. Menemani Arion.

HAPPY READING...

***

"Mama, Arion hanya mau sama Papa..." ucap Arion sambil berkacak pinggang dan mengerucutkan bibirnya sebal.

langit Ibukota masih terlalu pagi untuk membuat drama. tapi Arion, sudah bertingkah saja. membuat Anna menghela nafas berulang kali.

Sabar... batinnya bicara.

"Ini masih pagi Arion... Mandi dan ikut Mama dulu, nanti saat siang hari boleh bersama Papa... lagian saat ini Papa masih belum bangun..." bohong Anna. mencoba untuk membuat Arion percaya dengan ucapannya.

Hari ini Anna benar-benar sibuk. ia harus berangkat ke kantor pagi sekali. dan karena pengasuh Arion cuti karena sakit, otomatis bocah itu harus dibawa Anna ke kantornya lagi sama seperti sebelumnya.

Tapi bukan Arion kalau tidak membuat ibunya pusing. pagi sekali bocah itu sudah bangun, tapi tak kunjung mandi. ada saja yang ditanyakan bahkan keberadaan Sean juga. membuat Anna bingung harus menjawab apa.

"Bohong! Papa pasti sudah bangun..." tolak Arion masih dengan pemikirannya sendiri.

mana ada orang dewasa yang bangun sampai siang? begitu pikir Arion. bocah yang tergolong cerdas dari anak-anak seusianya.

"Apa Mama terlihat sedang berbohong?" tanya Anna. masih berusaha membujuk Arion untuk nurut dengan ucapannya.

"Mana buktinya?".

Bukti apa lagi sih?

Anna ingin berteriak. tapi tak mungkin ia melakukan hal itu kepada Arion. hingga yang bisa Anna lakukan hanyalah menghela nafasnya lagi. memejamkan mata untuk mengusir rasa kesalnya.

"Arion mau bicara pada Papa..." ucap Arion dengan nada kesal. sejak tadi ibunya hanya memerintah saja. tanpa tau bagaimana perasaan Arion saat ini.

"Sayang...".

"Pokoknya telepon Papa sekarang! se-ka-rang!" paksa Arion.

Astaga...

"Tapi janji dulu" ucap Anna sambil bernegosiasi dengan Arion. "Setelah menelepon Papa, Arion harus lekas mandi... oke?".

"Oke...".

Bagaimana aku memulainya? sekarang Anna justru yang ragu. bagaimana ia memulai pembicaraan dengan Sean lewat telepon.

canggung, itulah yang Anna rasakan.

tapi ia tak bisa menolak permintaan Arion barusan. karena mereka sudah bersepakat.

hingga yang Anna lakukan benar-benar menelepon Sean.

Telepon berbunyi.

"Papa..." ucap Arion tiba-tiba merampas ponsel milik Anna.

membuat Anna tenang karena tak harus berbicara dengan Sean dahulu.

"Papa, Arion tidak mau ikut Mama ke kantor... Arion takut..." adu Arion. seperti mengadukan Anna yang telah memaksanya untuk ikut bekerja.

Jadi ini alasan Arion tak mau ikut? batin Anna terkejut.

"Papa... Arion mau sama Papa... Arion tidak mau ikut Mama bekerja...".

Entah apa yang dikatakan Sean lewat telepon, Anna tak bisa ikut mendengar. walaupun Anna sudah duduk dekat dengan putranya.

Apa yang Sean katakan? Anna berusaha menajamkan pendengarannya, tapi nihil.

"Hm.. oke..." jawab Arion semangat.

Hingga telepon itu terputus dan Arion kembali menyerahkan ponselnya ke Anna.

"Jadi, Papamu bilang apa?" selidik Anna penasaran.

"Arion mau sama Papa... tidak mau ikut Mama bekerja..." jawab Arion.

"Kenapa tidak mau ikut Mama bekerja..?" desak Anna lagi.

"Arion takut... bagaimana kalau tersesat lagi? Mama suka kalau anaknya hilang, ha?". protes Arion menggemaskan.

Ya Tuhan...

Tapi Anna senang, karena Arion tidak akan berani kemana-mana sendirian. takut kejadian kemarin terulang lagi.

"Eh, mau kemana?" tanya Anna yang masih duduk di samping anaknya. tapi Arion justru bangkit dari duduknya dengan tiba-tiba.

"Mandi...".

Anna tersenyum dan langsung ikut bangkit menyiapkan sarapan untuk putranya selagi Arion mandi.

20 menit kemudian.

Terdengar suara bell berbunyi.

Anna masih berada di dapur otomatis menghentikan kegiatan nya.

Siapa?

"Papaa..." teriak Arion mengejutkannya. bocah itu langsung berlari menuju ke pintu karena yakin dengan siapa yang datang pagi ini.

Hah? sepagi ini? batin Anna terkejut walaupun belum tau siapa yang datang ke Apartemennya saat ini.

Anna sudah menyiapkan sarapan. walaupun tak berharap dengan kedatangan Sean, tapi wanita itu telah menyiapkan 3 sandwich telur.

meletakkan satu di kotak makan yang akan Anna bawa ke kantor, dan 2 berada di piring.

"Papa... lihatlah, Mama memaksaku untuk ikut..." adu Arion yang tengah berada dalam gendongan Sean. Mereka baru saja masuk ke dalam rumah. tapi Arion langsung mengadu.

Eh? batin Anna. seperti tak terima dengan aduan Arion barusan.

"Benarkah?" respon Sean dan langsung membawa putranya duduk di kursi makan.

"Iya, Mama benar-benar galak sejak pagi..." celoteh bocah itu. sedangkan Anna tak menggubrisnya. yang ia lakukan saat ini adalah meletakkan 2 piring berisi Sandwich lengkap dengan segelas susu di hadapan Sean.

"Galak seperti singa?" tanya Sean lagi. menatap ke arah Anna dengan senyum jenaka.

"Hm, seperti singa laut..." jawab Arion.

"Arion... tidak baik berkata seperti itu..." ucap Anna memperingati. tak baik menyamakan seseorang dengan hewan.

hal itu juga sebagai bentuk peringatan untuk Sean agar tidak berkata buruk yang mana akan ditiru oleh putranya.

Orang tua macam apa itu... batin Anna mencemooh.

"Makanlah..." ucap Anna.

dan mulai melangkah hendak meninggalkan meja. tapi Sean keburu bersuara.

"Kau tidak ikut sarapan?". tanyanya keheranan melihat hanya ada 2 piring di atas meja.

"Aku sudah membawa bekal dan makan di kantor saja..." jawab Anna. melirik jam di dinding, sudah yak sempat bagi Anna untuk sarapan.

"Kau tidak bekerja?" tanya Anna penasaran. bukan akhir pekan, tapi pria itu datang hanya karena permintaan Arion.

"Tak masalah... ada Asisten ku yang menanganinya..." jawab Sean. mulai melahap sandwich buatan Anna. dan Arion juga terlihat menikmati sarapannya.

"Oh...".

Anna beralih pada putranya.

"Arion, Mama berangkat dulu ya..." pamit Anna pada putranya. mencium kedua pipi Arion bergantian sebelum berangkat bekerja.

"Hmm.." jawab Arion dengan mulut penuh makanan.

Anna sudah berjalan, tapi kembali terdiam karena ucapan putranya.

"Mama, kenapa tidak pamit kepada Papa?". pertanyaan Arion yang mampu membuat semua orang terkejut. termasuk Sean yang hampir saja tersedak oleh makanannya.

Ha?

"Tidak sopan meninggalkan Papa tanpa bilang dulu...".

Entah darimana Arion mendapatkan kosa kata seperti itu. bahkan terdengar seperti orang tua saja.

Beda dengan Anna yang terlihat panik, Sean justru tersenyum. walaupun tak memperlihatkannya di depan Anna dan juga Arion.

"A-ku berangkat dulu..." ucap Anna dengan kaku.

"I-,".

"Bukan seperti itu Ma..." protes Arion lagi. bahkan Sean yang hendak membuka mulutnya tak jadi menjawab ucapan Anna barusan.

Lalu?

"Cuppp..." ucap Arion mengerucutkan bibirnya sambil memperagakan bagaimana cara Anna mencium pipi bocah itu tadi.

"Uhhuukkk...". kali ini Sean benar-benar tersedak. terkejut dengan tingkah Arion itu. membuat Anna dan Arion sama-sama teralihkan demi menatap ke arah Sean.

Sean langsung meraih segelas susu di hadapannya dan menenggaknya tanpa sisa. panik sekaligus aneh. dan tenggorokannya kembali lega.

"Cie... Mama malu ya?" goda Arion. bocah itu benar-benar tidak bisa ditebak. ada saja tingkahnya yang membuat Anna syok.

Sedangkan Sean hanya menaikkan satu alisnya. seperti menikmati pemandangan yang ada.

"Mama pergi dulu...". Pada akhirnya Anna berjalan cepat meninggalkan kedua pria itu. sepanjang jalan menuju parkiran, Anna terus bergumam. mengerutuki dirinya sendiri yang entah kenapa terlihat malu dengan ucapan Arion tadi. bahkan lebih dari itu, jantung Anna seperti berdetak kencang.

Arionn... batinnya berteriak.

Sedangkan, Sean yang masih duduk bersama Arion. menikmati sarapan mereka. pria itu tersenyum tanpa henti. seperti menemukan ide untuk bisa dekat dengan Anna lewat perantara Arion.

"Papa marah?" tanya Arion.

"Kenapa?".

"Karena Mama tidak mau mencium Papa..." ucap Arion dengan berbisik. bahkan dengan tangan yang menutupi samping mulutnya. seperti sengaja agar ucapannya tidak didengar oleh siapapun selain mereka berdua saja.

"Hiks, Iya..." jawab Sean berpura-pura menampakkan wajah sedihnya.

"Arion akan membantu Papa..." jawab bocah itu dengan gemasnya. membuat Sean tersenyum dan mengangguk.

Hahah... aku akan menikmati ini... batin Sean penuh kemenangan.

***

Semoga suka dengan Part kali ini...

tinggalkan Like dan Komentar banyak-banyak ya....

Terpopuler

Comments

tyasasih

tyasasih

🤩🤩🤩🤩

2023-10-31

2

Yuni Setyawan

Yuni Setyawan

syuka lucu....,bacanya ketawa tawa trs 🤭🤭🤭🤭

2023-10-31

1

lihat semua
Episodes
1 1. PROLOG.
2 2. Sang Pelukis.
3 3. Permen.
4 4. Anak Itu?
5 5. Mencari tau.
6 6. Penasaran.
7 7. Persaingan.
8 8. Terungkap.
9 9. Aku Ayahnya!
10 10. Bohong!
11 11. Kenangan Masa Lalu.
12 12. Bermain Bersama.
13 13. Harus Bicara.
14 14. Sampel Rambut Arion.
15 15. Tersesat.
16 16. Janji Jari Kelingking.
17 17. Menemani Arion.
18 18. Putraku.
19 19. Terbongkar.
20 20. Kegundahan Hati.
21 21. Rencana Gila Sean.
22 22. Masalah Tidur.
23 23. Salah Tingkah.
24 24. Curhat.
25 25. Cemburu.
26 26. Langit Malam.
27 27. Mahes.
28 28. Kedekatan Berlanjut.
29 29. Pertengkaran.
30 30. Kemarahan Sean.
31 31. Arion Sakit!
32 32. Arion Sakit (2).
33 33. Rival.
34 34. Perhatian.
35 35. Demi Anna.
36 36. Kedatangan Ibu.
37 37. Kedatangan Ibu (2).
38 38. Ingkar.
39 39. Risau.
40 40. Kala Itu.
41 41. Rencana Ibu.
42 42. Vanessa.
43 43. Pulang.
44 44. Berdua.
45 45. Akhir Pekan.
46 46. Semerah Tomat.
47 47. Deru Ombak.
48 48. Jangan Menangis.
49 49. Membingungkan.
50 50. Dengan Siapa?
51 51. Kecemburuan.
52 52. Anna Salah Tingkah.
53 53. Dia lagi!
54 54. Syarat.
55 55. Ide Mita.
56 56. Mabuk.
57 57. Mabuk (2).
58 58. Khawatir.
59 59. Rahasia Hati.
60 60. Mencoba.
61 61. Mencurigakan.
62 62. Pergi
63 63. Cincin.
64 64. Pembangkang.
65 65. Restu Yang Ditolak.
66 66. Kepanikan.
67 67. Insiden.
68 68. Insiden (2).
69 69. Rindu.
70 70. Rahasiakan Dulu.
71 71. Keras Kepala Anna.
72 72. Koma.
73 73. Tidak Suka.
74 74. Doa Anak Baik.
75 75. Malam.
76 76. Bergerak?
77 77. Arion.
78 78. Syukurlah...
79 79. Sok Jual Mahal.
80 80. Aku lelah...
81 81. Kebahagiaan Ibu.
82 82. Menangis.
83 83. Neraka Sesaat.
84 84. Sebuah Rahasia.
85 85. Sebuah Rahasia (2).
86 86. Hari Itu..
87 87. Melepaskan.
88 88. Galau.
89 89. Bertemu Mahes.
90 90. Sssttt... Rahasia!
91 91. Semangkuk Mie.
92 92. Hari Berkabung.
93 93. Tumbuh Seperti Papa.
94 94. Surpriseee...
95 95. Sean Marah Besar.
96 96. Luka
97 97. Luka (2).
98 98. Drama Sean di Pagi Hari.
99 99. Menyelesaikan Masalah.
100 100. Ancaman.
101 101. Stasiun Kereta.
102 102. Aroma Parfum Sean.
103 103. Will You Marry Me?
104 104. Lala dan Ceritanya.
105 105. Pernikahan Tertutup.
106 106. Makan Malam Spesial.
107 107. Kado Aneh Vanessa.
108 108. Doa Ibu.
109 109. Pilih Yang Mana?
110 110. Luka itu.
111 111. Membuatnya tersenyum.
112 112. Kelaparan.
113 113. Tidak Enak Badan.
114 114. Anak?
115 115. Pemeriksaan.
116 116. Sean Murka.
117 117. Sean Murka (2).
118 118. Sesal.
119 119. Diam.
120 120. Lupakan.
121 121. Lupakan (2).
122 122. Menuju RS.
123 123. Malunyaa...
124 124. Maaf.
125 125. Angga Gugup.
126 126. Heboh.
127 127. Polusi Suara.
128 128. Kelucuan Lala.
129 129. Ketahuan.
130 130. Nama Panggilan.
131 131. Sean Iri.
132 132. Di Balik Sosok Angga.
133 133. Presdir Masa Depan.
134 134. Bermain Dengannya.
135 135. Angga Sakit?
136 136. Panik
137 137. Menjenguk Angga.
138 138. Mengantarkan Makanan.
139 139. Penciuman Sean Terganggu.
140 140. Aneh!
141 141. Mual.
142 142. Firasat Ibu.
143 143.Positif?
144 144. Masalah Naik Mobil.
145 145. Arion Cemburu.
146 146. Arion Cemburu (2).
147 147. Dongeng Menjelang Tidur.
148 148. Dia Bukan Kesalahan.
149 149. Balas Dendam.
150 150. Kekanakan!
151 151. Rujak Mangga.
152 152. Membuncit.
153 153. Gerakan Pertama.
154 154. Bawa Aku, Yan...
Episodes

Updated 154 Episodes

1
1. PROLOG.
2
2. Sang Pelukis.
3
3. Permen.
4
4. Anak Itu?
5
5. Mencari tau.
6
6. Penasaran.
7
7. Persaingan.
8
8. Terungkap.
9
9. Aku Ayahnya!
10
10. Bohong!
11
11. Kenangan Masa Lalu.
12
12. Bermain Bersama.
13
13. Harus Bicara.
14
14. Sampel Rambut Arion.
15
15. Tersesat.
16
16. Janji Jari Kelingking.
17
17. Menemani Arion.
18
18. Putraku.
19
19. Terbongkar.
20
20. Kegundahan Hati.
21
21. Rencana Gila Sean.
22
22. Masalah Tidur.
23
23. Salah Tingkah.
24
24. Curhat.
25
25. Cemburu.
26
26. Langit Malam.
27
27. Mahes.
28
28. Kedekatan Berlanjut.
29
29. Pertengkaran.
30
30. Kemarahan Sean.
31
31. Arion Sakit!
32
32. Arion Sakit (2).
33
33. Rival.
34
34. Perhatian.
35
35. Demi Anna.
36
36. Kedatangan Ibu.
37
37. Kedatangan Ibu (2).
38
38. Ingkar.
39
39. Risau.
40
40. Kala Itu.
41
41. Rencana Ibu.
42
42. Vanessa.
43
43. Pulang.
44
44. Berdua.
45
45. Akhir Pekan.
46
46. Semerah Tomat.
47
47. Deru Ombak.
48
48. Jangan Menangis.
49
49. Membingungkan.
50
50. Dengan Siapa?
51
51. Kecemburuan.
52
52. Anna Salah Tingkah.
53
53. Dia lagi!
54
54. Syarat.
55
55. Ide Mita.
56
56. Mabuk.
57
57. Mabuk (2).
58
58. Khawatir.
59
59. Rahasia Hati.
60
60. Mencoba.
61
61. Mencurigakan.
62
62. Pergi
63
63. Cincin.
64
64. Pembangkang.
65
65. Restu Yang Ditolak.
66
66. Kepanikan.
67
67. Insiden.
68
68. Insiden (2).
69
69. Rindu.
70
70. Rahasiakan Dulu.
71
71. Keras Kepala Anna.
72
72. Koma.
73
73. Tidak Suka.
74
74. Doa Anak Baik.
75
75. Malam.
76
76. Bergerak?
77
77. Arion.
78
78. Syukurlah...
79
79. Sok Jual Mahal.
80
80. Aku lelah...
81
81. Kebahagiaan Ibu.
82
82. Menangis.
83
83. Neraka Sesaat.
84
84. Sebuah Rahasia.
85
85. Sebuah Rahasia (2).
86
86. Hari Itu..
87
87. Melepaskan.
88
88. Galau.
89
89. Bertemu Mahes.
90
90. Sssttt... Rahasia!
91
91. Semangkuk Mie.
92
92. Hari Berkabung.
93
93. Tumbuh Seperti Papa.
94
94. Surpriseee...
95
95. Sean Marah Besar.
96
96. Luka
97
97. Luka (2).
98
98. Drama Sean di Pagi Hari.
99
99. Menyelesaikan Masalah.
100
100. Ancaman.
101
101. Stasiun Kereta.
102
102. Aroma Parfum Sean.
103
103. Will You Marry Me?
104
104. Lala dan Ceritanya.
105
105. Pernikahan Tertutup.
106
106. Makan Malam Spesial.
107
107. Kado Aneh Vanessa.
108
108. Doa Ibu.
109
109. Pilih Yang Mana?
110
110. Luka itu.
111
111. Membuatnya tersenyum.
112
112. Kelaparan.
113
113. Tidak Enak Badan.
114
114. Anak?
115
115. Pemeriksaan.
116
116. Sean Murka.
117
117. Sean Murka (2).
118
118. Sesal.
119
119. Diam.
120
120. Lupakan.
121
121. Lupakan (2).
122
122. Menuju RS.
123
123. Malunyaa...
124
124. Maaf.
125
125. Angga Gugup.
126
126. Heboh.
127
127. Polusi Suara.
128
128. Kelucuan Lala.
129
129. Ketahuan.
130
130. Nama Panggilan.
131
131. Sean Iri.
132
132. Di Balik Sosok Angga.
133
133. Presdir Masa Depan.
134
134. Bermain Dengannya.
135
135. Angga Sakit?
136
136. Panik
137
137. Menjenguk Angga.
138
138. Mengantarkan Makanan.
139
139. Penciuman Sean Terganggu.
140
140. Aneh!
141
141. Mual.
142
142. Firasat Ibu.
143
143.Positif?
144
144. Masalah Naik Mobil.
145
145. Arion Cemburu.
146
146. Arion Cemburu (2).
147
147. Dongeng Menjelang Tidur.
148
148. Dia Bukan Kesalahan.
149
149. Balas Dendam.
150
150. Kekanakan!
151
151. Rujak Mangga.
152
152. Membuncit.
153
153. Gerakan Pertama.
154
154. Bawa Aku, Yan...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!