12. Bermain Bersama.

HAPPY READING...

***

Tawa Arion menggema memenuhi taman samping Apartemen. untuk pertama kalinya bocah itu bermain dengan penuh kegembiraan. biasanya Arion hanya bermain bola ditemani oleh pengasuhnya. tapi kali ini, ia bermain bola dengan lawannya. benar-benar memperebutkan bola dengan sosok lawan sesungguhnya.

"Ayo rebut kalau bisa...".

"Curang!" teriak Arion. karena merasa selalu di permainkan.

"Hahah... curang gimana, ayo rebut...".

Sean, entah apa yang dipikirkan pria itu, Tiba-tiba saja datang dan mengajak Arion bermain bola di taman samping Apartemen.

Walaupun hanya bertemu beberapa kali saja, Arion ingat siapa yang menjadi lawan mainnya kali ini.

"Aku lelah...". Arion sengaja duduk di pelataran. nafasnya sedikit berantakan dengan peluh di keningnya.

membuat Sean tersenyum dan mendekati bocah itu.

"Mau minum?" tanya Sean.

membuat Arion mengangguk setuju. sepertinya minum yang dingin sangat cocok.

"Saya ambilkan minum..." pengasuh itu pun berinisiatif untuk mengambil air di Apartemen.

"Tidak perlu, saya rasa Arion ingin sesuatu yang dingin... iya kan Arion?" tanya Sean lagi. membuat wajah Arion begitu sumringah dan bersemangat. bahkan bocah yang tadinya merasa lelah itu langsung meloncat kegirangan.

"Iya... ayo beli es krim... ayo...".

"Bagaimana kalau Mama marah nanti?". Ean hanya memastikan kalau tindakannya tidaklah salah.

"sstt... jangan bilang Mama.." ucap Arion dengan tingkah lucunya.

"Oke...". Sean pun ikut menjiwai perannya. mereka sama-sama sekongkol untuk menyembunyikan niatnya dari Anna.

"Aku akan membeli es krim bersama Arion di mini market sebelah... nanti kalau Anna mencari kami," ucap Sean meminta ijin pada pengasuh Arion.

"Baik..." jawab pengasuh itu. entah kenapa ia juga mempercayai pria di depannya itu.

tak berprasangka buruk kalau pria itu berniat jahat pada Arion. nyatanya malam itu, pria itu menggendong Arion yang tengah tertidur.

"Ayo..." ajak Sean. berjongkok di depan Arion bersiap untuk menggendong putranya.

dan benar saja, Arion langsung berhambur memeluk Sean. bergelayut di leher pria itu dan berada dalam gendongannya.

"Dadahh Bibi..." ucap Arion pada pengasuhnya. melambaikan tangan dan terseyum begitu lebar.

Untuk pertama kali Sean menggendong seseorang. Arion. hatinya berbunga-bunga mengingat bocah kecil dalam gendongannya adalah anaknya sendiri. buah hatinya bersama Anna, walaupun tak ada yang mengakui hal itu.

"Om Sean..." panggil Arion.

"Bukankah kita sudah sepakat tadi?". Sean kembali mengingatkan Arion tentang kesepakatan yang mereka buat tadi. tentang cara Arion memanggilnya.

"Panggil aku Papa..." ucap Sean dengan jumawanya. bahkan sudut bibirnya ikut melengkung bahagia.

"Oke... tapi ada syaratnya..." ucap Arion dalam gendongan Sean.

Ck...

Sean berdecak. tak percaya kalau bocah kecil itu bisa membuat kesepakatan dengannya.

"Beli es krim yang banyak sekali...". Arion bahkan mendeskripsikan banyaknya es krim dengan tangannya.

"Pegangan, nanti jatuh..." ucap Sean memperingati ketika Arion melepaskan pelukan nya.

"Wooo...". bocah kecil iku kembali bergelayut di leher Sean.

"Bagaimana kalau Mama marah?" tanya Sean lagi.

"Sttt... jangan bilang Mama...".

Hahah... Sean hanya tertawa dengan tingkah Arion. yang diusia itu terlihat sangat pintar.

 

Anna baru saja pulang bekerja. dengan langkah gontai, wanita itu masuk ke dalam Apartemen.

Tumben sekali terlihat sepi... batinnya bicara. padahal biasanya Arion langsung berteriak dan bahagia ketika Anna pulang. tapi tidak untuk sore ini.

"Arion..." panggil Anna.

menunggu beberapa detik tapi tak juga melihat batang hidungnya.

"Arion..." panggil Anna lagi. kali ini berjalan menuju ke kamar putranya. kosong, tak ada siapapun. kemana mereka?

"Nyonya sudah pulang..." ucap pengasuh Arion. yang entah darimana datangnya tiba-tiba berada di belakang Anna dadan sedikit mengejutkan.

Astaga...

"Sepi sekali, dimana Arion?" tanya Anna.

"Arion bersama dengan Papanya di halaman Apartemen, tadi katanya mau membeli es krim..." lapor pengasuh itu.

"Papanya? apa maksudnya?". Anna terkejut bukan main. jantungnya seperti berpacu hebat. menyadari bahwa putranya sedang berada di luar bersama dengan orang asing.

"Tuan Sean, mereka bermain bola sejak tadi...".

Apa kau bercanda? Sean? dan putraku?

Darah Anna seperti mendidih. tak bisa ia percayai kalau Arion bisa bersama dengan Sean. dan pengasuhnya itu, kenapa membiarkan mereka bersama. bagaimana kalau Arion di culik?

"Kenapa kau bisa teledor seperti ini?". Anna marah dan langsung keluar dari rumah. terlihat sekali kalau wanita itu begitu khawatir.

Arion...

Untuk pertama kalinya Arion begitu dekat dengan seseorang. bahkan Sean termasuk orang baru baginya. tapi kenapa Arion bisa mudah dekat.

Hingga tepat di Lobby Apartemen, dari kejauhan Anna melihat keduanya. Arion yang berada di gendongan Sean sama-sama tertawa entah hal lucu apa yang mereka bicarakan.

Mereka sama-sama terlihat bahagia.

"Arion..." panggil Anna dengan nada sedikit meninggi.

"Mama..." teriak Arion bahkan lebih semangat dari sebelumnya.

Ketiganya bertemu. Anna menatap lekat putranya sedangkan Sean tak henti-hentinya menatap wanita di depannya itu.

Kagum. itulah yang ada dalam pikiran Sean. baginya tak ada yang berubah dari Anna. wanita masih sama seperti dulu ketika mereka masih bersama. masih cantik dan mempesona.

"Mama sudah bilang bukan, jangan sembarangan pergi atau keluar tanpa ada Mama... dan kamu tau dengan siapa kamu sekarang?" tanya Anna. sepertinya Arion harus tau kalau dirinya tengah marah saat ini.

"Papa..." jawab Arion.

"Apa?" ulang Anna. Apa katanya?

"Papa".

"Papa". jawab Sean dan Arion bersamaan.

"Aaaa..." Anna syok bukan main mendengar jawaban keduanya. entah kenapa bisa kompak seperti itu.

"Turun Arion!" perintah Anna. masih dengan nada lembut walaupun dalam hatinya ingin berteriak bak singa.

"Tidak... Arion mau digendong Papa..." jawab Arion.

Anna kembali melongo tak percaya. Arion bahkan sudah berubah. bocah itu mulai membantah ucapan Anna seperti sekarang ini.

"Ayo Pa... kita kembali ke rumah..." ajak Arion. bahkan tak memperdulikan Anna.

Apa? aku di cuekin?

"Ayo, kita pulang ya..." jawab Sean. masih dengan semangat menggendong Arion. seperti tak mengenal lelah sama sekali.

dan Anna hanya bisa mengikuti langkah mereka dari belakang.

Dan tanpa Anna sadari, ada sebuah senyuman yang tercipta di sudut bibir Sean.

"Cucilah tanganmu dulu..." perintah Anna pada Arion. sudah waktunya makan malam.

"Papa juga ikut makan malam bukan?" Arion bersuara. membuat Sean yang sejak tadi duduk sesekali menatap ke arah Anna. meminta persetujuan dari wanita itu. tapi yang ditatap justru tak peduli sama sekali.

Anna sibuk memasak di dapur dan seolah tak mendengar pertanyaan Arion tadi.

"Papa pulang dulu ya..." pamit Sean. ia cukup tau diri bukan untuk tidak ikut makan malam mereka. karena Sean tidak diajak.

"TIDAK!" teriak Arion. dengan berkacak pinggang, bocah itu tak mengijinkan Sean pulang sebelum makan malam.

Astaga... Batin Anna.

"Mama, Papa boleh makan malam bersama kita kan? boleh kan Ma?" tanya Arion. kali ini menarik-narik ujung pakaian Anna sebagai bentuk protesnya.

"Ma, boleh kan Ma?".

Sejenak Anna menatap ke arah Sean duduk. terlihat sekali tampang menjengkelkannya.

"Ck...".

"Cuci tanganmu dulu Arion..." perintah Anna.

"Tidak... jawab dulu, Papa boleh iku makan malam kan? boleh kan Ma?". lagi lagi Anna menghela nafasnya. tak tau harus bagaimana lagi. toh menolaknya tak akan membuat Arion puas.

"Terserah... terserah kalian saja..." ucap Anna pasrah.

"Arion, ayo cuci tangan..." ajak Sean. dan keduanya benar-benar bergegas mencuci tangan dan duduk dengan rapi di kursi makan menunggu masakan di hidangkan.

Aku benar-benar bisa gila... Ya Tuhannn... batin Anna.

Bahkan dengan Sean, Arion benar-benar patuh. entah sihir apa yang dilakukan pria itu terhadap putranya. membuat Anna semakin frustasi.

***

Episodes
1 1. PROLOG.
2 2. Sang Pelukis.
3 3. Permen.
4 4. Anak Itu?
5 5. Mencari tau.
6 6. Penasaran.
7 7. Persaingan.
8 8. Terungkap.
9 9. Aku Ayahnya!
10 10. Bohong!
11 11. Kenangan Masa Lalu.
12 12. Bermain Bersama.
13 13. Harus Bicara.
14 14. Sampel Rambut Arion.
15 15. Tersesat.
16 16. Janji Jari Kelingking.
17 17. Menemani Arion.
18 18. Putraku.
19 19. Terbongkar.
20 20. Kegundahan Hati.
21 21. Rencana Gila Sean.
22 22. Masalah Tidur.
23 23. Salah Tingkah.
24 24. Curhat.
25 25. Cemburu.
26 26. Langit Malam.
27 27. Mahes.
28 28. Kedekatan Berlanjut.
29 29. Pertengkaran.
30 30. Kemarahan Sean.
31 31. Arion Sakit!
32 32. Arion Sakit (2).
33 33. Rival.
34 34. Perhatian.
35 35. Demi Anna.
36 36. Kedatangan Ibu.
37 37. Kedatangan Ibu (2).
38 38. Ingkar.
39 39. Risau.
40 40. Kala Itu.
41 41. Rencana Ibu.
42 42. Vanessa.
43 43. Pulang.
44 44. Berdua.
45 45. Akhir Pekan.
46 46. Semerah Tomat.
47 47. Deru Ombak.
48 48. Jangan Menangis.
49 49. Membingungkan.
50 50. Dengan Siapa?
51 51. Kecemburuan.
52 52. Anna Salah Tingkah.
53 53. Dia lagi!
54 54. Syarat.
55 55. Ide Mita.
56 56. Mabuk.
57 57. Mabuk (2).
58 58. Khawatir.
59 59. Rahasia Hati.
60 60. Mencoba.
61 61. Mencurigakan.
62 62. Pergi
63 63. Cincin.
64 64. Pembangkang.
65 65. Restu Yang Ditolak.
66 66. Kepanikan.
67 67. Insiden.
68 68. Insiden (2).
69 69. Rindu.
70 70. Rahasiakan Dulu.
71 71. Keras Kepala Anna.
72 72. Koma.
73 73. Tidak Suka.
74 74. Doa Anak Baik.
75 75. Malam.
76 76. Bergerak?
77 77. Arion.
78 78. Syukurlah...
79 79. Sok Jual Mahal.
80 80. Aku lelah...
81 81. Kebahagiaan Ibu.
82 82. Menangis.
83 83. Neraka Sesaat.
84 84. Sebuah Rahasia.
85 85. Sebuah Rahasia (2).
86 86. Hari Itu..
87 87. Melepaskan.
88 88. Galau.
89 89. Bertemu Mahes.
90 90. Sssttt... Rahasia!
91 91. Semangkuk Mie.
92 92. Hari Berkabung.
93 93. Tumbuh Seperti Papa.
94 94. Surpriseee...
95 95. Sean Marah Besar.
96 96. Luka
97 97. Luka (2).
98 98. Drama Sean di Pagi Hari.
99 99. Menyelesaikan Masalah.
100 100. Ancaman.
101 101. Stasiun Kereta.
102 102. Aroma Parfum Sean.
103 103. Will You Marry Me?
104 104. Lala dan Ceritanya.
105 105. Pernikahan Tertutup.
106 106. Makan Malam Spesial.
107 107. Kado Aneh Vanessa.
108 108. Doa Ibu.
109 109. Pilih Yang Mana?
110 110. Luka itu.
111 111. Membuatnya tersenyum.
112 112. Kelaparan.
113 113. Tidak Enak Badan.
114 114. Anak?
115 115. Pemeriksaan.
116 116. Sean Murka.
117 117. Sean Murka (2).
118 118. Sesal.
119 119. Diam.
120 120. Lupakan.
121 121. Lupakan (2).
122 122. Menuju RS.
123 123. Malunyaa...
124 124. Maaf.
125 125. Angga Gugup.
126 126. Heboh.
127 127. Polusi Suara.
128 128. Kelucuan Lala.
129 129. Ketahuan.
130 130. Nama Panggilan.
131 131. Sean Iri.
132 132. Di Balik Sosok Angga.
133 133. Presdir Masa Depan.
134 134. Bermain Dengannya.
135 135. Angga Sakit?
136 136. Panik
137 137. Menjenguk Angga.
138 138. Mengantarkan Makanan.
139 139. Penciuman Sean Terganggu.
140 140. Aneh!
141 141. Mual.
142 142. Firasat Ibu.
143 143.Positif?
144 144. Masalah Naik Mobil.
145 145. Arion Cemburu.
146 146. Arion Cemburu (2).
147 147. Dongeng Menjelang Tidur.
148 148. Dia Bukan Kesalahan.
149 149. Balas Dendam.
150 150. Kekanakan!
151 151. Rujak Mangga.
152 152. Membuncit.
153 153. Gerakan Pertama.
154 154. Bawa Aku, Yan...
Episodes

Updated 154 Episodes

1
1. PROLOG.
2
2. Sang Pelukis.
3
3. Permen.
4
4. Anak Itu?
5
5. Mencari tau.
6
6. Penasaran.
7
7. Persaingan.
8
8. Terungkap.
9
9. Aku Ayahnya!
10
10. Bohong!
11
11. Kenangan Masa Lalu.
12
12. Bermain Bersama.
13
13. Harus Bicara.
14
14. Sampel Rambut Arion.
15
15. Tersesat.
16
16. Janji Jari Kelingking.
17
17. Menemani Arion.
18
18. Putraku.
19
19. Terbongkar.
20
20. Kegundahan Hati.
21
21. Rencana Gila Sean.
22
22. Masalah Tidur.
23
23. Salah Tingkah.
24
24. Curhat.
25
25. Cemburu.
26
26. Langit Malam.
27
27. Mahes.
28
28. Kedekatan Berlanjut.
29
29. Pertengkaran.
30
30. Kemarahan Sean.
31
31. Arion Sakit!
32
32. Arion Sakit (2).
33
33. Rival.
34
34. Perhatian.
35
35. Demi Anna.
36
36. Kedatangan Ibu.
37
37. Kedatangan Ibu (2).
38
38. Ingkar.
39
39. Risau.
40
40. Kala Itu.
41
41. Rencana Ibu.
42
42. Vanessa.
43
43. Pulang.
44
44. Berdua.
45
45. Akhir Pekan.
46
46. Semerah Tomat.
47
47. Deru Ombak.
48
48. Jangan Menangis.
49
49. Membingungkan.
50
50. Dengan Siapa?
51
51. Kecemburuan.
52
52. Anna Salah Tingkah.
53
53. Dia lagi!
54
54. Syarat.
55
55. Ide Mita.
56
56. Mabuk.
57
57. Mabuk (2).
58
58. Khawatir.
59
59. Rahasia Hati.
60
60. Mencoba.
61
61. Mencurigakan.
62
62. Pergi
63
63. Cincin.
64
64. Pembangkang.
65
65. Restu Yang Ditolak.
66
66. Kepanikan.
67
67. Insiden.
68
68. Insiden (2).
69
69. Rindu.
70
70. Rahasiakan Dulu.
71
71. Keras Kepala Anna.
72
72. Koma.
73
73. Tidak Suka.
74
74. Doa Anak Baik.
75
75. Malam.
76
76. Bergerak?
77
77. Arion.
78
78. Syukurlah...
79
79. Sok Jual Mahal.
80
80. Aku lelah...
81
81. Kebahagiaan Ibu.
82
82. Menangis.
83
83. Neraka Sesaat.
84
84. Sebuah Rahasia.
85
85. Sebuah Rahasia (2).
86
86. Hari Itu..
87
87. Melepaskan.
88
88. Galau.
89
89. Bertemu Mahes.
90
90. Sssttt... Rahasia!
91
91. Semangkuk Mie.
92
92. Hari Berkabung.
93
93. Tumbuh Seperti Papa.
94
94. Surpriseee...
95
95. Sean Marah Besar.
96
96. Luka
97
97. Luka (2).
98
98. Drama Sean di Pagi Hari.
99
99. Menyelesaikan Masalah.
100
100. Ancaman.
101
101. Stasiun Kereta.
102
102. Aroma Parfum Sean.
103
103. Will You Marry Me?
104
104. Lala dan Ceritanya.
105
105. Pernikahan Tertutup.
106
106. Makan Malam Spesial.
107
107. Kado Aneh Vanessa.
108
108. Doa Ibu.
109
109. Pilih Yang Mana?
110
110. Luka itu.
111
111. Membuatnya tersenyum.
112
112. Kelaparan.
113
113. Tidak Enak Badan.
114
114. Anak?
115
115. Pemeriksaan.
116
116. Sean Murka.
117
117. Sean Murka (2).
118
118. Sesal.
119
119. Diam.
120
120. Lupakan.
121
121. Lupakan (2).
122
122. Menuju RS.
123
123. Malunyaa...
124
124. Maaf.
125
125. Angga Gugup.
126
126. Heboh.
127
127. Polusi Suara.
128
128. Kelucuan Lala.
129
129. Ketahuan.
130
130. Nama Panggilan.
131
131. Sean Iri.
132
132. Di Balik Sosok Angga.
133
133. Presdir Masa Depan.
134
134. Bermain Dengannya.
135
135. Angga Sakit?
136
136. Panik
137
137. Menjenguk Angga.
138
138. Mengantarkan Makanan.
139
139. Penciuman Sean Terganggu.
140
140. Aneh!
141
141. Mual.
142
142. Firasat Ibu.
143
143.Positif?
144
144. Masalah Naik Mobil.
145
145. Arion Cemburu.
146
146. Arion Cemburu (2).
147
147. Dongeng Menjelang Tidur.
148
148. Dia Bukan Kesalahan.
149
149. Balas Dendam.
150
150. Kekanakan!
151
151. Rujak Mangga.
152
152. Membuncit.
153
153. Gerakan Pertama.
154
154. Bawa Aku, Yan...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!