HAPPY READING...
***
Pagi hari. Anna terlihat sibuk bukan main. pengasuh yang biasanya menjaga Arion tiba-tiba sakit dan harus berobat. sehingga Anna tak bisa berbuat apapun selain harus menyiapkan dirinya dan juga Arion di pagi seperti sekarang.
"Mama..." teriak Arion dari dalam kamar mandi.
Membuat Anna menghela nafasnya. entah sudah keberapa kalinya Arion memanggil namanya sejak masuk ke kamar mandi. ada saja yang Arion tanyakan pada Anna. membuat Ibu itu harus ekstra sabar.
"Ya?".
"Mama, Arion tidak bisa menemukan sikat gigi milikku..." lapor bocah itu.
biasany Arion memang mandi dibantu Anna, tapi pagi ini bocah laki-laki itu berkata bisa melakukannya sendiri. ya.. itung-itung latihan mandiri.
"Cari di tempat sikat gigi... di samping sikat gigi Mama..." teriak Anna lagi. hanya masalah sepele saja, pikir Anna.
"Tidak ada Ma... sikat gigi Arion tidak ada di tempatnya... bagaimana ini?".
Anna yang tengah menyiapkan sarapan, tak begitu memperdulikan laporan Arion. Mungkin terjatuh di tempat sampah... bagitu pikirnya.
"Mama..." teriak putranya lagi.
"Ambil lagi yang baru... di laci dekat kaca..." ucap Anna. kalau tidak segera teratasi, Arion akan terus bertanya dan tidak segera menyelesaikan mandinya.
Masalah sikat gigi pun selesai. Anak dan ibu itupun segera menikmati sarapan mereka. karena setelahnya, Anna akan pergi ke kantor untuk membahas pekerjaannya. sedangkan Arion, mau bagaimana mana lagi. Anna terpaksa membawa bocah itu bersamanya. karena tidak mungkin membiarkan Arion seorang diri di Apartemen. bahaya.
Mobil melaju dengan begitu pelan. macet. itulah yang terjadi setiap harinya. membuat Anna harus bersabar dan mengontrol diri. sedangkan Arion, sibuk dengan Tab milik ibunya. mencoret-coret seperti menggambar sesuatu di sana.
"Nanti jangan lari-larian, oke? tetap duduk di ruangan Mama selama Mama rapat..." perintah Anna pada putranya. karena mungkin saja Anna akan rapat untuk 2 jam lamanya.
"Hm..." jawab Arion singkat. bahkan tatapammya hanya tertuju pada Tab di pangkuan nya.
"Mama..." panggil Arion.
"Ya?".
"Dimana kantor Papa?". pertanyaan random yang dengan mudahnya Arion tanyakan di depan Anna.
Apa lagi ini? Papa Papa... agghh, dia benar-benar meracuni putraku... batin Anna.
bagaimana tak kesal, tiap hari ada saja pertanyaan Arion tentang Sean.
"Mama tidak tau...". Karena jika Anna menjawab, mungkin saja Arion meminta untuk datang berkunjung kesana. yang mama Anna akan kerepotan nanti.
"Apakah jauh?" celoteh Arion lagi.
"Arion, jangan berpikir macam-macam... kamu masih kecil dan tidak boleh kemana-mana tanpa Mama... mengerti?" jelas Anna lagi.
"Iya Ma..".
"Dan nanti, tetaplah di ruangan Mama... jangan kemanapun, mengerti?".
"Iya Ma...".
Mobil pun terus melaju menuju ke kantor Anna.
***
Di tempat lain.
"Hanya ini yang bisa aku dapatkan..." ucap Sean. menyerahkan sampel sikat gigi berwarna biru beserta beberapa helai rambut pendek..".
"Cukup kok...".
Pria di depan Sean seketika mengantongi sampel yang Sean berikan.
tak bergerak, masih duduk santai.
"Apa lagi?" selidik Sean.
"Hahaha... kenapa tanggapan mu begitu dingin sih? kau memintaku untuk datang dan mengusirki secepatnya begitu?". tak terima dengan perlakuan sahabatnya itu.
Ziko, sahabat terdekat Sean. dari banyak orang, Ziko salah satu orang yang dapat Sean percayai.
"Cepat menyelesaikan tugas yang aku berikan lebih baik bukan?".
"Jadi kau meminta ku untuk segera pulang hanya karena ini?". Ziko tak percaya dengan apa yang Sean lakukan padanya.
memohon untuk secepatnya kembali ke negara ini hanya untuk pekerjaan dari Sean.
"Tentu saja... karena hanya kau yang bisa ku percaya..." jelas Sean.
Jika sampel itu Sean berikan pada orang lain, otomatis bisa diubah hasilnya. apalagi tak semua orang suka terhadap Sean.
tapi di tangan Ziko, data apapun yang keluar 100% akurat tanpa bisa direkayasa siapapun.
"Tapi bagaimana bisa kau yakin Yan kalau dai adalah putramu?" selidik Ziko.
Ya mungkin saja Anna mengandung anak orang lain waktu itu. dan sengaja meninggalkan Sean karena takut Sean tau tentang kecurangannya.
"Apa kau tidak tau bagaimana sifat Anna?" tanya Sean.
Ziko, adalah saksi cinta antara Sean dan Anna. hanya pria itu yang tau bagaimana kisah mereka di masa lalu.
bahkan Ziko pernah membuntuti Anna, memata-matai gadis itu karena perintah Sean.
"Benar juga..." ralat Ziko. "Kalau dipikir-pikir juga tidak mungkin...".
"Aku tidak tau apa yang membuatnya seperti itu Zik... tiba-tiba pergi ke Luar negeri hanya karena ingin menjadi pelukis terkenal..." keluhan Sean.
seperti tak percaya kalau yang Anna lakukan waktu itu adalah kehendaknya sendiri.
"Oh iya Yan, bagaimana keadaan Tante?" tanya Ziko. yang Ziko maksud Tante adalah ibu dari Sean.
"Ya begitulah," jawab Sean. tak terlalu antusias untuk membicarakan ibunya. karena memang tak ada yang spesial baginya.
kalau dibilang hubungan antara keduanya buruk, tidak juga.
Sean dan Ibunya baik saja.
"Dia tau tentang kabarmu saat ini?" tanya Ziko.
Kabar tentang Sean yang diberitakan memiliki anak.
"Mungkin,". Sean tak yakin. kalaupun tau, memangnya kenapa? toh Sean tidak tinggal bersama ibunya itu.
Ibunya Sean tinggal di Luar negeri. karena disanalah kenangan bersama suaminya berada.
"Sepertinya kau harus sering-sering menelepon nya..." saran Ziko terdengat baik juga. karena tak ada yang namanya hubungan Amak dan Ibu itu bisa terputus.
"Terimakasih sarannya... dan kau boleh pergi sekarang..." ucap Sean sambil mengusir Ziko dari ruangan nya.
"Si*l..." gerutu Ziko. walaupun dalam hati, Ziko tak menaruh dendam sedikit pun. karena ia tau bagaimana sifat Sean.
"Cepat selesaikan pekerjaan yang ku berikan... aku memintamu pulang bukan untuk bersantai..." ucap Sean lagi. kali ini dengan senyum licik di sudut bibirnya.
"Bersikap lah baik padaku, kalau tidak aku tidak akan mengerjakannya... hahah..." ejek Ziko.. dan dengan sengaja Sean melemparkan pulpen ke arah sahabatnya itu.
"Awas saja!".
Siang hari.
Arion terlihat bosan. tak ada yang menarik di ruangan kerja Mamanya. membuat bocah itu sesekali mengeluh.
sudah banyak buku bergambar yang Arion lihat sejak Anna rapat. bahkan di lantai, berserakan kertas gambar Arion juga peralatan lukisnya.
hanya saja Aeion sudah bosan mencoret-coret disana.
"Ingin makan sesuatu?" tanya Mita. sejak tadi memang gadis itu yang diminta Anna untuk menjaga Arion selama rapat.
"Hm..." jawab Arion bersemangat.
"Ayo beli ayam goreng..." ajak Arion. tadi saat di perjalanan, Arion melihat tempat makan ayam kesukaannya di dekat kantor Anna.
dan Arion ingin pergi dan makan disana.
"Ayam? dimana?" tanya Mita.
"Disana..." tunjuk Arion lagi.
"Baiklah... ayo" ucap Mita. apa boleh buat, sekarang juga sudah masuk jam makan siang.
"Hore..." jawab Arion dengan semangat.
Menggandeng tangan Mita dan kelaur dari kantor tersebut.
"Arion suka paha..." ucap bocah itu.
"Oke... makan apapun yang kamu suka ya..." jawab Mita.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments