HAPPY READING...
***
Anna menjatuhkan diri di atas ranjang. dadanya naik turun dan terasa amat sesak. tangisnya benar-benar pecah. perasaannya kalut dan hanya dirinya yang tau penyebabnya.
Aku harus bagaimana? bagaimana aku menjalani kehidupan setelah ini?
Ingatannya kembali ke 7 tahun silam.
Anna bertepuk tangan melihat sosok pria gagah di atas podium memberi sambutan. wajahnya benar-benar mampu memaku Anna untuk menatapnya seorang.
Di sebuah pusat perbelanjaan baru. dimana hari ini menjadi hari peresmiannya. logo dan bendera atas nama sebuah Perusahaan berkibar. menandakan bahwa betapa berpengaruhnya Perusahaan itu. Anna datang bersama dengan pengunjung lain. mencari sesuatu yang katanya ada promo besar-besaran sebagai upaya menarik pengunjung untuk datang ke Mall tersebut. saat itu Anna masih menjadi mahasiswa salah satu perguruan di Ibukota.
tau kan bagaimana hidup seorang mahasiswa yang harus irit dalam segala hal?
berburu promo dari produk-produk yang dibutuhkan.
Tampan sekali... batin Anna.
Berdesak-desakan dengan pengunjung lain, membuat Anna juga sesekali terdorong. terhimpit bahkan terjatuh sekali pun.
"Kau tak apa-apa?". tanya seseorang yang berusaha menarik Anna dari kerumunan.
Bahkan lebih tampan jika dari dekat... batin Anna.
itulah pertama kalinya ia melihat dan mengenal Sean. yang ternyata pemilik Pusat perbelanjaan sekaligus Presdir muda yang wajahnya selalu terpajang di majalah bisnis negeri ini.
"Tidak apa-apa...terimakasih telah membantuku..." jawab Anna. dengan mengamati pergelangan kakinya yang sedikit memar. mungkin karena terbentur ketika berdesakan tadi.
"Tolong obati kaki gadis ini..." perintah Sean pada salah satu staf di sana.
"Sekali lagi terimakasih..." ucap Anna. karena pria di hadapannya itu benar-benar pria yang baik.
"Tunggu," cegah Anna ketika Sean hendak pergi. "Siapa nama Anda?". pertanyaan bodoh yang dilontarkan Anna di depan banyak orang. membuat semua staf dan anak buah Sean tersenyum penuh ejek.
Apa salahku? batin Anna tersadar dengan tatapan orang-orang di sekitarnya.
sedangkan Sean Wijaya, pria itu hanya tersenyum pergi tanpa menjawab pertanyaan dari Anna.
"Hei, kenapa mereka menertawaiku?" tanya Anna dengan polosnya.
bahkan tatapannya masih tertuku pada Sean Wijaya diikuti oleh beberapa anak buah yang kian menjauh meninggalkan Mall tersebut.
"Anda tidak tau Nona? wahh...". tentu saja yang diajak bicara Anna keheranan. bahkan mungkin saja berpikir kalau Anna adalah gadis yang aneh hingga tak mengenal siapa Sean Wijaya itu.
"Kenapa? apa dia seterkenal itu?" gumam Anna lagi. masih tak tau siapa lawan bicaranya beberapa saat yang lalu.
"Dia adalah Pemilik Mall ini Nona, sekaligus Presdir GG...".
Anna menutup mulutnya saking terkejutnya.
Apa?
Tak menyangka kalau ia bisa bertemu secara langsung dengan salah satu pebisnis paling berpengaruh di negeri ini.
Itulah pertemuan singkat Anna dan Sean. hingga pertemuan-pertemuan berikutnya membuat mereka semakin dekat dan akhirnya menjalin hubungan.
"Hiks...". Anna masih menangis. entah kenapa kenangan-kenangan masa lalunya kembali berputar di dalam kepala. mengingatkan bahwa pria itu pernah menjadi bagian indah dari kenangan masa lalunya.
Hingga tanpa sadar, Anna tertidur dalam keadaan mata yang basah oleh air mata.
***
Di tempat lain.
Sean berada di mobil yang akan membawanya kembali pulang. sepanjang perjalanan, pria itu tak bersuara sama sekali. tatapannya kosong. sedangkan supir yang mengemudikan mobil juga tak mengatakan apapun.
Waktu itu.
1 tahun sudah sejak Sean dan Anna bertemu dan semakin dekat. pada akhirnya mereka memutuskan untuk menjalin sebuah hubungan.
Hari-hari pun terasa begitu indah bagi Sean. melaluinya dengan Anna, dengan dukungan gadis itu.
"Selamat ulang tahun Yan...".
Gadis manis yang selalu tersenyum indah di depan Sean. Anna bak magnet yang selaluembuat Sean hanya melihatnya saja.
lebih dari itu. Anna tidak seperti gadis lain yang terpesona hanya karena Sean anak orang kaya.
Ingat bagaimana pertemuan pertama mereka?
mungkin saat itu Sean sudah jatuh cinta. diantara banyak gadis yang mengenalnya, justru Anna lah yang tidak tau siapa Sean Wijaya. Ya... karena itu Sean jatuh cinta.
"Aku tidak percaya kalau kau ingat hari ini Ann...".
Merasa terjeut karena ternyata Anna mengingat hari istimewa Sean. hari kelahirannya.
"Maaf tidak bisa memberi kado yang mahal..." sesal Anna. memang apa yang bisa ia beli dengan uang yang pas-pasan. Anna seorang mahasiswa salah satu Perguruan tinggi negeri. itupun masuk lewat jalur beasiswa. Anna memang tak cukup banyak uang.
tapi tekadnya suatu hari nanti, Anna ingin menjadi seseorang yang sukses.
"Tidak apa... ini juga sudah terbilang mahal, karena hanya aku yang bisa memilikinya..." ucap Sean dengan bangga. karena kado ulang tahunnya kali ini adalah lukisan tangan Anna. tidak ada yang memilikinya di seluruh negeri. "Terimakasih Ann...".
Sean menghela nafasnya lagi. langit Ibu kota semakin gelap. butiran air hujan juga perlahan jatuh membasahi mobil yang masih berada di jalanan kali ini.
lamunannya kembali berputar. mengenang masa lalu yang seperti tak ada habisnya jika mengenang seorang sosok bernama Anna.
"Sean.. aku rasa kita sudah terlalu jauh.. hiks...".
Anna menangis. dengan balutan selimut yang membungkus tubuh gadis itu, meringkuk mengingat kesalahan yang ia lakukan bersama kekasihnya.
Anna merasa kalau ini adalah kesalahan terbesarnya. memberikan mahkota yang ia jaga selama ini kepada Sean. padahal mereka belum terikat dalam ikatan pernikahan.
"Aku akan tanggung jawab Ann..." jawab Sean dengan yakin. sungguh saat itu Sean benar-benar tidak bisa menahan diri untuk tidak menyentuh Anna. kewarasannya seperti di ambil alih keinginan.
"Bagaiamana kalau aku hamil? bagaimana dengan mu Yan?".
"Aku siap menentang semuanya Ann.." jawab Sean yakin. tak peduli dunia dan Masyarakat akan mengatakan hal buruk kepadanya, Sean tak peduli karena sejak awal ia memang sudah memilih Anna untuk menjadi masa depannya.
Tapi malam itu, seminggu sebelum Anna benar-benar pergi ke Amerika meninggalkan Sean dan segala kisah mereka. Sean memaksa Anna untuk melakukannya lagi. tapi karena kemarahan yang memuncak, Sean yakin kalau malam itu tak ada pengaman sama sekali.
Aku yakin... dia benar-benar anakku... batin Sean sambil menggigit kukunya. mengingat segala kesalahan yang pernah ia lakukan kepada Anna.
hingga karena kesalahannya itu, Anna hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki
lebih menyakitkannya, Arion sampai tak tau siapa ayahnya di usianya yang hampir 4 tahun.
Anna tidak akan dengan mudah menerimaku...
Sean tau bagaimana sifat Anna. saat ini yang perlu ia lakukan adalah mendekati Arion lebih dulu. ia yakin bocah itu akan dengan mudah menerima nya. dan setelahnya, Sean akan diterima lagi.
"Ya... aku akan mendekati Arion..." gumam Sean pelan. hanya itu cara agar Anna menerimanya kembali.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments