2. Sang Pelukis.

HAPPY READING...

***

Anna bergegas mengemas peralatan lukis. memasukkannya ke dalam tas kecil berwarna biru. terlihat begitu panik karena di kejar waktu yang seperti berputar begitu cepatnya.

"Sayang... cepat sedikit makannya...". sesekali pandangan Anna tertuju pada sofa di ujung sana.

anak laki-laki kecil tengah menikmati sepotong roti dengan selai cokelat kesukaannya. tak ada raut panik bahkan bersalah sama sekali. terus mengunyah perlahan tak memperdulikan sang Mama yang beradu dengan waktu.

"Arion, dimana tempat pensil mu?" tanya Anna lagi. mengacak-acak tumpukan peralatan lukis di samping meja belajar putranya.

sedangkan yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya, membuat Anna hanya bisa menghela nafas penuh kesabaran.

Astaga..

"Arion, apa sudah selesai?" tanya Anna lagi. menenteng tas milik putranya dan langsung berkacak pinggang.

"Belum..." jawab anak kecil berusia 4 tahun itu dengan polosnya. karena masih kecil, Arion tidak tau bagaimana membagi waktunya.

seperti saat ini, ada acara lomba melukis di salah satu Mall yang diikuti anak-anak pra sekolah sepertinya. dan Arion tentu saja ikut andil memeriahkannya.

Bakat seni Anna benar-benar menurun pada putranya itu. walaupun tergolong masih kecil, bakat Arion benar-benar sudah tampak. banyak event melukis yang diikuti oleh Arion selama setahun belakangan. bukan karena desakan Anna, tapi karena keinginan Arion sendiri.

dan semoga event melukis kali ini, Arion kembali mendapatkan juara.

"Makan di mobil saja... kita sudah terlambat..." ucap Anna sambil melirik jam di pergelangan tangannya.

Jalanan Ibu kota benar-benar padat seperti biasanya. walaupun sudah lewat jam berangkat bekerja, tapi tetap saja tak ada lenggang sedikitpun. Anna mengemudikan mobilnya perlahan. beradu dengan kendaraan lain sambil sesekali mengawasi putranya yang meneruskan sarapannya.

"Nanti usahakan mewarnai nya dengan hati-hati ya sayang... biar dapat juara..." ucap Anna menyemangati putranya.

hati ibu mana yang tidak bahagia melihat putranya tumbuh sehat, pintar dan berbakat seperti Arion. Anna begitu bangga. Walaupun dulu, ia bahkan sempat berpikir untuk tidak memberi kesempatan bagi Arion melihat dunia ini.

Hamil di luar nikah, Anna tak tau apa yang menjadi penyemangat hidupnya saat ini. hingga dengan yakin melahirkan dan membesarkan Arion seorang diri.

banyak sekali cibiran yang Anna dapatkan selama ini, tapi semuanya seperti hilang ketika melihat wajah Arion yang begitu tulus tersenyum kepadanya.

Arion bak obat untuk Anna. penyemangat hidupnya hingga sekarang kebahagiaan Anna hanyalah Arion, putra semata wayangnya.

Tak terasa mobil hitam yang dikendarai Anna telah tiba di parkiran Mall yang cukup terkenal di Ibukota.

Ibu dan anak itu turun sambil bergandengan tangan dan menampakkan senyum ketika orang-orang menyapanya.

"Kak Anna...". sapa orang-orang yang mengenali wajah Anna.

Bagaimana tidak, hampir semua anak-anak dan orang tua mengenali Anna. Sang pelukis yang wajahnya kerap kali muncul di sebuah iklan televisi. banyak sekali produk yang memilih lukisan Anna dalam iklannya. terutama produk anak-anak. dan Anna memiliki tempat tersendiri dalam hati anak-anak di negeri ini.

Bukan hanya itu saja, Anna juga kerap kali melukis untuk buku cerita anak. walaupun baru saja kembali sekitar 2 tahun yang lalu, karir Anna benar-benar bisa dibilang cemerlang. kecintaannya terhadap seni lukis benar-benar membuat kehidupan Anna membaik.

"Halo..." sapa Anna dan tersenyum kepada semua orang disana.

Tak ada yang tau bagaimana kehidupan pribadi seorang Annara, si pelukis negeri ini. Anna benar-benar menjaga privasi kehidupannya dari konsumsi publik. karena yang semua orang tau, Anna adalah seorang wanita yang memiliki seorang anak laki-laki.

Ya... itu saja yang mereka tau tentang Anna.

Di tempat lain.

Seorang pria dengan setelan jas berwarna Navy baru saja tiba. berjalan masuk ke lobby sebuah gedung pencakar langit dengan diikuti seseorang di belakangnya yang mungkin saja adalah Asisten pribadinya.

masih dengan wajah datar tanpa ekspresi, Pria itu semakin berjalan masuk. menggunakan Lift khusus petinggi perusahaan untuk menuju ke lantai dimana ruangan Presdir berada.

Dia adalah Sean.

"Jam berapa acaranya?" tanya Sean sesaat setelah masuk ke dalan ruangan Presdir dan duduk di kursinya. bersiap dengan pekerjaan yang harus ia selesaikan hari ini.

"Kita bisa datang saat puncak acaranya... saat pembagian hadiah untuk juara mewarnai nanti, begitu yang dikatakan penyelenggara event kemarin.." jawab asisten yang mulai memilah beberapa berkas dan menaruhnya di atas meja.

Sean mengerti. menganggukkan kepalanya dan tenggelam dalam pekerjaan sampai beberapa jam kedepan.

---

"Mama...".

"Ya?". Anna segera beranjak dari tempat duduknya. menghampiri Arion yang berdiri sambil menggendong tas birunya.

"Ada apa Arion?".

Terlihat jelas wajah putranya itu tengah murung entah apa penyebabnya. tidak seperti saat mereka tiba beberapa saat yang lalu.

Ditanya seperti itu, Arion tak menjawab. pandangannya hanya tertuju pada sekelilingnya. dimana ada banyak sekali anak seusianya yang juga tengah mempersiapkan alat-alat lukisnya dibantu dengan orang tua mereka. senyum anak-anak itu seperti menunjukkan betapa bahagianya isa bersama orang tua di acara seperti ini.

Anna menghela nafas. seperti paham apa yang tengah membuat risau putranya itu. hatinya cukup sesak melihat Arion murung melihat pemandangan sekitar. dimana mungkin anak laki-laki itu iri melihat anak lain bersama dengan kedua orang tua mereka.

"Mau Mama bantu menyiapkan semuanya?" bujuk Anna. berjongkok di depan Arion sambil menampakkan senyum indah. Jangan merasa sendirian Arion.. kamu punya Mama... begitu hati Anna bicara.

"Hmm...". Arion menganggukkan kepala dan terukir senyum di sudut bibirnya.

"Ayo Mama bantu...".

Keduanya pun berjalan berbaur dengan anak-anak lain. menyiapkan posisi duduknya sambil menata alat-alat lukis di atas meja yang telah Anna siapkan dari rumah.

Anna telah mengalungkan tag name di leher Arion. "Semangat ya..." ucapnya menyemangati.

"Apa Mama sibuk setelah ini?" tanya Arion dengan polosnya.

Sejenak Anna mengerutkan keningnya. mencerna pertanyaan dari putranya itu dan langsung menjawab, "Tidak... Mama tidak sibuk... Arion butuh sesuatu?".

"Ayo bermain disana Ma..." tunjuk Arion pada lantai atas Mall tersebut. karena disana ada banyak sekali permainan anak-anak. sudah lama sekali Anna tidak membawa Arion bermain disana karena terlalu sibuk.

"Oke... setelah acara ini selesai ya..." jawab Anna. apapun keinginan Arion, Anna berusaha untuk mewujudkannya. semuanya demi Arion, demi kebahagiaan putranya itu.

"Hem..".

Arion kembali bersemangat mendengar perkataan Anna.

dan benar saja mood Arion kembali lagi. anak kecil itu selalu tersenyum dan mulai berbincang dengan teman di sampingnya. sedangkan Anna kembali ke tempat duduk yang sudah di siapkan sambil mengamati Arion dari kejauhan.

Sebagai seorang orang tua tunggal, Anna benar-benar harus pintar membagi waktu antara pekerjaan dan Arion. seperti sekarang ini, hanya karena ingin menemani putranya Anna rela membawa pekerjaannya disana.

mencoret-coret Tab di pangkuannya sambil sesekali menatap ke arah putranya.

***

Terpopuler

Comments

Sennja

Sennja

msh nyimak❤

2023-11-08

1

lihat semua
Episodes
1 1. PROLOG.
2 2. Sang Pelukis.
3 3. Permen.
4 4. Anak Itu?
5 5. Mencari tau.
6 6. Penasaran.
7 7. Persaingan.
8 8. Terungkap.
9 9. Aku Ayahnya!
10 10. Bohong!
11 11. Kenangan Masa Lalu.
12 12. Bermain Bersama.
13 13. Harus Bicara.
14 14. Sampel Rambut Arion.
15 15. Tersesat.
16 16. Janji Jari Kelingking.
17 17. Menemani Arion.
18 18. Putraku.
19 19. Terbongkar.
20 20. Kegundahan Hati.
21 21. Rencana Gila Sean.
22 22. Masalah Tidur.
23 23. Salah Tingkah.
24 24. Curhat.
25 25. Cemburu.
26 26. Langit Malam.
27 27. Mahes.
28 28. Kedekatan Berlanjut.
29 29. Pertengkaran.
30 30. Kemarahan Sean.
31 31. Arion Sakit!
32 32. Arion Sakit (2).
33 33. Rival.
34 34. Perhatian.
35 35. Demi Anna.
36 36. Kedatangan Ibu.
37 37. Kedatangan Ibu (2).
38 38. Ingkar.
39 39. Risau.
40 40. Kala Itu.
41 41. Rencana Ibu.
42 42. Vanessa.
43 43. Pulang.
44 44. Berdua.
45 45. Akhir Pekan.
46 46. Semerah Tomat.
47 47. Deru Ombak.
48 48. Jangan Menangis.
49 49. Membingungkan.
50 50. Dengan Siapa?
51 51. Kecemburuan.
52 52. Anna Salah Tingkah.
53 53. Dia lagi!
54 54. Syarat.
55 55. Ide Mita.
56 56. Mabuk.
57 57. Mabuk (2).
58 58. Khawatir.
59 59. Rahasia Hati.
60 60. Mencoba.
61 61. Mencurigakan.
62 62. Pergi
63 63. Cincin.
64 64. Pembangkang.
65 65. Restu Yang Ditolak.
66 66. Kepanikan.
67 67. Insiden.
68 68. Insiden (2).
69 69. Rindu.
70 70. Rahasiakan Dulu.
71 71. Keras Kepala Anna.
72 72. Koma.
73 73. Tidak Suka.
74 74. Doa Anak Baik.
75 75. Malam.
76 76. Bergerak?
77 77. Arion.
78 78. Syukurlah...
79 79. Sok Jual Mahal.
80 80. Aku lelah...
81 81. Kebahagiaan Ibu.
82 82. Menangis.
83 83. Neraka Sesaat.
84 84. Sebuah Rahasia.
85 85. Sebuah Rahasia (2).
86 86. Hari Itu..
87 87. Melepaskan.
88 88. Galau.
89 89. Bertemu Mahes.
90 90. Sssttt... Rahasia!
91 91. Semangkuk Mie.
92 92. Hari Berkabung.
93 93. Tumbuh Seperti Papa.
94 94. Surpriseee...
95 95. Sean Marah Besar.
96 96. Luka
97 97. Luka (2).
98 98. Drama Sean di Pagi Hari.
99 99. Menyelesaikan Masalah.
100 100. Ancaman.
101 101. Stasiun Kereta.
102 102. Aroma Parfum Sean.
103 103. Will You Marry Me?
104 104. Lala dan Ceritanya.
105 105. Pernikahan Tertutup.
106 106. Makan Malam Spesial.
107 107. Kado Aneh Vanessa.
108 108. Doa Ibu.
109 109. Pilih Yang Mana?
110 110. Luka itu.
111 111. Membuatnya tersenyum.
112 112. Kelaparan.
113 113. Tidak Enak Badan.
114 114. Anak?
115 115. Pemeriksaan.
116 116. Sean Murka.
117 117. Sean Murka (2).
118 118. Sesal.
119 119. Diam.
120 120. Lupakan.
121 121. Lupakan (2).
122 122. Menuju RS.
123 123. Malunyaa...
124 124. Maaf.
125 125. Angga Gugup.
126 126. Heboh.
127 127. Polusi Suara.
128 128. Kelucuan Lala.
129 129. Ketahuan.
130 130. Nama Panggilan.
131 131. Sean Iri.
132 132. Di Balik Sosok Angga.
133 133. Presdir Masa Depan.
134 134. Bermain Dengannya.
135 135. Angga Sakit?
136 136. Panik
137 137. Menjenguk Angga.
138 138. Mengantarkan Makanan.
139 139. Penciuman Sean Terganggu.
140 140. Aneh!
141 141. Mual.
142 142. Firasat Ibu.
143 143.Positif?
144 144. Masalah Naik Mobil.
145 145. Arion Cemburu.
146 146. Arion Cemburu (2).
147 147. Dongeng Menjelang Tidur.
148 148. Dia Bukan Kesalahan.
149 149. Balas Dendam.
150 150. Kekanakan!
151 151. Rujak Mangga.
152 152. Membuncit.
153 153. Gerakan Pertama.
154 154. Bawa Aku, Yan...
Episodes

Updated 154 Episodes

1
1. PROLOG.
2
2. Sang Pelukis.
3
3. Permen.
4
4. Anak Itu?
5
5. Mencari tau.
6
6. Penasaran.
7
7. Persaingan.
8
8. Terungkap.
9
9. Aku Ayahnya!
10
10. Bohong!
11
11. Kenangan Masa Lalu.
12
12. Bermain Bersama.
13
13. Harus Bicara.
14
14. Sampel Rambut Arion.
15
15. Tersesat.
16
16. Janji Jari Kelingking.
17
17. Menemani Arion.
18
18. Putraku.
19
19. Terbongkar.
20
20. Kegundahan Hati.
21
21. Rencana Gila Sean.
22
22. Masalah Tidur.
23
23. Salah Tingkah.
24
24. Curhat.
25
25. Cemburu.
26
26. Langit Malam.
27
27. Mahes.
28
28. Kedekatan Berlanjut.
29
29. Pertengkaran.
30
30. Kemarahan Sean.
31
31. Arion Sakit!
32
32. Arion Sakit (2).
33
33. Rival.
34
34. Perhatian.
35
35. Demi Anna.
36
36. Kedatangan Ibu.
37
37. Kedatangan Ibu (2).
38
38. Ingkar.
39
39. Risau.
40
40. Kala Itu.
41
41. Rencana Ibu.
42
42. Vanessa.
43
43. Pulang.
44
44. Berdua.
45
45. Akhir Pekan.
46
46. Semerah Tomat.
47
47. Deru Ombak.
48
48. Jangan Menangis.
49
49. Membingungkan.
50
50. Dengan Siapa?
51
51. Kecemburuan.
52
52. Anna Salah Tingkah.
53
53. Dia lagi!
54
54. Syarat.
55
55. Ide Mita.
56
56. Mabuk.
57
57. Mabuk (2).
58
58. Khawatir.
59
59. Rahasia Hati.
60
60. Mencoba.
61
61. Mencurigakan.
62
62. Pergi
63
63. Cincin.
64
64. Pembangkang.
65
65. Restu Yang Ditolak.
66
66. Kepanikan.
67
67. Insiden.
68
68. Insiden (2).
69
69. Rindu.
70
70. Rahasiakan Dulu.
71
71. Keras Kepala Anna.
72
72. Koma.
73
73. Tidak Suka.
74
74. Doa Anak Baik.
75
75. Malam.
76
76. Bergerak?
77
77. Arion.
78
78. Syukurlah...
79
79. Sok Jual Mahal.
80
80. Aku lelah...
81
81. Kebahagiaan Ibu.
82
82. Menangis.
83
83. Neraka Sesaat.
84
84. Sebuah Rahasia.
85
85. Sebuah Rahasia (2).
86
86. Hari Itu..
87
87. Melepaskan.
88
88. Galau.
89
89. Bertemu Mahes.
90
90. Sssttt... Rahasia!
91
91. Semangkuk Mie.
92
92. Hari Berkabung.
93
93. Tumbuh Seperti Papa.
94
94. Surpriseee...
95
95. Sean Marah Besar.
96
96. Luka
97
97. Luka (2).
98
98. Drama Sean di Pagi Hari.
99
99. Menyelesaikan Masalah.
100
100. Ancaman.
101
101. Stasiun Kereta.
102
102. Aroma Parfum Sean.
103
103. Will You Marry Me?
104
104. Lala dan Ceritanya.
105
105. Pernikahan Tertutup.
106
106. Makan Malam Spesial.
107
107. Kado Aneh Vanessa.
108
108. Doa Ibu.
109
109. Pilih Yang Mana?
110
110. Luka itu.
111
111. Membuatnya tersenyum.
112
112. Kelaparan.
113
113. Tidak Enak Badan.
114
114. Anak?
115
115. Pemeriksaan.
116
116. Sean Murka.
117
117. Sean Murka (2).
118
118. Sesal.
119
119. Diam.
120
120. Lupakan.
121
121. Lupakan (2).
122
122. Menuju RS.
123
123. Malunyaa...
124
124. Maaf.
125
125. Angga Gugup.
126
126. Heboh.
127
127. Polusi Suara.
128
128. Kelucuan Lala.
129
129. Ketahuan.
130
130. Nama Panggilan.
131
131. Sean Iri.
132
132. Di Balik Sosok Angga.
133
133. Presdir Masa Depan.
134
134. Bermain Dengannya.
135
135. Angga Sakit?
136
136. Panik
137
137. Menjenguk Angga.
138
138. Mengantarkan Makanan.
139
139. Penciuman Sean Terganggu.
140
140. Aneh!
141
141. Mual.
142
142. Firasat Ibu.
143
143.Positif?
144
144. Masalah Naik Mobil.
145
145. Arion Cemburu.
146
146. Arion Cemburu (2).
147
147. Dongeng Menjelang Tidur.
148
148. Dia Bukan Kesalahan.
149
149. Balas Dendam.
150
150. Kekanakan!
151
151. Rujak Mangga.
152
152. Membuncit.
153
153. Gerakan Pertama.
154
154. Bawa Aku, Yan...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!