HAPPY READING...
***
Mita sedang memesan makanan yang sudah Arion pilih tadi. paha ayam dan kentang goreng. siapa yang tidak suka dengan kedua makanan tersebut? tentu saja semua orang menyukainya.
Arion bahkan tersenyum kegirangan sepanjang jalan tadi.
"Makanlah..." ucap Mita. membawa makanan dan meletakkannya di depan bocah laki-laki di depannya.
"Terimakasih tante..." ucap Arion dengan tulus.
keduanya makan bersama hingga sebuah panggilan telepon masuk ke ponsel Mita. dilihatnya suasana tempat makan yang cukup ramai ditbah alunan musik yang keras, Mita tak bisa mengangkat telepon disana.
"Tante keluar sebentar ya... habiskan makananmu..." ucap Mita meminta izin pada Arion.
"Iya...".
"Jangan kemana-mana! oke?" tambahnya. sedikit berbau ancaman agar Arion tidak meninggalkan tempat duduknya itu.
Bocah itupun mengangguk setuju. sedangkan Mita langsing keluar mencari tempat yang sedikit sunyi untuk menerima telepon.
Tinggal Arion sendirian di tempat duduknya. menikmati kentang goreng yang hanya tersisa beberapa ruas saja. sesekali menambahkan saus tomat di ujungnya.
hingga makanannya habis, Mita tak kunjung kembali. Arion terus saja mengedarkan pandangannya mencari sosok wanita yang bersamanya tadi. tapi tak terlihat.
Panik. itulah yang Arion rasakan saat ini.
Dimana dia?
Bangkit dari duduknya dan terus celingukan.
seharusnya Arion tetap menunggu saja di tempat duduknya seperti instruksi Mita tadi. tapi yang dilakukan bocah itu justru mencari keberadaan Mita.
Dengan langkah kebingungan, Arion justru ikut keluar dari tempat makan itu. mencari dan terus mencari. bahkan sesekali melihat ke arah jalanan.
"Mama..." panggil Arion semakin panik. untuk pertama kalinya ia datang ke tempat makan ini. tentu saja masih asing dengan lingkungan baru tersebut.
Entah apa yang dipikirkan Arion saat itu. bocah itu tiba-tiba berlari ke jalanan. tapi lebih membahayakan nya, Arion justru berlari ke arah yang berlawanan dari kantor Anna.
Kemana ini? Arion semakin kebingungan ditambah dengan jalanan yang ramai dengan kendaraan lain. Arion kecil semakin takut dan menangis. langkah kecilnya semakin membawanya jauh berlari.
Perusahaan Sean.
Pria itu tengah memimpin rapat. sibuk menjelaskan tanpa memperdulikan ponselnya yang berkedip di atas meja. perusahaan Sean baru akan meluncurkan produk baru. dan akhir-akhir ini adalah masa sibuk bagi semuanya.
hingga 2 jam kemudian, rapat pun usai.
Sean meninggalkan ruangan rapat sambil mengamati ponselnya.
Dia menelepon ku? batinnya tersentak. terkejut bukan main melihat nomor Anna beberapa kali menghubunginya.
terlihat aneh bukan? wanita yang akhir-akhir ini tak memperdulikannya tanpa ada angin ataupun hujan tiba-tiba menelepon Sean.
Sean segera menghubungi kembali Anna. menanyakan ada kepentingan apa hingga membuat wanita itu menghubunginya lebih dulu.
"Sorry, tadi aku tengah rapat dan baru saja selesai...".
"Arion...".
Terdengar jelas suara Anna yang parau. panik lebih tepatnya.
"Kenapa dengan Arion?". Jantung Sean ikut berdetak kencang. khawatir hal buruk terjadi.
"Dia bersamamu? apa putraku bersamamu? Arion tidak ada...".
Sean membulatkan mata. rasa kekhawatirannya mendasar. "Apa? bagaimana bisa? jika aku membawa Arion, tentu saja aku menghubungi mu Ann...". Sean tidak sebodoh itu. ia tentu saja akan meminta ijin dari Anna jika pergi ataupun membawa Arion bersamanya.
"Dia tidak ada Yan.. Arion hilang ... hiks...". Terdengar tangis Anna semakin pecah. panik sekaligus bingung harus mencari Arion kemana lagi.
"Tenangkan dirimu... dimana dia terakhir kali terlihat?". Sean bergegas meninggalkan Perusahaan. yang dipikirkan nya saat ini hanyalah Arion. bagaimana pun ia harus menemukan putranya. dan untuk masalah perusahaan, Sean sudah menyerahkannya pada sang Asisten.
Mobil hitam miliknya pun segera meninggalkan gedung pencakar langit untuk mencari Arion.
Sama dengan Sean. Mita terlihat menyesal. sepanjang jalan gadis itu menangis tanpa henti. meminta maaf pada Anna karena tak bisa menjaga kepercayaan dari sahabatnya itu.
"Maafin Aku Ann... aku benar-benar tidak menyangka kalau Arion akan pergi sendirian... aku sudah memintanya untuk tetap duduk. karena saat aku mengangkat telepon tadi, Arion masih menghabiskan makanannya...".
Sedangkan Anna terlihat tak menanggapi ucapan Mita. pandangannya terus menjelajar setiap tepi jalanan yang ia lewati. berharap ada Arion di sana. tapi sudah hampir 2 jam lamanya ia mencari, putranya itu tidak terlihat.
Dimana kamu sayang? batin Anna. matanya kian menggenang. bibirnya bergetar menahan tangis.
"Anna, maafin aku...".
"Diamlah Mita! fokuskan melihat jalanan di seberang sana..." bentak Anna. membuat Mita tak lagi bicara dan hanya mengamati jalanan di seberang sana sesuai permintaan Anna.
Hingga tiba di persimpangan jalan, Sebuah mobil tiba-tiba menghentikan lahu kendaraan Anna. hingga membuat wanita kt sempat terkejut dan menginjak rem dengan dalam.
Anna tau mobil siapa itu, hingga yang dilakukannya adalah turun.
"Aku sudah melewati jalanan itu... tapi tak ada apapun..." ucap Sean memulai pembicaraan.
sedangkan mendengar ucapan pria itu membuat Anna terduduk lemas. menangis sejadi-jadinya meluapkan rasa kekhawatirannya tentang Arion.
"Kemana aku harus mencarinya? kemana lagi?".
Sean, pria itu berdiri di dekat Anna. tangannya perlahan menyentuh ujung kepala Anna seperti tengah menguatkan wanita itu.
walaupun ia juga ikut khawatir, tapi Sean harus tetap tenang. karena jika ia ikut bingung, Sean tak bisa berpikir jernih. yang ada Arion akan sulit di temukan.
"Apa kau hafal jalanan sekitar tempat makan itu? mungkin jalanan kecil atau gang kecil..." tanya Sean pada Anna.
"Di belakang tempat itu hanya ada satu gang saja menuju ke kampung x ..." ucap Anna dengan suara terbata-bata karena isak tangis.
"Aku sudah menyusurinya, bertanya pada orang-orang tapi tak ada yang melihat putraku...".
Lalu kemana lagi?
"Arion tidak hafal area sini..." ucap Anna. seharusnya ia tak meninggalkan Arion tadi. hingga kejadian seperti ini bisa terjadi.
"Aku akan memutari jalan ini, dan kamu cari berlawanan..." ucap Sean memutuskan.
sesaat sebelum masuk kembali ke dalam mobil, Sean sempat menatap Mika dengan tatapan aneh. membuat gadis itu seketika menundukkan pandangannya penuh sesal.
Sudah jam 4 sore.
Jalanan semakin ramai oleh kendaraan. Sean semakin menajamkan mmatanya. berharap adanya sosok Arion di pinggir jalan.
Kemana kamu Arion?
bahkan Sean sempat menghubungi beberapa anak buahnya untuk ikut menyisir jalanan sekitar kantor Anna demi menemukan Arion. tapi sampai sekarang tak ada kabar yang ia dapatkan.
Tiba-tiba, Arion menginjak rem spontan. tatapannya terfokus pada sebuah ruko kosong di seberang sana. Samar-samar ada anak kecil yang tengah duduk sambil memeluk kedua lututnya.
Sean tak yakin apakah itu Arion karena jarak dan juga kendaraan yang lalu lalang menutupi pandangannya.
tapi Sean akan memastikannya dengan mendekati bocah itu.
Dengan susah payah, Sean menyeberang.
"Arion!" teriaknya saat diantaraa pembatas dia ruas jalan yang berlawanan.
cukup kencang hingga Sean yakin mampu didengar oleh anak itu.
"Arion..." panggil Sean lagi. bahkan ia tak sabar karena tak bisa menyeberangi jalanan yang padat saat ini.
Hingga kekhawatirannya berangsur hilang melihat sosok anak kecil itu mendongakkan pandangannya ke arah Sean.
"Papa..." teriak bocah itu memanggilnya. yang Sean lihat memang benar Arion, putranya.
"Papaa... huhu..." bocah itu menangis di ujung jalan.
"Tetap diam dan jangan menyebrang..." teriak Sean lagi. akan bahaya kalau Arion sampai berlari untuk menghampirinya. apalagi jalanan benar-benar sesak oleh kendaraan lalu lalang.
Dengan susah payah, Sean mampu menyebrangi jalanan itu. menghampiri putranya dan langsung disambut isak tangis Arion yang keras. bocah itu menangis sambil memeluk Sean.
"Papa... Arion takut...".
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
tyasasih
kirain td Arion mau lari denger suara Sean, dh tegang takut ketabrak🤭
2023-10-31
1
Yuni Setyawan
tenang arion papahmu datang,kejadian sprti ini TDK akan terulang lagi👍👍👍👍🤭🤭🤭
2023-10-30
2