***
Semua orang bersorak. bertepuk tangan menyambut kedatangan tamu undangan yang dinanti-nantikan.
Semua orang memuji terutama kaum ibu-ibu yang seperti kagum dengan ketampanan pria yang tengah berdiri di atas panggung tersebut.
"Mama... Arion tidak kelihatan..." protes Arion sambil sesekali berjinjit penasaran melihat siapa yang berada di atas panggung di depan sana. dengan tinggi badan yang segitu, Arion tentu saja tidak bisa melihatnya. membuatnya terus merengek memaksa Anna untuk berpindah tempat sedikit ke depan.
"Tidak bisa Arion... tidak ada tempat lagi..." ucap Anna menjelaskan. yang ada mereka akan kena marah nanti jika memaksa masuk dan berdiri paling depan.
"Arion tidak kelihatan Ma...". Arion terus saja merengek membuat Anna kewalahan.
bahkan digendong pun tak ada perubahan. Arion tetap tidak bisa melihat pemandangan apa di depan sana.
"Agghh...". Anna benar-benar harus sabar menghadapi anaknya itu. pandangannya terus mengamati sekitar, mencari celah agar bisa dilalui untuk mendekat ke arah panggung.
"Lewat sini sayang..." ajak Anna dengan terus menggandeng tangan Arion agar tidak terpisah.
"Permisi kak...". Perlahan Anna dan Arion memang sedikit mendekati panggung. tapi tetap saja Arion tidak bisa melihat secara jelas. beda lagi dengan Anna, dengan jarak yang sedikit cukup jauh wanita tetap mampu melihat dengan jelas. matanya membulat sempurna melihat siapa sosok yang tengah berdiri di atas sana. sedikit memberi sambutan kepada seluruh pengunjung Mall tersebut.
Dia?
Dadanya berdegup kencang. tak menyangka kalau akan di pertemukan dengan Sean, mantan kekasihnya di tempat seperti ini.
"Mama, mau kemana?" protes Arion karena melihat Anna kembali menggandeng tangannya dan berjalan menjauhi panggung.
padahal Arion sudah sangat senang bisa lebih dekat dan melihat panggung dari jarak yang cukup dekat.
"Arion mau disini... disini saja..." rengek bocah itu. sedangkan Anna, yang dilakukannya adalah sedikit menundukkan pandangannya agar tak terlihat dari siapapun.
Kenapa dia disini? batin Anna masih terus penasaran tentang keberadaan Sean di Mall ini, apalagi menjadi tamu undangan Acara melukis kali ini.
"Jangan-jangan..?". Anna beralih pada banner di sekelilingnya. matanya membulat sempurna.
Kenapa aku baru menyadarinya? sesalnya dalam hati setelah melihat logo Perusahaan milik keluarga Sean terpampang jelas di atas sana.
Sungguh Anna benar-benar tidak tau kalau Acara ini adalah Acara yang diadakan atas nama Perusahaan dibawah kepemimpinan Sean.
andai tau hal itu sejak awal, Anna tidak akan membawa Arion kesini.
walaupun hubungan Anna dan Sean telah berakhir beberapa tahun silam, tapi tetap saja. masih ada hal yang belum terselesaikan.
Sejenak Anna menatap wajah putranya penuh kekhawatiran.
Bagaimana ini?
Meninggalkan tempat itu lebih awal juga percuma. Arion tidak akan mau, apalagi bocah itu sangat bersemangat mendengar pengumuman hasil lomba barusan yang akan di bacakan sebentar lagi.
MC Acara bersiap membacakan siapa saja pemenang lomba kali ini.
mulai dari juara harapan hingga puncaknya juara satu. bersamaan dengan itu pula, jantung Anna semakin berdebar kencang. bingung harus berbuat apa nanti, jika seandainya Arion menjadi salah satu anak beruntung yang menang lomba mewarnai.
Apa yang harus aku lakukan?
"Juara satu pemenang lomba mewarnai kali ini adalah...". MC mulai bersuara, disambut dengan teriakan orang tua yang menyebutkan nama anak mereka. sedangkan Anna memejamkan mata begitu rapat. berharap sekaligus takut mendengar pengumuman itu.
"Dia adalah..." teriak MC lagi.
"Huuu..." sorakan orang-orang semakin kencang, karena merasa di goda oleh pembawa acara tersebut.
"Selamat untuk Nomor peserta 022 atas nama Arion..." ucap MC itu menyebutkan sebuah nama.
"Arion... mana yang bernama Arion...?".
Semua orang saling pandang. mencari nomor 022 di dada setiap anak.
Arion? Anna terkejut sekaligus bahagia.
"Mama...". Arion juga tidak kalah hebohnya ketika namanya di sebut.
"Iya sayang... Arion menang..." ucap Anna dengan bangganya.
"Nak Arion dimohon untuk segera naik ke panggung untuk menerima piala dan hadiah utama..." MC bersuara.
membuat Anna dengan gemetar menggandeng tangan Arion mendekati panggung. tentu saja dengan pandangan terus melihat ke arah bawah. takut pria di depan sana menyadari keberadaannya.
"Arion naik sendiri ya... mama tunggu disini" pinta Anna sesaat sebelum Arion benar-benar berjalan naik panggung dengan senyum bahagia.
Bukankah dia anak yang tadi?
Sean terkejut. tak menyangka kalau Arion yang menang lomba adalah anak yang ia temui beberapa saat yang lalu saat dirinya dan Asisten pribadinya baru saja tiba.
"Dimohon untuk Pak Sean menyerahkan piala dan hadiahnya..." ucap MC memimpin acara.
Dengan sigap, Sean memberikan piala kecil dan hadiah kepada Arion. "Selamat Arion..." ucapnya dengan tulus.
"Terimakasih Om...". Arion sangat bahagia.
"Jadi Arion, bagaimana perasaanmu menang lomba?" tanya MC kepada Arion.
"Senang," jawab Arion singkat. disambut dengan gelak tawa pengunjung lain melihat tinggah lucu bocah itu.
"Ada yang bisa Arion ucapkan? untuk orang tua mungkin..." lanjut MC.
Arion mengambil alih Mic pemberian MC. menatap ke arah depan dimana Anna berdiri.
"Mamaa terimakasih... Arion menang..." teriak Arion dan semua pengunjung bertepuk tangan.
sedangkan Anna terharu mendengar ucapan terimakasih dari putranya itu.
"Jadi Arion datang bersama Mama?".
"Hem,".
"Dimana Mamanya Arion?" tanya MC lagi.
Seketika Arion menunjuk ke arah pengunjung di depan sana.
"Mamanya Arion..." MC mengedarkan pandangannya. hingga tatapan semua orang tertuju pada Anna. "Yang memakai baju warna Pastel?" tanya MC pada Arion dan langsung dibalas anggukan kepala bocah itu.
"Oh, Nona Annara Putri?". MC terkejut melihat siapa yang Arion sebut dengan Mama itu.
bukan hanya MC, Sean yang tadinya tak begitu peduli langsung menaikkan pandangannya mendengar sebuat nama di sebut. matanya itu mencari sosok Annara putri itu.
Anna?
"Oh sangat diluar dugaan... ternyata pemenang lomba kali ini adalah putra dari seorang pelukis tanah air Nona Annara... bisa beri tepuk tangan yang meriah?" MC itupun mempersilahkan Anna ikut memberi motivasi untuk seluruh anak yang ikut lomba kali ini.
dengan langkah yang sedikit ragu, pada akhirnya Anna benar-benar berjalan ke arah panggung disertai dengan detak jantung yang kian berpacu hebat.
Anna tengah memberi sedikit sambutan dan memotivasi seluruh anak di tempat ini. sedangkan Sean, pria tak lepas mengamati sosok mantan kekasihnya yang tak lagi ia lihat beberapa tahun belakangan.
Anna... Anak itu anaknya Anna? dia sudah menikah? kapan?
Melihat Anna kembali, entah kenapa da perasaan aneh yang merayap di dalam hati Sean. entah perasaan apa itu, hanya saja rasanya sedikit menyesakkan.
"Terimakasih untuk penyelenggara acara pada pagi ini, terimakasih telah memilih Arion menjadi pemenang. tapi bagi anak-anak lain, jangan berkecil hati... ayo lebih berlatih dan terus berlatih..."
Bahkan sampai Anna selesai bicara sekalipun, Sean terus mengamatinya.
Semua orang bertepuk tangan.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
Sennja
crita'a bgus smpe sni..mudah2 bab slanjut'a bagus jg❤❤❤
2023-11-08
3