9. Aku Ayahnya!

HAPPY READING...

***

Masih di acara pameran salah satu pelukis tanah air. banyak sekali tamu yang datang. Anna yang menjadi salah satunya terlihat sibuk, mengobrol dengan tamu lainnya juga mengawasi Arion yang sibuk berlarian.

pandangannya tak lepas mengawasi putranya agar tidak hilang ataupun tersesat.

"Anda terlihat cantik malam ini Nona Anna...".

"Terimakasih Tuan, anda juga sama kerennya..." balas Anna kepada salah satu pebisnis yang tengah mengajaknya mengobrol itu.

"Bagaimana kerja sama anda dengan penulis dongeng kemarin? sukses besar?".

"Ya begitulah... semua anak suka tentang dongeng terbaru itu. di tambah gambar saya yang memang tidak ada duanya... hehe.." gurau Anna. mereka memang cukup mengenal satu sama lain.

"Hahah...".

Terlihat asyik mengobrol hingga tak menyadari bahwa si pemilik acara telah memberikan sambutannya.

"Arion, kemari..." panggil Anna. memlngajak putranya untuk berkumpul dengan tamu undangan lain.

Kata demi kata terlontar dari mulut manis Jessi. wanita itu terlihat begitu cantik dan anggun dengan gaun berwarna biru.

"Silakan menikmati hasil lukisan saya... dan sekali lagi terimakasih..." ucap Jessi di ujung sambutannya dan semua tamu undangan bertepuk tangan.

Di acara pameran itu, Anna benar-benar ikut lelah. bertemu dengan orang-orang dan sesekali menawarkan kerja sama kepadanya. hanya saja, Anna tidak bisa langsung menerima semua itu. ia juga butuh pertimbangan dan memikirkan semua secara matang.

"Akan saya pikirkan lagi Tuan..." ucap Anna menolak dengan halus.

karena memang akhir-akhir ini ia masih disibukkan oleh beberapa pekerjaan yang belum selesai.

Hingga Jessi secara khusus mendatangi Anna. "Terimakasih sudah menyempatkan diri untuk datang..." ucapnya dengan senyum manis.

menjabat tangan Anna.

"Pasti kau sibuk sekali bukan?".

Anna tersenyum sungkan, "Tidak juga... kalau saya bisa, saya akan datang...".

Walaupun sebenarnya Anna tidak terlalu suka dengan keramaian seperti ini.

karena di keramaian, Anna tetap merasa sendirian. itulah sebabnya ia lebih suka berada di rumah dan bermain dengan Arion atau duduk ber jam-jam sambil menggoreskan tinta di kanvas. itu jauh menyenangkan baginya.

"Kau datang sendirian?" pancing Jessi lagi.

"Oh- tidak... saya datang bersama Arion, putraku..." jawab Anna. "Arion.. kemari...". panggil Anna, membuat bocah laki-laki dengan setelan jas berwarna abu itu berlari menghampiri Anna.

"Arion, beri salam pada tante Jessi..." ucap Anna memberi perintah.

"Halo tante, namaku Arion..." ucap bocah itu dengan tenangnya.

"Halo tampan... senang bertemu dengan mu langsung," sapa Jessi lagi.

Anna pun tersenyum. ia kira Jessi memang setulus itu dan baik padanya dan juga Arion. padahal tak tau apa yang ada dalam kepala wanita di depannya.

"Kamu sudah sekolah?".

"Belum, Mama bilang Arion masih kecil...".

Jessi tersenyum, sesekali menatap Arion dan Anna secara bergantian.

"Nanti di sekolah pasti banyak teman... bermain bersama dan pulangnya di jemput Papa.. ups-,". Jessi tidak meneruskan kalimatnya. sambil menutup mulutnya dan kembali menatap Anna.

"Sorry, aku lupa kalau Arion tidak punya...-," kembali menjeda kalimat nya.

Anna, bukan wanita bodoh. ia tau apa maksud dari perkataan Jessi. yang seperti sengaja membuat keributan antara mereka.

"Arion, ayo..." ajak Anna. setidaknya yang bisa ia lakukan hanyalah pergi menghindari Jessi. karena wanita itu bisa saja semkin menyakiti Arion dengan ucapannya.

"Ann.. bagaimana caramu menjalani tahun-tahun yang sulit selama ini?" ucap Jessi seperti sengaja memperkeras nada bicaranya agar semua orang mendengar juga.

"Pasti sangat sulit... membesarkan anak tanpa papanya...".

Anna yang telah melangkah tadi, seketika terdiam. mengepalkan tangannya geram dengan ucapan Jessi.

tapi bagaimanapun ia harus kuat. Anna tak boleh terlihat lemah di bahadapan Arion.

"Atau jangan-jangan kau hamil sendiri begitu?". Jessi seperti tak berkeinginan untuk menutup mulutnya. kali ini wanita itu benar-benar merendahkan Anna. dan Lihatlah, bagaimana tatapan orang-orang kepada Anna. semua orang seperti melihat kearah Anna dan Arion saja.

Tangan Anna semakin gemetar. terasa dari genggaman tangan Anna dan Arion.

"Mama...". Arion yang tak paham apa yang tengah terjadi sesekali memanggil Anna.

"Wah, bagaimana bisa... seorang pelukis terkenal, idola banyak anak-anak ternyata memilki kisah kelam seperti itu...".

Diam lah br*ngs*k! umpat Anna dalam hati. giginya bergerutu menahan kemarahan.

tapi Anna tak punya banyak kekuatan untuk sekedar membela diri. hingga pada akhirnya, matanya kian menggenang akibat serangan-serangan verbal yang dilontatkan oleh Jessi.

Semua orang mulai berbisik-bisik. membicarakan Anna. bahkan tak sedikit pula yang menatapnya dengan rendah. seperti tertipu oleh sosok Anna.

Tuhan...

"Lihatlah teman-teman semua... ternyata pelukis yang kita banggakan selama ini justru memiliki perilaku yang buruk... bagaimana ia bisa hamil tanpa sebuah ikatan pernikahan? dia seperti mencoreng negeri ini...".

Air mata Anna lolos begitu saja. tangannya semakin berkeringat dan Arion kecil menyadari hal itu.

bocah laki-laki itu terus mendongak menatap wajah ibunya yang berderai air mata.

"Mama..." panggil Arion lagi. bocah itupun ikut menampakkan wajah sedihnya.

"APA YANG SEDANG KAU BICARAKAN?".

masih dengan suasana tegang, seseorang datang dengan penuh kemarahan.

membuat gerombolan yang tengah menonton Anna mulai berpencar.

Sean?

Anna terkejut dengan kedatangan pria itu yang entah darimana tiba-tiba berdiri di sampingnya.

"Siapa yang berperilaku buruk? ha?" tatap Sean kepada semua orang yanga da disana. seperti mengingat-ingat wajah siapa saja yang mempermalukan Anna saat ini.

"Se-an?". Jessi terkejut dengan kedatangan pria itu.

hendak melangkah mendekat, tapi Sean kembali bersuara.

"Apa tujuanmu mempermalukan Anna di hadapan semua orang? ha? JAWAB!" bentak Sean membuat Jessi mengurungkan niatnya untuk mendekat.

berdiri di posisi aman.

"Aku... aku tidak mempermalukannya... aku hanya bicara sesuai fakta..." elak Jessi. mencoba untuk meyakinkan Sean bahwa dirinya tidak sedang mengintimidasi Anna.

"Fakta? fakta apa?" Sean semakin marah. terlihat sekali matanya memerah dengan guratan kekesalan.

"Kalau dia hamil di luar nikah..." tambah Jessi.

"Tutup mulutmu itu bedebah! apa kau tidak lihat siapa ayah dari anak itu? hamil di luar nikah apanya? Dia putraku! dia darah daging ku... Akulah orang tuanya..." teriak Sean dengan lantang. membuat semua orang terperanjat.

Jessi terkejut. bahkan Anna yang berada di sampingnya ikut terkejut sampai membulatkan matanya. tak percaya dengan ucapan Sean barusan.

Apa?

"Bagaimana kau bisa mempermalukan istri dan anakku di depan banyak orang! ha?".

Semua orang sekali lagi terdengar bergumam satu sama lain.

sedangkan Sean tanpa ragu langsung menggendong Arion sambil menggandeng tangan Anna.

"Aku peringatkan sekali lagi. jika ada yang mengganggu anak dan istriku, aku pastikan akan berurusan denganku langsung!" ancam Sean.

"Ayo, kita pergi...". Ajaknya dan langsung membawa Anna berjalan meninggalkan tempat itu.

Semua orang hanya menatap kepergian Sean dan Anna. tak ada yang bersuara hingga Sean dan Anna sudah tak terlihat, barulah ada suara-suara yang mulai terdengar.

"Bagaimana bisa?". Jessi masih terlihat kebingungan. ia tak percaya kalau Anna dan Sean memiliki hubungan dan bahkan memiliki anak.

"Bawa mobil?" tanya Sean masih dengan membawa Arion dalam gendongannya.

"Hm," jawab Anna singkat.

"Pulanglah, aku masih ada urusan..." perintah Sean pada Asisten yang bersamanya sejak tadi.

"Baik Pak..." jawab pria itu dan langsung meninggalkan Bosnya.

sedangkan Sean dan Anna berjalan menuju ke mobil milik wanita itu.

menaruh Arion di belakang dan langsung duduk di bangku kemudi. sedangkan Anna ikut duduk di bangku samping Sean.

Mobil hitam itupun perlahan meninggalkan tempat pameran lukisan.

***

Terpopuler

Comments

Rina Zulkifli

Rina Zulkifli

suka g belibet

2024-02-06

1

lihat semua
Episodes
1 1. PROLOG.
2 2. Sang Pelukis.
3 3. Permen.
4 4. Anak Itu?
5 5. Mencari tau.
6 6. Penasaran.
7 7. Persaingan.
8 8. Terungkap.
9 9. Aku Ayahnya!
10 10. Bohong!
11 11. Kenangan Masa Lalu.
12 12. Bermain Bersama.
13 13. Harus Bicara.
14 14. Sampel Rambut Arion.
15 15. Tersesat.
16 16. Janji Jari Kelingking.
17 17. Menemani Arion.
18 18. Putraku.
19 19. Terbongkar.
20 20. Kegundahan Hati.
21 21. Rencana Gila Sean.
22 22. Masalah Tidur.
23 23. Salah Tingkah.
24 24. Curhat.
25 25. Cemburu.
26 26. Langit Malam.
27 27. Mahes.
28 28. Kedekatan Berlanjut.
29 29. Pertengkaran.
30 30. Kemarahan Sean.
31 31. Arion Sakit!
32 32. Arion Sakit (2).
33 33. Rival.
34 34. Perhatian.
35 35. Demi Anna.
36 36. Kedatangan Ibu.
37 37. Kedatangan Ibu (2).
38 38. Ingkar.
39 39. Risau.
40 40. Kala Itu.
41 41. Rencana Ibu.
42 42. Vanessa.
43 43. Pulang.
44 44. Berdua.
45 45. Akhir Pekan.
46 46. Semerah Tomat.
47 47. Deru Ombak.
48 48. Jangan Menangis.
49 49. Membingungkan.
50 50. Dengan Siapa?
51 51. Kecemburuan.
52 52. Anna Salah Tingkah.
53 53. Dia lagi!
54 54. Syarat.
55 55. Ide Mita.
56 56. Mabuk.
57 57. Mabuk (2).
58 58. Khawatir.
59 59. Rahasia Hati.
60 60. Mencoba.
61 61. Mencurigakan.
62 62. Pergi
63 63. Cincin.
64 64. Pembangkang.
65 65. Restu Yang Ditolak.
66 66. Kepanikan.
67 67. Insiden.
68 68. Insiden (2).
69 69. Rindu.
70 70. Rahasiakan Dulu.
71 71. Keras Kepala Anna.
72 72. Koma.
73 73. Tidak Suka.
74 74. Doa Anak Baik.
75 75. Malam.
76 76. Bergerak?
77 77. Arion.
78 78. Syukurlah...
79 79. Sok Jual Mahal.
80 80. Aku lelah...
81 81. Kebahagiaan Ibu.
82 82. Menangis.
83 83. Neraka Sesaat.
84 84. Sebuah Rahasia.
85 85. Sebuah Rahasia (2).
86 86. Hari Itu..
87 87. Melepaskan.
88 88. Galau.
89 89. Bertemu Mahes.
90 90. Sssttt... Rahasia!
91 91. Semangkuk Mie.
92 92. Hari Berkabung.
93 93. Tumbuh Seperti Papa.
94 94. Surpriseee...
95 95. Sean Marah Besar.
96 96. Luka
97 97. Luka (2).
98 98. Drama Sean di Pagi Hari.
99 99. Menyelesaikan Masalah.
100 100. Ancaman.
101 101. Stasiun Kereta.
102 102. Aroma Parfum Sean.
103 103. Will You Marry Me?
104 104. Lala dan Ceritanya.
105 105. Pernikahan Tertutup.
106 106. Makan Malam Spesial.
107 107. Kado Aneh Vanessa.
108 108. Doa Ibu.
109 109. Pilih Yang Mana?
110 110. Luka itu.
111 111. Membuatnya tersenyum.
112 112. Kelaparan.
113 113. Tidak Enak Badan.
114 114. Anak?
115 115. Pemeriksaan.
116 116. Sean Murka.
117 117. Sean Murka (2).
118 118. Sesal.
119 119. Diam.
120 120. Lupakan.
121 121. Lupakan (2).
122 122. Menuju RS.
123 123. Malunyaa...
124 124. Maaf.
125 125. Angga Gugup.
126 126. Heboh.
127 127. Polusi Suara.
128 128. Kelucuan Lala.
129 129. Ketahuan.
130 130. Nama Panggilan.
131 131. Sean Iri.
132 132. Di Balik Sosok Angga.
133 133. Presdir Masa Depan.
134 134. Bermain Dengannya.
135 135. Angga Sakit?
136 136. Panik
137 137. Menjenguk Angga.
138 138. Mengantarkan Makanan.
139 139. Penciuman Sean Terganggu.
140 140. Aneh!
141 141. Mual.
142 142. Firasat Ibu.
143 143.Positif?
144 144. Masalah Naik Mobil.
145 145. Arion Cemburu.
146 146. Arion Cemburu (2).
147 147. Dongeng Menjelang Tidur.
148 148. Dia Bukan Kesalahan.
149 149. Balas Dendam.
150 150. Kekanakan!
151 151. Rujak Mangga.
152 152. Membuncit.
153 153. Gerakan Pertama.
154 154. Bawa Aku, Yan...
Episodes

Updated 154 Episodes

1
1. PROLOG.
2
2. Sang Pelukis.
3
3. Permen.
4
4. Anak Itu?
5
5. Mencari tau.
6
6. Penasaran.
7
7. Persaingan.
8
8. Terungkap.
9
9. Aku Ayahnya!
10
10. Bohong!
11
11. Kenangan Masa Lalu.
12
12. Bermain Bersama.
13
13. Harus Bicara.
14
14. Sampel Rambut Arion.
15
15. Tersesat.
16
16. Janji Jari Kelingking.
17
17. Menemani Arion.
18
18. Putraku.
19
19. Terbongkar.
20
20. Kegundahan Hati.
21
21. Rencana Gila Sean.
22
22. Masalah Tidur.
23
23. Salah Tingkah.
24
24. Curhat.
25
25. Cemburu.
26
26. Langit Malam.
27
27. Mahes.
28
28. Kedekatan Berlanjut.
29
29. Pertengkaran.
30
30. Kemarahan Sean.
31
31. Arion Sakit!
32
32. Arion Sakit (2).
33
33. Rival.
34
34. Perhatian.
35
35. Demi Anna.
36
36. Kedatangan Ibu.
37
37. Kedatangan Ibu (2).
38
38. Ingkar.
39
39. Risau.
40
40. Kala Itu.
41
41. Rencana Ibu.
42
42. Vanessa.
43
43. Pulang.
44
44. Berdua.
45
45. Akhir Pekan.
46
46. Semerah Tomat.
47
47. Deru Ombak.
48
48. Jangan Menangis.
49
49. Membingungkan.
50
50. Dengan Siapa?
51
51. Kecemburuan.
52
52. Anna Salah Tingkah.
53
53. Dia lagi!
54
54. Syarat.
55
55. Ide Mita.
56
56. Mabuk.
57
57. Mabuk (2).
58
58. Khawatir.
59
59. Rahasia Hati.
60
60. Mencoba.
61
61. Mencurigakan.
62
62. Pergi
63
63. Cincin.
64
64. Pembangkang.
65
65. Restu Yang Ditolak.
66
66. Kepanikan.
67
67. Insiden.
68
68. Insiden (2).
69
69. Rindu.
70
70. Rahasiakan Dulu.
71
71. Keras Kepala Anna.
72
72. Koma.
73
73. Tidak Suka.
74
74. Doa Anak Baik.
75
75. Malam.
76
76. Bergerak?
77
77. Arion.
78
78. Syukurlah...
79
79. Sok Jual Mahal.
80
80. Aku lelah...
81
81. Kebahagiaan Ibu.
82
82. Menangis.
83
83. Neraka Sesaat.
84
84. Sebuah Rahasia.
85
85. Sebuah Rahasia (2).
86
86. Hari Itu..
87
87. Melepaskan.
88
88. Galau.
89
89. Bertemu Mahes.
90
90. Sssttt... Rahasia!
91
91. Semangkuk Mie.
92
92. Hari Berkabung.
93
93. Tumbuh Seperti Papa.
94
94. Surpriseee...
95
95. Sean Marah Besar.
96
96. Luka
97
97. Luka (2).
98
98. Drama Sean di Pagi Hari.
99
99. Menyelesaikan Masalah.
100
100. Ancaman.
101
101. Stasiun Kereta.
102
102. Aroma Parfum Sean.
103
103. Will You Marry Me?
104
104. Lala dan Ceritanya.
105
105. Pernikahan Tertutup.
106
106. Makan Malam Spesial.
107
107. Kado Aneh Vanessa.
108
108. Doa Ibu.
109
109. Pilih Yang Mana?
110
110. Luka itu.
111
111. Membuatnya tersenyum.
112
112. Kelaparan.
113
113. Tidak Enak Badan.
114
114. Anak?
115
115. Pemeriksaan.
116
116. Sean Murka.
117
117. Sean Murka (2).
118
118. Sesal.
119
119. Diam.
120
120. Lupakan.
121
121. Lupakan (2).
122
122. Menuju RS.
123
123. Malunyaa...
124
124. Maaf.
125
125. Angga Gugup.
126
126. Heboh.
127
127. Polusi Suara.
128
128. Kelucuan Lala.
129
129. Ketahuan.
130
130. Nama Panggilan.
131
131. Sean Iri.
132
132. Di Balik Sosok Angga.
133
133. Presdir Masa Depan.
134
134. Bermain Dengannya.
135
135. Angga Sakit?
136
136. Panik
137
137. Menjenguk Angga.
138
138. Mengantarkan Makanan.
139
139. Penciuman Sean Terganggu.
140
140. Aneh!
141
141. Mual.
142
142. Firasat Ibu.
143
143.Positif?
144
144. Masalah Naik Mobil.
145
145. Arion Cemburu.
146
146. Arion Cemburu (2).
147
147. Dongeng Menjelang Tidur.
148
148. Dia Bukan Kesalahan.
149
149. Balas Dendam.
150
150. Kekanakan!
151
151. Rujak Mangga.
152
152. Membuncit.
153
153. Gerakan Pertama.
154
154. Bawa Aku, Yan...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!