HAPPY READING...
***
Masih di acara pameran salah satu pelukis tanah air. banyak sekali tamu yang datang. Anna yang menjadi salah satunya terlihat sibuk, mengobrol dengan tamu lainnya juga mengawasi Arion yang sibuk berlarian.
pandangannya tak lepas mengawasi putranya agar tidak hilang ataupun tersesat.
"Anda terlihat cantik malam ini Nona Anna...".
"Terimakasih Tuan, anda juga sama kerennya..." balas Anna kepada salah satu pebisnis yang tengah mengajaknya mengobrol itu.
"Bagaimana kerja sama anda dengan penulis dongeng kemarin? sukses besar?".
"Ya begitulah... semua anak suka tentang dongeng terbaru itu. di tambah gambar saya yang memang tidak ada duanya... hehe.." gurau Anna. mereka memang cukup mengenal satu sama lain.
"Hahah...".
Terlihat asyik mengobrol hingga tak menyadari bahwa si pemilik acara telah memberikan sambutannya.
"Arion, kemari..." panggil Anna. memlngajak putranya untuk berkumpul dengan tamu undangan lain.
Kata demi kata terlontar dari mulut manis Jessi. wanita itu terlihat begitu cantik dan anggun dengan gaun berwarna biru.
"Silakan menikmati hasil lukisan saya... dan sekali lagi terimakasih..." ucap Jessi di ujung sambutannya dan semua tamu undangan bertepuk tangan.
Di acara pameran itu, Anna benar-benar ikut lelah. bertemu dengan orang-orang dan sesekali menawarkan kerja sama kepadanya. hanya saja, Anna tidak bisa langsung menerima semua itu. ia juga butuh pertimbangan dan memikirkan semua secara matang.
"Akan saya pikirkan lagi Tuan..." ucap Anna menolak dengan halus.
karena memang akhir-akhir ini ia masih disibukkan oleh beberapa pekerjaan yang belum selesai.
Hingga Jessi secara khusus mendatangi Anna. "Terimakasih sudah menyempatkan diri untuk datang..." ucapnya dengan senyum manis.
menjabat tangan Anna.
"Pasti kau sibuk sekali bukan?".
Anna tersenyum sungkan, "Tidak juga... kalau saya bisa, saya akan datang...".
Walaupun sebenarnya Anna tidak terlalu suka dengan keramaian seperti ini.
karena di keramaian, Anna tetap merasa sendirian. itulah sebabnya ia lebih suka berada di rumah dan bermain dengan Arion atau duduk ber jam-jam sambil menggoreskan tinta di kanvas. itu jauh menyenangkan baginya.
"Kau datang sendirian?" pancing Jessi lagi.
"Oh- tidak... saya datang bersama Arion, putraku..." jawab Anna. "Arion.. kemari...". panggil Anna, membuat bocah laki-laki dengan setelan jas berwarna abu itu berlari menghampiri Anna.
"Arion, beri salam pada tante Jessi..." ucap Anna memberi perintah.
"Halo tante, namaku Arion..." ucap bocah itu dengan tenangnya.
"Halo tampan... senang bertemu dengan mu langsung," sapa Jessi lagi.
Anna pun tersenyum. ia kira Jessi memang setulus itu dan baik padanya dan juga Arion. padahal tak tau apa yang ada dalam kepala wanita di depannya.
"Kamu sudah sekolah?".
"Belum, Mama bilang Arion masih kecil...".
Jessi tersenyum, sesekali menatap Arion dan Anna secara bergantian.
"Nanti di sekolah pasti banyak teman... bermain bersama dan pulangnya di jemput Papa.. ups-,". Jessi tidak meneruskan kalimatnya. sambil menutup mulutnya dan kembali menatap Anna.
"Sorry, aku lupa kalau Arion tidak punya...-," kembali menjeda kalimat nya.
Anna, bukan wanita bodoh. ia tau apa maksud dari perkataan Jessi. yang seperti sengaja membuat keributan antara mereka.
"Arion, ayo..." ajak Anna. setidaknya yang bisa ia lakukan hanyalah pergi menghindari Jessi. karena wanita itu bisa saja semkin menyakiti Arion dengan ucapannya.
"Ann.. bagaimana caramu menjalani tahun-tahun yang sulit selama ini?" ucap Jessi seperti sengaja memperkeras nada bicaranya agar semua orang mendengar juga.
"Pasti sangat sulit... membesarkan anak tanpa papanya...".
Anna yang telah melangkah tadi, seketika terdiam. mengepalkan tangannya geram dengan ucapan Jessi.
tapi bagaimanapun ia harus kuat. Anna tak boleh terlihat lemah di bahadapan Arion.
"Atau jangan-jangan kau hamil sendiri begitu?". Jessi seperti tak berkeinginan untuk menutup mulutnya. kali ini wanita itu benar-benar merendahkan Anna. dan Lihatlah, bagaimana tatapan orang-orang kepada Anna. semua orang seperti melihat kearah Anna dan Arion saja.
Tangan Anna semakin gemetar. terasa dari genggaman tangan Anna dan Arion.
"Mama...". Arion yang tak paham apa yang tengah terjadi sesekali memanggil Anna.
"Wah, bagaimana bisa... seorang pelukis terkenal, idola banyak anak-anak ternyata memilki kisah kelam seperti itu...".
Diam lah br*ngs*k! umpat Anna dalam hati. giginya bergerutu menahan kemarahan.
tapi Anna tak punya banyak kekuatan untuk sekedar membela diri. hingga pada akhirnya, matanya kian menggenang akibat serangan-serangan verbal yang dilontatkan oleh Jessi.
Semua orang mulai berbisik-bisik. membicarakan Anna. bahkan tak sedikit pula yang menatapnya dengan rendah. seperti tertipu oleh sosok Anna.
Tuhan...
"Lihatlah teman-teman semua... ternyata pelukis yang kita banggakan selama ini justru memiliki perilaku yang buruk... bagaimana ia bisa hamil tanpa sebuah ikatan pernikahan? dia seperti mencoreng negeri ini...".
Air mata Anna lolos begitu saja. tangannya semakin berkeringat dan Arion kecil menyadari hal itu.
bocah laki-laki itu terus mendongak menatap wajah ibunya yang berderai air mata.
"Mama..." panggil Arion lagi. bocah itupun ikut menampakkan wajah sedihnya.
"APA YANG SEDANG KAU BICARAKAN?".
masih dengan suasana tegang, seseorang datang dengan penuh kemarahan.
membuat gerombolan yang tengah menonton Anna mulai berpencar.
Sean?
Anna terkejut dengan kedatangan pria itu yang entah darimana tiba-tiba berdiri di sampingnya.
"Siapa yang berperilaku buruk? ha?" tatap Sean kepada semua orang yanga da disana. seperti mengingat-ingat wajah siapa saja yang mempermalukan Anna saat ini.
"Se-an?". Jessi terkejut dengan kedatangan pria itu.
hendak melangkah mendekat, tapi Sean kembali bersuara.
"Apa tujuanmu mempermalukan Anna di hadapan semua orang? ha? JAWAB!" bentak Sean membuat Jessi mengurungkan niatnya untuk mendekat.
berdiri di posisi aman.
"Aku... aku tidak mempermalukannya... aku hanya bicara sesuai fakta..." elak Jessi. mencoba untuk meyakinkan Sean bahwa dirinya tidak sedang mengintimidasi Anna.
"Fakta? fakta apa?" Sean semakin marah. terlihat sekali matanya memerah dengan guratan kekesalan.
"Kalau dia hamil di luar nikah..." tambah Jessi.
"Tutup mulutmu itu bedebah! apa kau tidak lihat siapa ayah dari anak itu? hamil di luar nikah apanya? Dia putraku! dia darah daging ku... Akulah orang tuanya..." teriak Sean dengan lantang. membuat semua orang terperanjat.
Jessi terkejut. bahkan Anna yang berada di sampingnya ikut terkejut sampai membulatkan matanya. tak percaya dengan ucapan Sean barusan.
Apa?
"Bagaimana kau bisa mempermalukan istri dan anakku di depan banyak orang! ha?".
Semua orang sekali lagi terdengar bergumam satu sama lain.
sedangkan Sean tanpa ragu langsung menggendong Arion sambil menggandeng tangan Anna.
"Aku peringatkan sekali lagi. jika ada yang mengganggu anak dan istriku, aku pastikan akan berurusan denganku langsung!" ancam Sean.
"Ayo, kita pergi...". Ajaknya dan langsung membawa Anna berjalan meninggalkan tempat itu.
Semua orang hanya menatap kepergian Sean dan Anna. tak ada yang bersuara hingga Sean dan Anna sudah tak terlihat, barulah ada suara-suara yang mulai terdengar.
"Bagaimana bisa?". Jessi masih terlihat kebingungan. ia tak percaya kalau Anna dan Sean memiliki hubungan dan bahkan memiliki anak.
"Bawa mobil?" tanya Sean masih dengan membawa Arion dalam gendongannya.
"Hm," jawab Anna singkat.
"Pulanglah, aku masih ada urusan..." perintah Sean pada Asisten yang bersamanya sejak tadi.
"Baik Pak..." jawab pria itu dan langsung meninggalkan Bosnya.
sedangkan Sean dan Anna berjalan menuju ke mobil milik wanita itu.
menaruh Arion di belakang dan langsung duduk di bangku kemudi. sedangkan Anna ikut duduk di bangku samping Sean.
Mobil hitam itupun perlahan meninggalkan tempat pameran lukisan.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Rina Zulkifli
suka g belibet
2024-02-06
1