14.Damn!!!.

"Hanya satu kata, SIAL!!! "

(+)

Saat satu persatu peserta meeting meninggalkan ruangan, Reyna masih sibuk membereskan berkas yang tadi ia bawa. Setelah melakukan meeting selama lebih kurang empat jam dengan para petinggi perusahaan, tubuh dan mata Reyna sudah lelah, apalagi otaknya yang sedari tadi bekerja ekstra mencari solusi bersama empat orang petingginya dari devisi lain itu.

Berusaha untuk tak berbicara sepatah katapun pada sosok yang juga masih berada didalam sana bersamanya. Val.

Sempat terlihat dari ujung mata, pemuda itu hanya diam sambil melihat dirinya menata berkas diatas meja. Namun setelah menyelesaikan kegiatan berberes dan hendak melangkah keluar, Reyna dikejutkan oleh telapak yang menghentikan langkah kaki yang hendak mencapai ambang pintu dan meraih kenop pintu dibuka.

Val menarik dan menyandarkan Reyna pada tembok kedap suara ruangan itu, mengurungnya dengan dua lengan disisi kiri dan kanan kepala si gadis. Val mengunci pandangan mereka hingga Reyna tak bisa berbuat apapun selain turut menyaksikan wajah sempurna sang Alpha.

"Mau apa lagi? Aku rasa semua cukup untuk hari ini! CEO-nim... "

Reyna berusaha menjauhkan diri dengan segera merubah posisi ambigu itu, bisa saja yang melihat mereka saat ini salah faham dan berfikir yang iya-iya. Oooppsss...

Bukannya melepas sang tawanan, Val malah mengunci pintu tersebut dan menarik kuncinya untuk ia simpan didalam saku celana bahan berwarna biru tua itu. Tempat yang sangat intim dan Reyna tak mau harus berurusan lebih jauh dengan Val, mengikuti permainan mantan kekasihnya adalah opsi lain yang ada.

"Katakan!! Apa maksudmu melakukan ini! " tanya reyna datar, sedatar papan kayu presentasi yang ada diruangan dingin bersuhu dua puluh derajat itu.

"Aku hanya ingin melihatmu lagi!"

Reyna tersenyum remeh, oh benarkah? Val sudah gila! Reyna sedikit takut jika tatapan mantan kekasihnya itu sudah berubah seperti seekor singa yang siap menerkam seperti ini.

"Bukannya itu tidak masuk akal Val-ssi...?! Kau sudah bertunangan, bahkan aku dengar akan segera melakukan pernikahan dalam waktu dekat, " Reyna menjeda sejenak ucapannya. "Lalu mengapa sekarang kau berbuat seperti ini padaku? Calon istrimu akan murka melihat posisi intim kita ini!!" sarkas Reyna sambil melirik salah satu lengan Val yang masih mengurung dirinya.

Entah mengapa, Reyna malah ingin membuat ucapannya semakin menantang saja. Dia ingin membalas sakit hati yang sudah terlewati selama empat musim ini.

"Kau pikir aku peduli? Aku hanya ingin melihat dan menanyakan kabarmu saja! Tidak lebih! "

"Aku baik-baik saja!! " sahut reyna cepat sembari menundukkan kepalanya hendak melewati tanggul lengan yang dibuat Val beberapa detik yang lalu. Namun tidak semudah itu, yang ada Val malah meraih kedua pundaknya untuk ia kekang dan membawanya semakin terkunci pada tembok yang terasa hangat tengah dinginnya musim yang akan berganti.

"Rey, aku mohon jangan bersikap seperti ini padaku!"

Reyna tersenyum miris, "Bersikap seperti apa yang kau maksud? Menjauhi mu yang sudah menghancurkan kepercayaanku, atau yang mana lagi? Bukankah kau bilang aku pantas bersikap seperti ini padamu?"

"Rey, kumohon... "

"Val, sadarlah!! Kita sudah berakhir enam tahun yang lalu dan aku tidak ingin kau mengusik ketenangan hidup yang sudah berusaha aku bangun kembali selama ini!! "

Val merapatkan pejaman mata sekilas, dan mengeratkan rahang tegasnya saat mendengar jawaban reyna. Okey, dia tau dia salah. Tapi setidaknya dia akan mendengar jawaban Reyna hari ini. Tentang perasaan yang akhir-akhir ini membuatnya bingung.

"Kau yakin sudah tidak memiliki rasa sedikitpun padaku? "

Seperti sebuah tombak yang ditancapkan tepat dihatinya, terasa sangat sakit bahkan sebelum ia merasakan apa itu sebuah akhir hidup, Reyna menatap tajam Val yang sedang membolakan kedua maniknya, namun hal tak terduga terjadi. Reyna tertawa renyah meskipun jelas itu dibuat-buat.

"Apa itu sebuah penyesalan Val?" Cercanya pada Val yang mulai melemahkan pandangan, menatap sendu dengan pupil bergetar gusar.

"Aku tanya padamu, apa itu sebuah penyesalan? Kau menyesal menghianati dan mengakhiri hubungan kita dulu? " lanjut Reyna memastikan.

"IYA!!! " jawab Val dengan intonasi membentak. Perlu diingat, ruangan itu kedap suara, tidak akan ada yang mendengar diluar sana.

Reyna menarik ujung bibirnya guna menyimpulkan senyuman jengah setengah mati pada sosok Val, yang menurut Reyna semakin memuakkan karena Reyna tak mampu menampik jika perasaan itu memang masih ada di dalam lubuk hatinya.

"Bagus!! Aku puas sekarang!! Kau pria brengsek yang pantas mendapat hukuman seperti itu!" tuturnya tegas, lantas kembali mencoba menarik diri.

Netra Val membelalak dengan airmata yang ia tahan mati-matian, dia tak menduga jawaban itu yang akan ia dengar. Membuat emosinya semakin membuncah. Maka dengan paksa dia mendaratkan birainya pada birai Reyna yang terkatup rapat, bahkan meronta, memukul dada Val dengan kedua lengannya, berharap pria itu akan berhenti dan menjauh.

Tapi itu tidak terjadi, Val kekeh pada apa yang dia lakukan. Membuat Reyna melemah dan meneteskan airmata, membiarkan pria itu menjajah birainya.

Brengsek!! Umpatan itu tertahan di kerongkongan, berkali-kali, saat Val semakin memperdalam sapuan lidahnya kedalam birai Reyna.

Val menyatukan dahi mereka, nafas harum dan engahan nya terasa begitu nyata diwajah Reyna. Kaki reyna melemah, dia merosotkan diri di atas lantai dan menatap kosong serta lurus kedepan. Benar-benar hari Sial baginya. Airmatanya sudah mengering, habis terbuang bersama rasa kecewanya.

"Kau puas sekarang eoh? " tanyanya lemah pada sosok Val yang kini mensejajarkan dirinya dihadapan Reyna. "Kau membuatku semakin membencimu Val!"

"Lakukan! Benci aku sesukamu! tapi kau harus tau jika itu tidak berlaku untukku! "

Reyna menatap galak, penuh emosi yang membuncah. Ingin sekali menghajar pria itu sampai sekarat agar tak menyulitkan dirinya lagi, "Cepat buka pintu itu, sebelum teknisi datang untuk menghancurkan pintu kaca mahalmu ini!!" ucap Reyna kehabisan kata-kata, dia tak tau lagi apa yang harus dilakukannya.

Dan sialnya, mengapa jantungnya berdebar setelah semua yang dilakukan Val.

Val pria berengsek, tapi tak jauh berbeda, dirinya lebih brengsek karena sudah membiarkan pria yang berstatus tunangan orang itu menciumnya. Sialan memang.

Dan pada akhirnya, Val membuka bilah pintu tersebut. Reyna hamir pergi begitu saja tanpa mengucap sepatah kata.

"Maaf sudah kasar padamu!"

Reyna menghentikan langkah, menoleh pada salah satu bahu kuyu miliknya seraya berkata. "Kau membuatku kembali terjerembab pada lubang kelam yang sama Val! Jangan menyesal setelah apa yang sudah kau lakukan padaku hari ini!"[]

To Be Continued,

Terpopuler

Comments

Safini Azizah

Safini Azizah

balek lg ja la kalo sama sama cinta..

2022-05-16

1

Betty Anggraini

Betty Anggraini

val nya dulu g setia yaa........sampai jadian sama teman sendiri

2020-12-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!