"Setidaknya, belajar dari pengalaman hidup yang pahit tidaklah buruk! Kau akan menjadi pribadi yang tangguh dalam hal apapun."
-VizcaVida-
(+)
"Kenapa mukamu ditekuk begitu? Aku mengajakmu kesini untuk bersenang-senang! Menikmati indahnya malam kota Seoul! bukan untuk cemberut begitu! " tandas Hyuji enteng pada Reyna yang hanya menatap kosong pada gelas berisi jus apel kesukaannya.
Reyna hanya merotasikan mata sejenak lalu kembali menunduk. Cafe memang terasa tenang meskipun pengunjungnya terbilang cukup ramai, dan pengunjung yang datang kebanyakan remaja yang sedang mengerjakan tugas sekolah dan mencari internet gratis. Musiknya juga ia suka. Tapi ada juga yang sedang menikmati waktu bersama kekasih mereka disana.
"Kamu ada masalah?" HyuJi kembali bertanya, "Apa karena CEO sialan itu? Aku juga kaget, ternyata selama ini kita bekerja di perusahaan keluarga Val! Sial! Mengapa aku baru tau sekarang?!"
"Kau bilang saat itu melihatnya? " cerca Reyna menuntut penjelasan.
"Aku hanya melihat punggungnya waktu itu, dan aku langsung menyimpulkannya tampan karena punggungnya lebar! Aku tidak tau jika itu Val! "
Lidah temannya itu memang gesit seperti belut, membuat Reyna tersenyum pahit, Hyuji masih sama seperti yang ia kenal. Mudah tersulut emosi, dan juga mudah menyimpulkan sesuatu hal tanpa tau lebih jauh terlebih dahulu. Bahkan dia dulu mendapat gelar Dewi gosip karena kepiawaiannya menangkap berita gosip dengan cepat, meski otaknya tak bisa menerima rumus hitung cepat matematika paling mudah sekalipun, tapi tidak dengan berita yang berhubungan dengan gosip. Dia selalu up to date.
Reyna menyesap jus apelnya perlahan, merasai manis yang sangat disukainya dari sebuah apel, ponsel Reyna tiba-tiba bergetar. Kini wajahnya sedikit terkejut karena tiba-tiba saja mendapati sebuah pesan pada aplikasi Katalk nya.
"Ada apa? "
"Roy mengirim pesan padaku! Ibu sedang kurang sehat! "
"Kalau begitu tunggu apa lagi? Cepat pulang! "
"Kau bercanda? Aku ada meeting dengan pak Park besok! Aku akan keluar sebentar untuk menelepon Roy!"
HyuJi mengangguk mengerti, didalam ruangan memang dipenuhi oleh musik yang mengalun. Bahkan Reyna sudah mendengar setidaknya tiga lagu terputar didalam sana. Dia berdiri bersamaan rasa khawatirnya pada kondisi sang ibu. Mencari kontak bernama Roy dan segera menekan tombol hijau untuk melakukan panggilan.
Barangkali Roy memang sedang menunggu panggilan darinya, hanya tiga kali nada hubung, telepon itu sudah tersambung dengan suara rendah sang adik.
"Eoh, Roy-ah...Bagaimana keadaan ibu? "
"....."
"Syukurlah kalau begitu! Tolong bilang pada ibu jangan terlalu lelah, dan aku baru bisa pulang saat akhir pekan!"
"....."
"Bagaimana dengan sekolahmu? "
"....."
"Ah, tentang itu... Pinjam saja dulu pada paman Lee! Aku belum menerima gaji! " jawabnya sambil memijat pelan tengkuk lehernya saat mendengar sang adik meminta uang pembayaran bulanan sekolah yang jatuh pada tiga hari yang lalu. Reyna sedikit bingung juga tentang keuangannya beberapa minggu ini, dengan pengeluaran yang terlampau berlebih. Mendadak beberapa peralatan dapur dan juga elektronik mengalami kerusakan yang tidak bisa ia perbaiki sendiri.
"....."
"Eoh, kakak janji akan segera mengirim uang ganti jika gaji sudah turun nanti! "
Reyna merasa lemas saat mengakhiri panggilan teleponnya; beruntung ada bangku tepat dibelakangnya, sehingga dia bisa mendudukkan dirinya sejenak sebelum kembali kedalam hiruk pikuk cafe dan bertemu sahabatnya didalam sana.
Seperdetik kemudian, dia mengangkat tangannya, menggapai perpotongan hidung untuk ia pijat lembut; berharap rasa peningnya sedikit mereda.
Dan pada kenyataannya, menanggung biaya hidup memang bukanlah hal mudah seperti yang ia lihat di film-film yang pernah disaksikannya ditelevisi. Bahkan dia juga sempat berharap akan bertemu dengan pria kaya raya yang bersedia menikahinya tanpa memandang strata dan juga kasta. Akan tetapi, itu hanya ada dalam dunia imaginasi; bukan dunia nyata yang ia tinggali.
"Haaaah.... " hembusnya panjang saat kebali mengingat keadaan sang ibunda yang kurang sehat, "Apa tidak ada seseorang yang dengan tiba-tiba memberikan uangnya secara cuma-cuma padaku? Aku sedang butuh! " Ucap Reyna dengan nada sedikit putus asa dengan Netra yang menatap kendaraan yang berlalu-lalang dan hanya berjarak beberapa meter dari tempat duduknya saat ini. Terutama mobil hitam legam mewah yang sedari tadi sudah terparkir searah dengan tempat duduknya.
"Mobil itu pasti mahal... " ucapnya melantur dengan tatapan datar, terkesan kosong.
Karena udara yang semakin terasa dingin menjalar, dia membawa dirinya untuk berdiri. Segera berlalu untuk kembali masuk kedalam cafe dan menyesap jus apelnya didalam sana bersama Hyuji.
Hempasan udara hangat kembali menyapa wajah cantik milik Reyna. Menghirup aroma harum bercampur gurih dari menu makanan yang disediakan cafe. Reyna kembali duduk dihadapan HyuJi.
"Bagaimana keadaan ibumu? "
"Roy bilang ibu kelelahan dan mengalami pusing! " jawabnya singkat
"Syukurlah kalau begitu!"
Sebenarnya Reyna juga bersyukur memiliki adik sebaik Roy yang mau merawat ibunya dengan telaten, meskipun dia harus kehilangan waktu bermain bersama teman sebayanya.
"Roy pandai menjaga ibu! " ujarnya lirih sembari tersenyum lembut dari birai semerah dan sesegar warna Cherry itu. "Hingga suatu saat jika aku pergi nanti!"[]
To Be Continued,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
rizkijr
sedihh yaa kisah ryenaa.
baguss babgettt jalan ceritanya thorr
2022-10-07
1