Sampai kapan waktuku akan habis terpangkas hanya untuk mencoba merelakan tanpa melepas. Terkesan menyedihkan, namun itulah kenyataannya. Tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Berjalan melawan arus dimana seharusnya aku hanya perlu mengikutinya saja, akan lebih mudah jika seperti itu. Tapi tidak, sampai kudapati bayangan diriku sendiri, yang berdiri ditempat yang sama, dengan hati dan perasaan yang sama. Menyedihkan bukan?
Bodoh!!
Pagi ini masih sama, melakukan pekerjaan dan kegiatan yang sama. Aku tau, masih harus bekerja demi kebutuhan hidup.
Ada sedikit keributan dikantor hari ini, lobby yang padat, suara bisik selalu aku dengar sepanjang langkah menuju meja kerja. Aku mengerut dahi, mencoba mencerna suasana.
Akan tetapi, tak lama kemudian aku melihat Hyuji berlari dikejauhan. Memangkas jarak denganku, dan dengan nafas terengah Hyuji menghentikan langkahku yang hampir sampai di meja kerja.
"Dia sudah tiba di korea Rey?!"
"Siapa?"
"Putra pak Kim! Aku hanya melihat punggungnya yang lebar, dan aku yakin dia sangat tampan!"
"Bagaimana kau tau seseorang itu tampan hanya dengan melihat punggungnya Hyu?!"
"Percaya padaku Rey!"
Aku tersenyum melihat temanku sebahagia itu, tapi aku melewatkannya, wajah tampan yang dilihat sahabatku itu. Sejujurnya aku hanya penasaran tampan seperti apa yang dimaksud Hyuji, apakah seperti aktor Park Seo Joon? Atau malah seperti anggota boy band kesukaanku, Kim NamJoon. Ah, yang jelas aku tidak beruntung hari ini.
"Okey, kita lanjutkan pekerjaan kita saja~ tidak perlu berhalusinasi terlalu jauh! "
"iissshh...! " kesalnya dengan nada jengah, kemudian berbalik dan pergi begitu saja. Hyuji memang keras kepala dan sedikit manja.
Aku menggeleng samar melihat tingkah sahabatku itu, kemudian melanjutkan langkah dan duduk dimeja kerja. Menyalakan komputer dan siap memulai pekerjaan pagi ini. Aku menunduk sambil tersenyum mengingat sesuatu yang Indah saat melihat huruf yang muncul pada monitor komputer. Bayangan dimana pemilik inisial itu menatap dengan boxy smile yang mampu meruntuhkan dunia ku selama hampir 2 tahun. Dan kami sudah berpisah enam tahun yang lalu. Kisahnya tidak cukup Indah untuk dijabarkan. Ah, sial sekali.
Hingga kesialan lain datang, seorang klien memakiku dengan lantang pada saluran telepon.
"Iya tuan, kami tidak bisa memprosesnya karena anda tidak mengikuti prosedur dari perusahaan asuransi kami, seharusnya anda sudah melaporkan itu sebelum 24 jam!"
Klien itu tetap tak terima dan masih bersikeras dengan pendapatnya, menginginkan perusahaan mencairkan dana asuransi pada kerusakan mobil karena kecelakaan kecil yabg ia alami, bahkan dia juga mengancam akan melaporkan aku pada atasan agar dipecat karena tidak mau menuruti apa yang dikatakannya.
"Anda mengancam saya? Baiklah, silahkan anda datang ke perusahaan! Mari kita selesaikan bersama secara baik-baik, saya tunggu kedatangan anda hari ini sampai pukul empat sore tuan! Selamat siang... "
Kuletakkan dengan kasar gagang telepon, kesal sekali. Dari sekian banyak komplain yang masuk, klien tersebut yang paling menyebalkan. Kuregangkan otot leher dan bersandar kasar pada punggung kursi sambil memijat pelipis. Aku tau, aku seharusnya tak bersikap seperti itu, dan ini juga bukan pertama kalinya bagiku mendapat perlawanan sengit dan akan berakhir dimeja atasan. Mood ku sedang tidak baik, aku sudah mencoba lembut, tapi pelanggan itu sungguh keterlaluan.
Makan siang hari ini terasa hambar, padahal menunya sangat cocok dengan seleraku, dakgalbi, ada sup iga sapi juga, kimchi, dan bawang putih yang sudah dimasak sedemikian hingga.
"Ada masalah? " tanya HyuJi memecah keheningan
"Eumm... "
Aku tak ingin berbicara banyak, dan dia juga tau aku seperti itu. Maka kami hanya diam sambil memakan makanan yang diberikan gratis oleh perusahaan.
"Hyu, bagaimana kalau aku dipecat kali ini? "
pernyataanku membuat gadis berpipi chubby itu tersentak, terbatuk hingga memerah dan meraih gelas air yang ada disebelahnya.
"Mengapa kau tiba-tiba bicara seperti itu?"
Aku tertunduk dengan senyum getir. Mencoba menjelaskan perlahan pada sahabatku itu. Hyuji pandai dalam memberi saran yang memotivasi, aku akui itu sebagai kelebihan yang tidak dimiliki orang lain, dan hanya dimiliki Hyuji.
"Kau akan melewatinya rey! Kau gadis cerdas dan jujur! Pak CEO tidak akan memecat pegawai sebaik dirimu!" tutur Hyuji sambil meraih lenganku untuk ia usap, menyalurkan energi positifnya.
Aku tau, apa yang dikatakan HyuJi itu benar, tapi masalahnya customer ini adalah pemilik sebuah perusahaan besar dan sudah menjadi nasabah sejak perusahaan mulai berdiri. Aku tidak yakin perusahaan akan berpihak padaku.
"Semoga saja!" jawabku tak bersemangat.
-
Tepat pukul 3 sore, aku mendapat panggilan kekantor kepala devisi. Aku sedikit berlari kesana, membuka belah kaca dan aku melihat kepala devisiku itu duduk berhadapan dengan seorang pria berambut hampir sepenuhnya tertutup uban. Kulangkahkan kaki mendekat, dan membungkuk sebagai hormat.
"Jadi dia yang menantangku untuk datang kesini?"
Sungguh aku tidak ingin kehilangan pekerjaanku, bagaimana nasib orang tua dan adikku jika sampai perusahaan memberhentikanku secara sepihak.
"Maaf tuan, tapi saya juga perlu mendengar penjelasan dari pegawai kami! Apa dia memang membuat kesalahan disini! " tutur pak Park—kepala devisi.
Pria tua itu tersenyum tipis, terkesan meremehkan. Dan aku tidak suka diremehkan. "Yah anak muda! Aku sudah menjadi customer kalian selama dua puluh tahun, dan tidak pernah mengajukan klaim sekalipun!"
"Saya tau tuan, mari kita selesaikan masalah ini secara adil! Reyna Ssi, jelaskan padaku duduk permasalahannya!"
"Saya menolak claim pak Choi karena dia terlambat mengajukan claim tersebut setelah lebih dari dua puluh empat jam dari ketentuan perusahaan! Dan saya rasa, saya melakukan prosedur yang ada pada perusahaan ini tanpa kesalahan!"
Pak Park mengangguk setuju, kemudian ku arahkan pandangan pada sosok tua yang duduk di depan pak Park. Dia tersenyum remeh sekali lagi, membuat otakku terbakar. Aku tau dia kaya dan memiliki segalanya, tapi dia harus tau jika dia tidak bisa melakukan semua yang ia mau.
"Tuan Choi terlambat mengajukan klaim yang membuat perusahaan tidak bisa mencairkan dana asuransi! Tuan Choi mengalami kecelakaan kecil pada tanggal dua puluh tiga pukul tujuh pagi, dan seharusnya sudah melapor pada tanggal dua puluh empat sebelum jam tujuh pagi, setelah kecelakaan itu terjadi! Tapi dia baru melaporkan hari ini, tanggal dua puluh empat pukul sebelas siang!" lanjutku menjelaskan lebih spesifik.
"Kau hanya berbelit masalah jam dan tanggal saja sejak tadi! "
"Karena itu adalah patokan saya bekerja Tuan Choi yang terhormat! " jawabku sedikit ketus. Kesabaranku benar-benar diuji hari ini, benar-benar melelahkan.
Tuan Choi itu kembali tersenyum, kali ini lebih mengerikan "Pertemukan aku dengan CEO perusahaan ini! Aku ingin menarik semua asuransi yang aku bayar selama ini! Dan aku akan berhenti menjadi Klien di perusahaan asuransi kalian! "
Jantungku seolah berhenti berdetak. Ya Tuhan, kenapa bisa sampai serunyam ini? Aku hanya ingin menjalankan apa yang menjadi ketentuan perusahaan. Atau aku harus merelakan pekerjaanku kali ini.
"Kami tidak bisa semudah itu bertemu CEO kami tuan-"
"Kau pikir aku laki-laki tua bodoh hah!! " sahut pak Choi semakin murka, menggebrak meja dengan keras, membuat jantungku nyaris copot karenanya. Sekuat mungkin aku menahan air mata agar tak jatuh selama perdebatan sengit ini.
"Hubungi sekretarisnya dan bilang jika aku ingin bicara dengannya! "
"Tuan, kita-"
"Atau kalian ingin aku yang menghubunginya sendiri dari ponselku! "
Kulihat raut kesal diwajah pak Park, akan tetapi ia segera menyambungkan telepon ke nomor sekretaris yang ada diruangan CEO, aku mendengar dua kali beep lalu terdengar suara yang sangat lembut menyapa dari seberang.
"Nee... Sekretaris Kim disini"
"Sekretaris Kim, aku pak Park dari devisi cutomer service, Tolong sampaikan pada pak CEO, ada seorang nasabah ingin bertemu di ruangannya! "
"Maaf pak Park, pak CEO sedang sibuk!"
"Aku minta tolong padamu sekretaris Kim, bilang saja Pak Choi ingin bertemu! "
"Baiklah, tunggu sebentar "
Terdengar nada pengalihan, jantungku berdebar tak karuan. Entah karena takut atau dipenuhi emosi pada orang tua dihadapanku itu. Suara lembut itu kembali menyapa dari sambungan telepon.
"Pak CEO memperbolehkan anda dan pak Choi datang keruangan beliau "
Maka, tanpa membuang waktu kami bertiga menuju ruangan dilantai paling atas gedung asuransi, aku hanya menunduk gelisah. Aku tidak bersalah, tapi mungkin nasib baik tidak berpihak padaku jika aku mendapat surat pemecatan setelah ini.
Hingga pintu lift terbuka, dan dapat kurangkum pintu berwarna coklat dengan motif serat pohon diujung ruangan. Aku sama sekali tidak pernah menginjakkan kakiku di tempat ini, dan mataku membola saat bilah kayu itu didorong oleh pak Park. Ruangan beraroma lavender menyapa Indra penciuman, dengan suhu yang cukup dingin, aku lihat sekretaris yang sangat cantik menyapa kami bertiga, aku membalasnya dengan hormat.
Hanya terdengar bunyi langkah sepatu kami yang beradu dengan lantai marmer berwarna Cream menggema memenuhi ruangan. Sekretaris itu juga berbicara dengan pria tua itu, sampai sekretaris saja mengenalnya? jadi dia benar-benar memiliki hubungan dekat dengan pemilik perusahaan ini?
Ada sebuah pintu lagi disana, terbuat dari kaca buram yang terlihat cukup tebal. Aku yakin itu ruangannya. Ruangan yang akan menjadi pelabuhan terakhir kami, dan juga akhir dari riwayat pekerjaanku.
Benar-benar sial!
Sekretaris cantik bermarga Kim itu meraih gagang pintu, membukanya perlahan. Aku ada dibarisan paling belakang, tidak ingin masuk kesana, namun aroma familiar mulai menyapa Indra penciuman untuk kedua kali, Chamomile. Mengingatkan aku pada seseorang.
Aku juga mendengar suara pria tua itu menyapa akrab sosok petinggi perusahaan ini. Sepertinya tidak ada harapan lagi untukku, tamatlah riwayatku. Langkahku terpatri di ambang pintu, aku khawatir jika ketakutanku akan menjadi kenyataan.
Hingga suara pak Park menyebut namaku, menyuruhku untuk masuk keruangan yang sama. "A-ah... Nee Park-nim... "
Namun mataku semakin membola, kali ini lebih perih. Membuat mataku berair, kakiku yang sudah lemah semakin tak terasa, bukan karena ketakutan saja.
Seseorang yang sudah hampir enam tahun tak pernah aku lihat berada tepat dihadapanku. Val.[]
To Be Continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments