"Jika ingin mengakhiri sesuatu, ingatlah saat kau baru berjuang untuk memulainya! Dan jika tak kau dapati apapun setelahnya, maka menganggapnya sebagai tanggung jawab akan menguatkan! "
(+)
Pak park memijat tengkuk lehernya yang terasa kaku; sungguh sakit. Apa karena semalam dia salah posisi tidur, atau lelah memikirkan tanggung jawab pekerjaan yang setiap hari menggelayuti pundaknya?! Entahlah. Tau-tau dia sudah merasakan tulang lehernya seperti hendak patah saja.
Netranya mendapati sebuah amplop coklat yang tergeletak rapi diatas meja kerja, dia bersumpah akan memarahi siapapun yang pagi-pagi seperti ini sudah memberi pekerjaan yang akan menguras tenaga dan otaknya.
Kendati rasa kesalnya sungguh tak bisa terbendung, dia meraih amplop tersebut dan membuka pengait benang yang diputar beberapa kali dibagian belakang amplop itu dengan kasar, bahkan hampir sobek.
Sebuah surat pengunduran diri atas nama Reyna, kepala yang awalnya sudah berat, serasa semakin ingin meledak sekarang. Rasa kesal semakin naik ke ubun-ubun, pegawai terbaik didevisinya mengundurkan diri tanpa sebab-musabab yang jelas. Decakan keras terlontar begitu saja.
Berlanjut meraih gagang telepon yang akan menghubungkan pada pemilik nama Reyna. Dia akan mencerca habis gadis itu, sumpahnya.
"Keruanganku, se.ka.rang!! " tegasnya diakhir kalimat.
Lalu meletakkan kembali gagang telepon tersebut dengan kasar. Demi apapun, ingin sekali dirinya mengumpat.
-
Tak lama kemudian, dia mendapati presensi Reyna dibalik pintu kaca. Gadis itu membungkuk sejemang memberi salam pagi dengan hormat.
"Duduklah dulu! "
Reyna menurut,
"Kenapa kau tiba-tiba mengundurkan diri eoh?! "
Reyna hanya diam tertunduk. Tak bergeming sedikitpun hanya untuk mengucap kata pembelaan.
"Apa karena masalah kemarin?! Hei! Pak tua itu yang salah! Ini bukan salahmu! Jadi aku tidak akan menandatangani surat pengunduran dirimu ini! " ucapnya keras sambil membanting amplop coklat itu kesal, tepat dihadapan Reyna.
Sontak membuat gadis itu semakin diam, tapi beberapa saat kemudian dia mulai membuka suaranya.
"Saya sudah tidak cocok bekerja disini sajangnim! "
Pak park membolakan matanya, merasa semakin kesal dengan alasan tak masuk akal yang diucapkan Reyna.
"Yah!! Mengapa baru merasa tidak cocok setelah dua tahun terlewati eoh?! "
Reyna kembali diam,
"Aku tidak tau masa lalumu dengan CEO kita itu! Dan aku juga tidak mau kau mencampur aduk masa lalu dengan pekerjaan seperti ini! Jadilah profesional Rey-ah... "
Raut wajah Reyna berubah sendu, sungguh dia tidak ingin butiran bening itu jatuh saat ini. Akan memalukan jika dia menangis hanya karena kepala devisi menyebut kata 'masa lalu' di hadapannya.
"Apa kalian pernah menjadi sepasang kekasih dulu? "
Reyna membolakan maniknya penuh kejut masih dalam tundukan kepala, dia tak menyangka jika Pak park akan menebak pada poin yang benar seperti ini. Birai seranum cherry itupun sedikit terbuka karena tak tau harus menjawab apa. Membawa kepalanya sukses mendongak pada presensi pak Park kembali.
"Ah, aku benar rupanya! Bahkan kau tak menyangkalnya! "
Tidak ada yang tau apa dan bagaimana dalam hati seseorang, kecuali orang tersebut mengungkapkannya. Begitu pula dengan Reyna, dia menutup rapat-rapat masa lalunya itu agar tak seorangpun mengetahui.
"Aku tidak tau seburuk apa perpisahan kalian, tapi apa kau ingat saat pertama kali kau bekerja didevisi ini dan melakukan kesalahan dan aku hampir saja mengajukan pemecatan untukmu?! "
Kini manik Rey kembali merotasi, melihat sosok pemimpin devisi yang sudah seperti keluarga baginya itu. Mengingat bagaimana dulu dia menangis didepan pria itu hingga beringus. Sungguh memalukan saat mengingatnya.
Dia juga ingat bagaimana dia memohon...
"Apa kau lupa pernah memohon padaku untuk tidak memecatmu karena kau menanggung dua nyawa lain?! Apa kau lupa itu? Kau bahkan berjanji padaku akan bekerja keras sampai tulangmu patah!" tukas pak Park berapi-api.
Reyna kembali tertunduk, ternyata orang itu ingat betul kejadian dua tahun silam.
"Tapi mengapa sekarang kau mau menyerah begitu saja saat semua sudah menjadi baik?! Jika kau ingin mengundurkan diri, beri aku alasan yang jelas! Jangan hanya karena sebuah masa lalu! Kau mengerti?! "
Reyna merasa sedikit lega, kekuatan dan ketegaran hatinya telah kembali berkat sajangnim nya. Dia kini berani mengangkat kembali wajahnya untuk menatap binar Pak Park yang terlihat berkaca-kaca.
"Baiklah sajangnim, saya akan mempertimbangkannya sekali lagi! Dan maaf sudah membuat anda khawatir dan kecewa pada saya! " ucapnya sembari membungkukkan diri; tanda hormat.
"Terima kasih park sajangnim!! "[]
To Be Continued,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
rizkijr
bagus kak ceritanyaaa
2022-10-07
2