Aku dan Rahmat sedang duduk di pinggiran kolam renang. mata ku tertuju pada genangan air kolam. pikiran ku menerawang memikirkan nasip anak yang di kandungan sekarang.
'apa kah aku kejam memisahkan anak dan ayah nya disisi lain ada Dio yang butuh ayah nya. aku bisa saja berbagi suami dengan indah hidup rukun tapi yang aku lihat indah tidak akan semudah itu bisa menerima ku. dan juga perlakuan mas Dion yang sangat tidak adil'.
"Bunga, gimana rencana mu setelah ini?" suara Rahmat membuka keheningan yang sempat melanda kami.
"entah lah, aku bingung. aku bisa saja hidup berdamai dengan indah tapi melihat perlakuan mereka apa aku sanggup!" jelas ku pada Rahmat
"lalu...?" tanya nya lagi.
"menurut kamu bagai mana ?. aku tidak mau terus terusan di sini. pasti lambat laun orang tua ku akan tau masalah yang sedang aku hadapi."
"pikirkan baik baik sebelum bertindak agar nanti tidak ada penyesalan kedepan nya. aku selalu mendukung keputusan mu. tapi pengecualian untuk kembali ke rumah." Rahmat berucap dengan masih memandangi air kolam tanpa menoleh pada ku.
"aku ingin ngontrak rumah dan membuka usaha kecil sampai calon anak ku lahir. setelah itu aku baru menggugat cerai. menurutku itu lebih baik."
"tapi bagai mana dengan orang tua mu. apa ia tidak akan keberatan.?" sekarang ia berucap dengan memandang mataku.
"biarkan saja dulu. setelah selesai urusan ku aku baru ceritakan semua nya pada mereka."
"kapan rencana kamu cari kontrakan nya.?. karna aku hanya bisa 3 hari di sini. aku harap sebelum aku pulang kamu sudah mengambil keputusan. agar aku bisa membantu.!''
"aku berencana mengontrak di gang tempat aku tinggal. aku belum bisa jauh dari kenangan yang ada di rumah ku dulu."
"ok ok,, gimana kalo setelah 3 hari di sini kita pulang sama sama lagi.?"
"boleh juga. terimakasih ya kamu sudah banyak menolong aku. maaf atas segala sifat ku yang sering membuat mu tersinggung" aku mengulas sedikit senyuman di bibir ku. tapi masih dengan wajah sendu.
"aku akan selalu berusaha ada untuk mu. tapi pesan ku jangan tunjukkan wajah sedih mu di hadapan orang tua mu dan mereka, buktikan kalo kamu kuat tidak mudah di tindas." ia memberikan ku semangat. aku sangat membenarkan ucap nya. aku tidak bisa terpuruk seperti ini terus. aku harus memikirkan juga calon bayi ku. aku bertekad untuk membuktikan pada mereka aku bisa bangkit.
"gimana kalo hari ini kita ke rumah sakit, untuk periksa kondisi janin mu? ajak Rahmat pada ku.
"ok, aku siap siap dulu ya. tunggu di sini jangan ke mana mana" ucap ku dengan senyuman di bibir. lalu aku beranjak dari duduk ku.
Sesampai nya di rumah sakit aku pun di periksa. ternyata usia kandungan ku baru 2 minggu. dan aku di berikan obat anti mual dan vitamin. aku rasa tidak pernah lagi merasa pusing dan mual. setelah dari rumah sakit aku dan Rahmat menuju taman.
"Abi, aku rasa ingin makan itu" aku bersuara menirukan suara bayi yang di buat buat. ia tertegun sejenak.
"Abi,,, kenapa diam!" aku menggoyang kan pundak nya.
"eh,, iiia. maaf aku terbawa suasana. aku sangat terharu kalo kamu mengijinkan aku di panggil Abi oleh anak mu." ucap nya sambil menggaruk tengkuk Rahmat seperti salah tingkah.
"haha,, segitu nya sampai salah tingkah. ciye,," aku mengejek nya. ia pun tertawa kikuk dan beranjak pergi.
Setelah menunggu tidak terlalu lama Rahmat berlari kecil menghampiri ku.
"ini Bunda pesanan nya. di habis kan ya!" ucap nya membalas ku dengan menggunakan suara bayi yang di buat buat. kami pun tertawa.
sejenak aku terdiam dari tawa ku. seandainya yang sekarang ada itu mas Dion aku akan lebih bahagia. tidak di pungkiri aku masih sangat mencintai dia. hingga belum sepenuh nya bisa mengabaikan semua yang terjadi. air mata ku berembun.
"hey,,hey,, ko nangis sih, sini" Rahmat memelukku. aku semakin terisak rasa sesak ini belum juga hilang dari dada ku.
"menangis lah sepuas nya, tapi nanti jangan tunjukkan lagi air mata itu pada siapa pun." Rahmat berucap sambil mengelus punggung ku. aku hanya mengangguk dan mengencangkan suara ku. aku meluap kan semua emosi ku dalam bentuk tangisan. setelah sudah bisa menguasai diri aku pun duduk dengan benar melepaskan pelukan Rahmat. sekarang aku sudah lebih tenang.
''sudab lega ?, sekarang kita makan jajanan nya. kasian ade bayi nya sudah menunggu lama." ia tersenyum pada ku. aku pun mengangguk menerima suapan Sempol yang ia beli tadi. hingga 3 kali Rahmat bolak balik ke pedagang Sempol itu karna aku minta tambah lagi. entah kenapa hari ini nafsu makan ku sangat baik.
"mau lagi?"
"ga sudah. tapi aku mau nya makan bakso sate yang pake mie. " Rahmat terlihat bingung dengan ucapan ku. ia menggaruk kepala nya.
"emm,, baik lah tunggu sebentar ya." ia berdiri untuk menuju ke pedagang yang berjejer di pinggir taman itu. aku melihat nya dari jauh. sesekali ia melemparkan senyuman nya pada ku. aku pun mengacungkan jempol ke arah nya. ku lihat ia mondar mandir dari pedagang satu ke yang lain. terlihat sangat sibuk. aku pun terkekeh melihat itu semua.
"hah,, hah,, ini Bung, ini kemauan ade bayi atau kamu ngerjain aku, Hem," ia mencurigai ku dan mengangkat satu alis nya.
"enggak ini memang murni kemauan ade bayi. tentunya aku juga pengen. haha haha ." aku tertawa melihat ekspresi wajah nya.
"aku senang kamu sudah bisa tertawa lagi. semangat ya." dengan suara lirih ia mengutarakan.
Saat kami asik mengobrol kami di hampiri oleh seorang wanita cantik. yang aku rasa tidak pernah mengenal dia.
"hey Leo, ternyata kamu di sini. ku hubungi tidak bisa. aku kangen tau." ia mencoba merangkul Rahmat tapi ia tepis. ia sekilas memandang aku.
apa nya yang Leo yang benar itu Mamat aku tertawa. nama Rahmat adalah Leo Rahmat Setiawan. aku sampai lupa dengan nama depan nya. ya karna hanya keluarga ku yang memanggil ia dengan sebutan Rahmat atau Mamat sedari ia kecil saat berteman dengan ku. Rahmat melirikku mendengar aku tertawa.
"ok ok. maaf. teruskan aku tidak akan mengganggu" sambil menangkup ke dua tangan aku berucap.
"sudah cukup ya Sandra. hubungn kita sudah berakhir. kamu tau sendiri apa kesalahan mu. dan jangan ganggu aku lagi. karna aku sudah memiliki istri." mendengar ia mengakui aku sebagai istri aku jadi ingin menjelaskan sesuatu. tapi aku tahan. nanti akan memperburuk suasana.
"aku tidak percaya, kapan kamu menikah tidak ada kabar dan undangan pasti kamu berbohong!" sarkas nya dengan nada mencurigai kami. ia menatap ke arah ku. aku paham apa yang sedang terjadi. aku ikuti saja alur cerita yang tanpa di buat sekenario nya.
"aku tidak perlu menjelaskan nya karna kamu tidak penting untuk tau semuanya." ia merasa bingung untuk menjawab nya. ok saat nya aku beraksi.
"maaf mba, aku ikut campur. mas Rahmat ini, eh maksud saya Leo Rahmat Setiawan ini memang suami saya. kami sudah 3 bulan menikah dan tidak mengadakan resepsi terbuka. dan asal mba tau aku hamil usia kandungan ku 2 minggu. ku rasa ini sudah cukup membuktikan ucapan suami ku tadi." aku menunjukkan buku pink yang ada di tas. ia terlihat syok sama seperti Rahmat. tapi Rahmat seketika sadar dengan peran yang aku main kan.
"awas kamu Leo aku tidak terima.!" ia berlalu pergi meninggal kan kami. Rahmat pun memandangku dengan dalam. entah apa yang di pikirkan nya. aku mengibas kan tangan ku di depan wajah nya.
"hey, tuan Leo. apa itu selingkuhan mu. siapa namanya aku lupa...?'' dengan wajah di buat cemberut aku menatap nya.
"Sandra Wijaya nama nya. maaf ia sudah merusak acara kita hari ini."
"tidak juga. aku suka bisa mengerjai nya. hee,, "
Setelah hari menunjukkan pukul 5 kami pun pulang tentunya sudah melakukan sholat di mushola yang di sediakan pihak taman. aku memutar musik di radio nya. aku pun ikut mengiringi nada nya. Rahmat pun tertawa melihat tingkah ku. sepanjang jalan kami bernyanyi sekali sekali berteriak. hari ini aku sangat senang dan bisa melupakan permasalahan ku sejenak.
...****************...
Hari ini adalah hari di mana aku akan melangkah memulai kehidupan baru ku. aku sudah ijin dengan ayah dan ibu saat makan malam tadi, awal nya mereka keberatan dengan alasan masih rindu. tapi aku membuat alasan yang mereka tidak bisa membantah nya dan berberat hati untuk mengijinkan aku pulang.
Saat ini suasana hati ku sangat baik. aku bertekad untuk bangkit. aku ingin menjalani hidup baru ku.
setelah 3 jam perjalanan kami pun sampai di gang yang aku tinggali. aku berencana ke rumah bu Eka ia memiliki kontrakan 10 pintu. aku berencana mengontrak di tempat nya.
"assalamu'alaikum bu Eka" aku memanggil nya setelah sampai di depan pintu rumah nya.
"Waalaikumsalam, eh neng Bunga. sama siapa ini. " bu eka membukakan pintu dan mempersilahkan kami duduk di ruang tamu.
"Sepupu ku bu. dari kampung ku. gini bu apa masih ada kontrakan kosong. saya ingin mengontrak bu.?" aku menjelaskan maksut dan tujuan ku kerumah nya.
"kalo kontrakan sudah penuh neng, tapi ada rumah keluarga ibu yang mau di kontrakan karna ia ikut suaminya pindah tugas di luar kota. rumah itu pun baru 3 minggu yang lalu di kosongkan. apa kamu mau..?" jelas bu Eka pada ku. Rahmat hanya duduk diam di samping ku ia menyimak obrolan ku dengan bu Eka.
"boleh bu, di mana rumah nya.?" tanya ku lagi.
"neng Bunga juga tau letak rumah nya. itu lo, yang di depan nya biasa mang Ujang mangkal."
ya setau aku itu rumah ibu Hindun yang suami nya seorang guru. aku sering bertegur sapa dengan nya orang nya ramah dan baik.
"boleh bu. berapa yang harus saya bayar kan ?"
"1 juta untuk satu bulan nya, tapi kenapa mau ngontrak gimana dengan suami nya neng.?"
"saya rasa ibu sudah dengar desas desus permasalahan keluarga saya. saya hanya belum bisa menghilangkan kenangan dengan rumah yang saya tempati selama kurang lebih 3 tahun itu. makan nya saya masih mau tinggal di sini." jelas ku panjang lebar.
"berarti benar yang ibu Susi bilang. kalo suami neng nikah lagi dan sudah memiliki anak." ia bertanya dengan nada serius. aku hanya mengangguk.
"ibu rasa mata suami kamu itu katarak deh, hingga bisa bisa nya membuang berlian demi batu kali." dengan nada dongkol ia berucap. ku lihat Rahmat tersenyum sinis.
"apa sepupu kamu tinggal dengan mu juga ?"
"tidak bu, mungkin saat siang saja ia berkunjung sekali sekali. karna ia memiliki pekerjaan di kota sini juga." aku tau apa yang di khawatirkan bu Eka.
"kapan kamu berencana nya pindah. kan jarak rumah mu hampir besebrangan jadi cukup mudah untuk pindah.''
ternyata ibu eka tidak tau kalo 3 hari ini aku sudah tidak tinggal di rumah itu lagi.
"sekarang boleh bu. tapi nanti saya tarik uang dulu untuk bayar rumah nya. karna tidak ada uang kes sebanyak itu."
" baik lah, ibu ambil tas dulu ke kamar." ia pun beranjak kekamar nya.
"mat, maaf bisa minta tolong nanti tarikan uang ku di ATM 25 juta dulu. " Ucap ku pada Rahmat. ia pun mengangguk. ku rasa ia akan serius bila berhadapan dengan orang lain.
Sesampai nya di rumah yang akan aku diami aku sejenak menatap rumah yang baru 3 hari ku tinggal kan bayangan bayangan saat bersama mas Dion nampak terputar jelas seperti vidio yang di tayang kan.
"bisa kita masuk,?" tanya Rahmat membuyarkan lamunan ku.
"hemm,," aku mengangguk menanggapi pertanyaan nya tadi.
Bu Eka membukakan pintu kami masuk beriringan. rumah nya cukup luas ada 2 kamar satu kamar utama dan satu nya kamar anak. setau aku bu Hanum memiliki satu anak. pasti ini kamar nya. sebelum nya kami melewati ruang tamu,ruang keluarga, kamar utama dan kamar anak,setelah itu dapur halaman belakang juga luas. kamar utama sudah di fasilitasi kamar mandi dan wc. di dapur pun ada kamar mandi dan wc . ternyata di sebelah kamar mandi di dapur ada gudang. yang semuanya kosong tidak ada satu perabotan pun. jadi cukup mudah untuk membersihkan nya.
Setelah bu eka pamit Rahmat pun keluar untuk mengambil kan ku uang di ATM. aku masih mengitari rumah mencoba mendisain apa saja perabotan yang akan aku beli.
tok,, tok,," permisi."
ada yang mengetuk pintu dan aku pun keluar.
"ia cari siapa ya.?"
"apa benar ini rumahnya Ibu bung. saya dari jasa pembersih rumah. ingin membersihkan rumah ibu.!"
"ya benar silahkan masuk." dengan kikuk aku mempersilahkan 4 orang itu masuk. aku duduk di teras hari sudah menunjukkan jam 4 sore. aku memainkan gaway ku untuk menghilangkan rasa bosan.
@ajudan setia : maaf aku terlambat kesana mungkin habis magrib baru bisa. aku ada urusan mendadak.
ada pesan dari Rahmat. dan aku membaca nya.
@aku : ia tidak apa. aku akan baik baik saja. apa tukang bersih bersih itu suruhan mu. ?
tidak ada jawaban aku masih memainkan apk tok tok untuk menghilangkan bosan. deru mobil bok besar berhenti di depan rumah ku. aku pun menghampiri nya.
"maaf cari alamat siapa ya mas ?" tanyaku. aku pikir ada tetangga yang membeli perabotan rumah. karna di belakang mobil itu sekilas aku lihat isinya perabotan rumah semua.
"apa benar ini alamat Ibu Bunga?"
"eh,iya dengan saya sendiri. ada apa mas?" jawabku dengan bingung.
"ini ada kiriman perabotan rumah tangga. apa kami bisa menurunkan nya sekarang.?"
"bisa mas. tapi bisa tunggu sebentar saya mau nanya sama karyawan yang sedang bersih bersih dulu."
"ia bu."
setelah mendengar ucapan nya aku pun berlalu untuk menemui Karyawan yang sedang bekerja di dalam rumah.
"permisi, maaf mengganggu apa sudah bisa untuk memasukkan perabotan rumah.?"
aku melihat mereka sudah bersiap ingin ke halaman belakang.
"iya bu, sudah bisa. tnggal halaman dan samping rumah yang belum di kerjakan lagi. .!" ia melaporkan tugas nya pada ku. aku pun kembali ke halaman rumah.
"sudah bisa mas,"
"iya bu."
aku lihat ada 3 orang yang turun di jok depan mereka mulai menurunkan satu persatu perabotan nya. aku menuju warung yang tidak jauh dari rumah yang aku tinggali.
"permisi bu Agus. saya boleh minta bikin kan teh es tapi pake tempat ya bu. kira kira untuk 10 orang. dan bungkus kan gorengan nya 30 biji campur aja. !"
"eh neng Bunga, ia neng bisa. tunggu sebentar ya."
"iya bu."
aku duduk di bangku yang biasa di gunakan untuk orang berbelanja. selang beberapa saat pesanan ku pun sudah siap.
"ini neng, semua nya jadi 45 ribu." ia menyerahkan kantong keresek dan juga ada beberapa piring kecil plastik dan gelas pelastik.
"ini bu uang nya kembalian nya ambil saja." aku menyerahkan uang 50 ribuan. dan membawa pasan an ku tadi.
"terimakasih neng." seru bu Agus pada ku. aku pun mengangguk dan berlalu.
sangat rami terlihat di rumah ku yang sekarang para pekerja mondar mandir. hingga aku sampai teras rumah ku letakkan teh es dan gorengan tadi di teras yang sudah bersih. aku siapkan semuanya di piring piring kecil.
"mas istirahat dulu nanti lagi lanjut nya!" ucap ku sedikit keras pada mereka semua. mereka pun berhenti dan menghampiriku kami duduk di teras rumah. ta sengaja mata ku melihat ke arah rumah yang aku diami dulu. di sana aku melihat ada mas Dion dan juga indah sedang memperhatikan ku di teras rumah. sejenak mata ku bertemu dengan mas Dion. tapi aku langsung mengalihkan nya. mobil Rahmat datang aku pun menghampirinya.
"apa kamu baik baik saja ?. semuanya beres."setelah menutup pintu ia menanyai ku.
"sedikit lagi. tapi untuk yang bagian bersih bersih sudah beres setelah istrahat katanya mereka pulang.!" jelas ku pada Rahmat.
"ini aku bawakan makanan. kita makan sama sama. ada 10 kotak. tolong bawakan ini aku ambil air mineral nya d jok belakang.!"
kami pun menuju ke teras rumah yang mana masih ada pekerja yang duduk dan mengobrol.
aku membagikan nasi kotak ayam geprek pada mereka. kami pun makan sambil sesekali berbincang.
Akhirnya tepat jam 8 malam semua nya beres. perabotan rumah sudah tersusun rapi. ga nyangka secepat ini bisa selesai. sore tadi baru aku menyusun rencana untuk membeli satu persatu perabotan rumah tapi sekarang semuanya sudah lengkap.
"terimakasih, bagai mana cara aku membayar semua ini pada mu"
"cukup panggil aku Abi dan kamu harus bahagia. itu pun aku tidak bisa membayar kembalian nya. heee haa !"
"ok aku akan janji. " aku tersenyum ke arah nya. kami masih duduk di teras rumah.
"ya sudah mandi gih bau asem tau. lalu istrahat. aku pulang dulu." sampai ketemu besok.
"oke deh. terimakasih ya. hati hati di jalan!" aku melambaikan tangan pada nya. setelah itu mobil nya pun berlalu.
aku merasa ada yang memperhatikan ku dari kejauhan aku mengedarkan pandang pada rumah mas Dion ternyata Indah mengintip ku melalui kaca jendela. aku pun melotot padanya dan berlalu masuk ke dalam rumah ta lupa ku kunci rapat rapat pintu dan jendela. malam ini aku merasa lelah sekali aku ingin cepat tidur.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 293 Episodes
Comments
Johanah Tata
cerita tentang perempuan bodoh sudah disakiti malah hiiiiiiiiiiiiiiiiii najiiiiiiiiiiiiiis menjijikkan
2023-12-25
4
Enok Wahyu.S GM Surabaya
eh baru kali ini orang mau pisah malah milih tinggal dekat rumah mantan
2023-12-17
0
Novianty Sugeng
kok aneh kamu bunga entar dibilang ga bisa move on loh...
2023-11-06
0