Ta terasa dua hari aku sudah di rumah orang tua ku. awal nya ayah dan ibu merasa heran kenapa aku datang sendirian tanpa mas Dion. setelah aku jelas kan mereka mengerti dan tidak menanyakan hal hal aneh lagi. Orang tua mana yang ingin rumah tangga anak nya berantakan pasti nya tidak ada. di sini aku merasa tenang hati ku pun tidak sakit lagi. walau kadang aku mengirim pesan pada mas Dion hanya di balas nya singkat singkat saja. aku mencoba memaklumi nya saja. Jujur aku sangat menghawatirkan mas Dion. karna sudah terbiasa melayani segala keperluan mas Dion.
"hey,, Bunga kapan datang" Tika menghampiri ku yang sedang duduk di teras rumah.
"kemaren Tik, gimana kabar kamu. kapan juga kamu pulang.?" tanyaku beruntun pada Tika sahabat ku sejak sekolah dasar hingga lulus SMA.
"alhamdulillah kabar ku baik. aku juga baru kemaren tiba di sini. klo tau begitu kemaren kita barengan aja. huh,, sebel deh." papar nya dengan bibir mengerucut.
ya Tika memang Sahabat ku yang tidak berubah apa apa pengen bareng dan harus sama tidak nyadar umur kalo ia dan aku sudah dewasa. aku terkekeh melihat tingkah nya.
"kalo kamu dalam rangka apa nih pulkam. mana Dion."
"ga ada rangka apa apa. hanya rindu orang tua aja. mas Dion sibuk ga bisa ikut. biasa banyak kerjaan. " jelas ku.
"kamu ko aga kurusan ya, Bung" Tika menelisik ke arah ku. ya dia sudah biasa memanggil ku hanya Bung tanpa ada a nya.
"masa sih. ga ah. itu hanya perkiraan kamu saja. aku rasa biasa aja."
"bener deh Bung. aku ga bohong. apa kamu lagi..?" ia menggerakkan ke dua tangan nya menggambarkan setengah lingkaran di perut nya.
"ga tau juga sih. kaya nya aku masih datang bulan dan pas tanggal nya seperti biasa nya.!" jelas ku pada Tika.
"coba deh periksa supaya meyakinkan. atau beli tespek. Nanti aku temani deh ke bidan Sanah. gimana." ia menggerak-gerakkan kedua alis nya.
"boleh. klo gitu nanti sore temenin aku ke bidan Sanah nya ya.
"oke" dengan senyuman termanis nya yang ia tunjukkan pada ku.
"kerjaan kamu gimana Tik, lancar..?"
"Alhamdulillah lancar lancar aja. seperti biasa gajih hanya numpang lewat. haha..haha.." jelas nya smbil tertawa.
"Syukur deh. gimana sama Adi. msih lancar." tanya ku. Adi adlh kekasih Tika yang sudah 3 tahun menjalin hubungan dengan nya.
"Jangan bahas dia deh aku lagi ga mood." dengan muka sendu Tika menjawab pertanyaan ku. aku rasa hubungn nya dengan Adi kurang baik baik saja seperti aku dan mas Dion.
Cukup lama kami mengobrol di teras rumah. Kedatangan Tika membuat aku tidak kesepian lagi. kalo siang seperti ini orang tua ku memang tidak ada di rumah mereka punya usaha sendiri. mama mengelola butik yang mana ia turun langsung jadi penjahit nya. kalo ayah memiliki perusahaan pakan ternak ya walau tidak besar.
...****************...
Sore hari nya aku dan Tika menuju rumah bidan Hasanah. kami menaiki motor metik milikku yang sudah lama tidak pernah aku gunakan. setelah menikah dengan mas Dion aku dilarang ayah untuk membawa barang yang aku beli sendiri. kata ayah kalo sudah menikah istri adalah tanggung jawab suami sepenuh nya. memulai dari 0 hasil keringat suami. walau pun istri kerja dibolehkan saja. tapi uang istri tidak harus untuk suami kalo tidak ada yng mendesak. itu penjelasan ayah sebelum aku memutuskan untuk menikah dengan mas Dion. andai saja ayah tau bagai mana kehidupan ku dengan mas Dion pasti ayah tidak akan terima. sebisa ku untuk menutupi semua nya dari ke dua orang tua ku.
"akhir nya sampai juga," Tika pun turun dari motor dan menunggu ku di teras rumah bidan Hasnah. aku memarkirkan motor ku setelah itu menghampiri nya.
"assalamualaikum, bu,, ibu Hasnah." Tika sedikit meninggikan suaranya.
"iya, sebentar" ta berapa lama bidan Hasnah pun keluar.
"Eh, Tika sma Bunga, ayo masuk. ada apa ini tumben kesini."
"gini lo bu, saya mau periksa. kata nya ada perubahan pada bentuk tubuh saya. tapi saya tidak merasakan gejala hamil. dan juga saya mens nya masih tepat waktu. apa perlu di periksa.?" jelas ku panjang lebar.
"hemm,, kalo begitu kita tes urine aja dulu ya. klo hasil nya garis dua berarti hamil. tapi kalo masih satu. besok pagi cek lagi ya sebelum minum dan makan sesuatu itu lebih akurat." bidan Hasnah menjelaskan sambil beranjak dari duduk nya ia mengambil tespek dan wadah kecil untuk diserahkan pada ku . Tika hanya menyaksikan interaksi antara aku dan bidan Hasnah tanpa ikut bicara.
Ternyata hanya garis satu. ada sedikit kekecewaan di hati ini. tapi besok pagi masih ada harapan. setelah urusan dengan bidan Hasnah selesai aku dan Tika pun permisi. sepanjang jalan Tika banyak bercerita tentang teman teman waktu SMA.
"kita makan dulu Tik," aku berhenti di pinggir jalan. tepat di sebelah mamang penjual bakso.
"boleh. kami yang traktir ya. hehe.." Tika dengan memasang wajah di imut imut kan kepada ku.
"yah,, padahal aku pengen ngerasain uang kerja kamu,haha..ha" tawaku menggelegar. muka Tika seketika berubah. aku tau dia bekerja bukan hanya untuk diri nya saja tapi untuk adik dan Ema nya. Tika sudah tidak mempunyai ayah lagi dari kelas 1 smp.
"bercanda,,bercanda,," sambung ku lagi menyontoh kan kata kata yang lagi viral.
"syukur lah kalo begitu aku ga jadi bangkrut.ha..ha" seketika wajah Tika cerah kembali.
Aku dan Tika pun makan sambil mengobrol panjang kali lebar kali tinggi. begitulah dua sahabat yang lama sudah tidak bertemu. setelah makan pun aku mengantar Tika ke rumah nya.
"Tik , aku ga bisa mampir. jam segini biasa nya ibu ku sudah pulang. "
"ya tidak apa terimakasih traktiran nya dan sudah bungkusin untuk orng rumah, aku jadi enak ni.hee,," kelakar nya.
"ya sama sama. besok aku kesini mau minta ganti rugi.hee,,," aku menimpali kata kata tiaka.
"bercanda,,bercanda,," kami berbarengan mengucapkan kata itu dan tertawa.
...****************...
Setelah memarkirkan motor metik ku, ta berapa lama ibu datang menggunakan mobil nya.
"Bunga,habis dari mana. ko jam segini baru pulang.? ibu mengeluarkan kepala dari jendela mobil nya. bahkan belum tun sudah di hujani pertanyaan. aku menghampiri ibu dan membukakan pintu mobil nya. setelah itu memeluk dan mencium ke dua pipi nya. rasanya sudah lama tidak merasakan kebahagiaan seperti ini.
"loh,,loh,, ada apa ini ko peluk pelukan ga ngajak ngajak ayah sih." entah kapan ayah datang nya aku pun tidak mendengar deru mobil nya.
"hee,, " aku menggaruk tengkuk yang terasa tidak gatal. dan langsung berhambur kepelukan ayah. aku anak tunggal dari keluarga Hartono. nama ayah ku Budi Hartono dan nama ibu ku Ningrum Susila Hartono. etss,, ibu bukan saudara ayah ya tapi nama Hartono di ambil dari nama ayah setelah ibu menikah dengan ayah. bisa di bilang kata lain dari nyonya Hartono.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 293 Episodes
Comments
Uthie
bagus lohh cerita nya 👍👍👍
2023-10-20
4