Aku dan Rahmat duduk di ruang tunggu. Rahmat berkeras untuk menungguiku. aku sudah menyuruh nya pulang tapi ia tetap kekeh tidak mau. aku tau seberapa keras kepala nya dia, tapi di balik itu ia orang nya sangat lembut dan perhatian. dulu aku memang pernah ada hati dengan Rahmat hanya saja aku menjaga persahabatan kami agar tetap seperti ini. aku takut kalo aku mengungkapkan perasaan ku ka.i akan jadi orang asing.
"Tunggu sebentar ya tuan putri, aku keluar dulu." ucap nya seraya beranjak dari duduk nya.
aku pun mengangguk tanda mengijinkan ajudan ku itu entah kemana. kalo berhubungan dengan Rahmat aku selalu senyum senyum sendiri. sebelum berangkat tadi pun kami melakukan salam pertemuan khas anak remaja. padahal kami sudah cukup berumur. aku pun tertawa sendiri.
Ia pun datang membawa sekantong cemilan dan minuman.
"banyak sekali, emang nya kita mau kemping.?" mata ku terbelalak melihat belanjaan yang ia bawa. ia pun terkekeh menanggapi ucapan ku.
"aku laper, hehe,, nih untuk tuan putri." ia membukakan air mineral dan menyodorkan nya pada ku. aku menerima dengan senyuman merekah di bibir ku.
"terimakasih. ajudan ku yang ganteng."
Pipi Rahmat memerah ia salting dengan perkataan ku. aku pun terkekeh melihat tingkah nya.
"ternyata ajudan ku yang setia bisa juga salting" ejek ku lagi. Rahmat membuang muka ke sembarang arah.
Rahmat memang sahabat ku waktu sekolah SMA, dia juga kenal dengan mas Doni tapi hubungn mereka kurang baik entah apa sebabnya waktu sekolah mereka sering berselisih paham dalam hal apa pun. bahkan ia orang pertama yang menentang ku berhubungan dengan mas Dion hingga kami menikah Rahmat tidak hadir. aku kira persahabatan kami sudah putus ternyata tidak. Rahmat hadir di saat aku jauh dari orang tua, bahkan ia hadir menjadi sahabat ku lagi seperti dulu tanpa ada perubahan apa pun.
"ibu Bunga" suster memanggil nama ku. aku beranjak dari duduk ku. aku lihat Rahmat pun ikut berdiri.
"eh, kamu mau kemana. ini dokter kandungan lo. " ucap ku pada Rahmat.
"tak apa lah, aku ingin sebelum memiliki istri sudah tau bagai mana mendampingi nya nanti. itung-itung cari pengalaman. hehe,," dengan cengiran tanpa bersalah ia malah masuk duluan.
aku hanya menggelengkan kepala melihat tingkah nya.
Aku dan Rahmat sudah duduk di depan dokter, seperti sepasang suami istri yang ingin memeriksakan kandungan. aku merasa malu memikirkan hal yang tidak tidak. ku tepis jauh jauh pemikiran yang sangat konyol menurut ku.
setelah menjelaskan apa keluhan ku, dokter malah menasehati Rahmat yang membuat aku menahan tawa.
"Maaf untuk anda sebagai suami dari ibu Bunga. saya menyarankan agar saat berhubungan i***m jangan terlalu keras. walaupun usia pernikahan sudah lama tetap saja harus di perlakukan dengan baik. kalo seperti ini anda bisa di laporkan pada pihak yang berwajib atas tuduhan p*******n." panjang lebar dokter perempuan itu menjelaskan. mata Rahmat seakan mau keluar dari tempat nya setelah mendengar penjelasan dokter tersebut. ia melihat ke arah ku setelah itu beralih ke dokter wanita itu. dan yang tidak di sangka sangka ia menjawab pernyataan dokter tadi.
"baik dok saya akan melakukan nya dengan lembut. maaf kaya nya saya terlalu semangat. haha,," sekarang mataku yang bergantian melotot mendengar jawaban nya tadi. ia melihat ke arahku sambil menggaruk tengkuk nya. entah apa maksud nya.
"ibu Bunga saya beri resep obat kalo dalam dua hari tidak berhenti bawa kesini lagi. biar di tindak lanjuti."
" baik dok,"
Setelah dokter itu menulis kan resep kami pun pamit dan menebus obat nya.
kami berjalan di koridor menuju apotik yang ada di rumah sakit ini.
"ngeri juga permainan suami kamu ya" ia berucap sambil melirik aku yang berjalan di samping nya. ta segan aku menampol kan tas jinjing ku kepada nya.
"Sebenar nya mas Dion waktu itu ia mabuk Mat," ucap ku serius. ya aku kalo lagi serius manggil dia dengan sebutan nama. ia hanya manggut-manggut menanggapi ucapan ku.
Setelah kami dari apotik langsung pulang karna aku merasa kurang enak badan. Rahmat dengan setia mengantarkan ku pulang. tapi ia cukup tau diri hanya sebatas pekarangan rumah seperti tukang ojek biasanya.
Setelah Rahmat pergi aku pun meminum obat dan langsung beristahat. semoga tidak ada yang serius. harap ku dengan was was.
...****************...
Hingga malam menjelang mas Dion tidak pulang aku coba menghubungi nya tetap tidak tersambung. tidak biasanya ia seperti ini. apa selama aku di rumah ibu ia berlaku seperti ini. aku pikir ia menghawatirkan ku ternyata tidak ia merasa bebas stelah aku tidak di rumah hingga saat aku pulng pun ia seakan ta menganggap ku ada di rumah ini. aku menghela nafas kasar untuk menghilangkan sesak yang aku rasa.
2 hari mas Dion tidak pulang ke rumah, bahkan tidak memberi uang untuk keperluan rumah. untung aku punya uang kalau tidak bisa mati kelaparan. dan alhamdulillah nya pendarahan ku sudah berhenti. rasa nyari itu pun sudah tidak terasa lagi. Di sini Rahmat yang serasa tambah cerewet-. setiap saat ia mengirimkan pesan. menanyai ku tentang pendarahan ku. bahkan ia seperti suami ku sekarang yang seakan kami lagi LDR an. aku terkekeh menertawakan tingkah nya yang sudah seperti ibu ibu komplek. kalau di lihat lihat Rahmat sifat nya tidak akan seperti ini kalau dengan yang lain. apa hanya perasaan ku saja.
@ajudan setia : bagai mana apa masih sakit kalau masih sakit kita ke dokter aja lagi. atau cari rumah sakit yang mujarab.
@aku : ajudan ku yang ganteng satu komplek idaman ibu ibu rempong aku sudah baik baik aja. malahan sangat baik.
@ajudan setia : ko gitu, aku tidak setuju di bilang idaman ibu ibu komplek. ya udah kalo sudah baikan jangan lupa makan ya. aku selalu menunggu mu.
@aku : maksud nya.
aku mengangkat satu alis ku melihat isi terakhir pesan nya. apa maksud dari 'aku selalu menunggu mu' yang ia ucapkan. hening tidak ada balasan.
"dasarar ajudan aneh" gerutu ku tapi sambil tersenyum kalo melihat tingkah nya.
Sore harinya mas Dion pulang. aku bersikap seperti biasa. seolah tidak ada yang terjadi.
komunikasi kami memang tidak baik. hanya keheningan yang menemani aktifitas rutin kami. hingga selesai makan mas Dion pun duduk di ruang tamu. aku menonton tv yang menayangkan sinetron kesukaan ibu.
mas Dion tetap asik dengan gawai nya. aku sekilas melirik mas Dion. setelah itu kembali menonton tv dan memakan cemilan yang di belikan Rahmat tadi.
aku masih mencoba bertahan dengan sikap nya. karna logika ku belum menunjukkan aku harus menyerah. bahkan mas Dion tidak meminta maaf atas perlakuan nya malam itu pada ku. tapi ku anggap ia masih banyak pikiran di kantor jadi aku memalumi nya. aku yakin suatu saat nanti mas Dion akan kembali seperti dulu lagi.
...****************...
Hingga setelah kejadian malam itu mas Dion tidak pernah menyentuh ku hingga kini 2 bulan berlalu. hubungan kami tidak ada kemajuan seperti itu saja. bahkan yang aneh nya hubungan ku dengan Rahmat malah semakin dekat. Rahmat yang membuat aku merasa tidak kosong lagi. kehadiran nya mengisi hati ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 293 Episodes
Comments
Uthie
Godaan bisa datang dari kedua belah pihak 👍
2023-10-20
1